Udara malam terasa berat, setiap tarikan napas seperti dipenuhi serpihan kegelapan yang menggantung di antara mereka. Suci berusaha berdiri dengan napas terengah-engah, bahunya terasa berat setelah pertarungan sengit melawan bayangan yang baru saja terjadi. Cahaya bulan yang tersisa sedikit menerangi wajah Farhan yang pucat. Luka di lengannya tampak parah, darah merembes melalui kain yang robek, tapi dia tetap berdiri, matanya masih menatap lurus ke depan, mencari tanda-tanda pergerakan bayangan."Aku rasa... ini belum berakhir," suara Farhan pelan, nyaris seperti gumaman. Namun, ketegangan di nada suaranya tak bisa disembunyikan.Suci merasakan denyut sakit di pelipisnya. Ada kelelahan yang merayap di sekujur tubuh, tetapi lebih dari itu, ada sesuatu yang lebih berat—rasa kehilangan. Seolah, dengan setiap serangan yang mereka berikan pada bayangan, mereka kehilangan sesuatu dari diri mereka sendiri. Luka yang mereka dapatkan bukan hanya fisik, tetapi juga menggore
Read more