All Chapters of Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu : Chapter 141 - Chapter 150

192 Chapters

Dijadikan Rahim Pengganti

"Aku bayar 1 miliar untuk membeli kebebasan Lili." Revan menatap mucikari itu dengan penuh harap.Mucikari itu diam sambil bergantian menatap Lili dan Revan, Lili adalah bintang disana kalau dilepas maka pendapatannya berkurang. Tapi....Uang sebanyak ini kapan lagi dia dapat.Akhirnya dengan persetujuan yang matang wanita itu menyetujui kemauan Revan."Baiklah, dia milikmu sekarang." Ujarnya tegas.Revan memberikan cek kepada Mucikari lalu membawa Lili pergi dari tempat penuh dosa itu.Sepanjang jalan Lili terdiam, dia mulai berpikir alasan apa yang membuat orang seperti Revan mau menebus wanita hina sepertinya."Apa jangan-jangan dia akan menjualku ke luar negeri? atau memutilasi aku dan menjual organku?" Pikiran negatif berkeliaran di kepala Lili sehingga membuat wanita itu ketakutan sendiri.Kini mereka tiba di sebuah rumah, yang mungkin rumah itu adalah milik Revan."Ayo turun." Suara Revan mengagetkan Lili."Iya."Lalu keduanya turun dari mobil, dan masuk ke dalam rumah."Revan s
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Meski Sakit Tapi Aku Tidak Memiliki Pilihan Lain

Kini Revan, Lili dan Kirana berangkat bersama ke Australia. Meski sakit tapi Kirana juga terpaksa melakukannya. Daripada dia harus kehilangan Revan lebih baik menahan rasa sakit sebentar saja, toh setelah melahirkan nanti Lili akak Revan ceraikan. Di Australia mereka membooking dua kamar, satu kamar Revan dan Kirana satu lagi kamar untuk Lili.Kirana berharap Revan mau sekamar dengan Lili namun pria itu terus menolak dengan alasan tidak bisa menyakiti hati Kirana.Kirana putus asa, karena sejauh ini Revan masih belum bisa menggauli Lili yang artinya kehamilan Lili akan tertunda. Tak ingin terus seperti ini Kirana pun turun tangan. "Mungkin aku yang harus bertindak Mas." Gumam Kirana. Setelah tiga hari di Australia, Kirana memutuskan untuk pulang. Dan sebelum pulang dia berpesan kepada Lili agar tidak memberitahukan kepulangannya. "Tapi Kirana, jika Mas Revan bersikeras menyusulmu dan meninggalkan aku bagaimana? sementara aku tidak tahu apa-apa disini apalagi aku tidak bisa bahasa
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Senjata Makan Tuan 2

"Mas hari ini kamu pulang cepat kan?" Tanya Kania sambil membantu suaminya memasang dasi. "Entah Sayang, nanti aku kabari lagi ya." Jawab Damar. Kania nampak lesu, hampir setiap hari Damar pulang telat. Melihat raut wajah lesu istrinya, Damar pun menghela nafas. Pulang telat sudah konsekuensinya dan Kania tau akan hal itu. "Sayang, kok cemberut gitu." Damar pun memeluk istrinya. "Gimana nggak cemberut suamiku pulang malam terus." Ujarnya. "Kalau cemberut gini berakhir di ranjang loh sayang, apa jatah semalam dan tadi pagi kurang?" Cuitan Damar membuat Kania tersenyum, sungguh suaminya pandai sekali membuat suasana hatinya berubah. Alhasil rasa kesalnya berubah menjadi senyuman. Bukan hanya senyuman saja bahkan pautan panas Kania berikan kepada suaminya. Tangan Kania juga jahil memegang sesuatu yang sangat rawan dipegang. "Sayang aku sudah telat." Bisik Damar dengan wajah frustasinya. "Biar kamu pulang cepat." Goda Kania sambil tertawa. Damar hanya bisa menghela n
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Tinggal Bersama

"Kenapa kamu meninggalkan aku Sayang?" Revan segera memeluk Kirana. Wanita itu menangis dalam pelukan suaminya, dia tidak memiliki cara lain selain melakukan hal itu. Jika Revan terus menunda menggauli Lili kapan mereka akan memiliki anak? Tepat dua minggu setelah Revan menggauli Lili, mereka bertiga pergi ke rumah sakit untuk periksa. Mereka berharap semoga benih Revan yang ditanam di rahim Lili berkembang. Lamanya pemeriksaan Lili membuat Kirana tak sabar mendengar hasilnya, "Mas aku nggak sabar." Setelah selesai melakukan USG, Dokter kembali ke mejanya untuk memberitahukan hasilnya. "Selamat Nyonya Lili, anda akan segera menjadi ibu." Dokter tersenyum menyampaikan kabar bahagia itu. Kabar baik tersebut membuat Kirana dan Revan saling peluk, bahkan air mata Kirana merembes keluar. "Mas akhirnya kita punya anak!" Ujarnya senang. Sementara itu Lili hanya tersenyum ketir, dia menyemangati dirinya sendiri bersabar dalam waktu sembilan bulan. Melihat Kirana dan Revan yang se
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Apa Aku Salah!

"Jaga bicaramu!" Terlihat Lili sangat marah. Tamparan Lili membuat semua orang menatap mereka sehingga Revan datang untuk melihat apa yang terjadi. "Ada apa?" tanya Revan. "Lihatlah wanita yang kamu bawa Revan! dia menamparku di depan umum" Pria itu berbisik di telinga Revan. Tak ingin ada pertengkaran, Revan meminta temannya untuk pergi, biar Lili dia yang menasehati. Kini tatapan Revan tertuju kepada Lili, pria itu marah karena Lili telah melakukan hal buruk kepada temannya. Tangan Revan segera menarik tangan Lili, dia membawa Lili menjauh dari keramaian. "Kenapa kamu menamparnya? dia itu temanku yang nantinya akan menjadi investor di perusahaanku!" Mendengar makian Revan Lili hanya bisa menangis. Apa salah dia menampar orang yang menginjak harga dirinya, apa salah dirinya marah kepada pria yang mengajaknya tidur? "Kenapa tidak menjawab, kenapa hanya menangis!" Revan semakin muak mendengar tangisan Lili. "Apa aku tidak boleh marah jika ada orang yang mengingatkan lagi a
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Kerja Sama Dengan Winata dan Siputra

"Sayang maafkan aku karena tidak bilang padamu jika Lili dulunya adalah seorang.... "Dengan cepat tangan Kirana menyilang di bibir Revan, dia tidak mempermasalahkan hal itu, dia juga tidak ingin membuat Lili maupun Revan dalam situasi yang tak nyaman. "Tidak apa-apa Mas, Lili mau membantu kita saja itu lebih dari cukup." Ujar Kirana. Revan memeluk Kirana dengan erat, istrinya memang sangat pengertian dan inilah yang membuat Revan sangat mencintai wanita itu. Di pagi harinya, Revan datang ke kamar Lili untuk mengantarkan makanan, dia tidak mau jika Lili sampai telat makan. "Aku bisa ambil sendiri Mas, kamu jangan terlalu memanjakan aku." Lili segera mengambil makanan yang dibawa oleh Revan. Pria itu menunggui Lili makan, dia memastikan istri keduanya makan semua makanan yang dia bawakan. Tak sengaja Lili menyisakan makanan di mulutnya dan dengan lembut Revan membersihkan mulutnya. Sikap hangat Revan berhasil menawan Lili dan rasa cinta sudah mulai berkembang di hatinya.
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Makan Malam

"Kamu mau kemana Mas?" Tanya Lalita ketika Arga berganti pakaian semi formal. Dapat undangan makan malam dari teman Sayang." Jawab pria itu. "Pulangnya malam kah Mas?" Kembali Lalita bertanya. "Bisa jadi Sayang karena pasti disana kami akan mengobrol." Jawaban Arga membuat Lalita lesu, padahal rencananya malam ini dia ingin bermanja-manja dengan suaminya. Wanita itu memeluk sang suami, dia mengungkap keinginannya. Mendengar itu Arga tersenyum, "Setelah pulang nanti kita bermain." Bisiknya. "Kalau aku sudah tidur bagaimana?" Tangan wanita itu menggoda suaminya. "Langsung serang saja."Arga tertawa lalu mencubit pipi sang istri.Di bawah Damar sudah menunggu, sehingga Arga buru-buru keluar kamarnya. Singkat cerita, kini mereka semua telah tiba di rumah Revan, mereka dipersilahkan masuk oleh pelayan keluarga Revan. "Selamat malam semua." Revan yang baru turun segera menyambut teman bisnisnya itu. Tak selang lama, Kirana keluar dengan membawakan mereka minuman serta camilan. "
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Jangan Baper

"Apa? sepupu kamu?" Revan shock mendengar kenyataan itu dari mulut Lili. Mengingat profesi Lili sebelumnya, bagaimana bisa sepupu seorang Triliuner menjadi seorang wanita penghibur seperti Lili. "Kamu yakin Arga CEO Winata Group adalah sepupu kamu Lili?" Kembali Revan menanyakan. "Yakin Mas, Arga Rahardi Winata nama lengkapnya, tinggal bersama kakek satu-satunya yang bernama Winata, menikah dengan seorang wanita yang bernama Lalita dan sekarang memiliki seorang bayi." Lili menjelaskan semua agar Revan yakin. Revan mengangguk paham, kini dia percaya jika Lili benar-benar sepupu Arga tapi apa yang membuat wanita cantik seperti Lili terjebak dalam genggaman sekarang mucikari??? entahlah. Ynag jelas sebesar apapun keingintahuannya, Revan tidak mau lagi mengungkit masa lalu Lili."Ya sudah, ayo tidur. Sudah malam." Dengan lembut Revan meminta Lili untuk segera tidur. Sebelum keluar tak lupa Revan mengelus perut Lili hal membuat wanita itu memejamkan mata, dia melayang ke awan, namu
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Teman Revan Yang Jahat

Lili terhuyung kebelakang lalu berjalan mundur sedangkan pria yang ada di hadapannya terus menatapnya dengan tatapan memangsa. "Aku tahu Revan menyembunyikan kamu disini." Ujarnya dengan terus melangkah maju. "Keluarlah! Mas Revan tidak di rumah!" Lili meninggikan ucapannya. Namun bukannya pergi pria itu terus melangkah kan kaki mengikuti langkahnya. "Aku sudah tahu dia tidak di rumah jadi aku kesini untuk menemani kamu Lili." Dengan tersenyum licik. Lili membalikkan badannya, dia ingin berlari tapi tangan teman Revan itu memeganginya. "Aku sudah kecanduan tubuh kamu Lili, aku yakin kamu juga rindu pelanggan setia kamu ini." Ujar pria itu yang berusaha mencium Lili. Lili mendorong dengah kuat pria itu, lalu dia berlari namun lagi-lagi pria jahat itu dapat menangkap tubuhnya. "Aku mohon, aku bukan seperti yang dulu." Dengan menangis Lili mencoba meminta belas kasihan pria itu. "Bagiku sama saja, tubuhmu sudah dinikmati banyak orang lagipula Revan tidak akan tahu kamu melay
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Meeting Para CEO

"Kalau pas di lidah kamu maka mulai dari sekarang kopi itu akan ada di meja setiap pagi." Wanita itu tersenyum lalu mengambilkan Revan makanan. Keduanya makan sambil mengobrol di meja makan hingga Kirana datang dan bergabung dengan mereka. "Duh asiknya." Entah ungkapan sindiran atau tidak tapi setelah kedatangan Kirana, Revan agak kikuk. Kirana menarik kursi lalu bergabung dengan mereka. Revan yang awalnya aktif bertanya pada Lili kini mulai aktif dengan Kirana sehingga membuat keberadaan Lili seperti tak dianggap. Buru-buru Lili menyelesaikan makan paginya lalu bergegas kembali ke kamar. "Kamu mau kemana Lili?" tanya Kirana. "Ke kamar Kirana, perutku agak kurang nyaman." Jawab Lili lalu mrninggalkan mereka. Kirana dan Revan agak panik, mereka takut terjadi apa-apa dengan kandungan Lili. "Apa kita bawa ke rumah sakit saja Mas?" Bukannya tidak setuju dengan keinginan Kirana tapi pagi ini Revan ada meeting penting. "Bagaimana jika kamu yang membawanya sayang, pagi in
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status