Silvia yang berada di kamar seberang, menghubungi nomor telepon Karmin setelah Melvin membawa kedua putranya kembali ke kamar untuk beristirahat. Dia meminta Karmin mencarikan pengacara untuk mengajukan kasus hak asuh.Pada saat yang sama, Diana ternyata memperhatikan apa yang terjadi di sebelahnya.Vivi yang tinggal di sebelah kamar Melvin sudah tidak sabar untuk menanyakan hasilnya, tapi ditolak karena "anak sedang tidur siang".Ketika ketiga anak itu bangun dari tidur siang, Diana datang dan mengajak mereka turun untuk bermain.Cevin dan Simon sudah berganti pakaian.Nadine yang penuh energi setelah bangun tidur pun berlari ke arah Cevin.Tenaganya terlalu besar dan Cevin mundur selangkah.Melvin segera menghadang Cevin dengan kakinya untuk mencegah kedua bocah itu terjatuh.Mata Nadine yang seperti rusa berkedip ke arah Kakak yang jauh lebih tinggi darinya.Suaranya penuh kasih pada Cevin, "Kak."Cevin merasa bahagia, lalu memegang tangannya dan menatap Ayah."Ayah, bolehkah aku be
Dia melunakkan suaranya kepada Melvin dan berkata, "Melvin, ayo kita buatkan satu tenda untuk anak-anak juga?"Pria itu memandangi anak-anak itu dan tidak mendengar kata-kata Vivi. Dari sudut matanya, dia melihat Nadine memegang sesuatu yang lebih besar dari tubuh Nadine dan ekspresinya langsung berubah.Dia melangkah maju dengan cepat dan mengangkat bocah itu sebelum dia terjatuh.Melvin, "Berapa umurmu, kenapa bawa barang sebesar itu?"Nadine merasakan kerah bajunya dicengkeram oleh seseorang dan detik berikutnya kakinya meninggalkan tanah.Bagaimana dia terbang begitu saja?Bocah itu menghela napas, menendang kaki pendeknya dan mengangkat kepalanya dengan bingung.Oh, paman jahat yang "menangkap" dia.Melvin menggendongnya dengan satu tangan, mengambil bantal dari tangannya dan berjalan ke arah Silvia dalam beberapa langkah."Anak ini masih sangat kecil, kamu suruh dia ambil barang. Bagaimana kalau dia jatuh?"Silvia dan Diana baru saja memasang rangka tenda ketika mereka berbalik d
Tenda sudah didirikan dan ketiga anak itu mulai memindahkan mainan sendiri ke dalam seperti hamster kecil.Cevin dan Simon menyerahkan mainan di luar dan Nadine meletakkan mainan di dalam tenda dengan memakai kaus kaki yang lucu.Setelah perpindahan selesai, wajah ketiga orang itu bersinar penuh semangat.Silvia segera mengambil air untuk mereka.Vivi memegang layang-layang dengan ekspresi sedih. Dia mengangkat tangannya ke arah Simon, "Simon, apa kamu nggak mau main layang-layang? Tante sudah bawa turun layang-layang."Cevin sudah melepas sepatunya dan masuk ke dalam tenda, dia menatap Simon bersama Nadine.Simon yang baru saja melepas salah satu sepatunya berhenti sejenak dan memandangi layang-layang di tangan Vivi dengan penuh semangat.Melihat hal tersebut, Vivi segera menghampiri dan memegang tangannya sambil memandang Cevin yang ada di dalam tenda dan menyemangati, "Cevin, Simon, apa enaknya di tenda, ayo keluar main layang-layang."Nadine duduk dengan patuh di tenda, dia mengedi
Silvia terus mengawasi anaknya. Diana duduk di sebelahnya dan memberi isyarat agar dia melihat Vivi.Dia mendecakkan lidahnya dan berkata, "Mantan suamimu benar-benar dikejar banyak wanita."Silvia melirik ke sana dengan ringan dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku berharap mereka bisa menikah."Akan lebih baik kalau mereka menikah secepat mungkin dan memiliki lebih banyak anak.Jangan bersaing dengannya untuk mendapatkan hak asuh anak.Diana sedikit khawatir, "Via, apakah kamu benar-benar akan bersaing dengan Keluarga Lint untuk mendapatkan hak asuh anak? Selama ini, Keluarga Lint mampu mempertahankan posisinya sebagai keluarga terkaya. Meskipun mantan suamimu adalah seorang bajingan dalam cinta, kemampuan kerjanya nggak buruk."Kalau Melvin tidak mau melepaskan anak, maka Silvia akan kesulitan mendapatkan hak asuh.Silvia memandang langit biru dan berkata dengan mendesah, "Mereka adalah anak-anakku. Apapun yang terjadi, aku harus perjuangkan."Sejak dia meninggalkan Keluarga Lint, d
"Bu!"Cevin mengejar adiknya ke depan Silvia dan Simon pun berlari menghampiri.Dia memberi minum pada kedua anaknya, ketika dia melihat ekspresi Simon yang haus tapi enggan, dia menyerahkan botol airnya kepada Simon.Keluarga lainnya yang penasaran pun memandangnya dengan heran ketika mereka mendengar suara "Bu" yang keras dari mulut Cevin."Apakah ini mantan istri dari pernikahan diam-diam Keluarga Lint?""Apakah ada kemungkinan Pak Melvin nggak mengajak istrinya keluar menemui orang karena takut ada yang mengincar kecantikannya?"Semua orang tercerahkan.Kalau ada wanita super cantik dalam keluarga mereka, mereka juga tidak akan rela membawanya keluar untuk dilihat oleh pria lain.Vivi tertegun dan dia memandang Silvia dengan tatapan seperti anak panah beracun, ingin menusuk hati Silvia dengan ribuan anak panah. Ketika orang lain melihatnya, dia segera berpura-pura lembut dan menyenangkan.Nadine yang lucu.Begitu dia muncul, dia menjadi favorit di kalangan anak-anak.Yang disukai a
Diana akhirnya menemukan jawabannya.Cevin terlihat jelas lebih memilih Silvia sebagai ibu kandungnya. Pikiran Simon mungkin agak aneh, dia terlalu suka main dan mudah tertarik dengan mainan baru.Mainan anak-anak ....Kalau dia bisa mendapatkan dua anak angkat yang ganteng ini, dia akan memesan semua mainan untuk mereka.Keluarga Mingo memiliki perusahaan yang bekerja sama dengan merek mainan ternama. Dia bisa mendapatkan mainan sebanyak yang dia mau hanya dengan satu panggilan telepon.Nadine bersandar di pelukan Ibu sambil mengusap perutnya dan berkata dengan nada kekanak-kanakan, "Bu, perutku berbunyi."Silvia menciumnya dan berkata, "Oke, Ibu ajak kamu makan."Dengan menggandeng kedua (calon) anak angkat, Diana mengikutinya menuju restoran.Melvin pergi ke perusahaan terlebih dahulu untuk menangani pekerjaan.Vivi berpura-pura sampai dia pergi sebelum berbalik dengan ekspresi dingin. Dia memandangi kedua orang dewasa dan ketiga anak yang terlihat bahagia di restoran tidak jauh dar
Vivi menghubungi nomor telepon kantor Melvin.Ponsel itu kebetulan terhubung ke komputer saat itu dan semua orang sedang berkonsentrasi membaca dokumen laporan.Saat panggilan Vivi masuk, orang yang sedang berpidato merasa gugup, tangannya gemetar dan dia menjawab panggilan tersebut.Saat suara Silvia terdengar dari pengeras suara, kebetulan dia sedang mengatakan tentang ciuman pertama, malam pertama, pernikahan pertama, pertama kali menjadi seorang ayah ....Kata-katanya selanjutnya bahkan terdengar lebih jelas.Daniel dan karyawan lainnya menundukkan kepala, tidak berani menatap wajah Melvin yang sangat muram.Ada bunyi benda patah.Pena di tangan pria itu patah menjadi dua bagian.Daniel segera menutup panggilan telepon!Pengeras suara di ruang konferensi Grup Modern sangat bagus sehingga jeda serta napas Silvia terdengar jelas.Wajah Melvin sangat suram, matanya yang dingin memandang sekeliling dan suaranya sama seramnya seperti hantu yang merayap keluar dari neraka."Lanjutkan rap
Dia menutup pintu kamar tanpa ekspresi.Melihat ini, Silvia di sisi lain menghela napas lega.Meskipun Melvin tidak mengambil sup penghilang mabuk, dia merasa lega melihat pria itu sudah sadar, dia yakin Melvin bisa merawat anak-anak dengan baik.Sambil memeluk putrinya yang manis dan lembut, dia tidur sampai subuh.Dini hari berikutnya.Silvia mengajak Nadine mencari Cevin dan Simon.Tidak ada yang membuka pintu untuk waktu yang lama.Setelah bertanya ke meja depan, dia mengetahui bahwa Melvin pergi bersama mereka pagi-pagi sekali.Tapi, tak lama kemudian, dia tahu apa masalah mendesak itu.Pencarian terpopuler adalah sebuah foto.Di bangsal, Vivi berwajah pucat sedang berbaring di ranjang, dengan air mata berlinang dan sudut mulut terangkat, menatap pria dan anak di samping ranjang.Bos dunia bisnis dan aktris industri hiburan yang lembut ....Saking hebohnya dengan suasana foto ini, netizen pun menuliskan kisah cinta romantis mereka.Silvia duduk di sofa sambil menggendong putrinya,