Home / Young Adult / The Princess Troublemaker / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of The Princess Troublemaker: Chapter 61 - Chapter 70

78 Chapters

BAB 60 : Perubahan Menarik

SELAKU guru mata pelajaran paling galak seantero Bina Bangsa. Baru pertama kali dalam sejarah sang guru telah melewati usai 50-an tersebut tersenyum cerahㅡserupa orang sombong yang baru saja memenangkan lotre berhadiah miliaran rupiah. Pak Damar merupakan guru kimia berwajah menyeramkan seolah ingin memakan anak-anak muridnya namun hari ini suasana hati sang guru tampak cerah sekali. Apalagi kalau bukan karena Jessica yang selama satu semester baru sekali mengikuti kelas kimia.Di grup chat guru-guru Pak Damar menyombong berkata, “Anaknya belajar giat di mata pelajaran saya, lho.”Rosa menyenggol lengan Jessica yang risih ditatap sedemikian rupa oleh guru bidang studi. “Nyet, gue yakin abis ini lo jadi anak kesayangan guru-guru melampaui Chelsie. Gue yakin sampai ke sanubari.”“Sumsum tulang belakang lo gue cabut, mati apa nggak napas aja lo?” balas Jessica berbisik tanpa menatap sang sahabat. Si gadis sibuk mencatat seharian ini untuk hasilnya diserahkan kepada Yang Mulia Raja Alano
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 61 : Sudah Selesai Katanya

RUNTUTAN peristiwa apa yang paling kalian benci?Jessica punya sekali banyak jawaban atas pertanyaan demikian. Seolah-olah setiap sudut memori di kepala telah dipenuhi oleh segala macam tetek bengek menyebalkan yang kalau diulang kapabel sekali melenyapkan afeksi wajah berbingkai manis tersebut. Tatkala ia asyik kejar-kejaran bersama Alvin yang tanpa malu mengucapkan serantai kalimat manis. Tahu-tahu tanpa diduga Albert sudah berada di ujung lorong. Baru saja memasuki area sekolah yang selama setahun terakhir tidak pernah pria itu jejaki.Heran, tentu saja. Bercampur bingung malahan menemukan sang ayah yang super sibuk datang berkunjung tanpa ada acara besar di Bina Bangsa.Dan tahu kalimat apa yang pria tersebut luncurkan?"Sica, bisa temani Papa makan siang?"Alvin berkedip di belakang punggung si manis yang tak kunjung menunjukkan reaksi. Jessica menunduk kecil, memproses apa-apa yang baru saja terjadi dan berbalik kaku. Ia menyentuh lengan atas lelaki kelinci tersebut seraya melem
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 62 : Maklumat

SECERCAH harapan yang sang puan manis coba rajut lewat hirupan oksigen jauh lebih bebas dibandingkan orang lain akan menjadi obat saat jemari menggenggam setiap tangkai bunga matahari. Barangkali Sang Mentari pancarkan di cakrawala agung nan memiliki kehangatan sudi berbagai padanya yang masih terjebak di ujung lorong sunyi serta sesak. Maka diri itulah bersama puluhan tangkai pada kungkungan tangan, Jessica mengikat mereka dengan pita sewarna serupa untuk kesayangan hati.Senyuman manis gadis tersebut bersinar cantik menghiasi wajah ketika selesai membuat bucket bunga menuju waktu-waktu spesial begini. “Tante, ini beneran cantik nggak? Walau nggak serapi buatan Tante tapi ini bikinnya pakai hati, kok.”Maria tersadar dari lamunan dan segera mengulas lengkungan tipis kemudian mengirim satu anggukan. “Cantik, kok,” ujarnya dan berjalan mendekat. “Secantik yang bikinnya,” tambahnya sembari menjawil dagu sang puan. Maria semerta-merta menumpu tangan pada tepian meja selagi Jessica tersen
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 63 : Alvin Darah Tinggi, Jessica Full Nyengir

"MAS, empat bungkus ketoprak, ya. Dua pedes, duanya lagi sedeng. Kuahnya sama kerupuknya di banyakin, Mas. Nanti saya kasih lebih uangnya," pesan Alvin beberapa belas menit lalu tatkala motornya berhenti di depan gerobrak biru langit tepat pada persimpangan jalan menuju basecamp. Dalam rangka sedang ingin baik hati, pemuda kelinci itu berinisiatif mentraktir teman-teman seperjuangannya yang jujur saja, sama sekali tidak memberikan faedah di kehidupannya. Namun jangan salah sangka, Alvin tetap menganggap mereka temanㅡketika kondisi terdesak saja.Melirik ponsel, kini hari berdetak pada pukul 15:45 WIB, di mana sebentar lagi mentari akan turun dari singgasananya. Akan tetapi terik serta panas yang mengungkung sebagian belahan bumi ini rasa-rasanya sangat menyengat. Alvin menyesal memakai leather jacket sewarna arang kalau tahu panas akan sangat-sangat menyengat kulit.Omong-omong mengenai sore dan cuaca panas, Alvin menelengkan sedikit kepala. Menyorot lurus pada ruang obrolan dengan ga
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 64 : Tenggelamnya Matahari

TOLONG!Tolong ingatkan Alvin bahwa ia harus menjadi orang yang setidaknya berbudi pekerti luhur dan tidak pamrih atas segala bantuan nan sudah ia salurkan secara suka rela. Sebab rasa-rasanya menghadapi Jessica dalam mode super jahil benar-benar di luar batas kemampuannya. Argh! Jantungnya serasa ingin meledak lantaran sebal gadia serupa boneka tersebut terus-menerus menggodanya, melayangkan rayuan, tak ayal kini juga berperilaku bagai orang sinting. Kepalanya pusing tujuh keliling dan tampaknya Jessica enggan memahami hal itu.Iris tajam sang pemuda memandang sebal perempuan bermata bulat yang sekarang sedang terkekeh-kekeh geli. Merayakan kemenangan telak dalam menjahili seorang Alvin yang selama ini selalu gagal mengalahkan tindak-tanduk abnormal lawan. Oleh karena itu sah-sah saja apabila Jessica ingin tertawa lepas dengan perasaan membuncah. Memang, afeksi sewaktu menjadi pemenang itu adalah hal luar biasa dalam kehidupan. Jessica akui itu dengan sangat.Jam pun lambat laun berd
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 65 : Sudah Mati

PERNAH mendengar tentang menit-menit terakhir kehidupan? Seperti, ketika detak jantungmu berdenyut gila-gilaan, wajah pucat perlahan berubah ungu kebiru-biruan dengan oksigen yang tidak seberapa mengisi paru-paru? Sejenis itu. Intinya, kalian terasa sekarat; terasa akan mati kurang dari beberapa sekon. Jessica jelas sedang mengalaminya sekarang. Tatkala menertawai Alvin dengan segala tingkah laku malu-malunya tiap kali ia goda. Telapak kaki nan seharusnya bergerak maju mengejar justru salah mencari pijakan dan jatuh ke dalam air tanpa bisa mencari pegangan.Jessica tidak bisa berenang.Fakta memalukan yang dia sendiri tidak ingin semua orang tahu. Hanya saja malas menanggapi tatkala orang-orang bertanya, "Kenapa bisa?" sebab Jessica sendiri tidak tahu mengapa ia takut airㅡmeski tidak mencapai titik di mana ia akan histeris, setidaknya dia betul-betul enggan memerangi ketakutan abstraknya itu. Dan sialnya, Jessica menyesal menolak mentah-mentah bujukan Demian agar dia mau belajar beren
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 66 : Nestapa

BAGAIMANA cara mengenyahkan sungkawa dalam kehidupan? Bagaimana cara mengusir pergi nestapa yang mendekap tubuh dengan duri-duri tajamnya? Bagaimana cara melepas duka getir nan tidak tertahankan ini? Bagaimana? Tolonglah. Berikan satu trik saja pada Jessica yang kehilangan waras dalam diri ini. Dadanya bergemuruh hebat. Jantungnya terasa tertusuk belati berulang kali. Sesak mencekik ini bahkan masih terasa menyakitkan kendati telah berulang kali mengecap sepanjang tarikan napas. Pun benak tengah sibuk luar biasa, mencari-cari satu asa guna dijadikan tumpuan. Namun nihil. Jessica tidak menemukan satu hal apapun untuk menetralkan racun nan menggerogoti tiap jengkal tubuh. Kendali sudah tidak lagi pada genggaman. Pikiran berkecamuk. Isi hati porak-poranda, sempurna akan remuk redam. Benang merah takdir berakhir menjadi satu-satunya pelampiasan kemalangan pada diri.Mengapa harus Jessica?Apa kebahagiaan terlalu mewah untuk Jessica?Atau, memang ada syarat-syarat tertentu agar Jessica dap
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 67 : Bagi Mereka

BARANGKALI tanpa diri sadari, batin sudah menghantarkan ratusan asa dan harapan sampai-sampai sang cakrawala muak mendengar lalu memilih tuli. Enggan mendengar, enggan menanggapi. Dulu mungkin-mungkin saja apabila melempar gumpalan kebencian mutlak pada langit dan takdir, mengirim ribuan sumpah serapah, memaki tiada kenal lelah hanya untuk melapangkan dada yang sesak tidak tertahankan. Namun sekarang, meskipun mau, Jessica sudah tidak punya tenaga lagi. Atau hatinya sudah terlalu hampa akan angan-angan semu hingga kemudian mati tenggelam dalam rawa-rawa kemuraman absolut. Jessica menyerah. Jessica memilih menyerah akan kehidupan, menyerah atas asa mewujudkan semua keinginan dalam hati.Jessica memilih kalah dalam perang ini. Tubuhnya telah babak belur. Hatinya remuk redam tidak bersisa. Kepingannya pun tidak bisa di selamatkan lagi. Jessica sudah hancur lebur dalam permainan takdir.Kendati demikianlah gadis tersebut berada di sini, usai kabur dari rumah sakit, setelah meninggalkan Al
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 68 : Brutal Akan Amarah

"GUE mau ziarah ke makam Haikal dulu. Kalian duluan aja." adalah kalimat yang Jessica lontarkan tatkala mereka tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Dan tdak seperti hari-hari biasanya, Chelsie tidak banyak berkomentar, ia tidak pula melemparkan bongkahan amarah pada sang sahabat di ikuti dengan runtut omelan akan pentingnya disiplin dalam belajar. Dia hanya mengangguk, tersenyum kalem pada lawan dan meminta agar dirinya terus mendapatkan kabar terbaru mengenai pergerakan sang sahabat. Jessica setuju. Barangkali bertanya-tanya lebih lanjut justru akan menimbulkan perdebatan yang penting, pikirnya. Usai taksi pesanan datang, Jessica mengirim satu lengkungan kikuk, melambai-lambaikan tangan dan berujar, "Jangan terlalu khawatir. Gue mau nenangin diri dulu bentar. Kemarin gonjang-ganjing banget hidup gue." dan Rosa tak memiliki pilihan lain selain mendekap Jessica cukup lama kemudian melihat taksi tersebut menghilang dari pandangan.Rosa memeluk dirinya sendiri, entah mengapa meras
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 69 : Menghilang

ORANG-ORANG dulu berkata bahwa rumah adalah tempat paling aman, nyaman dan tepat untuk beristirahat dari berisiknya hiruk-pikuk dunia. Kehangatannya akan mampu meluruhkan segala penat dan lelah tanpa pamrih. Di semua buku, selebaran, iklan atau penjelasan literatur pun mengatakan hal serupa. Rumah adalah tempat kau untuk pulang. Setidaknya itu yang mereka ingin bagikan ke seluruh umat manusia. Tapi sialnya, tidak semua dari mereka memaparkan lebih detail mengenai rumah macam apa yang baik guna menyambut rusaknya jiwa akan permainan benang takdir. Atas segala ujian alam bagi tiap-tiap mereka yang bernapas. Mereka lupa menambah satu paragraf kenyataan bahwa tidak semua rumah itu terasa seperti pulang. Kadang kala justru mirip seperti neraka. Memang tidak panas, namun gelegak amarah yang terus-menerus mendidih, lontaran makian, teriakan melengking, barang demi barang melayang, tuduh menuduh dan sejenisnya. Mana mungkin tempat yang terasa seperti arena peperangan tersebut cocok di katakan
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status