Share

40~

Penulis: Na_Vya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 23:01:26

"Sebelum pergi, kamu tidak ingin menemui Ozkhan dulu?"

Numa bertanya pada pria yang baru saja memberinya kepuasan yang luar biasa. Usai bercinta di dalam toilet, ibu dari Ghul itu menyempatkan untuk membenahi riasan wajah yang cukup berantakan serta tampilannya yang kacau. Dia memoles lipstik warna merah di bibirnya yang sedikit membengkak akibat ulah lelakinya.

Keenan menutup botol obat tetes mata setelah menggunakannya pada sepasang matanya yang selalu memakai lensa kontak. Efek dari penyakit genetik yang diidap sejak lahir, mengharuskan pria tiga puluh delapan tahun itu memakai lensa kontak di waktu-waktu tertentu. Apalagi ketika malam hari dan di acara penting seperti sekarang ini.

Pertanyaan Numa barusan tak perlu memerlukan waktu untuk dijawab. "Tentu aku ingin menemuinya. Aku harus mengucapkan selamat pada suami sekaligus temanku, bukan?" Keenan menjawab santai seakan dia tak pernah merasa bersalah sedikit pun pada Ozkhan. Padahal jelas-jelas dia selama ini menjadi selingkuh
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    41~

    Ozkhan kembali bergabung dengan para kerabat seusai menemui Shanum. Saat ini perasaannya sudah jauh lebih tenang setelah mengetahui kondisi perempuan yang dia sayang ternyata baik-baik saja.Berada di pesta ini sebenarnya membuat Ozkhan merasa sangat bosan. Jujur dia merasa lelah karena baru saja kembali dari perjalanan bisnis. Keinginan untuk bersantai pun harus dikesampingkan terlebih dahulu, gara-gara dia terpaksa menuruti kemauan istrinya yang egois. Ck!"Ayah." Ghul memanggil sang ayah.Ozkhan menoleh ke arah putrinya yang digendong oleh Sira sedang melangkah menghampiri. Bila diperhatikan, Ghul nampaknya sudah lelah dan sepertinya mengantuk. Pria itu lantas memilih undur dari percakapan dengan kerabatnya, lalu mendekat pada Ghul."Ada apa, Sayang?" tanya Ozkhan, mengambil alih Ghul dari gendongan Sira ke tangannya. Dia menggendong putrinya, mengusap-usap punggung Ghul dengan lembut. "Kamu mengantuk?"Ozkhan menebak sebab Ghul tidak menjawab dan nampak sudah tidak memiliki energi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    42~

    Setelah mendapat laporan dari sang asisten, Ozkhan bergegas mengakhiri panggilan.'Ke mana Shanum?'Benak Ozkhan bertanya-tanya, dengan pandangan kosong ke segala arah. Berusaha tetap tenang kendati pikirannya kalut bukan main.Sementara perhatian ketiga orang di hadapan masih tertuju pada Ozkhan. Mereka memandang penuh pertanyaan.Numa memilih mendekat, dan bertanya lebih dahulu. "Ada apa, Sayang? Siapa yang menelepon?""Emir." Ozkhan menjawab singkat."Emir asistenmu?" sambung Hakkan.Ozkhan mengangguk. Kepikiran Shanum membuat dada pria itu terasa sesak, dan lantas mengendurkan lilitan dasi yang terasa mencekik."Memang dia bilang apa?" tanya Hakkan lagi."Dia tidak bisa menghubungi Shanum," kata Ozkhan.Sepasang alis Hakkan naik, merasa asing dengan nama tersebut. "Shanum? Siapa Shanum?" tanyanya sambil melirik Numa yang mendadak pucat."Dia sekretaris Ozkhan." Numalah yang menjawab pertanyaan Hakkan."Sekretaris Ozkhan?""Hmm." Numa mengangguk, kemudian meminta penjelasan lebih r

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    43~

    "Bagaimana kondisinya? Apa lukanya cukup serius?" Ozkhan mencecar Hakkan yang baru saja selesai menangani Shanum dengan raut cemas sekaligus khawatir. Dia bahkan tidak sadar jika Hakkan bisa saja menaruh curiga padanya karena sikapnya yang mungkin terlalu berlebihan.Ya, bagaimana tidak? Begitu tahu jika Shanum terluka, Ozkhan justru membawa sekretarisnya itu ke sebuah apartemen mewah alih-alih ke rumah sakit. Ozkhan juga langsung menghubungi Hakkan ke tempat ini agar bisa segera menangani. Hakkan menghela panjang, memandang Shanum yang tertidur di atas ranjang. Dia berhasil melakukan tindakan pertama untuk menolong perempuan itu. Membalut luka sayatan di telapak tangan dan paha Shanum yang untungnya tidak terlalu serius. "Lukanya tidak terlalu serius," ucap Hakkan beralih memandang Ozkhan yang nampaknya begitu mengkhawatirkan sekretarisnya. "Kamu tenang saja, aku sudah memberinya antibiotik agar lukanya tidak infeksi. Aku juga memberinya obat penenang supaya dia bisa beristirahat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    44~

    Pagi harinya...Kelopak mata berbulu lentik itu terbuka perlahan. Hal pertama yang ditatap adalah langit-langit kamar dengan pencahayaan temaram. Aroma lavender menyeruak ke penciuman Shanum. "Di mana aku?" Nampak dari ekspresi wajah Shanum, jika dia merasa asing dengan ruangan mewah ini. Manik bulatnya bergulir ke seluruh penjuru ruang yang bersuhu agak rendah dan sangat harum itu. 'Ini kamar siapa?' Shanum membatin bingung dengan keberadaannya sekarang ini. Seingat perempuan itu, dia sedang berada di taman belakang yayasan. Namun, mengapa dia bisa berada di tempat mewah ini?Ingatan Shanum masih abu-abu. Akan tetapi rasa sakit di telapak tangan seketika mengingatkan Shanum akan hal gila yang sempat dia lakukan. "Au!" Shanum mengadu, mengangkat telapak tangannya yang terasa nyeri dan sudah dibalut kain kasa. "Ini?" "Shanum?" Ozkhan muncul dari kamar mandi, dengan hanya memakai bathrobe. Dia langsung buru-buru keluar karena mendengar suara mengaduh. Perhatian Shanum teralihkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    45~

    "A-apa?" Shanum nampak terkejut dengan apa yang diungkapkan Ozkhan. "Tuan adalah pria yang menolong saya?" Ozkhan mengangguk. "Ya." Air mata Shanum jatuh satu persatu di pipi saking terharunya. Akhirnya dia bisa dipertemukan oleh malaikat penolongnya di malam nahas itu. Perasaannya sungguh senang luar biasa. Shanum mengusap air mata, menghela napas panjang, kemudian berkata, "Anda tahu, Tuan. Seberapa ingin saya dipertemukan oleh pria yang menolong saya saat itu? Dan bila Tuhan memberikan saya kesempatan untuk bertemu dengan pria itu, saya ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya sama dia." Telapak tangan Shanum terangkat, lalu dia sentuh rahang Ozkhan yang berambut. Maniknya menatap sendu wajah pria yang ternyata pernah menolongnya dua tahun lalu. Apakah ini takdir?Shanum berkata lagi, "Ternyata Anda kembali membatu saya, Tuan. Anda terus menolong saya yang lemah ini. Saya harus membalasnya dengan apa, Tuan? Katakan." Ozkhan memeluk erat Shanum. "Kamu tidak perlu memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    46~

    "Lukanya sudah tidak apa-apa," ucap Hakkan, setelah memeriksa kondisi luka sayatan di telapak tangan dan paha Shanum yang sudah terlihat mengering. "Sudah tidak perlu dibalut kasa lagi. Dan sudah boleh kena air," imbuhnya, sambil melirik Ozkhan yang sedari tadi menatapnya penuh kesal. Kira-kira ada apa dengan Ozkhan? Temannya itu sejak tadi masam dan terkesan seperti orang yang cemburu, pikir Hakkan. "Terima kasih, Dokter," ucap Shanum. "Sama-sama. Lain kali jangan diulangi lagi. Seandainya tiba-tiba keinginan itu muncul kembali, akan lebih baik kamu mengalihkan fokusmu. Atur napas dan jangan sekali-kali kamu memejamkan mata. Karena dengan begitu, kamu bisa mengontrol diri agar tidak berbuat nekad lagi." "Ya. Saya mengerti." Shanum mengangguk paham, dan memandang Ozkhan yang nampaknya tidak tertarik untuk ikut diskusi. Hakkan menutuskan untuk pergi dari kamar Shanum sebab tugasnya sudah selesai. Namun sebelum itu ada hal penting yang ingin dia tanyakan pada Ozkhan. Hakkan berdeh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    47~

    "Tuan..." Shanum menyusul keluar lantaran dia kepikiran perihal Hakkan yang rupanya sudah tidak berada di unitnya. Shanum hanya melihat keberadaan Ozkhan yang sedang duduk di mini bar. Ozkhan menoleh ke arah Shanum yang melangkah mendekat. "Shanum, kenapa kamu keluar kamar?" tanyanya seraya bergegas berdiri untuk menghampiri wanitanya. Sikap Ozkhan yang berlebihan membuat Shanum sudah terbiasa akan hal itu. "Saya bosan di kamar, Tuan. Lagipula saya juga sudah baik-baik saja." Ozkhan menghela, tak ingin protes lagi. Dia pun merasa—tidak ada salahnya jika Shanum keluar kamar. "Duduklah di sini." Ozkhan menuntun Shanum duduk di sofa, kemudian pergi ke pantry untuk mengambil sesuatu. Shanum hanya memerhatikan Ozkhan dari tempatnya sambil tersenyum. Beberapa hari ini atasannya itu benar-benar menjaga dan merawatnya seperti seorang suami yang siaga. Selama menikah, Orhan bahkan tidak pernah memasakkan sesuatu untuk Shanum. Jangankan memasak, memberi uang saja kalau suaminya itu ingat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    48~

    Keesokan paginya...Ozkhan yang hari ini berniat menyudahi liburnya sedang bersiap untuk berangkat ke kantor. Pria itu berdiri menghadap standing mirror sambil mengancing kancing lengan kemeja putihnya. "Mau saya bantu memakaikan dasi, Tuan?" tanya Shanum yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Perempuan yang hanya mengenakan bathrobe dan rambut basahnya dibungkus handuk melangkah mendekati Ozkhan. "Dengan senang hati." Lengan Ozkhan langsung meraih pinggang Shanum supaya lebih merapat padanya. Sementara tangannya yang bebas meraih dasi warna netral yang tergeletak di meja rias.Shanum mengambil kain panjang berwarna netral itu dari tangan Ozkhan, kemudian mulai memasangnya di leher sang atasan yang memandangnya dengan tatapan memuja.Berada seintim ini dengan Ozkhan mulai membuat Shanum terbiasa. Perempuan itu tak lagi merasa canggung mau pun sungkan semenjak Ozkhan memberinya perhatian yang berlimpah serta kasih sayang yang begitu tulus. "Selesai." Sha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    60~

    Sembilan tahun yang lalu~"Ayah, bagaimana? Apa kita berhasil mendapatkan yayasan itu? Kalau kita gagal mendapatkannya, maka aku pun akan gagal mendapatkan Ozkhan." Numa begitu bersemangat ketika mendengar sang ayah hendak menjodohkannya dengan Ozkhan—lelaki incarannya sejak dulu. Namun, ketika keluarga Baris meminta syarat, perasaan perempuan itu menjadi khawatir. Berbeda dengan putrinya, Tuan Ahmed justru terlihat santai dan tenang. Dia seakan tidak terlalu memikirkan syarat dari calon besannya tersebut. Pasalnya, diam-diam dia sudah berhasil membuat yayasan itu menjadi miliknya. "Pernikahanmu dan Ozkhan pasti akan terlaksana," ucap Tuan Ahmed, penuh percaya diri sambil mengeluarkan sesuatu dari laci meja kerja. "Itu artinya?" Manik Numa memicing, memerhatikan sang ayah yang kini mengulurkan sebuah map padanya. "Itu apa, Ayah?" "Lihatlah sendiri." Tanpa bertanya lagi, Numa pun bergegas mengambil map warna hitam tersebut. Dia membukanya, lalu mengeja tulisan pada bagian depan l

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    59~

    "Jadi, suamimu setuju dengan tawaran Tuan Ozkhan? Dia setuju menceraikanmu? Gila! Suamimu benar-benar sudah gila, Shanum!"Elis terkejut dengan apa yang diceritakan Shanum mengenai Orhan, yang tidak berpikir panjang hanya demi uang. Di sisi lain, dia prihatin dengan hidup Shanum, yang berurusan dengan lelaki berengsek dan serakah macam Orhan.Shanum meraup raut murungnya, hatinya kecewa dengan kenyataan pahit ini. Dia menyesal karena pernah mencintai Orhan, yang sama sekali tidak pernah menghargainya."Dia memang sudah gila, Elis. Sejak awal dia memang tidak pernah menganggapku sebagai istri. Dia hanya menganggapku sebagai mesin uang.""Laki-laki seperti itu pantasnya di tembak mati saja. Andai dia suamiku, sudah sejak lama dia sudah menjadi arwah." Decakan Elis sangat keras."Aku sendiri masih tidak menyangka, jika aku pernah menikahi pria semacam itu."Elis mengusap-usap pundak Shanum, yang makin terlihat murung dan sedih. "Kamu terlalu baik untuknya, Shanum. Memang sudah seharusnya

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    58~

    Shanum tentu terkejut dengan pertanyaan Ozkhan barusan. Dirinya hampir tak bisa berkata-kata. Hanya sepasang maniknya yang menatap wajah serius di hadapan. Menikah? Apa lelaki ini serius dengan perkataannya, pikir Shanum. Ozkhan menyadari keterkejutan yang tercetak jelas di wajah wanitanya ini. Sampai-sampai Shanum tak berkedip sedikit pun. "Shanum?" panggilnya, menyentuh pipi Shanum dengan punggung tangan. Shanum terhenyak, lantas buru-buru menjawab, "Ya?" Sepasang maniknya berkedip lugu, sambil menggigit bibir bawah. Sikap Shanum membuat Ozkhan gemas. Lelaki itu lantas meraih tangan Shanum, dan menuntunnya ke meja mini bar. "Lebih baik kita duduk." Ozkhan meminta Shanum supaya duduk di stollbar, agar dia bisa bicara dengan santai dan nyaman. Shanum pun menurut, duduk di stollbar sambil memerhatikan Ozkhan yang saat ini sedang mengambil botol white wine di rak kaca. Sejurus kemudian, Ozkhan mengambil dua gelas berkaki tinggi dari pantry. Ozkhan membuka botol wine di tangan meng

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    57~

    "Shanum, minumlah." Elis menyodorkan segelas air dingin untuk Shanum, yang terlihat sedang tidak baik-baik saja sejak tiba beberapa waktu yang lalu..Shanum mengambil gelas air yang disodorkan Elis. "Terima kasih, Elis." Lantas dia meneguk air tersebut dengan perlahan sampai tersisa separuh, kemudian dia meletakkan gelas tersebut di meja makan.Elis menatap kasihan pada Shanum, lalu dia duduk di samping perempuan kesayangan Ozkhan itu. Elis turut kesal atas apa yang dilakukan oleh Numa pada Shanum, dan dia cukup lega karena mantan majikannya itu tidak berhasil dengan rencananya."Aku mengira kalau tadi aku akan ketahuan, Elis." Debaran jantung Shanum masih belum stabil akibat insiden tak terduga yang dia alami.Hampir ketahuan oleh Numa merupakan hal yang tidak pernah terbayangkan di benak Shanum."Bagaimana bisa nyonya Numa tahu segalanya soal mobil Tuan Ozkhan?" gumamnya."Itu bukan suatu hal yang sulit baginya, Shanum," sahut Elis, membuat Shanum sontak menatap perempuan yang menget

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    56~

    Pedro tak berhenti berupaya untuk menghindari kejaran mobil yang dia sangka Keenan dan Numa, dengan mempercepat laju mobil yang dikendarainya. Belum lagi mobil lain yang turut mengejar. Ketiga mobil tersebut saling berkejaran di jalanan yang lengang dan sepi. Sementara itu di kursi penumpang, seseorang yang menjadi target sedang dalam keadaan takut serta panik. Shanum nampak terlihat sangat gusar sekaligus cemas. Dia tidak mengerti—kenapa tiba-tiba ada yang mengikutinya sampai senekat ini. "Pedro sebenarnya siapa mereka? Kenapa mereka mengejar kita?" tanya Shanum yang sudah tidak bisa menahan diri sebab situasi, yang kian mengkhawatirkan. Pedro menoleh ke belakang sekilas, lalu berkata dengan ragu, "Sepertinya mereka itu Tuan Keenan dan Nyonya Numa, Shanum." Bola mata Shanum seketika membelalak. "A-apa? Jadi, yang di dalam mobil itu nyonya Numa?" Sejurus kemudian Shanum menoleh ke belakang untuk sekadar memastikan. Beruntung kaca mobil yang dibeli Ozkhan cukup gelap dan tidak tem

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    55~

    Di sebuah apartemen~Sepasang kekasih tengah mengadu kasih di sebuah kamar apartemen mewah bercahaya temaram. Terlihat sang wanita lebih dominan dalam permainan panas tersebut. "Oh, Keenan ...." Numa melenguh panjang seiring klimaks yang dia raih begitu terasa nikmat luar biasa. Tubuh langsing itu ambruk di dada bidang lelakinya disertai deru napas memburu dan bersahutan. Keenan menyeringai setelah dia pun mendapat kepuasan dari wanitanya yang datang mendadak tanpa mengabari terlebih dahulu. Dia mengecup puncak kepala Numa, sambil mengusap-usap punggung telanjang berpeluh itu. Sejenak keduanya saling meresapi sisa-sisa kenikmatan dalam diam. Keenan membiarkan Numa terkulai di atas dadanya. Namun, keheningan tersebut tak berlangsung lama sebab tiba-tiba dering ponsel menggema. Numa yang hapal dengan dering ponsel miliknya bergegas menoleh pada nakas, lalu dia meraih benda pipih itu. Nama si pemanggil membuat perempuan itu lekas menjawab panggilan tersebut. "Halo? Ada apa?" Numa

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    54~

    "Ada keperluan apa kamu ke tempat kantor saya?"Ozkhan langsung pada intinya ketika sosok pria tak tahu malu, yang dua bulan lalu tega menjual istrinya sendiri pada pria lain sudah berdiri di hadapan. Kedatangan Orhan ke tempat ini pastinya menimbulkan rasa ketidaksukaan di diri Ozkhan. Apalagi, lelaki itu dengan percaya dirinya mencari Shanum, yang jelas-jelas belum bisa ditemui dengan sesuka hati. "Maaf, kalau kedatangan saya sudah mengganggu Anda, Tuan ... Ozkhan," kata Orhan setelah cukup puas memerhatikan suasana di dalam ruangan Ozkhan, yang menurutnya sangat luas dan mewah. Orhan lantas tersenyum tipis sekilas, melirik Emir yang setia berdiri di pintu ruangan itu. Kemudian, Orhan beralih pada Ozkhan yang sedari tadi memasang raut tak suka. Gerak-gerik Orhan membuat Ozkhan makin jengah, dan tak betah berlama-lama. Dia harus mengingatkan lelaki tak tahu diri ini sekali lagi—mengenai kesepakatan yang sudah dia setujui dua bulan lalu. "Kalau tujuan kamu datang ke sini untuk me

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    53~

    "Apa kamu yakin kalau itu plat nomor mobil baru suami saya?" tanya Numa yang saat ini sedang melakukan panggilan telepon, dengan seseorang yang dia sewa untuk mencari tahu keberadaan mobil Ozkhan yang baru."Saya cukup yakin, Nyonya."Belum reda rasa panas akibat menahan kesal lantaran sang suami diam-diam membeli mobil, yang Numa pikir untuknya. Kini dia harus menelan kenyataan—jika Ozkhan benar-benar memiliki seseorang yang spesial.Numa mendapat alamat apartemen yang dibeli Ozkhan dari temannya. Dan yang sangat mengejutkan ialah apartemen tersebut sudah dihuni oleh seseorang. Mobil yang dibeli Ozkhan pun ada di basement gedung itu. "Fotokan dan kirimkan secepatnya ke saya," titah Numa, sambil memijat pelipis yang tidak berhenti berdenyut sejak tadi malam. "Baik, Nyonya."Panggilan diputus lebih dulu oleh Numa, kemudian selang beberapa detik sebuah pesan bergambar masuk. Numa bergegas membuka foto yang dia minta pada orang suruhannya.Ketika melihat penampakan foto mobil yang terp

  • Pemuas Hasrat Tuan Atasan    52~

    Malam ini lagi-lagi Ozkhan pergi dari rumah setelah berdebat panjang dengan Numa. Dia tidak akan bisa dan tidak pernah betah jika berlama-lama berada di satu ruangan, dengan perempuan yang sudah terlalu banyak membohonginya. Dengan kata lain Ozkhan sudah muak dengan istrinya itu. Hanya di tempat inilah dia merasa tenang dan damai. Hanya di sisi perempuan inilah Ozkhan bisa menjadi diri sendiri. Siapa lagi kalau bukan—Shanum. Shanum satu-satunya seseorang yang kini menjadi tempat tujuan Ozkhan pulang. Beberapa menit yang lalu, di kamar bercahaya temaram ini, Ozkhan duduk di tepi ranjang sambil memandangi wajah damai wanita kesayangannya yang sedang terlelap. Sengaja dia tidak membangunkan Shanum agar dia bisa berlama-lama menatap wajah wanitanya yang begitu cantik, kemudian memberinya kecupan di kening. Entah mengapa, bila memandang wajah Shanum yang teduh dan menenangkan dapat membuat Ozkhan melupakan segala masalahnya. "Saya sangat menyayangi kamu, Shanum. Saya ingin kamu tetap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status