Beranda / Romansa / OBSESI PRIA BERKUASA / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab OBSESI PRIA BERKUASA: Bab 111 - Bab 120

123 Bab

Siapa mereka?

Saat Agatha dan Rohander berjalan menuju taman yang lebih sepi, mereka tiba-tiba terhenti ketika sekelompok pria datang menghampiri mereka. Agatha segera merasakan ketegangan di udara. Mereka mengenakan pakaian yang tidak biasa, lebih formal dari kebanyakan orang di sekitar sana, dan gerak-gerik mereka terlihat tidak ramah.Salah seorang pria, yang tampak lebih tua dan memimpin kelompok itu, berhenti di depan mereka. Wajahnya serius, bahkan terkesan mengintimidasi. "Agatha," katanya dengan suara rendah dan tajam. "Kita perlu bicara."Agatha langsung merasakan sesuatu yang tidak beres. Instingnya memberitahunya bahwa ini bukan pertemuan yang biasa. "Siapa kalian?" tanyanya, nada suaranya lebih dingin dari biasanya. Ia menoleh ke Rohander, yang sudah berdiri lebih dekat padanya, seakan siap untuk melindunginya.Pria yang memimpin itu tersenyum dingin. "Tidak perlu khawatir, Rohander," ujarnya, memperhatikan pria itu dengan tatapan tajam. "Ini urusan dengan Agatha." Kemudian ia mengalihk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Untuk kamu dan untuk kita

Rohander menatap Agatha, kebingungannya jelas terlihat, namun ia mencoba untuk tetap tenang. Agatha yang biasanya penuh emosi kini tampak seperti seseorang yang kehilangan arah, kosong. Dia bisa merasakan ketegangan di udara, seperti ancaman yang menunggu untuk meledak.Agatha berjalan beberapa langkah mundur, menghindari tatapan Rohander. "Aku... aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku bahkan tidak tahu siapa mereka, Rohander," suaranya hampir tidak terdengar, seperti berbisik pada dirinya sendiri.Rohander menarik napas dalam-dalam, mendekatkan diri sedikit. "Kita akan cari tahu, Agatha. Kita akan hadapi ini bersama. Apa pun yang terjadi, aku akan ada di sini," katanya dengan tegas, meskipun hatinya gelisah.Agatha berhenti sejenak, meresapi kata-kata itu. Sesaat, ada secercah rasa nyaman, namun itu segera terhapuskan oleh ketakutan yang terus merayap dalam dirinya. "Tapi mereka bilang aku terpilih," kata Agatha, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Rohander. "Apakah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Kita berdua bisa menemukan jalan kita

Rohander memegang tangan Agatha dengan lembut, tapi kuat, seakan-akan mengingatkan dirinya sendiri bahwa ini adalah langkah pertama yang harus mereka ambil bersama. Wajahnya yang sering kali terlukis dengan ekspresi yang tegas kini tampak lebih lembut, seolah menanggalkan keegoisan dan kekuasaan yang biasanya menemaninya.Agatha, meski berusaha untuk terlihat lebih tenang, masih merasa perasaan berat mengendap dalam dirinya. Setiap napasnya terasa seperti pertaruhan. Ia tidak bisa sepenuhnya melepaskan kekhawatiran yang menempel, tapi entah kenapa, dalam pelukan Rohander, ia merasa sedikit lebih ringan. Meski ketakutan masih mengikatnya, dia merasa ada sedikit ruang untuk bernapas."Agatha," suara Rohander pecah, menghentikan kecamuk pikiran Agatha. "Aku tahu ini tidak mudah. Aku tahu kamu masih takut, dan aku juga takut—takut kehilanganmu." Suaranya serak, seolah-olah kata-kata itu mengikis sesuatu dalam dirinya.Agatha menatapnya, matanya sedikit berkaca-kaca. "Tapi kamu yang membua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Berhenti saling menyakiti

Agatha memegang ponselnya erat-erat, menatap pesan dari Rohander dengan mata yang kabur oleh kecemasan. Perasaan yang semestinya tidak muncul, perasaan yang tidak diinginkan, datang begitu saja. Ia mencoba menenangkan dirinya, mengingatkan diri bahwa ini adalah langkah untuk merdeka, untuk menyembuhkan luka batinnya. Namun, meskipun ia berusaha keras menghalau perasaan itu, bayangan Rohander yang masih berlutut, wajahnya pucat, terus menghantuinya.Rasa cemas itu perlahan merayap, lebih kuat dari yang ia harapkan. Seharusnya, ia merasa lega bisa menjauh untuk sementara waktu, bisa memiliki ruang untuk berpikir dan bernapas. Tetapi mengapa ia malah merasa begitu gelisah? Mengapa pikirannya terombang-ambing, khawatir dengan keadaan Rohander yang masih belum pulih sepenuhnya?Agatha meletakkan ponselnya di samping, menyandarkan kepala ke sandaran bangku taman, menatap langit malam yang semakin gelap. "Apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku?" gumamnya pelan. Ia seharusnya merasa be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Terkejut dan ketakutan

Rohander melepaskan pelukan itu perlahan, meskipun terasa berat. Matanya memandang wajah Agatha yang sedikit memerah, entah karena emosi atau mungkin kelelahan. Dia ingin mengatakan lebih banyak, menjelaskan lebih dalam, tetapi tatapan Agatha memintanya untuk diam—setidaknya untuk saat ini.“Aku butuh waktu,” ucap Agatha akhirnya, suaranya tenang tapi ada luka yang masih tergambar jelas di sana. “Kita tidak bisa melupakan semuanya begitu saja, Rohander. Semua yang sudah kau lakukan… itu terlalu banyak.”Rohander mengangguk. “Aku tahu,” jawabnya pelan. “Aku tidak akan memaksamu. Tapi aku tidak akan berhenti berusaha. Jika itu berarti memberimu waktu, maka aku akan menunggu, Agatha. Berapa lama pun itu.”Agatha menelan ludah, perasaan yang bercampur aduk kembali menyerang. “Kau bilang begitu, tapi aku tahu kau tidak sabar, Rohander. Kau tidak tahu bagaimana caranya menunggu. Kau terlalu… obsesif.”Rohander terkekeh kecil, meski lemah. “Aku sedang belajar, Agatha. Dan ini pelajaran tersu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Pusaran kebohongan

Rohander berdiri mematung, wajahnya yang biasanya tenang berubah gelap. Tangannya terkepal erat di sisi tubuhnya. Agatha tahu ada sesuatu yang besar yang dia sembunyikan, sesuatu yang bahkan dia tak ingin mengungkapkannya.“Rohander,” suara Agatha terdengar tajam. “Siapa ini di belakangku? Apa maksud semua ini?”Rohander mengulurkan tangan, mencoba mengambil foto itu, tetapi Agatha dengan cepat menariknya kembali. “Jangan. Kau tidak akan bisa mengalihkan pembicaraan kali ini. Aku butuh jawaban.”Dia mendesah berat, lalu mengusap wajahnya dengan tangan yang gemetar. “Agatha, ini bukan waktu yang tepat. Tolong percayalah padaku.”“Percaya?” Agatha tertawa sinis, emosinya meluap. “Kau telah memanipulasiku, menyuntikkan bahan kimia ke tubuhku, mencoba menghapus ingatanku. Dan sekarang kau bilang aku harus percaya?!”Rohander menatapnya penuh kesakitan, tetapi tetap tak berkata apa-apa.“Apa yang kau sembunyikan dariku, Rohander?” tuntut Agatha. Dia mengangkat kunci kecil yang ada di dala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Kebenaran lain yang menyakitkan

Agatha menatap kalung itu dengan cemas, jari-jarinya gemetar saat menyentuh liontin yang tampaknya begitu akrab namun terasa asing. Suasana di ruangan itu semakin tegang, hanya ada detakan jantung mereka yang terdengar jelas di antara keheningan yang berat.Rohander, yang masih berlutut di depan Agatha, memandangi wajahnya dengan penuh harapan, meski ada kekhawatiran yang jelas di matanya. “Agatha, aku tahu aku telah melukai kepercayaanmu. Tapi, aku tidak pernah bermaksud untuk membahayakanmu. Semua yang aku lakukan, aku lakukan karena aku takut kehilanganmu.”Agatha menarik napas panjang, matanya masih tertuju pada kalung yang kini terasa sangat berat di tangannya. “Kehilangan? Atau karena aku terlalu penting bagimu sehingga kamu tak bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi di sekitarmu?” tanyanya pelan, suara itu terdengar hampir seperti bisikan.Rohander menatapnya dalam, seperti mencari jawaban dari setiap kata yang keluar dari mulut Agatha. "Aku tak tahu lagi apa yang harus ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Mencoba mempercayai untuk kesekian kalinya

Liam menutup pintu dengan lembut, matanya tetap tajam menatap Agatha dan Rohander, mencoba mengukur reaksi mereka. Agatha, yang masih terkejut, mulai merasakan kekhawatiran mendalam di dadanya. "Liam... apa maksudmu dengan kekuatan yang lebih besar itu?" Suaranya sedikit tercekat, seolah tak siap menerima kenyataan yang baru saja datang menghampiri mereka.Liam menghela napas panjang, seolah berat untuk berbicara. "Aku tak bisa menjelaskan semuanya sekarang, Agatha, tapi ada orang-orang yang selama ini mengamati kalian berdua. Mereka tahu apa yang terjadi, mereka tahu tentang Rohander, tentang apa yang telah terjadi di masa lalu, dan mereka akan melakukan apa saja untuk memastikan kekuasaan mereka tetap terjaga."Rohander berdiri lebih tegak, tampaknya sudah mulai memahami bahwa ini lebih dari sekadar masalah antara dia dan Agatha. "Siapa mereka, Liam?" tanyanya dengan suara yang lebih serius, penuh tekad. "Apa yang mereka inginkan dari kami?"Liam menatap Rohander sejenak sebelum a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Informasi baru

Beberapa hari setelah keputusan mereka untuk bergerak maju, masalah demi masalah mulai satu per satu terpecahkan. Agatha dan Rohander bekerja sama, menggali lebih dalam ke dalam misteri yang mengelilingi mereka. Setiap langkah yang mereka ambil, meskipun penuh risiko, memberikan jawaban yang lebih jelas tentang siapa yang berada di balik semua ini dan apa tujuan mereka.Di sebuah pertemuan tertutup, Rohander akhirnya berhasil menghubungi seseorang dari jaringan lamanya yang bisa dipercaya. Seorang informan yang dikenal dengan nama "Apex," yang ternyata mengetahui lebih banyak daripada yang semula mereka duga."Aku sudah mendapatkan informasi baru," kata Apex melalui ponsel kepada Rohander saat mereka berada di ruang bawah tanah yang terisolasi. "Liam yang kau temui beberapa hari lalu adalah bagian dari jaringan yang lebih besar, lebih gelap. Mereka bukan hanya sekedar ancaman biasa. Mereka memiliki koneksi jauh lebih dalam, yang berhubungan dengan keluarga politik besar yang berkuas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Elysium

Dengan keteguhan di hati, Agatha dan Rohander mulai menyelidiki lebih dalam tentang siapa yang berada di balik semua kekacauan ini. Mereka bertemu dengan lebih banyak orang yang terlibat dalam jaringan ini, orang-orang yang selama ini bersembunyi di balik bayang-bayang, orang-orang yang memiliki kekuatan luar biasa dan niat yang lebih gelap dari yang bisa mereka bayangkan. Setiap langkah mereka semakin membawa mereka lebih dekat pada kebenaran yang menakutkan, tetapi sekaligus memberi mereka sedikit harapan.Di tengah perjalanan mereka, mereka menemukan petunjuk yang mengarah pada sebuah organisasi rahasia yang disebut Elysium. Organisasi ini memiliki sejarah panjang dalam eksperimen manusia, dan Agatha ternyata memiliki hubungan langsung dengan mereka. Tidak hanya sebagai subjek eksperimen, tapi juga sebagai bagian dari proyek mereka yang lebih besar, yang tujuannya adalah untuk menciptakan entitas yang bisa mengendalikan pikiran dan realitas.Suatu malam, setelah berjam-jam mene
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status