Home / Pernikahan / Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah: Chapter 131 - Chapter 140

161 Chapters

Bab 131

Apa dia sudah berubah jadi pendendam sekarang? Tidak Alisya menolak keras ide itu. Jika memang Sekar pelakunya dia berharap wanita itu merasakan penderitaan apa yang dia rasakan. Ucapan itu keluar begitu saja begitu dia mendengar penjelasan Pram tadi. Alisya hanya ibu yang terlalu sakit hati dan mengutuk siapa saja yang telah tega membuat bayi dalam kandungannya meninggal. Dia tak menampik kalau dia sendiri bukan wanita baik hati dan tidak sombong, tapi sebenci apapun orang padanya tidak mungkin sampai ingin melenyapkannya. "Kamu pulang saja ke rumah kita, di sana lebih aman," kata Pandu saat mengunjungi Alisya. Ini sudah lima hari Alisya dirawat dan luka dibahunya sudah sedikit membaik dan dia sudah diperbolehkan pulang selama dia dirawat di sini, Alisya kukuh bayinya juga tetap di sini, karena memang tak memiliki orang lain untuk menjaganya. Dan selama lima hari juga Pandu setiap hari datang berkunjung untuk memastikan keadaan Alisya juga bermain dengan putranya. Membu
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 132

Tahu pelakunya tidak membuat ini menjadi mudah. Mereka tak punya bukti yang diperlukan.  Alisya bertatapan dengan Pandu begitu keluar dari ruang introgasi.  “Kurasa mas ingat ciri-ciri orang yang disebutkan pelaku tadi,” kata Alisya dengan pandangan mata yang begitu tajam pada Pandu.  “Tentu, tapi kita belum punya bukti hanya omongan pelaku tak bisa menjeratnya,” jawab Pandu.  “Aku akan mencari buktinya, pembunuh anakku tidak boleh berkeliaran bebas,” kata Alisya dengan pandangan mata yang menyorot tajam pada Pandu membuat laki-laki tertegun menatap wanita yang biasanya sangat lemah dan cenderung memaafkan apa yang sudah terjadi.  Semut pun akan menggigit jika diinjak, begitupun dengan Alisya. Selama ini dia sudah sangat mengalah dengan semua keadaan ini. dihina dan dicaci  menjadi makanan sehari-harinya membuatnya
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 133

Alisya meragukannya.  Tentu saja jika dia jadi Alisya akan melakukan hal yang sama.  Dulu dia memang buta dan selalu membela Sekar sesalah apapun dia, tapi kini dia telah berubah matanya telah terbuka lebar dan dia akan membuktikan itu semua.  “Tu-tuan sudah pulang?”  Pandu mengerutkan keningnya mendengar bu Titin yang bicara dengan tergagap.  Sejak perjanjian yang mereka sepakati Pandu hanya datang ke apartemennya yang ditempati Sekar, seminggu sekali, itu pun dia akan tidur di kamar tamu bukan kamarnya bersama Sekar.  Berkali-kali Sekar merayu Pandu, tapi laki-laki itu tetap bergeming dan hanya mengatakan supaya Sekar intropeksi diri, tapi wanita itu begitu bebal dan sama sekali tak merasa bersalah.  Mungkin dia menganggap Pandu masih laki-laki bodoh yang menerima begitu saja semua kesalaha
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 134

Aku adalah penyebab meninggalnya putriku. Kata itu menggema di kepala Pandu seperti kaset rusak. Laki-laki itu terduduk dengan lemas di mobilnya. Kenapa dia bisa seceroboh itu, perasaan rindu yang tiba-tiba datang membuatnya mengabaikan logika sepenuhnya. Kamu memang bodoh kok kalau soal cinta, ejek batin Pandu. Tiba-tiba ponselnya menjerit dengan keras sebuah nomer baru yang menghubunginya tapi laki-laki itu tetap mengangkatnya. “Temui aku di depan kantor polisi Sekarang.” “Pramudya.” “Iya.” Dan sambungan ditutup. Depan kantor polisi apa yang terjadi? Dadanya berdebar dengan kencang, apa ada hal lain yang terjadi? Meski mereka rekan bisnis tak pernah sekalipun mereka saling menghubungi secara pribadi. Diantara mereka saling tidak menyukai, jika Sekarang Pram menghubunginya lebih dulu pasti ada alasan yang sangat penting. Pandu tiba lima belas menit kemudian dan mendapati Pr
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 135

Manusia normal mungkin tidak akan nekad dengan mendatangi kandang macan supaya bisa selamat. Akan tetapi Sekar bangga kalau dirinya menjadi perempuan antimainstrem yang melakukannya. Jika Pandu tidak bisa membantunya dia tidak akan putus asa, di masa lalu dia mengenal Alisya sebagai gadis yang pemaaf dan cenderung bodoh, jadi di sinilah dia Sekarang di depan rumah Alisya yang dijaga beberapa satpam di depan. Cih hanya rumah kumuh saja sombong, batin perempuan itu. Akan tetapi untuk sementara dia akan mengabaikan sentimen pribadinya, nasibnya berada di tangan Alisya. Dia tidak mau dipenjara, baju penjara yang norak dan mencolok itu tidak akan cocok dengan kulitnya yang mulus dengan perawatan mahal. Dan seperti yang  Sekar duga, dia tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah itu. “Saya hanya ingin bicara dengan Alisya sebentar, tidak mungkin bukan saya berteriak dari sini.” Cih orang-orang  bodoh ini berani-beraninya mereka men
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Bab 136

Alisya menatap dua orang tamunya dengan kesal. Sudah satu jam sejak kedatangan Sekar tadi dan tiba-tiba saja Pram langsung datang -yang Alisya duga kalau orangnya yang dia tempatkan di rumah ini yang melapor- dan yang dilakukan laki-laki itu adalah mengomel, bukan hanya pada Alisya tapi juga pada dua orang satpam di depan. Alisya sampai kasihan pada mereka yang terlihat ketakutan, padahal kedua orang itu usianya setara dengan ayah Pram. "Aku baik-baik saja, Pram. Jangan berlebihan," kata Alisya entah untuk keberapa kalinya. "Apa maksudmu dengan baik-baik saja, perempuan itu berbahaya, bagaimana kalau tadi dia tadi membawa senjata, dan melukai banyak orang di sini, memangnya kamu mau tanggung jawab hah!" Sejujurnya Alisya menyadari kebenaran perkataan Pram, Sekar tega merencanakan membunuhnya, dan tidak menutupk kemungkinan perempuan itu juga bisa berbuat nekad, apalagi saat sedang kejepit seperti ini. "Aku hanya berharap dengan menemuinya bisa mendapatkan bukti yang bisa
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Bab 137

Dia hanya perempuan menyedihkan yang takut suami hasil mencurinya kembali dicuri. Sekar pernah diratukan oleh Pandu dan dicintai secara membabi buta, entah apa alasan rumah tangga mereka yang dibangun di atas luka Alisya bisa koyak mengingat betapa kokohnya cinta mereka yang bahkan tak hilang oleh dinding tebal pernikahannya dengan Pandu. Sekar yang hanya tahu konsep dicintai tanpa mengerti membalasnya dengan tulus pasti kehilangan arah saat semua tak seindah yang dia bayangkan. Dan Sekarang dia berjuang untuk cinta yang salah dengan jalan yang salah pula, sungguh pedih hidupnya. Alisya sebenarnya iba dengan hidup wanita-wanita yang suka mengambil milik orang lain, karena mereka tidak punya kemampuan untuk memulai sesuatu yang benar dalam hidupnya dan hanya silau dengan kebahagiaan wanita lain untuk kemudian dia perjuangkan untuk dimiliki. Sepintas memang terlihat sangat indah, diutamakan dan dilimpahi materi oleh suami orang, akan tetapi hatinya selalu tak tenang karena ber
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 138

Tempat terakhir GPS itu menyala adalah showroom mobil. “Memang perempuan ini yang menjual pada kami, tapi kami juga tidak tahu kemana dia pergi setelah itu.” Tentu saja mereka tak akan peduli kemana orang yang telah menjual mobil padanya pergi setelah ini dan digunakan untuk  apa  uang yang mereka hasilkan.Sampai di sini Pandu menemui jalan buntu, Sekar juga sudah menonakifkan ponselnya dan menarik sejumlah besar uang tunai yang ada di rekeningnya. Pelarian ini sudah direncanakan ternyata. Padahal statusnya belum menjadi tersangka, tapi dengan begini akan membuatnya tidak kooperatif dan makin memberatkan hukumannya. Akan tetapi bukan hal itu yang menganggu Pandu dia khawatir dengan keselamatan Alisya dan Bisma, putranya, kemarin saja Sekar nekad mendatangi Alisya di rumahnya. Pandu tahu kalau Alisya bukan  wanita lemah dan manja tapi tetap saja, Sekar orang yang nekad dan akan melakukan segala cara agar tujuannya tercapai. 
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 139

Sekar melempar ponselnya hingga membentur pembatas jalan dan pecah berantakan. Baru seminggu dia membeli ponsel itu dan sekarang harus membeli baru. Untung saja dia tadi tidak sengaja mendengar Benk menelpon, kalau tidak dia pasti sudah tertangkap. Sekar puas sekali tadi memukul kepalanya dan dia sangat berharap laki-laki itu mati karena pukulannya. Berani-beraninya dia mengkhianatinya. Padahal sekar sudah mengeluarkan banyak uang untuk pengkhianatan itu. Kemarahan benar-benar menguasai wanita itu, mukanya menjadi merah dan nafasnya terdengar keras seperti banteng. Seharusnya memang sejak awal Sekar tidak menemuinya, sekarang dia harus lari kemana lagi? mobilnya pasti sudah dikenali dan uang di didompetnya juga menipis, untuk mengambil uang lagi di atm pun dia tidak berani, mereka pasti akan bisa langsung melacaknya dengan mudah. Kepalanya terasa sangat pusing efek belum makan sejak tadi tapi untuk berhenti di salah satu restoran dia tidak berani, jadi pilihannya jatuh ke sebua
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 140

Sudah dua hari Sekar tinggal di rumah ini dan merasa nyaman seperti rumah sendiri sampai...Brak!Brak!“Buka! Atau kami dobrak!” Sekar buru-buru menutup tubuhnya dengan selimut, begitu juga dengan laki-laki di sampingnya. Matanya melotot tajam pada laki-laki di sebelahnya yang masih seperti orang linglung “Ada apa itu?” tanya Sekar dengan wajah pucat.  Laki-laki yang menjadi patnernya itu menggeleng dan buru-buru memakai bajunya, begitu pun Sekar yang langsung menggunakan bajunya tapi belum juga selesai pintu kamar sudah dibuka dengan kasar, spontan Sekar langsung menyambar selimut lagi dan melilitkan ke tubuhnya yang setengah telanjang. “Seret mereka keluar!” “Arak ke balai desa!” Suara riuh kembali terdengar membuat wajah keduanya makin pucat, Sekar merapat ke tembok. Mereka makin beringas dan tak segan-segan menarik tangan Sekar dengan kasar. “Lepaskan! Kami tidak bersalah!” kata wanita itu dengan beran
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status