Beranda / Romansa / MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA / Sesuatu yang Nathaniel maksud

Share

Sesuatu yang Nathaniel maksud

Penulis: Chatrin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam semakin pekat ketika mobil berhenti di depan sebuah mansion tua yang tersembunyi di balik hutan lebat. Udara dingin dan suasana sunyi menciptakan nuansa yang hampir mistis. Dante keluar lebih dulu, mengamati sekitar dengan mata waspada. Zera mengikuti dari belakang, merasa gentar oleh bangunan besar dan suram itu, seakan-akan menyimpan rahasia kelam di balik dindingnya.

"Ayo, cepat masuk," perintah Dante dengan nada tegas namun lembut. Dia menyadari bahwa Zera mungkin masih terguncang setelah kejadian sebelumnya, tapi mereka tidak bisa membuang waktu.

Zera menarik napas panjang, mengikuti langkah Dante ke dalam mansion. Leo sudah menunggu di dalam, memastikan area itu aman. Interior rumah ini tak kalah mengesankan, meski atmosfernya tetap mencekam. Lampu-lampu redup yang menghiasi lorong panjang menambah suasana misterius.

Ketika mereka melangkah lebih dalam, Zera merasa seolah ada sesuatu yang memperhatikan mereka. Dia berhenti sejenak, merasakan hawa aneh yang membuat bulu kud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Bukan satu-satunya ancaman

    Malam itu terasa semakin sunyi dan mencekam setelah Nathaniel menghilang di balik bayang-bayang mansion. Zera dan Dante hanya berdiri dalam keheningan yang terasa berat, seolah ada rahasia besar yang mengintai mereka. Zera masih bisa merasakan getaran aneh dari kata-kata Nathaniel sebelumnya. Ada sesuatu yang penting tentang dirinya, sesuatu yang belum ia pahami sepenuhnya.Dante melangkah lebih jauh ke dalam ruangan, dan dengan isyarat halus, dia mengajak Zera ikut masuk lebih dalam. "Istirahatlah. Malam ini kita aman di sini," ucapnya dengan nada lembut, berbeda dari biasanya.Namun, Zera tidak bisa mengabaikan kegelisahan yang menggelayuti pikirannya. "Dante," panggilnya pelan. "Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Nathaniel... dan tempat ini. Sepertinya kau menyimpan sesuatu dariku."Dante berhenti sejenak, menatap Zera dengan pandangan yang sulit diartikan. "Nathaniel adalah sekutu lama keluargaku. Tempat ini menyimpan kekuatan yang lebih tua dari yang bisa kau bayangkan. Kekuatan

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Kehilangan kendali

    Ketegangan di dalam mansion semakin terasa saat Zera dan Dante bersiap untuk menghadapi ancaman yang mendekat. Namun, sebelum mereka dapat melakukan langkah strategis, peristiwa yang tidak terduga terjadi.Di tengah persiapan mereka, Leo tiba-tiba merasakan perubahan di udara. Dia mengangkat kepalanya, matanya meneliti sudut-sudut ruangan. "Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres," katanya, suaranya tegang. Zera yang mendengarnya merasakan ketidaknyamanan yang sama, seolah ada yang mengawasi mereka.Saat itu, tiba-tiba sebuah ledakan kecil mengguncang salah satu sisi mansion. Suara pecahan kaca dan jeritan pelayan terdengar, dan seketika suasana hening berubah menjadi chaos. Beberapa anggota tim keamanan Dante berlari untuk menyelidiki, namun dalam sekejap, seorang pria berpenampilan rapi muncul di depan Zera, menyergapnya dengan cepat.“Zera!” teriak Dante, berlari menuju Zera, tetapi sudah terlambat. Pria itu telah berhasil menyelubungi Zera dengan selubung hitam, mengangkatnya deng

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Keraguan yang ditanamkan

    Ketika Nathaniel selesai bicara, suasana dalam ruangan menjadi semakin tegang, seakan-akan ada sesuatu yang tak terlihat tapi sangat besar di antara Zera dan Dante. Dante menatap Zera dengan tatapan yang sulit diartikan—bukan hanya amarah, melainkan sesuatu yang lebih dalam. Zera yang duduk di kursi terikat tampak tenang di permukaan, tetapi kegelisahan mulai merayap dalam pikirannya.Nathaniel bergerak mendekat, suaranya rendah tapi tajam. "Kau tahu Zera, kekuatanmu tak hanya soal melawan Viktor. Kekuatanmu juga bisa membuat orang di sekitarmu... ragu. Mungkin bahkan orang yang paling kau percaya."Tatapan Zera mengerut, terkejut mendengar kata-kata Nathaniel. "Apa maksudmu?"Nathaniel menoleh pada Dante, matanya berkilat penuh tipu daya. "Bagaimana menurutmu, Dante? Apakah kau yakin Zera benar-benar berada di pihakmu?"Dante tersentak, rahangnya mengeras. "Aku tahu siapa Zera," jawabnya cepat, tapi ada sedikit getaran dalam suaranya, tanda bahwa pertanyaan itu telah menancap lebih d

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Bertarung di sisinya daripada jatuh dalam kebohongan

    Keheningan di antara mereka terasa begitu tegang, bahkan di tengah keributan yang membesar di luar. Zera dapat merasakan tatapan Dante di punggungnya saat dia melangkah lebih dekat ke pintu, seolah mencari kepastian dari dirinya bahwa keputusan yang diambil bersama ini akan mengubah segalanya. Namun, ada bagian dari dirinya yang masih bertanya-tanya—apakah Dante benar-benar bisa mempercayainya lagi?"Dante," suara Zera memecah kesunyian, meskipun lembut, namun terdengar tegas. "Aku tidak akan lari lagi. Apa pun yang terjadi, kita harus menghadapi ini bersama."Dante mengangguk kecil, meski bayangan Nathaniel dan ucapannya yang beracun masih membekas di pikirannya. Tetapi saat Zera berada di sana, menghadapi semua ancaman yang datang, hatinya tak bisa mengingkari kenyataan bahwa Zera tidak pernah sekalipun lari dari situasi ini. "Baik," Dante akhirnya berbicara, suaranya lebih tenang dari sebelumnya. "Kita hadapi ini. Tapi, setelah ini selesai... aku ingin kejelasan. Aku butuh tahu ap

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Bagaimana jika aku gagal lagi?

    Tengah malam itu, udara terasa lebih berat dari biasanya. Langkah kaki Zera terdengar pelan di sepanjang koridor mansion, setiap detik terasa lambat seperti jam pasir yang hampir habis. Dinding-dinding batu dingin, biasanya terasa akrab, kini tampak seolah menyerap setiap percik kepercayaan yang tersisa antara dirinya dan Dante. Jantungnya berdegup tak beraturan, tidak karena ancaman di luar sana, tapi karena tatapan yang baru saja Dante berikan.Langkahnya terhenti sejenak di depan pintu besar yang mengarah ke ruang pertemuan utama. Di balik pintu itu, Dante sedang duduk, tangan kanannya menggenggam erat sandaran kursi, sementara tangan kirinya mengetuk-ngetuk pelan, ritmenya tak beraturan—tanda ketegangan yang begitu jelas bagi siapa pun yang mengenalnya.Zera menahan napas, bibirnya sedikit gemetar, tidak yakin harus mengatakan apa saat masuk nanti. Namun, dia tahu, semakin lama dia berdiri di luar, semakin dalam jurang yang tumbuh di antara mereka. Menguatkan dirinya, dia akhirnya

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Humor terakhir Nathanael

    Saat malam semakin larut, suasana mansion yang tegang kini berpindah ke sebuah gudang tua yang tersembunyi jauh dari pusat kota. Lampu remang-remang berpendar di sudut-sudut ruangan, menciptakan bayangan yang bergerak samar, seperti mengejek ketegangan yang menggantung di udara. Zera, terikat di kursi dengan tangan dan kaki yang dililit tali, mencoba menenangkan dirinya. Dia tahu, dalam situasi seperti ini, panik hanya akan membuat segalanya lebih buruk.Tiba-tiba, suara pintu yang terbuka dengan kasar menarik perhatiannya. Seorang pria bertubuh kekar masuk, diikuti oleh beberapa orang bersenjata. Pandangan Zera berusaha tenang, meskipun napasnya sedikit memburu. Dari ujung matanya, dia bisa melihat pistol di tangan pria itu, berkilat dalam cahaya redup.“Kau benar-benar masalah besar, Zera,” pria itu berkata dengan suara kasar, berjalan perlahan ke arahnya. Wajahnya dingin, dan senyum kecil yang menakutkan terukir di bibirnya. “Sayang sekali Dante tak bisa sampai di sini tepat waktu.

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Zera dan dunianya yang gelap

    Dante berdiri di samping Nathaniel dengan wajah penuh ketegangan. Mata hitamnya menatap Zera yang masih berlutut di samping tubuh Nathaniel, air mata jatuh membasahi pipinya. Sementara Zera terus bergumam, menyalahkan dirinya tanpa henti, perasaan marah yang berkobar di dada Dante semakin sulit ia tahan. Suaranya akhirnya pecah, menembus kesunyian yang menggantung di ruangan."Cukup!" Dante berseru, suaranya keras dan penuh emosi. Ia melangkah maju, mendekati Zera dengan napas terengah-engah, seolah ia berada di ambang ledakan yang tak terhindarkan. "Berhenti menyalahkan dirimu, Zera! Ini bukan hanya tentangmu!"Zera tersentak mendengar suara Dante yang tajam itu. Dia mendongak, menatap Dante dengan mata yang penuh kesedihan dan ketidakpahaman. Namun, meskipun Dante berkata demikian, di dalam dirinya, rasa bersalah itu seperti duri yang terus menusuk hatinya. Tangan Zera bergetar ketika ia kembali meremas tangan Nathaniel, seolah mencoba menguatkan diri dari kenyataan yang menyakitkan

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Keraguan untuk pertama kalinya

    Hari-hari berlalu dalam kebisuan yang semakin mencekam. Kegelapan yang menyelimuti kamar Zera semakin pekat, seiring dengan kondisi mentalnya yang terus memburuk. Bahkan dokter mulai khawatir bahwa Zera tak lagi mampu berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya. Dante, yang biasanya penuh kendali, kini tak bisa lagi menyembunyikan kecemasan dan amarah yang perlahan membara.Setiap kali dia masuk ke dalam kamar Zera, perasaan tak berdaya meremas hatinya. Zera yang dulu kuat, mandiri, dan penuh semangat, kini hanya bayangan dari dirinya yang dulu. Ia terbaring lemah di tempat tidur, menatap kosong ke langit-langit, seolah-olah semua yang ada di dunia ini telah menghilang dari pikirannya.Dante berdiri di ambang pintu, memperhatikan dari jauh dengan rahang mengatup kuat. Amarah dan frustrasinya mendidih di dalam dada. Setiap usaha yang ia lakukan untuk membangkitkan Zera selalu menemui kegagalan. Tak ada jawaban, tak ada reaksi. Seolah-olah Zera telah benar-benar menutup diri, terperangkap

Bab terbaru

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Serangan jantung?

    Zeus melangkah dengan tenang, tatapannya penuh perhatian ketika ia melihat Dante dan Zera berdiri berdekatan. Untuk sesaat, senyum lembut terukir di bibirnya, menyaksikan bagaimana Dante—yang biasanya keras dan dingin—begitu lembut saat berada di samping Zera. Namun, di balik senyum itu, hati Zeus penuh keraguan. Informasi yang baru saja ia dapatkan tentang Zera bisa mengguncang hubungan yang sedang berkembang di antara mereka.Zeus berhenti beberapa langkah dari pasangan itu. Matanya menangkap bayangan kehangatan di antara mereka, dan dia merasa berat untuk mengganggu momen ini. Tapi sebagai tangan kanan Dante, dia tidak bisa berbohong atau menahan informasi yang penting. Dengan napas dalam, dia memutuskan untuk memanggil Dante."Tuan..." suara Zeus pelan, nyaris seperti bisikan, namun cukup untuk membuat Dante menoleh ke arahnya.Dante, yang masih dalam dekapan Zera, menatap Zeus dengan alis yang sedikit terangkat, menyiratkan pertanyaan tanpa perlu kata-kata. Namun, sebelum Dante b

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Ketidakmampuan

    Zeus mendengarkan dengan tenang, angin malam membawa aroma dedaunan yang segar, namun suasana terasa berat. Zera mengusap wajahnya, menatap langit seolah berharap menemukan jawaban di antara bintang-bintang yang tersebar di sana. “Aku merasa... kosong,” gumamnya, suaranya nyaris terserap angin. Zeus tidak segera merespons, membiarkan keheningan mengambil alih untuk sejenak. Ia menunggu, memberikan Zera ruang untuk berbicara lebih banyak jika ia mau. Ketika kata-kata itu tidak datang, Zeus akhirnya bersandar ke belakang, menatap dedaunan yang berayun di atas mereka.“Kosong seperti apa?” tanya Zeus akhirnya, suaranya rendah namun penuh perhatian.Zera menggigit bibirnya, matanya terpaku pada tangan yang kini menggenggam erat tepi bangku kayu. “Seperti... seolah aku kehilangan diriku. Sejak Dante masuk ke hidupku, aku terus berjuang melawan ketakutan. Aku tahu siapa dia. Aku tahu apa yang dia lakukan. Tapi entah kenapa, meski aku ingin menjauh, aku tak bisa...” Matanya mulai berkaca-ka

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Zera hanya butuh sedikit ruang

    Dante berbalik, siap melangkah kembali ke kamar, pikiran masih berputar tentang apa yang baru saja terjadi. Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok Zera berdiri di ujung lorong. Wajahnya tampak pucat, matanya memancarkan tatapan yang sulit diartikan. Ada ketakutan, tetapi juga sesuatu yang lebih dalam—seolah ia tengah berjuang dengan perasaannya sendiri.“Zera...” Dante memanggil lembut, suaranya bergetar sedikit. Ia berharap bisa menghiburnya, memberikan rasa aman setelah semua yang terjadi. Namun, saat ia melangkah mendekat, Zera mundur selangkah, jarak di antara mereka semakin melebar. Dante tidak menyadari betapa mengenaskannya penampilannya. Darah mengalir dari tangannya, membasahi pakaiannya, dan beberapa tetes mengotori rambutnya. Di tengah semua itu, Zera melihat sosok yang pernah ia kagumi, tapi juga sosok yang kini menyebarkan ketakutan dalam hatinya. Mungkin, dia adalah ketua organisasi mafia, namun Zera belum sepenuhnya menyadari betapa berbahayanya Dante seba

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Siap menjadi monster hanya untuk, Nya!

    Dante berjalan dengan langkah berat menuju ruangan di mana Zera berada. Pikiran tentang apa yang baru saja ia dengar dari Zeus masih berputar-putar di kepalanya. Ia tahu harus segera bicara dengan Zera, tapi setiap kali mencoba merangkai kata, hatinya menjerit ketakutan. Apa yang harus ia katakan? Bagaimana ia bisa mempertanyakan sesuatu yang begitu besar tanpa menghancurkan kepercayaan yang telah mereka bangun?Saat Dante memasuki ruangan, ia melihat Zera duduk di tepi ranjang, terlihat tenang, tapi ada sesuatu di matanya yang tak bisa ia sembunyikan. Ia tahu Dante membawa beban berat. Seolah membaca gelagat dari wajahnya, Zera menatapnya tanpa kata, senyum tipis tergambar di wajahnya.“Ada yang ingin kau tanyakan, kan?” suaranya lembut, seolah ia sudah siap menerima apapun yang akan keluar dari mulut Dante.Dante mendekat, tapi bibirnya tak kunjung terbuka. Kata-kata yang ingin ia sampaikan tersangkut di tenggorokannya. Bagaimana ia bisa menuduh seseorang yang telah banyak memberiny

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Zera dan rahasianya

    Di ruangan kantornya yang remang, Dante duduk di belakang meja besar, memandang tumpukan berkas yang seolah menambah beban pikirannya. Setelah insiden sebelumnya dengan Zera, pikirannya tak pernah benar-benar tenang. Simbol tato di tubuh Zera masih menjadi misteri yang tak kunjung terpecahkan, dan dia tahu sesuatu yang jauh lebih besar sedang berlangsung di balik layar.Pintu ruangan terbuka pelan, memperlihatkan sosok Gael, tangan kanannya yang selalu bisa diandalkan. Raut wajahnya serius, tanda bahwa dia membawa kabar penting."Dante," Gael memulai dengan suara rendah dan tenang. "Aku punya informasi baru."Dante menegakkan duduknya, sorot matanya mengisyaratkan keseriusan. "Apa yang kau temukan?"Gael mendekat, meletakkan beberapa dokumen di atas meja, dan menarik napas dalam sebelum mulai menjelaskan. "Kami berhasil menemukan beberapa petunjuk terkait simbol tato di tubuh Zera. Ada keterkaitan kuat dengan organisasi yang dulunya dikenal melakukan eksperimen rahasia pada manusia."

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Bukan pertama kalinya terluka

    Ketenangan yang baru saja tercipta terasa rapuh, seolah permukaan tenang air yang menyembunyikan badai besar di bawahnya. Zera masih merasakan detak jantungnya yang berdebar keras, namun pelukan hangat Dante memberinya rasa aman yang pelan-pelan menenangkan dirinya. Dia menyadari bahwa meskipun ketakutan dan kekacauan masih mengintai di balik pikirannya, ada kekuatan dalam kehadiran orang-orang di sekelilingnya.Zeus, yang telah terluka namun tetap berdiri dengan kokoh, memberi Zera dorongan yang tak terucap melalui tatapannya. Zera memandang Dante sejenak, lalu menundukkan kepala, bibirnya bergetar.“Aku tidak tahu bagaimana kalian bisa terus bersikap baik padaku...” gumam Zera lirih, matanya tertuju ke tanah. "Setelah apa yang kulakukan."Dante memeluknya lebih erat sejenak, lalu menatap langsung ke matanya. “Kau tidak sendirian dalam ini, Zera. Kau hanya butuh waktu, dan kami akan ada di sini untukmu, apa pun yang terjadi.”Namun, di balik kata-kata lembut dan pelukan yang menenan

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Tidak akan mudah dihapus

    Di tengah keriuhan medan pertempuran, Zera tiba-tiba terhenti, tubuhnya terasa dingin seakan es menyusup ke dalam pembuluh darahnya. Napasnya tersengal, seperti ada sesuatu yang mencekik tenggorokannya. Matanya terbelalak saat pandangannya berputar, tak lagi fokus pada musuh di depannya. Suara-suara keras di sekitarnya mulai memudar, dan yang tersisa hanyalah dengungan pekat di kepalanya.Ingatan-ingatan kelam dari masa lalu yang telah lama dia pendam seolah menyeruak ke permukaan, menghantamnya tanpa ampun.“Zera!” Dante memanggilnya, nadanya penuh peringatan. Namun, Zera tak mampu mendengarnya. Tangannya gemetar, pandangannya liar. Tiba-tiba, tanpa ia sadari, tangannya meraih pistol yang tergantung di pinggangnya. Ia mengangkatnya, gemetar, matanya tak lagi melihat Dante sebagai seseorang yang dikenalnya. Di matanya, yang berdiri di depannya sekarang adalah sosok mengancam, seseorang dari masa lalu yang ingin menghancurkannya.“Jangan dekati aku!” Zera berteriak, suaranya penuh ke

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Merasa seperti terjebak lagi

    Zera berdiri diam, menatap Dante yang menunggu di depannya. Udara malam terasa dingin, tetapi lebih dingin lagi keheningan yang menyelimuti mereka berdua. Perlahan, Zera menarik napas panjang, seolah mencoba menenangkan dirinya sebelum berbicara.“Ada banyak yang kau tak tahu tentangku, Dante,” ucap Zera dengan suara pelan namun penuh makna. Matanya beralih menatap langit malam yang dipenuhi bintang. “Dan… mungkin tak perlu kau ketahui semuanya.”Dante tetap diam, menunggu Zera melanjutkan, dengan sabar meski rasa ingin tahunya semakin kuat.Zera menggenggam pagar balkon dengan erat, seolah mengambil kekuatan dari dinginnya besi di tangannya. “Aku… bukan hanya seseorang yang dijual oleh keluarganya untuk melunasi utang, bukan hanya seseorang yang tersesat di dunia gelap ini. Aku…” dia terhenti sejenak, menelan ludah, “Aku adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang kelam.”Dante masih mendengarkan tanpa menginterupsi, hanya matanya yang menajam, mencoba menangkap setiap

  • MENJADI ISTRI PRIA BERBAHAYA   Siapa Zera yang sebenarnya?

    Dante duduk di samping tempat tidur Zera, menatap wajahnya yang pucat dalam diam. Malam telah berganti menjadi pagi, namun mata Dante tak kunjung terpejam. Dia telah menghabiskan beberapa hari terakhir mencari jawaban tentang Zera, dan meskipun banyak teka-teki yang mulai terkuak, Dante merasa ini bukan saatnya untuk membahasnya.Zera belum sepenuhnya sadar sejak pingsan tiba-tiba di ruang tamu. Dante tahu kondisinya lebih dari sekadar fisik—ada luka yang lebih dalam, yang tidak bisa disembuhkan dengan perawatan medis semata. Maka, ia menyingkirkan segala kekhawatiran dan informasi tentang tato itu, menguburnya sementara demi satu tujuan: melihat Zera pulih.Suara lembut dari angin yang menerpa tirai membuat suasana kamar terasa sunyi dan damai. Dante mengambil tangan Zera yang terkulai di samping tubuhnya, menggenggamnya dengan hati-hati, seolah takut menghancurkan sesuatu yang rapuh. “Zera,” bisiknya, meskipun tahu mungkin Zera tidak akan mendengarnya. “Aku di sini.”Dia tidak meng

DMCA.com Protection Status