Hari itu, Anisa bangun lebih awal dari biasanya. Langit di luar jendela kamar memancarkan semburat jingga, namun perasaan Anisa tidak setenang warna pagi itu. Ia merasakan kram ringan di perutnya. Awalnya ia mengira itu hanya ketegangan biasa karena kehamilan yang sudah memasuki trimester kedua."Malik," panggil Anisa, mencoba untuk tidak panik.Malik, yang sedang menyiapkan sarapan di dapur, segera datang menghampiri. "Ada apa, Sayang? Kamu terlihat pucat."Anisa menggeleng pelan. "Cuma sedikit kram. Mungkin aku perlu berbaring sebentar."Tanpa banyak bicara, Malik membantunya kembali ke tempat tidur. Namun, di dalam hatinya, ia merasa cemas. Sejak Anisa mengandung, kesehatannya terlihat rapuh. Ia sering merasa mual berlebihan, kehilangan nafsu makan, dan tubuhnya terlihat lebih lemah dari ibu hamil pada umumnya.Beberapa hari berlalu, tetapi kram yang dirasakan Anisa semakin sering muncul. Malik, yang sudah tidak tahan dengan kecemasan itu, memutuskan untuk membawa Anisa ke dokter.
Terakhir Diperbarui : 2025-01-14 Baca selengkapnya