Semua Bab Janda Kaya dan Ketiga Anaknya: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11

Setiap kali bertemu dengan mata cerah Nadine, Melvin selalu merasakan rasa kedekatan yang tak terlukiskan di hatinya.Nadine teringat bahwa setiap kali dia sakit, ibunya akan menghadiahinya dengan permen tambahan. Dia turun dari ranjang dengan gesit, mencari kantong permennya, mengeluarkan permen favoritnya dan menyerahkannya kepada Melvin."Setelah minum obat, makan permen."Bocah itu masih belum mengerti panggilan video yang sebenarnya. Dia ingin memberikan permen kepada Melvin tapi ternyata tidak bisa.Suasana murung Melvin terhibur dengan keluguan bocah itu.Begitu masuk, Silvia melihat dia sedang berbaring di ranjang, menggoyangkan permen di tangannya ke arah ponsel dan berbicara tentang makan permen."Nadine, hari ini kamu sudah makan permen. Kalau kamu makan banyak, gigimu akan bolong. Besok baru makan lagi, ya?"Nadine berbalik dan menggelengkan kepalanya lalu berkata, "Nadine nggak mau makan, dia yang makan."Silvia mengira putrinya sedang membicarakan Cevin, jadi dia menghamp
Baca selengkapnya

Bab 12

Cevin dalam pelukan Silvia pun gemetar.Nada suara Silvia acuh tak acuh dan mengandung kemarahan, "Melvin, jangan libatkan anak-anak dalam urusan orang dewasa."Pria itu menatapnya dengan tajam, matanya yang dingin juga diliputi dengan kekesalan."Silvia, apa belum cukup kalau aku mengizinkanmu melakukan panggilan video dengan anakmu secara rutin?""Siapa yang memberimu keberanian untuk menghasut anak menjauh dariku?""Jangan lupa kamulah yang mengajukan perceraian dan meninggalkan anak-anak. Kenapa kamu berani datang meminta anak padaku sekarang?"Di bawah terik matahari.Pria itu mengenakan pakaian hitam dan celana panjang hitam, dia tinggi dan lurus, sehingga temperamennya yang asing dan dingin semakin terlihat jelas.Dia merawat kedua putranya dengan baik beberapa tahun terakhir ini, bukan untuk melihat mereka berubah menjadi anak-anak yang hanya bergantung pada ibunya.Melihat hal tersebut, Vivi langsung melangkah maju untuk memanasi."Silvia, kata-katamu sangat kejam! Tahukah kam
Baca selengkapnya

Bab 13

Napas Melvin tercekat saat mendengar ini, "Apa maksudmu?"Silvia berkata dengan tenang, "Mari kita bahas ulang tentang hak asuh anak."Udara di sekitarnya tampak membeku.Pria itu maju selangkah dan berdiri di depannya, wajah tampannya tertutup embun beku dan mata dinginnya yang tak berdasar tertuju pada Silvia, diam-diam memancarkan kekuatan yang menakutkan.Silvia sudah menjadi istrinya selama lima tahun dan mengetahui emosinya saat ini lebih baik daripada orang lain.Marah sampai pada tingkat depresi yang ekstrem.Kalau itu adalah orang biasa, maka pasti akan takut dengan penampilannya.Anak berusia enam tahun itu tidak ringan tapi tangan Silvia yang menggendong anak itu sangat mantap dan tidak rileks sama sekali.Setelah memikirkannya, dia menjadi tenang ketika melihat ke arah Melvin."Di luar panas, anak-anak nggak tahan, mengobrol saja di dalam."Silvia menggendong Cevin dan putrinya digendong Diana lalu mereka berdua berjalan menuju hotel.Simon menghampiri dan meraih tangan Mel
Baca selengkapnya

Bab 14

Silvia terpana dengan sirkuit otaknya.Mereka sedang bicara soal hak asuh anak, apa yang dia bicarakan?Saat dia hendak berbicara, dia mendengar suara dingin Melvin lagi, seolah dia sudah melakukan sesuatu yang tidak bisa dimaafkan."Silvia, apa kamu ingin anakku memanggil orang lain dengan ayah?"Sebelum dia bisa menjawab, Melvin sudah membuat kesimpulan, "Jangan mimpi!"Silvia, "???""Aku nggak pernah berpikir untuk meminta mereka memanggil orang lain dengan sebutan ayah. Kamu dan aku sudah bercerai, tapi kamu adalah ayah mereka, ini nggak akan berubah."Melvin bertanya ragu-ragu, "Kalau aku bilang, kalau kamu menginginkan hak asuh anak, kecuali kamu menceraikan suamimu saat ini, bisakah kamu lakukan?"Cahaya terang masuk ke dalam ruangan dari jendela dan menyinari kulit Silvia yang mulus. Sepasang mata indahnya yang tenang tiba-tiba bersinar, "Apakah kamu bersungguh-sungguh dengan apa yang kamu katakan?"Dia berdiri dari sofa dengan penuh semangat, mengambil dua langkah ke depan, me
Baca selengkapnya

Bab 15

Silvia yang berada di kamar seberang, menghubungi nomor telepon Karmin setelah Melvin membawa kedua putranya kembali ke kamar untuk beristirahat. Dia meminta Karmin mencarikan pengacara untuk mengajukan kasus hak asuh.Pada saat yang sama, Diana ternyata memperhatikan apa yang terjadi di sebelahnya.Vivi yang tinggal di sebelah kamar Melvin sudah tidak sabar untuk menanyakan hasilnya, tapi ditolak karena "anak sedang tidur siang".Ketika ketiga anak itu bangun dari tidur siang, Diana datang dan mengajak mereka turun untuk bermain.Cevin dan Simon sudah berganti pakaian.Nadine yang penuh energi setelah bangun tidur pun berlari ke arah Cevin.Tenaganya terlalu besar dan Cevin mundur selangkah.Melvin segera menghadang Cevin dengan kakinya untuk mencegah kedua bocah itu terjatuh.Mata Nadine yang seperti rusa berkedip ke arah Kakak yang jauh lebih tinggi darinya.Suaranya penuh kasih pada Cevin, "Kak."Cevin merasa bahagia, lalu memegang tangannya dan menatap Ayah."Ayah, bolehkah aku be
Baca selengkapnya

Bab 16

Dia melunakkan suaranya kepada Melvin dan berkata, "Melvin, ayo kita buatkan satu tenda untuk anak-anak juga?"Pria itu memandangi anak-anak itu dan tidak mendengar kata-kata Vivi. Dari sudut matanya, dia melihat Nadine memegang sesuatu yang lebih besar dari tubuh Nadine dan ekspresinya langsung berubah.Dia melangkah maju dengan cepat dan mengangkat bocah itu sebelum dia terjatuh.Melvin, "Berapa umurmu, kenapa bawa barang sebesar itu?"Nadine merasakan kerah bajunya dicengkeram oleh seseorang dan detik berikutnya kakinya meninggalkan tanah.Bagaimana dia terbang begitu saja?Bocah itu menghela napas, menendang kaki pendeknya dan mengangkat kepalanya dengan bingung.Oh, paman jahat yang "menangkap" dia.Melvin menggendongnya dengan satu tangan, mengambil bantal dari tangannya dan berjalan ke arah Silvia dalam beberapa langkah."Anak ini masih sangat kecil, kamu suruh dia ambil barang. Bagaimana kalau dia jatuh?"Silvia dan Diana baru saja memasang rangka tenda ketika mereka berbalik d
Baca selengkapnya

Bab 17

Tenda sudah didirikan dan ketiga anak itu mulai memindahkan mainan sendiri ke dalam seperti hamster kecil.Cevin dan Simon menyerahkan mainan di luar dan Nadine meletakkan mainan di dalam tenda dengan memakai kaus kaki yang lucu.Setelah perpindahan selesai, wajah ketiga orang itu bersinar penuh semangat.Silvia segera mengambil air untuk mereka.Vivi memegang layang-layang dengan ekspresi sedih. Dia mengangkat tangannya ke arah Simon, "Simon, apa kamu nggak mau main layang-layang? Tante sudah bawa turun layang-layang."Cevin sudah melepas sepatunya dan masuk ke dalam tenda, dia menatap Simon bersama Nadine.Simon yang baru saja melepas salah satu sepatunya berhenti sejenak dan memandangi layang-layang di tangan Vivi dengan penuh semangat.Melihat hal tersebut, Vivi segera menghampiri dan memegang tangannya sambil memandang Cevin yang ada di dalam tenda dan menyemangati, "Cevin, Simon, apa enaknya di tenda, ayo keluar main layang-layang."Nadine duduk dengan patuh di tenda, dia mengedi
Baca selengkapnya

Bab 18

Silvia terus mengawasi anaknya. Diana duduk di sebelahnya dan memberi isyarat agar dia melihat Vivi.Dia mendecakkan lidahnya dan berkata, "Mantan suamimu benar-benar dikejar banyak wanita."Silvia melirik ke sana dengan ringan dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku berharap mereka bisa menikah."Akan lebih baik kalau mereka menikah secepat mungkin dan memiliki lebih banyak anak.Jangan bersaing dengannya untuk mendapatkan hak asuh anak.Diana sedikit khawatir, "Via, apakah kamu benar-benar akan bersaing dengan Keluarga Lint untuk mendapatkan hak asuh anak? Selama ini, Keluarga Lint mampu mempertahankan posisinya sebagai keluarga terkaya. Meskipun mantan suamimu adalah seorang bajingan dalam cinta, kemampuan kerjanya nggak buruk."Kalau Melvin tidak mau melepaskan anak, maka Silvia akan kesulitan mendapatkan hak asuh.Silvia memandang langit biru dan berkata dengan mendesah, "Mereka adalah anak-anakku. Apapun yang terjadi, aku harus perjuangkan."Sejak dia meninggalkan Keluarga Lint, d
Baca selengkapnya

Bab 19

"Bu!"Cevin mengejar adiknya ke depan Silvia dan Simon pun berlari menghampiri.Dia memberi minum pada kedua anaknya, ketika dia melihat ekspresi Simon yang haus tapi enggan, dia menyerahkan botol airnya kepada Simon.Keluarga lainnya yang penasaran pun memandangnya dengan heran ketika mereka mendengar suara "Bu" yang keras dari mulut Cevin."Apakah ini mantan istri dari pernikahan diam-diam Keluarga Lint?""Apakah ada kemungkinan Pak Melvin nggak mengajak istrinya keluar menemui orang karena takut ada yang mengincar kecantikannya?"Semua orang tercerahkan.Kalau ada wanita super cantik dalam keluarga mereka, mereka juga tidak akan rela membawanya keluar untuk dilihat oleh pria lain.Vivi tertegun dan dia memandang Silvia dengan tatapan seperti anak panah beracun, ingin menusuk hati Silvia dengan ribuan anak panah. Ketika orang lain melihatnya, dia segera berpura-pura lembut dan menyenangkan.Nadine yang lucu.Begitu dia muncul, dia menjadi favorit di kalangan anak-anak.Yang disukai a
Baca selengkapnya

Bab 20

Diana akhirnya menemukan jawabannya.Cevin terlihat jelas lebih memilih Silvia sebagai ibu kandungnya. Pikiran Simon mungkin agak aneh, dia terlalu suka main dan mudah tertarik dengan mainan baru.Mainan anak-anak ....Kalau dia bisa mendapatkan dua anak angkat yang ganteng ini, dia akan memesan semua mainan untuk mereka.Keluarga Mingo memiliki perusahaan yang bekerja sama dengan merek mainan ternama. Dia bisa mendapatkan mainan sebanyak yang dia mau hanya dengan satu panggilan telepon.Nadine bersandar di pelukan Ibu sambil mengusap perutnya dan berkata dengan nada kekanak-kanakan, "Bu, perutku berbunyi."Silvia menciumnya dan berkata, "Oke, Ibu ajak kamu makan."Dengan menggandeng kedua (calon) anak angkat, Diana mengikutinya menuju restoran.Melvin pergi ke perusahaan terlebih dahulu untuk menangani pekerjaan.Vivi berpura-pura sampai dia pergi sebelum berbalik dengan ekspresi dingin. Dia memandangi kedua orang dewasa dan ketiga anak yang terlihat bahagia di restoran tidak jauh dar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status