All Chapters of Istri Cantikku Bisu: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Bab 31

Banyak yang dipikirkan Clara, tetapi dia tidak mengatakan apa pun.Makanannya sangat tidak enak dan dia susah payah menghabiskannya.Leo harus pergi ke kantor untuk rapat sore ini, jadi dia tidak akan berlama-lama dan mengajak Clara untuk pergi.Ayah dan anak perempuan Keluarga Tan keluar untuk mengantar tamunya.“Kak Leo, sering-seringlah berkunjung ke rumahku nanti,” ujar Gita sambil menarik Leo dengan bersikap genit. Nada suaranya begitu manis hingga seluruh tubuh Clara merinding.“Ini hampir telat, kita harus pergi, Tuan. Anda masih harus pulang dan berganti pakaian dulu,” kata asisten di samping mereka sambil batuk pelan dan berbisik untuk mengingatkan mereka berdua agar ingat waktu.“Ya,” ujar Leo sambil mengangguk sedikit dan melirik Clara yang berdiri di sampingnya. “Masuklah ke mobil” Clara akhirnya sadar dan mengangguk.Leo mengerutkan kening dengan tidak sabar. Di matanya, Clara seperti manusia kayu dengan sorot mata kusam dan tatapan lesu sepanjang hari. Sekarang, Clara me
Read more

Bab 32

Clara dicubit begitu keras hingga terasa sakit, tetapi dia hanya bisa mengeluarkan suara merintih yang serak dan tidak mengenakkan. Bahkan sopirnya tidak dapat menahan diri untuk tidak melihat kejadian itu melalui kaca spion dan merasa kasihan padanya.“Di mana barang yang diberikan Andre kepadamu?” tanya Leo.Suara dingin bergema di dalam mobil. Leo jelas-jelas melihat Andre memberikan sesuatu kepada Clara, tetapi dia waktu itu sambil diganggu oleh Gita.Mata Clara dipenuhi air mata dan dia menggelengkan kepalanya berulang kali.Leo melihat ekspresinya yang lemah dan penurut, tanpa sadar, dia melemahkan cubitannya.Hal ini berlangsung lumayan lama. Jika Andre benar-benar memberi Clara sesuatu, Clara pasti sudah menyembunyikannya. Mengapa Clara harus menunggu untuk memberikannya kepada Leo?“Sebaiknya kamu ingat bahwa selama ini kamu tinggal di Keluarga Xander. Kamu adalah anggota Keluarga Xander. Lebih baik tidak melakukan hal-hal yang bisa memicu masalah. Kalau tidak, jangan salahkan
Read more

Bab 33

Di sisi lain, Clara pulang ke rumah Keluarga Xander.Bibi Diana adalah satu-satunya orang yang ada di ruang tamu dan sedang membersihkan meja. Ketika dia melihat Clara kembali, dia mengabaikannya dan bahkan tidak menyapanya.Clara juga tidak marah dan bertanya, “Di mana Tante Amina?”Jika tidak ada di rumah, Tante Amina biasanya bersantai dan naik ke lantai atas untuk istirahat sejenak.Bibi Diana mengerutkan kening sambil berkata, “Nyonya, apa yang Anda isyaratkan? Saya tidak mengerti.”Clara tertegun sejenak. Dua gestur yang baru dilakukannya itu tidak sepenuhnya dalam bahasa isyarat. Orang awam mungkin dapat dengan mudah memahami apa artinya jika ditambah dengan melihat ekspresinya.Tepat saat Clara ingin mengeluarkan buku catatannya untuk menulis, tiba-tiba terdengar suara yang tak asing dari belakangnya yang berkata, “Ibuku sedang pergi ke suatu acara sosial. Apa yang ingin kamu bicarakan dengannya?”Ketika Clara berbalik, dia melihat David yang sedang menatapnya sambil tersenyum
Read more

Bab 34

Keesokan harinya, cuaca bagus dan cerah.Tante Amina bangun pagi untuk sarapan dengan putranya.David duduk di meja dan tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik lantai dua dan bertanya, “Di mana Clara?”Secara logika, David seharusnya memanggil Clara dengan sebutan ipar. Namun, mengingat sikap Leo terhadap Clara, entah mengapa, dia tidak mau memanggilnya dengan sebutan itu. “Mengapa kamu menyebut namanya pagi-pagi begini? Sangat tidak asyik.” Tante Amina meletakkan telur yang sudah dikupas di piring David. “Nak, makanlah telurnya.”David mengerutkan kening dan berkata, “Ibu, tolong berusahalah untuk bersikap baik pada Clara. Semua ini juga juga tidak mudah untuk Clara.”Mendengar hal itu, Tante Amina menunjukkan ekspresi tidak senang dan berkata, “Kamu baru saja kembali dari luar negeri, kamu tidak tahu situasi di rumah. Sepupumu awalnya ingin menikahi Gita, putri kedua dari Keluarga Tan. Clara-lah yang menipu Gita agar dia bisa menikah. Kamu masih ingin aku memperlakukan dia denga
Read more

Bab 35

Clara menatap pria di depannya. Wajahnya tampan dan nada bicaranya lembut. Dia benar-benar berbeda dari Tante Amina yang sarkastis. Sulit dipercaya kalau dia adalah anak Tante Amina.“Ngomong-ngomong, kudengar kalau adikmu yang awalnya akan menikah dengan sepupuku?” tanya David.Clara sedikit terkejut dan mengangguk pelan.“Lalu mengapa malah kamu yang menikah?” tambahnya.Clara pun terdiam.Alasannya sangat rumit dan tidak bisa dijelaskan dengan singkat. Clara juga tidak tahu bagaimana cara memberi tahu David.Dia tidak bisa mengatakan kepada David bahwa Gita tidak menyukai ketidaktampanan wajah Leo dan meminta dirinya untuk menggantikannya. Clara bukanlah tipe orang yang menjelek-jelekkan orang lain di belakang.Melihat Clara terdiam, David merasa sedikit tidak enak. “Maaf, seharusnya aku tidak menanyakan ini.”“Tidak apa-apa.” Clara menggelengkan kepalanya. “Aku akan memberitahumu sedikit demi sedikit saat ada kesempatan.”“Baiklah,” ujar David tersenyum. “Jika di kemudian hari kamu
Read more

Bab 36

Mendengar suara wanita yang tidak asing ini, punggung Clara langsung menegang. Dia berbalik dan melihat Gita berdiri di dekat pintu dengan jas putih, menatapnya dengan sikap sombong.“Kenapa kamu di sini?” tanya Clara terkejut.Nenek juga mengerutkan kening, tanpa sadar memegang tangan Clara dengan erat dan menahan kata-kata yang hendak diucapkannya.“Tentu saja aku di sini untuk magang. Tidak seperti kamu yang bahkan belum punya pekerjaan dan hanya bergantung pada orang tua,” ejek Gita tanpa ragu.Untuk magang?Clara menatapnya heran.Gita memang memakai jas putih dari Rumah Sakit Rahita. Dia datang sambil membawa buku catatan medis untuk kunjungan pasien dan langsung menghampiri Clara dan neneknya. “Kebetulan sekali, di hari pertamaku bekerja, akulah yang bertugas memeriksa nenekmu,” ujar Gita.Clara tanpa sadar, dengan spontan, melindungi neneknya dengan ekspresi serius.“Clara.” Nenek menepuk bahu Gita, menatapnya, dan berkata dengan ekspresi datar, “Aku tidak menyangka bahwa putri
Read more

Bab 37

Melihat hal itu, Gita berkata tidak puas, “Kak David, aku …”“Diam!” David memegang stetoskop di satu tangan, berbalik, dan menatap Gita dengan tajam. “Siapa yang menyuruhmu datang ke sini? Keluar!”Gita adalah seorang dokter magang di hari pertama kerja. Tanpa pelatihan atau izin dari dokter yang bertugas, dia datang ke bangsal tanpa izin dan berbicara kasar pada pasien. Setelah selesai memeriksa, David berencana menemui kepala rumah sakit untuk mencari tahu siapa yang menyuruh Gita untuk magang di situ.Entah sudah berapa lama, emosi nenek mulai mereda dan detak jantungnya berangsur-angsur kembali normal. Nenek bersandar di ranjang rumah sakit untuk beristirahat. Clara duduk di sampingnya, memegang erat tangan nenek.“Nenek baik-baik saja, jangan terlalu khawatir.” David menghibur Clara.Clara mengangguk“Apakah Gita datang untuk bekerja di sini? Bisakah kamu tidak membiarkan dia yang mengurus nenek?” lirih Clara.Ekspresi David sedikit muram. “Aku akan urus masalah ini, kamu tidak p
Read more

Bab 38

Di kantor perusahaan Grup Xander, Leo sedang melihat rencana proyek di komputernya.“Tuan Leo, pesaing terbesar kami untuk Proyek Sinar, Grup Surya, pada dasarnya sudah menegosiasikan tawaran untuk sebidang tanah itu. Akan sulit untuk membalikkan keadaan,” ujar Pak Broto.Suara Pak Broto terdengar dari balik komputer dengan penuh kekhawatiran.Leo berkata, “Tidak ada yang mudah dalam dunia bisnis.”Pak Broto terlihat seperti memikirkan sesuatu.Grup Xander telah berkembang begitu besar sehingga lawan yang melakukan penawaran dengan mereka itu tidak pernah orang biasa, belum lagi, tidak mungkin bagi lawan kecil untuk berani menandingi Leo.Saat Pak Broto sedang berbicara, ekspresi mata Leo tiba-tiba berubah saat dia melihat komputer.“Tuan Leo, ada apa?” ujar Pak Broto dengan khawatir. “Apakah ada yang salah dengan perencanaannya?”Baru setelah Pak Broto melihat layar computer dan Leo berbalik, dia tiba-tiba tersadar.Leo membaca email baru di layar komputernya. Setengah menit yang lalu
Read more

Bab 39

“Apakah Clara mengatakan sesuatu padamu?” ujar Tante Amina sambil mengerutkan kening. “Si Bisu ini tidak bisa bicara, hanya bisa bergosip. Dia tidak tahan melihat adiknya lebih baik darinya.”“Bu, bisakah Ibu berhenti menilai orang dari penampilannya?” ujar David dengan nada serius.Tante Amina punya sifat yang kurang baik dan David tahu betul tentang itu. Ditambah dengan sikap Leo, orang bisa membayangkan bagaimana situasi Clara di Keluarga Xander. David tidah tahan dengan hal itu.“Aku tidak menilai orang dari penampilannya. Aku sudah mencari tahu,” ujar Tante Amina menjelaskan kepada David dengan sabar. “Si Bisu itu, ibunya adalah seorang simpanan dan telah membunuh ibunya Gita. Betapa ngerinya hal itu?”David mengernyit berkata, “Dari siapa Ibu bisa tahu?”“Tentu saja dari Gita. Dia memberitahuku secara langsung,” ujar Tante Amina sambil menghela napas. “Siang tadi, anak itu datang menemuiku sambil menangis, mengatakan bahwa dia mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan di rumah saa
Read more

Bab 40

Tante Amina memiliki ekspresi angkuh di wajahnya dan cara dia memandang orang lain dengan dagu terangkat itu tampak sangat arogan dan meremehkan.“Kamu sudah merasakannya sendiri tentang bagaimana Leo memperlakukanmu. Aku tidak peduli cara apa yang kamu gunakan untuk menggantikan adikmu agar kamu bisa menikah. Orang cacat sepertimu itu apakah layak menjadi istri dari Keluarga Xander? Kamu bahkan mencoba mendekati David-ku. Dengarkan aku, itu hanya angan-anganmu!” seru Tante Amina.“Aku tidak pernah berpikir untuk dekat dengan David. Dia hanya seorang dokter yang merawat nenekku,” tulis Clara.Clara buru-buru menulis satu paragraf untuk dibaca Tante Amina.“Apa-apaan ini!” Tante Amina menjatuhkan buku catatan Clara dengan marah.Dengan suara “bang”, buku catatan itu jatuh ke lantai dan Clara bergegas memungutnya.“Bibi Diana, panggil taksi dan kirim dia kembali ke Keluarga Tan sekarang juga. Katakan pada mereka untuk tidak membiarkan dia menginjakkan kaki di keluarga ini lagi. Kalau tid
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status