All Chapters of Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu : Chapter 161 - Chapter 170

192 Chapters

Hamil?

Damar tertawa mendengar ucapan Arga, mana mungkin dia ngidam. Dimana-mana yang ngidam itu wanita bukannya pria. "Anda ada-ada saja Pak, mana mungkin saya ngidam." Ujarnya sambil menggelengkan kepala heran dengan atasannya. "Mana mungkin pria hamil." Sambungnya kemudian. Damar lalu menghidupkan mesin mobil, dan cuitan Arga kembali dia dengar. "Bukan kamu tapi Kania." Mendadak pria itu menginjak rem, "Apa Pak?" Dia segera menatap ke belakang. Sementara itu Arga menatapnya kesal karena hampir saja kepalanya terbentur jok. "Mau aku pecat!" tatapannya tajam. Asisten itu terkekeh kemudian meminta maaf. Setelah masalah itu selesai dia kembali bertanya akan maksud Arga. "Tadi anda bilang Kania hamil?" "Iya, mungkin itu yang membuat kamu ngidam." Ujar Arga. Sepanjang jalan kembali ke kantor, Damar sangat senang, jika Kania benar hamil pastilah dia menjadi manusia terbahagia di dunia. Sepulang dari kantor, Damar bergegas keluar untuk pulang terlebih dahulu, dia melupa
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Prank Arga

Hati Kirana sangat sakit mendengar Revan mengucap kata cinta untuk Lili tapi keadaan mereka kini dalam keadaan yang darurat. Namun upaya penyelamatan itu tidak membuahkan hasil, mata Lili tetap menutup untuk selamanya. Revan menangis, kilatan ingatan bersama Lili teringat kembali. Tak bisa dipungkiri dia juga memiliki perasaan yang sama hanya saja rasa itu terus dia tekan karena tidak ingin menyakiti Kirana. Arga pun diberitahu perihal meninggalnya Lili, awalnya Arga tidak peduli tapi Lalita tentu sangat sedih bahkan saat pemakaman Lili wanita itu turut hadir. ##### Setelah menghadiri pemakaman Lili, Arga dan Lalita duduk bersama sang kakek di ruang keluarga. Pria tua itu juga sedih dengan apa yang menimpa Lili. "Kasian sebenarnya anak itu." Ujar kakek. Tak terasa waktu terus berlalu, Arcello kini telah bisa berjalan. Tentu hal ini Arga meminta baby sitter dan Lalita untuk siaga. Suatu ketika, saat Lalita dan Arcello di taman, ponselnya berbunyi. Melihat K
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Menginap Di Hotel

Kian hari Arcello semakin mahir berjalan hingga membuat Lalita harus ekstra mengikuti langkah kaki anaknya. Wanita itu sengaja tidak mengekang Arcello, dia membebaskan sang anak yang ingin bermain diluar sambil mengasah kemampuan berjalan.Kemanapun sang anak pergi dia mengikutinya hingga dirinya begitu kelelahan. "Nyonya biar saya saja." Baby sitter meminta Lalita untuk istirahat. Dengan senang dia mengangguk. "Baiklah." Ujar Lalita lalu duduk. Namun baru saja meletakkan pantatnya, Arcello mendekatinya untuk mengajak bermain. Baby sitter yang kesian kepada Lalita berusaha membujuk Arcello tapi kelihatannya bayi itu hanya ingin ditemani oleh sang mama. "Ayo." Dengan menghela nafas Lalita mengikuti langkah kaki sang anak. Hingga siang Arcello masih ingin bermain di taman padahal Lalita sudah sangat lelah. Kelelahan mengurus Arcello membuat Lalita mengabaikan kedatangan Arga. Biasanya Lalita begitu manis ketika dia datang kali ini nampak cuek, bahkan istrinya masih menggun
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Lebih Mengerti Lagi

"Bukan aku yang jahat tapi kamu Sayang! kamu terus saja mengabaikan aku!" Emosi Arga memuncak. Lalita tertawa mendengar ucapan suaminya, dia menolak bukan tanpa sebab karena memang sang buah hati dalam fase pertumbuhan. Dari bangun tidur dia tidak berhenti sama sekali, usai mengurus suami dia harus mengurus anak dan itu benar-benar membuatnya lelah. "Kamu tau kan jika alasan aku menolak karena Arcello, aku lelah! tapi kamu malah di hotel dengan sekretaris itu!" Air mata Lalita mengalir, hatinya tergores akan ucapan Arga. Kerutan di kening Arga mulai kentara, pria itu menatap istrinya dengan lekat. "Aku memang di hotel tapi bukan sama sekretaris!" Pria itu menatap Lalita dengan tajam. "Bohong! mana mungkin ada orang pria booking kamar hotel sendiri kalau bukan membawa jalang!" Kata Lalita dengan keras. "Terserah kamu percaya apa nggak! lagipula aku menginap di hotel bukan tanpa alasan." Pria itu mencoba menahan emosinya. Lalita masih tak percaya dan lagi dia semakin
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Ibu Pingsan

Hari itu Arga datang ke kantor dengan wajah sumringah, dia juga tidak marah-marah seperti beberapa hari sebelumnya. Yang lebih mengejutkannya lagi sikapnya terhadap Damar. "Kalau kamu masih mual pelan-pelan saja Damar kalau tidak selesai bisa kamu kerjakan besok." Ucapan Pria itu membuat kerutan-kerutan di dahi Damar terlihat jelas, dari tatapan matanya juga nampak apabila dia bingung. "Tapi kemarin anda bilang.... " Belum sempat melanjutkan kata-katanya, Arga menyilangkan jari telunjuk di bibirnya. "Ucapan kemarin jangan diambil hati." Lalu pria itu berjalan keluar ruangan asistennya. Siang itu Lalita datang ke kantor untuk mengantar makan siang untuk Arga. Dia yang masih merasa bersalah ingin menunjukkan perhatiannya kepada sang suami. "Mas." Dengan langkah cepat dia menuju meja kerja suaminya. Melihat istrinya datang, Arga nampak senang. "Sayang." Ujar Arga. Lalita segera memeluk suaminya seraya berkata kangen. "Aku juga sayang," sahut Arga. Beginilah jika
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Meninggal

"Ibu kenapa meminta maaf." Lalita menggenggam tangan ibundanya. Wanita paruh baya itu tersenyum sambil memercing kesakitan. Melihat keadaan wanita tak berdaya itu, Rangga segera memanggil Dokter. Dia tentu tidak ingin terjadi apa-apa dengan ibunda Lalita. Tak berselang lama, dokter datang. Mereka segera diminta untuk memeriksa ibunda Lalita kembali. Dokter menunduk, Rangga yang tau ekspresi ini mengajak sang dokter bicara diluar. "Apa yang terjadi dengan pasien Dok?" Pria hangat itu bertanya dengan tatapan tajam. Ekspresi ketakutan tersirat di wajah sang dokter sehingga membuat Dokter penyakit dalam itu hanya diam. "Apa yang terjadi?" Suara Rangga mencuat. Segera Dokter menatap orang yang paling berkuasa di rumah sakit itu, "Dari hasil tes pencitraan rontgen, sel berbahaya sudah menyebar ke seluruh tubuh pasien itulah yang menyebabkan kami bingung harus bagaimana Pak Rangga." Ujar dokter. "Kenapa sebagai dokter kamu bingung! cepat bertindak!" Rangga yang tidak ingi
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Sedih Yang Mendalam

Pria itu terus menatap istri sahabatnya, meski dokter bilang keadaan Lalita baik-baik saja dia tetap saja khawatir bahkan jika Lalita tak kunjung siuman maka dia akan meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh. Tak selang lama Lalita siuman, dia menangis lagi mencari ibunya. "Lalita! terimalah kenyataan jika ibu sudah tiada! kamu pastinya paham jika kita tidak boleh meratapi!" Selama kenal dengan Lalita, inilah kali pertama Rangga membentaknya. "Sabar lah, relakan kepergian ibu." Ujar pria itu kemudian. Wanita itu mengangguk, dan untuk kesekian kalinya Rangga membawa wanita rapuh itu ke dalam pelukannya. "Ada aku Lalita, ada suami kamu, biarkan ibu pulang dengan tenang." Rangga semakin mengerutkan pelukannya. Lalita yang terbawa suasana juga memeluk Rangga dengan erat, dia kini bak seorang adik yang tengah memeluk kakaknya. Sementara itu disisi lain, Arga barus selesai rapat. Dia yang lupa tidak membawa ponsel tentu tidak bisa dihubungi. Kedua netra
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Sadar

Lalita terus larut dalam kesedihan, membuat Arga tak tahu lagi harus bagaimana. Dia sudah membujuk Lalita tapi istrinya terus saja bilang dia harus mengerti. "Terserah kamu lah Sayang." Pagi itu Arga pergi ke kantor dengan marah. Dia sudah tidak bisa mentolerir sikap Lalita lagi, bukan tidak boleh bersedih tapi suami juga ada batasannya. Kekecewaan serta kekesalannya kepada sang istri Arga alihkan ke pekerjaan sehingga pria itu perlahan gila kerja kembali. Pagi buta dia berangkat larut baru pulang, tak terasa sudah sebulan dia seperti itu. Malam itu, Arcello demam tinggi. Baby Sitter sangat panik dan bingung. "Bagaimana ini." Seraut wajah bingung terlihat. Dengan langkah cepat dia memberanikan diri mengetuk pintu kamar majikannya. Tak berselang lama, Lalita keluar. "Maaf Bu, Tuan Arcello demam." Lalita sangat panik lalu dia berlari ke kamar sang anak. Segera wanita itu membawa Arcello ke rumah sakit, seusai diperiksa Dokter meminta Arcello agar di rawat mengingat bayi setahu
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Selalu Lapar!

Seiring berjalannya kehidupan Arga dan Lalita normal kembali, siang itu Lalita datang ke kantor untuk mengantar makan siang suaminya. "Mas." Lalita berjalan menuju meja kerja sang suami. Sementara Arga yang sangat fokus dengan pekerjaannya tidak menyadari kedatangan sang istri. Dia mengira suara langkah kaki yang mendekat adalah langkah sekertarisnya Mawar. Tanpa meliaht dia mengusir sekertarisnya itu yang sebenarnya adalah sang istri. "Letakkan berkasnya lalu pergilah!" Ujar Arga. Lalita hanya tersenyum melihat sang suami. "Aku baru datang tapi kamu sudah menyuruh pergi saja Mas." Sahut Lalita. Sangat mengenal suara itu dengan jelas, Arga pun mengalihkan pandangannya. Dia terkejut jika yang berada di hadapannya adalah sang istri. "Sayang." Dia pun menjeda pekerjaannya. Senyumam manis Arga tunjukkan. "Aku ngantar makan siang tapi malah diusir." Goda Lalita sambil tertawa. "Maaf Sayang, aku kira sekretaris aku." Arga menjelaskan. CEO itu mengajak Lalita dudu
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Liburan Bersama

Pria itu segera bangkit, dia mencoba membangunkan Kania tapi agaknya wanita itu tidak mau membuka matanya. Segera Damar menggendong tubuh Kania untuk dibawa ke rumah sakit. "Sayang kamu kenapa!" Damar terlihat begitu panik. Memiliki skil mengemudi yang cukup baik membuat dia dengan cepat tiba di rumah sakit. Segera Damar memanggil suster, dan setelah dilakukan pemeriksaan Dokter mengatakan jika Kania kekurangan nutrisi. "Bagaimana bisa dia kekurangan nutrisi?" Damar begitu syok. "Apa istri anda diet?" tanya Sang dokter. "Sepertinya tidak." Jawab Damar ragu-ragu. Tapi jika diingat lagi, beberapa hari ini dia tidak melihat istrinya makan berbeda dengan sebelumnya. Mengingat hal yang memicu pingsan adalah kekurangan nutrisi Dokter segera mengalihkan pemeriksaan Kania ke dokter kandungan, bagaimanapun juga kondisi calon bayi di dalam harus diperiksa. Ketika dokter melakukan USG, kerutan-kerutan terlihat di dahinya, pemeriksaan awalnya menunjukan satu janin saja tapi mengapa tiba
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more
PREV
1
...
151617181920
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status