Bian merasakan ada yang berbeda dari Tatiana. Istrinya itu terlihat tidak biasa. Lebih banyak diam dan irit bicara. Kalau Bian tidak salah, mungkin sejak sore tadi, saat mereka sama-sama pulang dari kantor. Kalau biasanya mereka akan saling bermesraan di jok belakang, sedangkan Mario menyetir di depan, kali ini Tatiana terlihat sedikit dingin. Bukan mengabaikannya, tapi tidak terlalu meresponnya.Bian mengingat-ingat kesalahan apa rupanya yang sudah dia lakukan. Tapi sampai pikirannya buntu, Bian tidak menemukan apa pun. Dia merasa sikapnya masih semanis, sehangat, sebaik, serta selembut biasa pada Tatiana. Lalu, apa yang salah? Apa karena hormon kehamilan yang mengacaukan perasaannya makanya Tatiana bisa menjadi seperti ini?“Yang, ini susunya.” Bian meletakkan segelas susu hamil rasa coklat yang baru saja dia buat disamping istrinya itu.Tatiana menoleh sekilas, lantas mengangguk kecil. Perempuan itu kembali mengalihkan mata pada air berwarna biru di hadapannya. Saat itu keduanya me
Baca selengkapnya