Semua Bab KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU: Bab 61 - Bab 70

76 Bab

BAB 61

"Dengarkan aku semua, Safira Indira Putri bukan istriku lagi!" Safira langsung berlari menghambur memeluk ibunya. Wanita itu menangis di sana. "Ibuk ... aku janda sekarang, Buk. Anakmu janda." "Alhamdulillah. Syukuri, Fir. Lepas sudah apa yang sudah membebanimu selama ini." Safira mengangguk. Ia menoleh ke arah Bu Andin dan Pak Rahmat yang masih mematung. Bibir bu Andin bergetar seperti ingin bicara namun Safira membuang wajahnya. Campur aduk perasaan Safira. "Kita pergi saja, Ma. Ayo," ajak Pak Rahmat pada istrinya. Bu Andin hanya bisa mengikuti arahan suaminya. "Ma," sapa Danang. Pak Rahmat langsung mengangkat tangannya. "Kami butuh ketenangan sekarang. Bisa mati kami tiba-tiba kalau begini terus. Lanjutkan hidupmu dengan istri pilihanmu. Maaf, Papa gak bisa bantu apa-apa selain doa. Coba jalani seperti apa jika mengawali semua dengan dia, mungkin saja bisa lebih bahagia." Megan maju dan mengulurkan tangannya pada Pak Rahmat. "Papa bisa tidak menerima saya tapi tol
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

BAB 62

Criiiiing! Gelas yang berada di dekat Danang jatuh berserakan. Pria itu sengaja menjatuhkannya karena rasa kesalnya yang luar biasa. Tatapan tajam dan mencekam tertuju pada Safira namun Safira sama sekali tak gentar. Dia punya bukti semua tranferan uangnya ke rekening suaminya itu dan dia memiliki bukti transaksi di kartu member atas namanya di sebuah supermarket. "Mas, kamu gak apa-apa, Sayang?" tanya Megan langsung menghampiri Danang, mengelus wajah suaminya itu. "Its oke," jawab Danang masih menahan emosi. Melihat pemandangan di depannya itu, Safira mendecih merasa lucu. Benar-benar pasangan tak punya malu. "Fix ya, Mas. Aku gak senggol tanah 2 are yang kamu beli di pinggir kota itu lo! Andai aku mau, aku bisa masukkan ke list harta gono gini. Tapi aku kasih kamu full itu, kasian kamu. Jadi total yang kamu harus serahkan padaku, 500 juta. Barulah clear urusan kita kalau kamu gak mau urusan ini panjang." "Yang benar saja kamu, Fir." Megan mendengar nominal angka 500 jut
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

BAB 63

FLASH BACK! "Uangku sisa tiga juta, Sayang. Tempat ini sudah kubayar selama seminggu. Sementara kita tinggal di sini dulu," ujar Danang meletakkan kopernya di sebuah kos-kosan. Megan yang masih cemberut terpaksa menggeret kopernya dan meletakkannya begitu saja di samping koper milik Danang. "Kita hanya sementara, jangan manyun gitu, dong, Sayang. Apalagi sekarang, aku sepenuhnya milik kamu." "Iya, Mas. Tapi kamu kok bisa sih sanggupi uang 500 juta untuk Mbak Safira? Enak banget dia." "Ya kan kamu sudah dengar sendiri bagaima alurnya. Memang benar juga yang dikatakan Safira. Selama ini, dia yang mengeluarkan banyak uang. Dia kan kerja juga bisnis. Daripada panjang lebar, kali ini saja aku yang akan ngalah." "Laaah kok gitu sih, Mas? Itu namanya kamu masih dalam kendali dia." Megan menghentakkan kakinya karena kesal. "Safira itu bukan wanita sembarangan, Megan. Dia memiliki banyak koneksi. Apalagi kalau sudah nekat, bisa diambil rumah itu sepenuhnya sama dia. Lagian
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

BAB 64

Danang dan Megan hanya bisa terpaku tak kuasa bicara apalagi meninggikan suara mereka. Sebab memang mereka sadar bahwa perbuatan suami yang melangsungkan pernikahan poligami tanpa persetujuan istri dan izin pengadilan melanggar ketentuan dalam KUHP atau UU 1/2023 dan diancam dengan ancaman pidana penjara. 'Perempuan sialan. Akan kubalas sakit hatiku ini dengan cara yang lain. Lihat saja' batin Megan hanya bisa mendendam. Ia merasa benar-benar dihimpit. Mantan istri suaminya itu memang bukan wanita sembarangan. "Terserah kamulah. Terserah. Kalau kamu mau lihat dua anak kita malu, lakukan saja sesukamu," ujar Danang menahan perasaan kesal pada dirinya yang tak bisa menundukkan mantan istrinya itu dengan mudah. Ck! "Aku sudah baik padamu, Mas. Bahkan sejak awal aku sangat baik. Kamu mengatakan semua keburukanku. Demi bumi yang menjadi saksi, kamu akan menyadarinya kelak dan menyesal sampai-sampai kamu ingin mengulang waktu. Tapi sayang, Mas. Saat itu tiba, aku sudah sangat ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

BAB 65

"Aku tidak akan membiarkan anakku tinggal dengan ibu tiri. Rio akan tetap bersamaku." "Rio sudah 12 tahun. Dia tak harus tinggal dengan ibunya!" sahut Danang tak terima. Safira diam. Yang dikatakan Danang itu benar. Rio sudah bisa memilih dimana dia akan tinggal jika oramg tuanya bercerai. Tapi membayangkan putranya tinggal bersama ibu tiri, Safira jelas was-was. "Oke. Tapi untuk saat ini, siapkan dulu lah perlengkapan Rio yang baru. Ingat, belikan yang terbaik. Kalau sudah, aku sendiri yang akan membawanya kemari." Tak menunggu respon apa apa pun, Safira melangkah mantap, membuka mobilnya dan duduk begitu tegak. Lamat-lamat dia menatap rumah yang telah memberikannya ribuan kenangan bersama putra putri juga suami yang dulu mencintainya. "Selamat tinggal masa lalu," lirih Safira sendirian. Ia lalu melajukan mobilnya dan menemukan Mimi sedang menggandeng kedua anaknya. Tiiiiit!! "Bunda!" "Ayo masuk! Kita ke rumah mbah putri!" Mimi diam dia tempat. Pembantu Safir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

BAB 66

"Diam terus! Ayo pilih apa lagi?! Ambil seperlunya dan yang dibutuhkan. Rugi sendiri kalau gak mau. Kan kamu nanti yang di dapur? Aku mau telepon teman dulu." Danang keluar dari toko grosiran yang padat itu, masuk ke dalam mobilnya. "Ooh nasibku! Kok begini?! Kalau sekedar begini, di rumahnya Mbok juga banyak," gerutu Megan terpaksa memasukkan tudung saji plastik berwarna hijau. Sutil, cobek, pisau tak luput. Ia juga meraih ricecooker yang besar, blender, chopper dan oven listrik Danang kembali. "Sudah?" "Sudah, Mas. Tinggal bayar." "Ini terlalu besar, Megan. Ambil yang kecil saja. Toh yang makan cuman aku dan kamu," ucap Danang mengeluarkan ricecooker ukuran 1. 98 liter lalu menggantinya dengan ukuran 0, 6 liter. Megan melongo kaget. Namun tak sampai di situ, Danang juga mengeluarkan bleder dan choper juga oven yang sudah dia pilih. "Gunanya cobek itu buat kamu menggiling. Tak perlu juga ada oven. Sudah, kita bayar sekarang biar cepat masak," ujar Danang tanpa peduli e
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

BAB 67

Philips Digital Rice Cooker 5000 Series HD4539/30 - Induction Heating Harga barunya Rp1.150.000. Preloved pemakaian normal selama setahun sale 600.000! Gercep! Barang cuman satu! Siapa cepat tranfer dia yang dapat. David melihat story WA Safira mengernyitkan alis. Kebetulan hari ini, hari libur. Sedari tadi isi status WA Safira dipenuhi dengan foto barang-barang rumah tangga yang dijual murah. "Apa sekarang dia berhenti jualan baju butik ibunya? Tapi kok ada yang menjanggal. Dia sedang kesusahan uang, ya?" David tak mau pusing dengan dugaan-dugaannya sendiri. Ia langsung menghubungi Tasya. "Nah, lo, kok Bapak kepo?" goda Tasya dari kejauhan. David tahu, wanita itu sedang cekikikan menggodanya. "Sebagai bos kalian, aku wajib tahu. Jangan sampai kalian korupsi uang perusahaan karena kepepet uang." "Ehh?! Bisa gitu, ya, Pak?!" "Ya bisa lah. Aku ini pemimpin, jadi tahu apa isi otak kalian." "Aduh. Ngadi-ngadi aja Si Bos ih. Gak bakalan kami korupsi." "Ya terus, gim
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

BAB 68

"Makan," ucap Megan ketus meletakkan begitu saja piring berisi nasi dan ikan nila goreng di depan Rio yang baru pulang sekolah. "Aku kan gak suka ikan nila. Aku mau ayam." "Papamu tidak kasih uang banyak! Dia cuman kasih 50 ribu! Jangan banyak permintaan." "Aku gak mau. Aku mau pulang saja ke bunda," ucap Rio meninggalkan makanannya, masuk ke dalam kamar. Megan menggigit giginya sendiri menahan amarah. Di matanya, Rio anak kecil yang kurang ajar. Tak bisa menghargainya. Anak itu tak pernah tersenyum padanya. Benar-benar keturunan Safira yang mengesalkan hati. "Dia dan ibunya sama-sama spesies makluk menyebalkan!" Terlihat Danang sudah rapi dengan kemeja batik dan tas jinjing. "Mau kemana, Mas, siang-siang gini?" "Bahas bisnis itu sama temen. Rio sudah makan?" "Tuh, nasinya ditinggalin. Katanya mau makan ayam goreng." "Lah, kenapa kamu gak belikan ayam? Kamu kan tahu bagaimana selera Rio. Gak sehari dua hari kamu asuh dia sebelumnya. Tahu ada Rio mau datang, kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

BAB 69

Flash back! "Bunda, aku kangen Abang!" seru Amira lewat telepon. "Ya sudah, nanti siang ke rumah Papa aja sama Mimi. Kalian naik grab." "Boleh saya pengetin paha ayam sekilo gak, Nyah?" sambung Mimi. "Ada ayam di kulkas? Nanti aku jemput pulang dari sana sekalian ajak anak-anak jalan ke hypermart." "Nanti saya beli duluan. Biasa nanti ada lewat dagang ayam, Nyah." "Oke!" Siang itu, setelah masak 1 kg paha ayam full, Mimi bersama Amira langsung ke rumah Cemara Indah. "Pasti Abang sudah pulang sekolah. Nanti adek janji, kalau diajak nginap juga, jangan mau. Oke?" ucap Mimi sembari memangku Amira. Amira mengangguk tanda mengerti. Setelah sampai rumah, Mimi terkejut mendengar suara tangisan Rio yang sangat kecang. Ia langsung melepaskan Amira dan berlari mencari sumber suara. Bagai tersambar ribuat kilatan petir, Mimi melihat Rio diperlakukan sangat jahat oleh ibu tirinya. Membuncah hebat isi dada Mimi. Tanpa pikir panjang, dia langsung mendorong Megan ke arah dindi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

BAB 70

"Ma-maafkan saya, Mbak! Lepaskan!" Safira justru menekan kakinya hingga Megan semakin sulit untuk menarik napas. "Kenapa kamu menjadi hama yang menggerogoti keluargaku, ha? Sudah kamu rebut suamiku sekarang kamu siksa anakku. Dimana hati nuranimu, perempuan?!" "Tak ada yang merebut siapa pun, Mbak. Mas Danang yang datang pada saya!" "Sebelum itu pasti ada kesepakatan kan? Jangan coba-coba berdalih kamu." Kaki Safira yang masih menggunakan sendal slop dengan highheels yang cukup tinggi, sekarang naik tepat di atas leher Megan. Wanita muda itu gemetar. Tangannya mencoba melepaskan kaki Safira namun Safira semakin menekannya keras. Itulah kekuatan seorang ibu yang sedang murka. Bpahkan Megan tak kuasa menggeser tubuhnya sendiri. "Saya emosi karena Rio tak mau makan, Mbak! Saya sayang anak-anak!" Byuuuuur! Safira menyiram wajah Megan dengan centong yang pecah itu. Megan refleks memiringkan wajahnya namun itu tentu saja sudah terlambat. Banyak air yang sudah masuk dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status