Semua Bab MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA: Bab 31 - Bab 40

56 Bab

Munculnya Viktor

Ruangan bawah tanah itu dipenuhi keheningan yang menegangkan, sementara pistol Marko masih diarahkan ke Dante. Aria berdiri di belakang Marko dengan ekspresi yang tak kalah gelisah, memegang erat kotak hitam yang menjadi sumber konflik ini."Kau tidak punya pilihan lain, Dante," Marko berkata dengan suara rendah, penuh keyakinan yang palsu. "Serahkan kami jalan keluar, atau aku akan menghabisimu sekarang."Dante tetap tenang, tatapan dinginnya tak bergeming sedikit pun dari arah Marko. "Kau tahu apa yang terjadi jika kau menarik pelatuk itu, kan? Kau tidak akan sempat keluar dari sini hidup-hidup. Tidak dengan aku dan Leo di sini."Zera berdiri di samping Dante, jantungnya berdetak cepat, tetapi ia mencoba tetap tenang. Dia tahu ini bisa berubah menjadi kekacauan dalam hitungan detik, dan dia harus siap menghadapi apapun.Marko menyeringai dengan putus asa, menciptakan jarak yang lebih jauh antara dirinya dan Dante. "Kau tidak tahu apa yang terjadi di belakang punggungmu, Dante. Siste
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-02
Baca selengkapnya

Taruhan besar

Suasana di ruang bawah tanah semakin mencekam. Viktor, dengan senyumnya yang dingin, melangkah lebih dekat, membuat Marko semakin percaya diri. Aria, yang terlihat mulai gelisah, memeluk kotak hitam di dadanya erat-erat, tampak seolah mencoba melindunginya dari siapa pun yang berani mendekat.Dante menghela napas pelan, pandangannya tetap tajam. "Viktor, aku tidak tahu apa yang kau pikirkan tentang kekuatan di tempat ini. Tapi kau tidak akan lolos dengan ini."Viktor tertawa kecil, nada tawa yang penuh ejekan. "Lolos? Dante, aku tidak perlu lolos. Aku di sini untuk mengambil alih. Kau sudah terlalu lama berada di atas, sekarang giliranku."Leo, yang berdiri di sebelah Dante, terlihat semakin tegang. Tangannya menggenggam pistolnya erat, siap bertindak kapan saja. "Kami tidak akan membiarkanmu mengambil alih tanpa perlawanan."Tapi sebelum Viktor bisa menjawab, Zera tiba-tiba melangkah maju. Semua mata langsung tertuju padanya. Dia berdiri dengan berani di antara kedua kelompok itu, me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

Sesuatu yang Nathaniel maksud

Malam semakin pekat ketika mobil berhenti di depan sebuah mansion tua yang tersembunyi di balik hutan lebat. Udara dingin dan suasana sunyi menciptakan nuansa yang hampir mistis. Dante keluar lebih dulu, mengamati sekitar dengan mata waspada. Zera mengikuti dari belakang, merasa gentar oleh bangunan besar dan suram itu, seakan-akan menyimpan rahasia kelam di balik dindingnya."Ayo, cepat masuk," perintah Dante dengan nada tegas namun lembut. Dia menyadari bahwa Zera mungkin masih terguncang setelah kejadian sebelumnya, tapi mereka tidak bisa membuang waktu.Zera menarik napas panjang, mengikuti langkah Dante ke dalam mansion. Leo sudah menunggu di dalam, memastikan area itu aman. Interior rumah ini tak kalah mengesankan, meski atmosfernya tetap mencekam. Lampu-lampu redup yang menghiasi lorong panjang menambah suasana misterius.Ketika mereka melangkah lebih dalam, Zera merasa seolah ada sesuatu yang memperhatikan mereka. Dia berhenti sejenak, merasakan hawa aneh yang membuat bulu kud
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

Bukan satu-satunya ancaman

Malam itu terasa semakin sunyi dan mencekam setelah Nathaniel menghilang di balik bayang-bayang mansion. Zera dan Dante hanya berdiri dalam keheningan yang terasa berat, seolah ada rahasia besar yang mengintai mereka. Zera masih bisa merasakan getaran aneh dari kata-kata Nathaniel sebelumnya. Ada sesuatu yang penting tentang dirinya, sesuatu yang belum ia pahami sepenuhnya.Dante melangkah lebih jauh ke dalam ruangan, dan dengan isyarat halus, dia mengajak Zera ikut masuk lebih dalam. "Istirahatlah. Malam ini kita aman di sini," ucapnya dengan nada lembut, berbeda dari biasanya.Namun, Zera tidak bisa mengabaikan kegelisahan yang menggelayuti pikirannya. "Dante," panggilnya pelan. "Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Nathaniel... dan tempat ini. Sepertinya kau menyimpan sesuatu dariku."Dante berhenti sejenak, menatap Zera dengan pandangan yang sulit diartikan. "Nathaniel adalah sekutu lama keluargaku. Tempat ini menyimpan kekuatan yang lebih tua dari yang bisa kau bayangkan. Kekuatan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

Kehilangan kendali

Ketegangan di dalam mansion semakin terasa saat Zera dan Dante bersiap untuk menghadapi ancaman yang mendekat. Namun, sebelum mereka dapat melakukan langkah strategis, peristiwa yang tidak terduga terjadi.Di tengah persiapan mereka, Leo tiba-tiba merasakan perubahan di udara. Dia mengangkat kepalanya, matanya meneliti sudut-sudut ruangan. "Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres," katanya, suaranya tegang. Zera yang mendengarnya merasakan ketidaknyamanan yang sama, seolah ada yang mengawasi mereka.Saat itu, tiba-tiba sebuah ledakan kecil mengguncang salah satu sisi mansion. Suara pecahan kaca dan jeritan pelayan terdengar, dan seketika suasana hening berubah menjadi chaos. Beberapa anggota tim keamanan Dante berlari untuk menyelidiki, namun dalam sekejap, seorang pria berpenampilan rapi muncul di depan Zera, menyergapnya dengan cepat.“Zera!” teriak Dante, berlari menuju Zera, tetapi sudah terlambat. Pria itu telah berhasil menyelubungi Zera dengan selubung hitam, mengangkatnya deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

Keraguan yang ditanamkan

Ketika Nathaniel selesai bicara, suasana dalam ruangan menjadi semakin tegang, seakan-akan ada sesuatu yang tak terlihat tapi sangat besar di antara Zera dan Dante. Dante menatap Zera dengan tatapan yang sulit diartikan—bukan hanya amarah, melainkan sesuatu yang lebih dalam. Zera yang duduk di kursi terikat tampak tenang di permukaan, tetapi kegelisahan mulai merayap dalam pikirannya.Nathaniel bergerak mendekat, suaranya rendah tapi tajam. "Kau tahu Zera, kekuatanmu tak hanya soal melawan Viktor. Kekuatanmu juga bisa membuat orang di sekitarmu... ragu. Mungkin bahkan orang yang paling kau percaya."Tatapan Zera mengerut, terkejut mendengar kata-kata Nathaniel. "Apa maksudmu?"Nathaniel menoleh pada Dante, matanya berkilat penuh tipu daya. "Bagaimana menurutmu, Dante? Apakah kau yakin Zera benar-benar berada di pihakmu?"Dante tersentak, rahangnya mengeras. "Aku tahu siapa Zera," jawabnya cepat, tapi ada sedikit getaran dalam suaranya, tanda bahwa pertanyaan itu telah menancap lebih d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

Bertarung di sisinya daripada jatuh dalam kebohongan

Keheningan di antara mereka terasa begitu tegang, bahkan di tengah keributan yang membesar di luar. Zera dapat merasakan tatapan Dante di punggungnya saat dia melangkah lebih dekat ke pintu, seolah mencari kepastian dari dirinya bahwa keputusan yang diambil bersama ini akan mengubah segalanya. Namun, ada bagian dari dirinya yang masih bertanya-tanya—apakah Dante benar-benar bisa mempercayainya lagi?"Dante," suara Zera memecah kesunyian, meskipun lembut, namun terdengar tegas. "Aku tidak akan lari lagi. Apa pun yang terjadi, kita harus menghadapi ini bersama."Dante mengangguk kecil, meski bayangan Nathaniel dan ucapannya yang beracun masih membekas di pikirannya. Tetapi saat Zera berada di sana, menghadapi semua ancaman yang datang, hatinya tak bisa mengingkari kenyataan bahwa Zera tidak pernah sekalipun lari dari situasi ini. "Baik," Dante akhirnya berbicara, suaranya lebih tenang dari sebelumnya. "Kita hadapi ini. Tapi, setelah ini selesai... aku ingin kejelasan. Aku butuh tahu ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

Bagaimana jika aku gagal lagi?

Tengah malam itu, udara terasa lebih berat dari biasanya. Langkah kaki Zera terdengar pelan di sepanjang koridor mansion, setiap detik terasa lambat seperti jam pasir yang hampir habis. Dinding-dinding batu dingin, biasanya terasa akrab, kini tampak seolah menyerap setiap percik kepercayaan yang tersisa antara dirinya dan Dante. Jantungnya berdegup tak beraturan, tidak karena ancaman di luar sana, tapi karena tatapan yang baru saja Dante berikan.Langkahnya terhenti sejenak di depan pintu besar yang mengarah ke ruang pertemuan utama. Di balik pintu itu, Dante sedang duduk, tangan kanannya menggenggam erat sandaran kursi, sementara tangan kirinya mengetuk-ngetuk pelan, ritmenya tak beraturan—tanda ketegangan yang begitu jelas bagi siapa pun yang mengenalnya.Zera menahan napas, bibirnya sedikit gemetar, tidak yakin harus mengatakan apa saat masuk nanti. Namun, dia tahu, semakin lama dia berdiri di luar, semakin dalam jurang yang tumbuh di antara mereka. Menguatkan dirinya, dia akhirnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

Humor terakhir Nathanael

Saat malam semakin larut, suasana mansion yang tegang kini berpindah ke sebuah gudang tua yang tersembunyi jauh dari pusat kota. Lampu remang-remang berpendar di sudut-sudut ruangan, menciptakan bayangan yang bergerak samar, seperti mengejek ketegangan yang menggantung di udara. Zera, terikat di kursi dengan tangan dan kaki yang dililit tali, mencoba menenangkan dirinya. Dia tahu, dalam situasi seperti ini, panik hanya akan membuat segalanya lebih buruk.Tiba-tiba, suara pintu yang terbuka dengan kasar menarik perhatiannya. Seorang pria bertubuh kekar masuk, diikuti oleh beberapa orang bersenjata. Pandangan Zera berusaha tenang, meskipun napasnya sedikit memburu. Dari ujung matanya, dia bisa melihat pistol di tangan pria itu, berkilat dalam cahaya redup.“Kau benar-benar masalah besar, Zera,” pria itu berkata dengan suara kasar, berjalan perlahan ke arahnya. Wajahnya dingin, dan senyum kecil yang menakutkan terukir di bibirnya. “Sayang sekali Dante tak bisa sampai di sini tepat waktu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-15
Baca selengkapnya

Zera dan dunianya yang gelap

Dante berdiri di samping Nathaniel dengan wajah penuh ketegangan. Mata hitamnya menatap Zera yang masih berlutut di samping tubuh Nathaniel, air mata jatuh membasahi pipinya. Sementara Zera terus bergumam, menyalahkan dirinya tanpa henti, perasaan marah yang berkobar di dada Dante semakin sulit ia tahan. Suaranya akhirnya pecah, menembus kesunyian yang menggantung di ruangan."Cukup!" Dante berseru, suaranya keras dan penuh emosi. Ia melangkah maju, mendekati Zera dengan napas terengah-engah, seolah ia berada di ambang ledakan yang tak terhindarkan. "Berhenti menyalahkan dirimu, Zera! Ini bukan hanya tentangmu!"Zera tersentak mendengar suara Dante yang tajam itu. Dia mendongak, menatap Dante dengan mata yang penuh kesedihan dan ketidakpahaman. Namun, meskipun Dante berkata demikian, di dalam dirinya, rasa bersalah itu seperti duri yang terus menusuk hatinya. Tangan Zera bergetar ketika ia kembali meremas tangan Nathaniel, seolah mencoba menguatkan diri dari kenyataan yang menyakitkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status