Semua Bab Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Bab 241 - Bab 250

296 Bab

Bab 241

Fajar mendengus. "Kalian mau menyelesaikan masalah ini, 'kan? Oke. Berdasarkan kontrak, kalau kualitas produk bermasalah, kalian harus bayar ganti rugi sebesar 10 kali lipat. Pesananku belum termasuk banyak kok, cuma 3 triliun. Berarti kalian harus membayarku 30 triliun?""Pesananku 4 triliun, berarti kompensasinya 40 triliun!""Pesananku 1 triliun, berarti kompensasinya 10 triliun! Kalian sanggup bayar?""Pesananku 2 triliun ...."Para agen sibuk berteriak untuk meminta kompensasi. Sebelumnya, mereka menambah pesanan. Pertama karena produk memang laris manis. Kedua karena Renhad menaikkan harga produk secara gila-gilaan, tetapi kuantitas dikurangi. Hal ini membuat mereka terpaksa memborong banyak.Ketika mendengar nominal yang disebutkan oleh para agen itu, Renhad tidak tahu harus bagaimana bereaksi. Erlin bahkan langsung terjatuh. Pesanan yang membuat mereka berbangga diri ini malah menjadi bumerang."I ... ini namanya pemerasan! Gimana bisa kalian minta ganti rugi sebanyak itu? Kena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 242

"Benar, kami mau Bu Felicia yang mengelola Safira Farma lagi!""Kalau nggak ada Bu Felicia dan Pak Afkar, kami pasti sudah celaka!""Di mana Bu Felicia dan Pak Afkar? Kenapa aku nggak melihat mereka?""Ya! Usir Renhad dari Safira Farma!"Renhad mencengkeram dadanya karena merasa sesak. Untung saja, dia masih kuat. Jika tidak, dia mungkin sudah menemui ajalnya.Wajah Erlin sangat merah. Jika bukan karena ada yang memapahnya, dia mungkin tidak bisa berdiri lagi sekarang.Di sisi lain, Gauri terkesiap mendengar ucapan para agen itu. "Serius? Para agen itu minta Feli jadi penanggung jawab perusahaan balik?"Ekspresi Harun seketika menjadi senang. Dia merasa sangat puas dengan hasil ini."Gimana, Ibu? Seru nggak dramanya?" tanya Afkar yang tersenyum menyipitkan mata."Seru sekali!""Puas, 'kan?""Puas! Lihat wajah nenek dan paman kalian! Lucu sekali!" Gauri tersenyum lebar. Segala kebencian dan kekesalan sirna."Ya sudah. Kalau begitu, kita pergi dari sini," ujar Afkar.Gauri dan Harun kebi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya

Bab 243

Malam harinya, Afkar dan lainnya kembali ke Kompleks Graha. Di sini ada banyak kamar sehingga mereka tidak perlu takut tidak punya tempat untuk tidur.Selesai makan, ponsel Felicia berdering. Gauri pun bertanya, "Siapa?""Paman Renhad." Usai berbicara, Felicia mengangkat telepon. Dia bertanya dengan nada datar, "Halo, ada apa?""Kalian semua di mana? Cepat pulang!" Perintah Renhad dengan galak."Kenapa kita harus pulang? Kalau ada urusan, datang saja ke rumahku." Kemudian, Felicia langsung mengakhiri panggilan."Halo? Halo? Sialan!" Renhad kesal hingga membanting ponselnya."Apa yang dikatakan jalang itu?" tanya Jesslyn."Dia langsung menutup telepon. Dia suruh aku ke rumahnya kalau mau bicara. Sial, kurang ajar sekali!" Renhad menggertakkan giginya."Memang kurang ajar! Dia kira dia sudah hebat? Ayah, gimana sekarang? Masa kita harus memohon kepada mereka?" tanya Viola dengan ekspresi enggan."Bisa apa lagi? Memangnya mau masuk penjara?" tanya Renhad balik dengan ekspresi masam.Memoh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 244

"Kamu nggak berhak bicara di sini! Tutup mulutmu!" sergah Viola sambil menunjuk Afkar dengan murka.Plak! Felicia sontak melayangkan tamparan ke wajah Viola. "Viola, dengar baik-baik! Mulai sekarang, setiap kali kamu memarahi suamiku, aku akan menamparmu!"Aura kuat yang ditunjukkan Felicia membuat Viola tidak bisa berkata-kata. Dia hanya bisa memegang pipinya sambil memelototi Felicia dengan tatapan penuh kebencian. "Ka ... kamu ...."Sayangnya, Viola tidak berani membalas tamparan Felicia untuk sekarang. Bagaimanapun, mereka sekeluarga membutuhkan bantuan Felicia."Feli, kita ini keluarga. Apa perlu ribut sampai seperti ini? Nenekmu menyuruhku membawa kalian pulang. Kita saling mengalah ya! Aku bakal menyerahkan Safira Farma kepadamu. Bukankah ini kabar baik?" Renhad menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.Felicia terkekeh-kekeh. "Hehe. Sekarang kalian baru tahu harus saling mengalah? Sebaiknya kalian pergi deh! Kalian lupa gimana kalian mengusir kami dan merampas saham kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 245

Gauri memang merasa senang, tetapi juga merasa agak cemas. "Feli, kamu mau nenekmu minta maaf? Apa ini mungkin? Gengsinya sangat tinggi!"Begitu mendengarnya, Harun sontak mengernyit. "Serius? Feli, ini agak keterlaluan. Dia nenekmu!"Felicia menggigit bibirnya sebelum berucap, "Keterlaluan? Saat aku dipaksa menikah dengan Noah, apa Nenek nggak keterlaluan? Dia juga terus ingkar janji. Dia mengusir kita, bahkan merebut semua saham kita!""Kemudian, dia mengadakan pesta syukuran untuk Paman Renhad dan mengundang kita untuk dipermalukan. Apa semua ini nggak keterlaluan?"Kalimat Felicia ini langsung membuat Harun tidak bisa berkata-kata. Harun membuka mulutnya dan akhirnya hanya mengembuskan napas panjang."Tenang saja, nenekmu pasti akan datang. Justru dia datang karena gengsinya tinggi. Coba pikirkan, datang kemari atau masuk penjara lebih memalukan?" ujar Afkar.Setelah mendengarnya, orang-orang masih tidak yakin. Bagaimanapun, Erlin sudah terlalu lama memegang kuasa. Semua orang meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 246

Saat ini, Afkar menggenggam tangan Felicia dengan erat. Felicia merasa jauh lebih tenang. Dia kembali menatap Erlin.Seketika, tekanan dan ketidakadilan yang diberikan Erlin padanya selama ini membanjiri benaknya. Felicia bertanya, "Nenek, kamu nggak merasa bersalah sedikit pun?""Huh! Kenapa harus merasa bersalah?" tanya Erlin balik dengan galak."Felicia, kamu kurang ajar sekali. Nenekmu sudah datang. Kamu masih belum puas? Kamu masih belum mau balik ke Safira Farma dan membantu mengatasi para agen itu?" tanya Renhad dengan murung. Karena ada Erlin di sini, dia merasa lebih percaya diri."Ya! Cepat kasih jawaban!""Apa kamu mau nenekmu berlutut dan memohon kepadamu? Felicia, kamu bisa disambar petir lho!"Jesslyn dan Viola juga bersuara untuk mendesak Felicia. Mereka berbicara seolah-olah Felicia adalah pendosa besar di sini.Felicia tidak menghiraukan mereka dan hanya menatap Erlin. Sorot matanya terlihat kecewa. Akan tetapi, dia segera terlihat dingin kembali, seolah-olah telah men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 247

"Besok, kamu datang ke perusahaan untuk menyelesaikan prosedur pengalihan saham! Semoga kamu nggak takut karma!" Erlin menggertakkan giginya sambil menunjuk Felicia dengan murka.Kemudian, Erlin menatap Afkar dengan tatapan suram. "Pecundang, pasti kamu dalang di balik semua ini! Kamu sangat ambisius. Kamu pasti ingin memanfaatkan cucuku untuk menguasai aset Keluarga Safira, 'kan?"Afkar menyunggingkan senyuman, lalu membalas, "Kamu berpikir terlalu jauh. Asal kamu tahu, aku nggak tertarik dengan aset Keluarga Safira."Afkar merasa lucu mendengar ucapan Erlin. Asal tahu saja, dia bahkan menolak 20% saham yang ditawarkan oleh Johan kepadanya. Aset Keluarga Safira masih tidak ada apa-apanya di mata Afkar."Hahahaha .... Sombong sekali! Uhuk! Uhuk, uhuk!" Erlin terbatuk setelah tertawa terbahak-bahak. Dia menutup mulutnya dengan sapu tangan. Terlihat noda darah di atasnya. Bisa dilihat bahwa Erlin terlalu emosional."Ibu, kamu baik-baik saja?" Harun bergegas maju untuk memapah Erlin.Namu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 248

Afkar teringat bahwa istri Johan juga mengidap penyakit leukemia, jadi dia ingin membantu.Begitu mendapat kabar ini, Johan pun merasa sangat terharu. Hari itu juga, dia menyuruh putranya membawa istrinya kemari.Ketika mereka tiba di Kota Nubes, waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Afkar menyuruh Jarel dan Elang membantu menjemput Shafa hari ini. Kemudian, dia pergi ke rumah Johan."Sayang, Cello, ini Dokter Afkar yang kuceritakan." Johan langsung memperkenalkan Afkar kepada istri dan putranya.Istri Johan punya paras yang cantik. Sayangnya, rambutnya rontok banyak. Dia juga terlihat sangat lesu. Sementara itu, Cello sangat berbakat dan rupawan."Dokter Afkar, untung saja ada obat darimu. Kalau nggak, aku pasti sudah mati," ucap Tessa dengan penuh rasa syukur sambil membungkuk memberi hormat.Cello juga segera memberi hormat. Kemudian, dia bertanya dengan penuh penantian, "Pak Afkar, kudengar kamu bisa mengobati penyakit ibuku? Apa itu benar?""Ya, kemungkinan sembuhnya 80%." Afkar t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 249

"Oh ya, kalau bisa, bawa istrimu juga. Kita makan bersama," usul Alvin."Oke, aku tanya dia nanti," balas Afkar. Felicia sangat sibuk belakangan ini. Afkar tidak yakin Felicia punya waktu luang."Kalau begitu, Ruang Privat Damon Sriburasa nomor 6. Aku sudah pesan tempat. Jangan lupa datang ya! Jangan beri tahu orang tuaku juga! Hehe." Usai berpesan, Alvin mematikan panggilan.Afkar mengiakan, lalu berpamitan dengan Johan sekeluarga. Karena Alvin merahasiakan hal ini dari keluarganya, berarti dia juga tidak ingin Johan tahu. Jadi, Afkar tidak memberi tahu apa-apa.Kemudian, Afkar menelepon Felicia untuk menanyakan pendapatnya. Setelah Felicia menyetujuinya, Afkar pun membawanya ke Sriburasa.Begitu keduanya turun dari mobil, mereka melihat seorang wanita yang merias diri dengan sangat cantik. Wanita itu merangkul lengan seorang bule bertubuh tinggi.Ketika melihat Felicia, wanita itu tampak terkejut. "Feli? Kamu Felicia, 'kan?"Yola melambaikan tangan pada Felicia dengan ramah. Dia bera
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 250

"Di Yanura, nggak semua orang berpendidikan tinggi. Lagian, kamu sangat hebat. Kamu menguasai banyak bahasa."Kemudian, Yola berbicara kepada Felicia dengan nada menginstruksi, "Feli, lain kali atur gaya berpakaian suamimu supaya terlihat lebih keren. Memangnya kamu nggak malu jalan sama dia kalau penampilannya begini?"Bisa dilihat bahwa Yola memandang rendah Afkar. Yola memang cantik, bahkan dia dan Felicia sama-sama primadona kampus saat itu.Ketika kuliah, Yola memperkenalkan banyak pemuda kaya Magizta kepada Felicia. Dia ingin mengenal orang kaya yang sebenarnya melalui Felicia.Sayangnya, Felicia tidak tertarik pada mereka semua. Hal ini membuat semua usaha Yola sia-sia. Itu sebabnya, dia hanya bisa tertawa dalam hati melihat Felicia menikah dengan pria seperti Afkar.Afkar hanya menatap Yola dengan ekspresi datar. Ketika merasakan hinaan Yola, amarahnya mulai tersulut. Hanya saja, dia berusaha menahan diri karena Yola adalah teman Felicia. Lagi pula, mereka tidak akan makan bers
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
30
DMCA.com Protection Status