Home / Romansa / Bayangan Kelam / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Bayangan Kelam: Chapter 71 - Chapter 80

105 Chapters

Bab 71

Pagi itu, Anisa membuka matanya dan menemukan dirinya tersenyum tanpa sadar. Ia memikirkan percakapan panjang yang ia dan Malik miliki semalam. Mereka berbicara tentang banyak hal, dari kenangan masa kecil hingga mimpi-mimpi yang ingin mereka capai di masa depan. Malik memiliki cara untuk membuatnya merasa didengar dan dipahami, sesuatu yang tidak pernah benar-benar ia rasakan sebelumnya.Saat sedang menyesap kopi di balkon apartemennya, telepon Anisa berdering. Nama Malik muncul di layar.“Halo?” Anisa menjawab dengan nada lembut.“Selamat pagi, Nisa. Aku harap aku nggak ganggu waktu tenangmu,” kata Malik di ujung sana.“Nggak, kok. Ada apa?”“Aku lagi di kafe dekat apartemenmu. Kalau kamu ada waktu, aku ingin ajak kamu sarapan.”Anisa tersenyum. “Baiklah, beri aku lima belas menit.”Setelah bersiap-siap, Anisa melangkah keluar dan menemukan Malik menunggunya di sebuah meja di sudut kafe. Ia mengenakan kemeja putih yang digulung hingga siku, terlihat santai tetapi tetap rapi. Ketika
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 72

Hubungan Anisa dan Malik semakin erat. Hari-hari mereka dipenuhi dengan percakapan panjang, tawa ringan, dan diskusi mendalam tentang masa depan. Anisa merasa nyaman bersama Malik, tetapi di balik kebahagiaan yang perlahan ia rasakan, ada bayang-bayang masa lalu yang terus menghantuinya.Pagi itu, Malik mengajak Anisa ke sebuah kafe kecil di pinggir kota. Tempatnya sederhana tetapi penuh kehangatan, dengan aroma kopi yang menyapa begitu pintu dibuka. Mereka memilih duduk di sudut yang sedikit tersembunyi, memberikan privasi untuk percakapan yang akan mereka lakukan."Ada yang ingin aku bicarakan, Nisa," kata Malik, memecah keheningan setelah pelayan membawa kopi mereka.Anisa menatap Malik dengan penasaran. "Apa itu? Kelihatannya serius."Malik mengambil napas panjang, jemarinya menggenggam cangkir kopi erat-erat. "Aku ingin kamu tahu sesuatu tentang aku. Sesuatu yang mungkin bisa mengubah cara kamu melihat aku."Jantung Anisa berdetak lebih cepat. "Apa maksudmu, Malik? Kamu bikin aku
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Bab 73

Hubungan Anisa dan Malik berkembang pesat. Meskipun bayang-bayang masa lalu masih sering menghantui, mereka terus berusaha memperkuat fondasi cinta yang mereka bangun bersama. Namun, dalam setiap hubungan yang semakin serius, selalu ada tantangan yang harus dihadapi.Anisa terbangun pagi itu dengan perasaan hangat. Matahari menyelinap melalui celah-celah tirai, menciptakan bayangan lembut di dinding kamar. Ia menoleh ke arah ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidur. Ada pesan dari Malik."Pagi, Nisa. Aku ada kejutan untukmu hari ini. Jemput kamu jam 10, ya?"Anisa tersenyum kecil. Malik memang pandai membuatnya merasa istimewa. Ia segera bangkit, bersiap-siap dengan hati yang berbunga-bunga. Pukul 10 tepat, suara klakson terdengar dari luar rumah. Anisa keluar dan melihat Malik berdiri di samping mobilnya dengan senyuman lebar."Kita mau ke mana?" tanya Anisa begitu ia masuk ke dalam mobil."Rahasia," jawab Malik sambil mengedipkan mata. "Tapi aku yakin kamu akan suka."
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Bab 74

Bab 74: Langkah Menuju PernikahanSetelah melewati berbagai tantangan bersama, Anisa dan Malik akhirnya merasa yakin bahwa mereka siap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk direncanakan, tetapi bagi mereka, ini adalah babak baru yang ingin dijalani dengan sepenuh hati.Malik memulai pembicaraan tentang pernikahan saat mereka menikmati makan malam bersama di sebuah restoran favorit mereka. Dengan suasana yang romantis, Malik menggenggam tangan Anisa dan berkata dengan lembut, "Nisa, aku tahu kita telah melalui banyak hal bersama. Aku merasa, ini saat yang tepat untuk kita melangkah lebih jauh. Apa kamu siap menjadi bagian dari hidupku selamanya?"Anisa terkejut mendengar kata-kata Malik. Hatinya berdebar, tetapi senyuman perlahan muncul di wajahnya. "Aku juga sudah memikirkan ini, Malik. Aku ingin bersama kamu, menjalani hidup dan menghadapi apa pun yang datang bersama-sama."Mendengar jawaban itu, Malik merasa lega dan bahagia. Malam it
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 75

Pesta pernikahan Anisa dan Malik tengah berlangsung meriah di sebuah gedung mewah yang dipenuhi dengan bunga-bunga indah dan dekorasi yang sempurna. Para tamu berbondong-bondong datang, berbincang hangat, dan menikmati suasana bahagia yang tercipta. Anisa, dengan gaun pengantin putih yang bersinar, tampak cantik di hadapan semua orang. Malam itu, semua mata tertuju padanya dan Malik, yang tampak sangat bahagia. Namun, di tengah kebahagiaan yang melingkupi mereka, sesuatu yang tak terduga terjadi.Arya yang sejak beberapa minggu lalu tidak terlihat oleh Anisa, tiba-tiba muncul di pintu masuk dengan wajah yang penuh emosi. Semua orang di ruangan itu terdiam sejenak saat melihatnya. Para tamu terperangah, bingung, dan tidak tahu harus berbuat apa. Anisa yang sedang tersenyum lebar menatap wajahnya, merasa seolah ada yang terhenti di dalam dadanya. Dia tidak percaya Arya benar-benar datang ke pesta pernikahannya."Anisa," Arya menyebut namanya dengan suara berat, hampir seperti desahan. "
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 76

Bab 76: Pilihan yang MenyakitkanMalam itu, setelah pesta pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia dalam hidup Anisa, dia merasa seperti dikepung oleh gelombang emosi yang tidak terkendali. Malik telah pergi ke kamar mereka terlebih dahulu, memberikan waktu kepada Anisa untuk mengumpulkan pikirannya. Namun, semakin lama Anisa duduk sendirian di balkon, semakin kuat rasa gelisah itu menguasainya.Bayangan Arya muncul di benaknya berulang kali. Wajahnya yang penuh emosi, suara lantangnya yang memanggil namanya, dan sorot matanya yang seolah memohon. Semua itu membangkitkan kenangan lama yang telah ia coba kubur dalam-dalam.“Kenapa kau harus datang, Arya?” bisiknya pelan, hampir seperti berbicara kepada dirinya sendiri.Arya adalah bagian dari masa lalu yang pernah ia pikir telah selesai. Namun, malam ini, kemunculannya mengguncang segalanya. Anisa tahu bahwa apa yang ia miliki bersama Arya adalah cinta yang penuh gairah, tetapi juga penuh luka. Hubungan mereka selalu dipenuhi d
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 77

Pagi itu, matahari memancarkan sinarnya yang hangat, tetapi suasana hati Anisa tetap kelam. Setelah pertemuannya dengan Arya di taman semalam, pikirannya terus bergemuruh. Ia kembali ke hotel menjelang subuh dan mendapati Malik masih tertidur. Wajah suaminya tampak damai, kontras dengan kekacauan yang ia rasakan dalam hatinya.Anisa menatap Malik cukup lama, mencoba mencari jawaban atas kegelisahannya. Ia tahu bahwa Malik adalah pria yang sempurna di atas kertas, stabil, baik hati, dan mencintainya dengan tulus. Tapi mengapa hatinya terus-menerus memanggil nama Arya?Saat Malik terbangun, dia menyambut Anisa dengan senyum hangat. "Selamat pagi, istriku," katanya sambil menggenggam tangan Anisa.Anisa memaksakan senyum. "Selamat pagi," jawabnya singkat, meskipun suaranya terdengar datar.Malik menyadari perubahan pada Anisa, tetapi ia memilih untuk tidak menanyakannya langsung. Ia tahu bahwa memberikan ruang bagi Anisa adalah langkah terbaik untuk saat ini. Namun, di dalam hatinya, ia
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 78

Anisa terbangun di pagi yang tenang dengan perasaan yang berbeda. Semalam, setelah berbicara dengan Malik dan Arya, ia merasa seolah menemukan secercah terang di tengah kegelapan yang menyelimuti hatinya. Ia telah memutuskan untuk menghentikan semua kebimbangan dan memilih jalan yang paling masuk akal, ia akan bersama Malik, pria yang telah mencintainya dengan tulus dan tanpa syarat.Ia menatap Malik yang masih tertidur di sampingnya. Wajah suaminya terlihat begitu damai, seakan tidak ada beban yang mengusik. Anisa tersenyum kecil. Ia tahu bahwa keputusan ini tidak hanya tentang perasaannya, tetapi juga tentang membangun masa depan yang penuh komitmen dan saling mendukung.Malik terbangun tidak lama kemudian dan tersenyum hangat pada Anisa. “Pagi, istriku. Apa kau tidur nyenyak?” tanyanya lembut.Anisa mengangguk. “Aku tidur nyenyak, Malik. Dan pagi ini, aku merasa lebih baik.”Malik meraih tangan Anisa, menggenggamnya erat. “Apa kau sudah memutuskan?” tanyanya hati-hati, tidak ingin
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 79

Malam itu, suasana rumah mereka terasa lebih hangat dari biasanya. Lampu-lampu kecil di sudut ruang tamu memancarkan cahaya temaram yang menciptakan nuansa intim. Anisa sedang duduk di sofa dengan selimut di pangkuannya, menonton film romantis yang disukai Malik. Meski perhatian Anisa tertuju pada layar, pikirannya melayang pada pria yang sedang menyiapkan teh di dapur.Malik berjalan mendekat dengan dua cangkir teh hangat. Senyum lembutnya menyambut tatapan Anisa. Ia menyerahkan cangkir itu dengan penuh perhatian, duduk di sampingnya, dan merangkul bahu Anisa dengan hangat.“Malam ini terasa spesial,” gumam Malik sambil menatap wajah istrinya.Anisa mengangguk, menyandarkan kepala di bahu Malik. “Karena kita akhirnya punya waktu untuk berdua. Tanpa pekerjaan, tanpa gangguan.”Mereka larut dalam keheningan yang nyaman, menikmati kebersamaan yang jarang mereka dapatkan belakangan ini. Malik memainkan jemari Anisa, seolah ingin menghafal setiap lekuk dan garis tangannya.“Kau tahu?” bis
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 80

Hari-hari bersama Malik berlalu dengan penuh kedamaian. Anisa mulai merasakan bahwa hidupnya kembali berjalan di jalur yang benar. Setelah semua kekacauan yang terjadi dalam hidupnya, akhirnya ia menemukan seseorang yang benar-benar mencintainya tanpa syarat. Malik bukan hanya suami, tapi juga sahabat, pelindung, dan pendamping yang setia.Namun, pagi itu, Anisa merasakan sesuatu yang berbeda. Ia terbangun lebih awal dari biasanya, mendapati Malik masih tertidur pulas di sampingnya. Wajah Malik terlihat tenang, seolah tidak ada beban yang membayangi pikirannya. Anisa tersenyum kecil, lalu menyentuh wajah Malik dengan lembut, menelusuri garis rahangnya yang tegas.“Terima kasih, Malik,” bisik Anisa pelan, meski ia tahu Malik tak akan mendengar. “Untuk segalanya.”Anisa turun dari ranjang dan melangkah menuju dapur. Ia memutuskan untuk membuatkan sarapan sederhana sebagai kejutan untuk Malik. Dalam hati, Anisa mulai memikirkan hal-hal yang ingin ia lakukan bersama Malik.“Aku ingin memu
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status