All Chapters of Istri Cantikku Bisu: Chapter 41 - Chapter 50

50 Chapters

Bab 41

Keluarga Xander dan Keluarga Tan menjadi satu keluarga adalah hal yang sangat tiba-tiba. Walaupun tidak bisa kabur, tapi jika Leo bersikeras tidak mau menikah dengannya, maka Andre juga tidak bisa berbuat apa-apa, dan Clara juga tidak perlu lagi melewati hari di Keluarga Xander dengan penuh kekhawatiran.Cahaya pada tatapan mata Clara jatuh tepat pada mata Leo. Saat itu juga, bahkan Leo sendiri pun tidak menyadari bahwa ekspresi wajahnya tiba-tiba kelihatan begitu berat.Apa dia sekarang sedang menanti untuk bisa meninggalkan Keluarga Xander?Mimpi saja!Suara Leo pun terdengar dari halaman, menggetarkan seluruh embun beku di tanah. “Jika yang kamu maksud adalah hal ini, maka Tante, kamu tidak perlu khawatir. Besok jam dua sore, kami akan mendapatkan akte nikah kami.” “Apa?”Ekspresi wajah semua orang pun berubah termasuk David yang baru saja keluar dari ruangan karena mendengar keributan.Saat melihat David keluar, tatapan mata Leo pun menjadi lebih dalam. Tiba-tiba, dia menarik Clar
Read more

Bab 42

Dingin yang dirasakan oleh pipi yang dicubit itu tidak sebanding dengan dinginnya suara yang didengar oleh telinga Clara.Clara hanya merasa kepalanya kosong dan dia menatap Leo panik.Leo perlahan melepaskan tangannya dan kembali duduk di kursi. Dia mengangkat dagunya sedikit dan ekspresinya sangat angkuh dan dingin. “Sebelumnya kukira kamu berbohong, tetapi sepertinya demi nenekmu, kamu rela melakukan apapun.”Setelah cukup lama, Clara baru teringat untuk bernapas, tetapi karena dia menarik napas terlalu cepat, dia pun tersedak dan bersandar di tembok sambil terbatuk-batuk dengan meletakkan tangannya di bagian leher,“Uhuk … uhuk … uhuk …”Clara sampai mengeluarkan air mata dan tangan kanannya pun bergetar menuliskan, “Apa maksudmu?”Leo perlahan-lahan menarik napas dan mengeluarkannya kembali. Tangannya yang panjang diletakkannya di antara lutut, lalu dia membungkukkan badannya menatap Clara, “Aku ingin melakukan transaksi denganmu.”“…”“Aku menginginkan formula obat Keluarga Tan,”
Read more

Bab 43

Begitu kebetulan?Clara hari ini sudah sengaja mengulur waktu untuk keluar lebih siang demi menghindari dua orang ini.“Clara, pagi!” Suara David seakan melompat melewati Leo dan jatuh ke telinga Clara.Clara pun mengangkat kepalanya dan tersenyum dari jauh, tetapi saat menatap Leo, senyumannya pun ditarik kembali. Dia hanya bisa menganggukkan kepala dengan hati-hati dan mematung berdiri di samping pintu.“Ayo, aku antar kamu ke rumah sakit,” ajak David.Suara David terdengar masih sama, begitu hangat dan merdu, seperti mentari di pagi hari ini.“Tidak perlu, aku akan pergi ke kantor, searah untuk mengantarnya pergi.” Suara Leo menggema di halaman dan membuat mentari pagi ini jadi ternoda oleh hawa dingin.Clara pun tegang.“Clara …” David menatap Clara erat.Clara tidak berani menatap mata David. Dia menggenggam kuat tali tas kainnya sambil melihat tatapan mata Leo yang memaksa, lalu dia berjalan ke arah Leo dengan perlahan dan naik ke mobilnya.Sepanjang itu, Leo tidak mengatakan sep
Read more

Bab 44

Udara di dalam mobil seperti telah membeku.Leo bagaikan belum kembali sepenuhnya dari dalam mimpi dan masih menggenggam erat tangan Clara. Tatapan mata yang awalnya tajam dan dingin perlahan berubah. Di saat dia melihat Clara, dia seperti melihat seseorang yang lain.Clara terkejut sampai tidak berani bergerak dan semakin lama, semakin panik.“Tuan Leo, kita sudah sampai rumah sakit,” ujar sopirnya.Suara sopir pun menyadarkan pikiran Leo. Setelah melihat jelas wanita di depannya itu, dia pun segera kembali menjadi dirinya yang dingin seperti es itu dan berkata, “Turunlah dari mobil.”Clara tidak berani menjawab dan dia segera mengambil tas kainnya, lalu turun dari mobil.Melihat mobilnya meninggalkan rumah sakit, Clara baru bisa menghela napas lega. Masih dengan sedikit rasa takut, dia memegangi pergelangan tangannya yang sakit karena digenggam, dan dia menggerakkan tangannya untuk memastikan tidak ada masalah dengan tangannya.Pria ini bahkan waktu bermimpi pun sangat menakutkan.Ta
Read more

Bab 45

“Kalian?” Mata Gita sudah hampir mengeluarkan api dan dia berkata sambil menggertakkan giginya, “Kalian berdua mau pergi makan, sepertinya itu bukan hal yang wajar.”Clara baru saja mau menolak, tapi sudah David langsung berkata, “Kantin rumah sakit begitu ramai, mau makan bareng saja tidak bisa? Keluarga Tan punya banyak sekali aturan.”“Maksudku bukan begitu, aku … Kak David, aku datang untuk meminta bantuanmu, penyakit ini …” “Sekarang ini waktunya istirahat makan siang.”David langsung memotong kata-katanya. Sikapnya sopan, tetapi terasa memberi jarak. “Ada masalah apa, tunggu kami selesai makan baru dibicarakan lagi. Ayo pergi,” ajak David.Clara sangat jarang melihat Gita tertegun dan juga tidak menyangka bahwa David yang selalu bersikap baik kepada orang lain itu begitu dingin terhadap Gita. Clara terheran-heran sejenak. Saat tersadar, dia sudah ditarik oleh David.“Tunggu sebentar.” Clara menarik lengan baju David dengan hati-hati.“Kenapa?” David menghentikan langkah kakinya.
Read more

Bab 46

Clara menggeleng-gelengkan kepala, pertanda bingung.Hal yang terjadi saat dia kecil, dia sudah tidak mengingatnya lagi. Selama ini, Clara mengira bahwa mungkin usia di saat dia bisa mengingat itu adalah usia yang lebih lambat dari orang lain. Tidak lama setelah dia bisa mengingat sesuatu, dia sudah dibawa oleh Andre ke Damari untuk tinggal bersamanya.Nenek mengulurkan tangannya yang kurus kering dan menyibakkan anak rambut yang ada di dahi Clara ke belakang telinga, memperlihatkan wajah Clara yang cantik.Nenek seperti berbicara sendiri. “Kamu sudah tidak ingat. Kalau saja kamu ingat, mana mungkin kamu bersedia ikut dengan Andre ke Damari?”Clara sedikit kebingungan dan tidak mengerti. “Kenapa? Bukannya Ayah merasa tempat tinggal kami tidak aman, makanya menjemput kami ke Damari?”Clara, waktu kecil, tinggal dengan nenek dan ibunya di desa pegunungan. Kebakaran di pegunungan itu menyebabkan ibunya meninggal. Setelah itu, Andre baru menjemput nenek dan dirinya ke Damari.“Tentu saja b
Read more

Bab 47

Setelah operasi Nenek, Clara teringat bahwa ada hal yang mau tidak mau harus dia hadapi dan hatinya pun merasa khawatir.Pagi hari, di rumah Keluarga Xander.“Leo, jangan terlalu sering minum kopi, itu tidak baik untuk kesehatanmu,” tegur Tante Amina.Tante Amina meletakkan segelas jus di depan Leo dan melihat sebentar ke arah kamar di lantai dua. “Dua hari ini, Clara tidak pulang ke rumah. Tidak tahu dia sibuk apa, suaminya sendiri saja tidak diurus, apa-apaan ini?”Leo membaca koran sambil berkata dengan nada dingin. “Dia di rumah sakit menjaga neneknya.”“Di rumah sakit ada perawat. Apa perlu dia yang menjaganya 24 jam? David, dua hari ini, juga tidak pulang. Tiap kali ditelepon, selalu bilang sedang sibuk. Kemungkinan besar pasti karena diganggu si Clara,” ujar Tante Amina.Leo mengangkat kepalanya dari balik Koran dengan tatapan matanya yang sedikit berat.“Leo, kamu jangan marah mendengar ucapan Tante ya. Tante tahu kamu kasihan sama si Bisu itu, tapi Keluarga Xander kita bukan t
Read more

Bab 48

Di kantor pusat Grup Xander, wangi dupa tercium dari kantor yang bercampur dengan wangi teh, membuat hati menjadi tenang. Leo masih muda, tetapi gayanya seperti orang tua. Dalam kesehariannya, dia juga tidak gampang tersenyum, Ini juga salah satu alasan mengapa dia masih begitu muda, tetapi sudah mengambil alih Grup Xander dan juga sangat dipercaya oleh semua orang.“Tuan, Proyek Sinar sudah hampir rampung. Ini adalah laporan perkembangan terakhir,” ujar asistennya.“Ya.” Leo menerima dokumennya, bersandar pada kursi sambil membalikkan halaman, dan bertanya, “Dari rumah sakit sana ada berita apa?”Pak Broto menjawab, “Operasinya lumayan lancar. Nyonya sendiri yang urus. Nenek sudah lumayan pulih dan satu minggu lagi sudah bisa keluar dari rumah sakit. Saya lihat, Nyonya Clara belakangan ini sedang mencari rumah.”“Dia sedang mencari rumah?” tanya Leo.“Harusnya, Nyonya mencari rumah yang akan ditempati neneknya setelah keluar dari rumah sakit.” Pak Broto menjelaskan. “Sebelumnya Nenek
Read more

Bab 49

Keluarga Xander juga termasuk orang kaya di Damari. Menikah ke Keluarga Xander dan tidak peduli Leo seperti apa, bagi Keluarga Tan, sudah termasuk perjodohan yang sangat bagus.Clara malah terlihat murung dan wajahnya kelihatan terpaksa. “Tentang hal ini, tolong bantu aku merahasiakannya dan jangan sampai diketahui Nenek. Saat waktunya sudah pas, aku akan memberitahukan dengan jelas kepada Nenek.”Mungkin hal itu tidak akan pernah diberi tahu hingga Clara bisa berhasil membawa nenek pergi dari Damari.Melihat Clara yang sepertinya kesusahan, David mengernyitkan dahinya dan berkata, “Menikah dengan kakak sepupuku, apa karena ada suatu kesulitan?”Clara pun terdiam sesaat.Kakak sepupuku orangnya agak tertutup. Saat mendengarnya tiba-tiba berkata dia sudah menikah, aku sangat terkejut dan aku pikir ini adalah pernikahan bisnis atau sejenisnya. Aku dengar, Perusahaan Farmasi Tan sebelumnya punya beberapa masalah, apa kamu demi Keluarga Tan …”Melihat ekspresi wajah David yang begitu pedul
Read more

Bab 50

Melihat raut wajah Clara yang tampak kesusahan, agen properti tersebut pun segera berkata, “Kalau memang merasa mahal sebenarnya masih boleh diskusikan, saya rasa empat juta juga masih bisa.”Clara langsung membelalakkan matanya, tidak percaya apa yang baru saja dia dengar.Clara masih belum mengatakan apa pun, tetapi agen properti sudah menurunkan harga sebanyak dua juta?Terlalu tidak masuk akal!David juga merasa ada yang tidak beres dan langsung bertanya, “Apakah rumah kalian ini ada masalah?”“Tuan kenapa berbicara seperti itu? Rumah ini kelilingnya 5 km, kalian tidak akan menemukan yang lebih cocok dari ini, tidak ada masalah apa pun dengan rumah ini, ini adalah rumah baru yang belum pernah ditinggali, harganya pun begitu murah.”“Berdasarkan yang kamu jabarkan dan yang kami lihat, harga sewa rumah ini adalah masalahnya,” ujar David.Wajah agen properti tersebut pun menjadi tegang dan dia melihat ke Clara sambil mengamati. “Apa kalian merasa terlalu murah?”Clara pun mengangguk.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status