All Chapters of Bill Hotel Di Kemeja Suamiku: Chapter 11 - Chapter 20

38 Chapters

Part 11. Kepergok

“Sepertinya, istriku sudah tahu tentang hubungan kita.” Tidak tahan dengan kebingungan yang dirasakan di dalam hatinya, Yoga pada akhirnya berbicara kepada Ratri ketika jam makan siang.Mereka memilih pergi makan siang di tempat yang lumayan jauh dari kantor agar tidak ada orang yang mencurigainya. Bahkan saat di restoran pun, mereka mengambil tempat di sudut ruangan untuk menghindari pengunjung lain yang mungkin mengenali mereka.“Mas takut?” tanya Ratri tampak tidak terpengaruh, “aku rasa, selama dia nggak menyebutkan dengan gamblang, maka nggak perlu khawatir.” Perempuan itu menarik tangan Yoga untuk digenggamnya. “Kalau memang pada akhirnya kita ketahuan, aku berjanji aku bersedia menghadapi hal buruk yang terjadi.”Ratri sudah dibutakan oleh cinta yang diobral oleh Yoga kepadanya. Dia bahkan tidak memikirkan bagaimana perasaan istri dari seorang lelaki yang berselingkuh dengannya. Baginya, mungkin itu bukan hal besar. Dia pasti sudah yakin bisa mendampingi Yoga jika seandainya is
Read more

Part 12. Pembantu Baru

“Apa kamu bilang? Rumah tangga kita tidak baik-baik saja? Kalau kamu seperti ini terus, jelas rumah tangga kita akan berantakan!” Yoga mendesis sinis mendengar ucapan Lana yang baginya sudah kelewat batas.Alih-alih menanggapi, Lana justru melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. “Sorry, Mas. Aku harus pergi. Masih ada klien yang harus aku temui hari ini. Kalau mau bahas rumah tangga, nanti aja kalau udah di rumah. Lagian, udah waktunya Mas balik ke kantor, ‘kan? Udah kelewat jam makan siang, lho, ini.”Barang-barang lana sudah dimasukkan ke dalam tas sepenuhnya dan dia siap untuk pergi. Namun, Yoga menahan tangan perempuan itu. “Berhentilah, Lana. Aku mohon!”Lana melepaskan cekalan tangan Yoga sedikit kasar, sembari memberikan tatapan penuh peringatan. “Aku baru mengawali, Mas. Terlalu cepat kalau aku harus mengakhiri.”Setelah mengatakan itu, Lana memilih pergi dari restoran tersebut meninggalkan Yoga yang sedikit mematung di tempatnya. Ketika kesadarannya kembali, lelaki itu
Read more

Part 13. Keputusan Sepihak

Yoga melemparkan kunci mobilnya ketika dia baru saja sampai di kontrakan Ratri. Ekspresinya menggelap dengan tumpukan amarah di wajahnya. Ratri yang sejak tadi memasang senyum lebar karena kedatangan sang kekasih itu seketika menjerit.“Mas kenapa sih?” tanyanya bingung, “kenapa harus lempar-lempar barang!”Alih-alih menjawab, Yoga malah menendang sofa yang ada di depannya. Tangannya meremas rambutnya sebelum mengacaknya menjadi berantakan. Ratri diam menatap Yoga dengan sedikit rasa khawatir. Ini adalah untuk pertama kalinya dia melihat Yoga kehilangan kendali dirinya. Amarah itu terlihat jelas dalam bola matanya.Ratri berdiri, dia mendekati Yoga, mengelus punggung lelaki itu dengan lembut. “Mas, ada apa?” tanyanya lagi, “kalau ada masalah, Mas bisa bilang sama aku. Siapa tahu aku bisa memberikan solusi.”“Lana sudah keterlaluan.” Yoga menjawab cepat. “Dia benar-benar sudah berubah. Keputusan yang ada di rumah, dia bahkan tidak melibatkanku.” Yoga menatap Ratri masih dengan kobaran
Read more

Part 14. Jatah Bulanan yang Dipotong

“Kamu selalu menuduhku yang tidak-tidak, Lana. Atau sebenarnya kamu sendiri yang selingkuh, tapi kamu justru yang memutar balikkan fakta.”Yoga tidak terima Lana menuduhnya berselingkuh meskipun memang kenyataannya itu bukan hanya tuduhan melainkan kebenaran yang hakiki.“Oh, atau jangan-jangan lelaki yang waktu itu adalah orangnya karena itu kamu sekarang berubah?” Yoga semakin marah. “Lana, apa yang sebenarnya kurang dariku?” tanyanya tak tahu diri, “aku pikir selama ini aku menjadi suami yang bisa kamu andalkan. Kamu mencari lelaki yang seperti apa lagi, Lana?”Lana memilih tidak menanggapi dan berlalu begitu saja. Lagi-lagi dia akan tidur dengan putranya, berhadapan dengan Yoga terlalu lama hanya akan membuat darahnya naik dan menjadi emosi. Kalaupun dia akan mengatakan kalau dia tahu tentang perselingkuhan Yoga dengan Ratri, itu tidak sekarang. Namun, ketika mereka bersama-sama supaya lebih seru.Pagi ini Lana sudah tidak lagi memasak. Urusan rumah tangga sudah diambil alih oleh
Read more

Part 15. Menghadapi Lana

“Jadi, sekarang Mbak Lana benar-benar udah nggak ngurus kebutuhan Mas lagi?”Yoga baru saja mengadukan perlakukan Lana kepada Ratri. Mereka kini berada di rumah kontrakan Ratri dan tengah menikmati makan malam berdua.“Mas apa nggak curiga dengan Mbak Lana? Bisa saja dia punya laki-laki lain di luar sana. Kalau nggak, dia nggak akan berubah secepat itu.” Ratri mulai mencuci otak Yoga dengan kata-katanya.“Aku juga berpikiran hal yang sama. Lana sebelumnya nggak seperti ini. Aku memberinya jatah kecil bukan karena apa-apa, tetapi karena aku ingin membuat dia jera. Sayangnya hal itu nggak ngaruh sama sekali buat dia.”Geraman itu terlihat di wajah Yoga. Ekspresi lelaki itu sangat keruh dan penuh amarah. Membicarakan masalahnya dengan Lana hanya akan membuat pikirannya kesal luar biasa. Yoga masih tidak menyadari jika Lana melakukan semua itu karena dirinya. Lana pasti akan tetap menjadi istri penurut dan tidak banyak tingkah jika Yoga juga melakukan hal yang sama.“Sudahlah, Mas. Mulai
Read more

Part 16. Perdebatan

“Lan, aku nggak pernah berpikir sampai sejauh itu!” Yoga menjawab cepat dengan menggelengkan kepalanya. Menegaskan jika dia mengatakan yang sesungguhnya. “Sayang, aku minta maaf. Aku tahu aku salah. Aku dosa sama kamu, tapi aku mohon, jangan pernah tinggalkan aku.”Yoga tidak bisa lagi membendung penyesalannya sampai dia meneteskan air matanya. Namun, dia pasti bisa melihat bagaimana dinginnya Lana ketika menanggapi itu.“Sudah dapat apa aja dari Mas Yoga, Rat?” Tanpa memedulikan ucapan Yoga, Lana memilih mengintrogasi Ratri. “Aku pikir kamu nggak mungkin hanya diberikan cinta darinya saja, ‘kan?”Lana ingin mereka mengatakan dengan mulutnya sendiri. Itulah kenapa sejak tadi dia masih terlihat begitu sabar dan tidak meledakkan amarahnya. Meskipun dia hampir benar-benar gila.“Lana, please, jangan dilanjutkan ….”“Aku juga mendapatkan uang dari Mas Yoga.” Ratri bertindak cepat dan lebih berani ternyata. Membuat Yoga segera menoleh pada Ratri.“Ratri, hentikan!” Begitu katanya mempering
Read more

Part 17. Diblokir

Perdebatan tiga orang itu akhirnya berakhir ketika Lana meminta agar Ratri pergi dari rumahnya. Dia bahkan memesankan taksi untuk perempuan itu karena waktu sudah terlalu malam untuk mencari kendaraan umum. Terlebih lagi, rumahnya berada di tengah-tengah dan untuk sampai ke jalan raya, harus berjalan jauh. Perhatian bukan? Lana sengaja melakukan itu untuk menampar Ratri secara tak langsung.“Lana tunggu!” Yoga menahan Lana yang akan pergi ke kamar. Lana masih memberikan waktu untuk bicara.“Ada yang mau Mas bicarakan lagi?” Dia merasa lelah, tetapi dia yakin ketika dia sudah berada di kamar nanti, dia tak akan pernah bisa tidur.“Tolong jangan mengambil keputusan untuk bercerai.” Yoga menggenggam tangan Lana dengan kuat. “Aku minta maaf. Izinkan aku memperbaiki semuanya. Aku janji, aku tidak akan mengulangi.”“Aku capek.” Lana melepaskan tangannya dari genggaman tangan Yoga. “Awas! Aku mau tidur sekarang.” Lana sedikit mendorong suaminya itu dengan kuat sebelum dia benar-benar beranja
Read more

Part 18. Kedatangan Lana ke Kantor Yoga

“Mas Yog, ada tamu di lobby.”Yoga yang tengah melamun sambil menatap komputer di depannya itu mendongak menatap seorang perempuan yang berdiri di ambang pintu. Dia tidak segera beranjak dari tempat duduknya yang tampak ragu-ragu dengan kernyitan di dahinya.“Siapa?” tanyanya.“Nggak tahu. Tadi si Fea nitip bilangin.”“Kenapa nggak telpon aja sih?”Perempuan itu mengedikkan bahunya tak acuh sebelum kembali ke kubikelnya. Tak lupa, mengatakan hal yang sama kepada Ratri. Tak lama setelah itu, Yoga dan Ratri keluar dari tempat mereka masing-masing dan sama-sama merasa aneh.“Mas ada tamu juga?” tanya Ratri ketika sudah ada di depan lift.“Iya.” Yoga mengangguk. Setelah itu tidak ada yang bicara. Yoga masih tidak bisa berpikir tentang apa pun kecuali istri dan anaknya. Ini sudah hari keempat sejak Lana pergi dan tidak ada kabar apa pun yang didapatkan.Yoga bahkan hampir frustasi karena tidak menemukan mereka istri dan anaknya di mana pun. Mencoba ke sekolah Kaisar pun tidak ada. Seorang g
Read more

Part 19. Sidang Keluarga

Seperti ada sambaran petir di atas kepala dua orang itu, wajah Yoga dan Ratri pucat pasi. Orang tua Yoga dan Lana kompak menatap Ratri yang menegang di tempatnya. Yoga tak kalah terkejut mendapatkan serangan tiba-tiba seperti itu.“Lan, maksud kamu apa?” tanya ibu mertuanya, “perempuan yang menjalin hubungan dengan Yoga? Mereka pacaran? Yoga selingkuh?”Lana mengangguk tanpa ada keraguan sedikitpun. “Iya, Bu,” tegasnya, “aku nggak tahu sudah berapa lama, tapi aku mengetahui baru-baru ini.”Para orang tua melotot mendengar pengakuan Lana. Bahkan tidak ada yang berbicara setelah itu saking terkejutnya. Di antara semua orang yang berada di sana, hanya Lana yang begitu tenang karena dia sudah mempersiapkan semuanya. Tidak ada yang memiliki riwayat penyakit jantung baik orang tuanya atau mertuanya, karena itulah dia berani mengatakan secara gamblang.“Yang dikatakan oleh Lana benar, Yog?” tanya ayah Yoga setelah beberapa saat, “kamu selingkuh di belakang Lana?”“Yah ….”“Jawab!” Laki-laki
Read more

Part 20. Keputusan Final

“Lana, sampai kapan pun, aku nggak mau pisah sama kamu.” Yoga segera menyahut setelah Lana selesai bicara. “Aku mencintai kamu. Aku nggak mau cerai!”Kondisi di dalam ruangan itu begitu kacau ketika Yoga sedikit berteriak mengungkapkan penolakan atas keputusan Lana. Empat hari mencari istri dan anaknya yang menghilang tanpa jejak, ketika mereka muncul kembali, justru sang istri kukuh untuk meminta perceraian. Yoga tentu tidak ingin rumah tangganya berantakan. Dia ingin hubungannya dengan Lana seperti semula. Namun, itu jelas tak mungkin karena Lana sudah terlihat antipati kepadanya.“Kalau kamu nggak mau cerai, seharusnya kamu tidak melakukan hal yang memalukan seperti ini, Yoga.” Sang ayah menyambar cepat. “Kamu seharusnya tahu konsekuensi yang harus kamu dapatkan ketika kamu menyakiti istrimu.”“Yah, manusia tempatnya salah. Ini pertama kalinya aku membuat kesalahan. Apa hanya perceraian jalan satu-satunya!” Yoga menatap ayahnya penuh dengan amarah yang berkobar. Dia tak terima keti
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status