Pelukan Rohander menguat, sementara napasnya yang hangat menyapu puncak kepala Agatha. Ia membungkuk sedikit, suara beratnya berbisik di dekat telinga Agatha.“Kau boleh membenciku,” katanya pelan, hampir seperti sebuah janji. “Tapi aku tidak akan pernah melepaskanmu.”Agatha tidak merespons. Tubuhnya kaku, matanya menatap lurus ke arah jendela besar di belakang Rohander, seolah mencoba melarikan diri lewat pandangannya. Ia bisa merasakan detak jantung pria itu, kuat dan stabil, tapi terlalu dekat. Terlalu mengekang.“Apa ini hidup yang kau inginkan, Rohander?” akhirnya Agatha berbicara, suaranya rendah, hampir berbisik. “Memaksa seseorang mencintaimu? Memeluk boneka yang bahkan tidak ingin ada di sini?”Rohander menarik diri sedikit, cukup untuk menatap mata Agatha. Tatapan itu dalam, gelap, dan sarat emosi yang sulit diterjemahkan. Bibirnya menipis sebelum ia menjawab, nadanya tegas namun ada lapisan lembut yang nyaris tak terdengar.“Tidak, Agatha,” katanya. “Aku tidak memaksamu me
Last Updated : 2024-11-29 Read more