All Chapters of Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu : Chapter 171 - Chapter 180

192 Chapters

Gak Jadi Sedih

Hari yang ditentukan untuk pergi berlibur telah tiba, Satu jet pribadi khusus untuk CEO dan asistennya satu lagi pesawat pribadi untuk para petinggi kantor. "Mari kita berangkat." Gilang terlihat sangat senang. Dia melangkahkan kaki terlebih dahulu menaiki tangga jet tersebut. Para CEO yang biasanya berpakaian formal kini menjelma pria casual dengan tampilan santainya. Sungguh pemandangan yang sangat meremajakan mata. "Astaga Mas Rangga ganteng banget." Mata Lalita terus menatap Rangga yang berpakaian kasual ala-ala anak muda. Mendengar puja-puji yang keluar dari mulut istrinya tentu membuat Arga cemburu. "Kamu pikir dia saja yang ganteng!" Ujarnya kesal. "Iya lah Mas.... " Tanpa sadar Lalita berkata demikian, namun beberapa detik kemudian wanita itu menutup mulutnya. Dia terkekeh menatap Arga. "Maksud aku setelah kamu Mas." Rangga tersenyum senang, meski tidak bisa memiliki Lalita paling tidak wanita itu ngefans pada dirinya. "Pindah ke pesawat satunya Rangga." Tak senang A
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bertanggung Jawab

Pikiran Arga sangat liar sehingga dia mengajak sang istri bercinta diluar ruangan, Lalita yang awalnya menolak kini justru merasa senang. Sungguh ide suaminya kini sangat brilian, bercinta di bawah sinar rembulan yang diiringi suara ombak benar-benar pengalaman bercinta yang amazing. "Ini akan menjadi kenangan yang sangat indah" Arga nampak ngos-ngosan setelah mendapatkan pelepasannya. "Iya Mas ternyata seru ya." Ujar Lalita. Sementara Arga dan Lalita menikmati malam panas mereka diluar ruangan, Rangga duduk sendiri di teras villanya yang mengadap kelaut. Dia meminta Gilang untuk membawakan sebotol minuman beralkohol, dia ingin menikmati malam di pulau dewata sembari menghangatkan tubuh. "Anda yakin ingin minum pak?" Gilang nampak mengerutkan alisnya. "Sedikit minum aku rasa tidak apa-apa, malam sangat dingin." Sahut Rangga sambil tersenyum. Tiba-tiba ingin minum bukan tanpa alasan, pria itu sangat stres dengan perasaannya. Awalnya dia dang Gilang nampak baik-saja
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Pekerja Magang

Rangga dillanda kebingungan hingga dia menemukan sebuah catatan kecil yang terjatuh di lantai. Senyum pria itu merekah, "Ternyata." kini dia tahu siapa wanita yang telah dia paksa untuk melayani hasrat biologisnya semalam. Amira Ningrum, seorang gadis muda yang kini magang di kantor Rangga, semalam dia berada di club karena diminta menghadiri pesta teman sekelasnya dulu. Alhasil dia yang ingin pulang terlebih dahulu malah nyasar.. Namun siapa sangka, gadis polos itu justru berakhir di tempat tidur bersama CEOnya sendiri. Semalaman Amira memikirkan hal tragis yang terjadi padanya namun dia juga tidak berani berkomentar atau menceritakan nasib tragisnya kepada sang teman. "Aku perhatikan dari semalam kamu terlihat sedih, ada apa?" tanya Vina yang merupakan teman seperjuangannya. "Apa terjadi sesuatu ketika di club semalam?" Kembali Vina melanjutkan ucapannya. "Tidak apa-apa Vina, aku hanya teringat akan almarhum adik," sahut Amira berbohong. Tak ingin membuat Vina terus bertanya
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Salah Paham

Buru-buru Amira melepaskan diri, dia segera menunduk, "Maafkan saya Pak." "Tidak apa-apa." Sahut Rangga. Amira segera pamit pergi sementara Rangga terus menatap punggung wanita itu. "Apa dia yang kupaksa malam itu?" Tak ingin terus memikirkan Amira, Rangga kembali ke ruangannya.Di atas mejanya sudah banyak berkas yang menumpuk, padahal ketika dia pergi tadi mejanya sudah kosong. "Apa lagi ini." Gumamnya yang merasa malas mengerjakan berkas-berkas tersebut. Tak selang lama, Gilang datang melapor. Dia menunjukkan salah satu desain yang perusahaan perlukan. "Bagus sekali siapa yang mendesain?" tanya Rangga sambil menelisik desain yang diberikan oleh Gilang. "Amira salah satu pegawai magang." Jawab Gilang. Rangga mengerutkan alisnya, "Apa dia yang tadi menghadap?" Kini tatapannya beralih ke Gilang. Asisten itu mengangguk, dia kembali menunjukkan desain Amira yang lain. CEO tampan nan hangat itu mengukir senyuman, "Dia lagi." Sungguh Rangga tak menyangka, jika seorang
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Ciuman Kembali

Pagi itu Amira datang menghadap dengan membawa desainnya. Dia mempreseantasikan kepada Rangga detail desainnya itu. Pria itu puas akan kerja keras Amira, inilah desain yang dia cari. "Desain kamu sangat bagus Amira." Puja-puji keluar dari mulut Rangga, sehingga membuat Amira tersipu malu. Sebagai bentuk apresiasi akan kerja keras Amira, Rangga mengajak pegawai magang itu untuk makan siang bersama. "Jangan lupa nanti makan siang bersamaku." Titah pria itu. "Baik Pak." Sahut Amira lalu pamit. Di ambang pintu ada Monica yang juga ingin menghadap, dia juga membawa desain yang akan dia tunjukkan kepada Rangga. Mendengar Rangga ingin mengajak Amira makan siang membuat Monica kesal, bagaimana bisa seorang pegawai magang mendapatkan keistimewaan seperti itu sementara dia yang merupakan senior belum pernah sekalipun diajak makan siang oleh orang nomor satu siputra Group itu. Jam makan siang telah tiba, Amira sudah bersiap untuk pergi makan siang, dia menunggu sang CEO di park
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Begadang Bersama

"Meskipun pegawai magang tapi tak seharusnya kamu memperlakukannya semena-mena Monica." Suara dari belakang mengejutkan Monica, Amira yang tau jika pemilik suara itu Rangga pun segera menunduk. Sementara Monica perlahan membalikkan badan. P-pak Rangga." Dia terbata. Rangga menatap bawahannya itu dengan tatapan kecewa, ternyata di perusahaannya ada atasan yang menindas bawahan. "Jelaskan padaku apa maksud kamu melempar pekerjaan ke Amira?" CEO itu meminta penjelasan kepada Monica. Tak tau harus menjelaskan apa, Monica hanya menunduk. Dia meminta maaf atas sikapnya. "Orang yang kamu tindas adalah Amira jadi minta maaflah pada Amira." Ujar Rangga. Monica memelotot, harga dirinya cukup tinggi untuk meminta maaf pada Amira yang notabennya hanya seorang pegawai magang. "Tapi Pak... " Dia nampak protes. Rangga melempar tatapan tajamnya, yang sontak membuat Monica takut. Tak ingin membuat Rangga marah, Monica akhirnya setuju meminta maaf. "Maafkan aku Amira.
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Lembur Bersama

Pagi itu Rangga tersentak, dia sungguh terkejut karena hari sudah pagi. "Astaga aku malah tertidur disini." Gumam Rangga. Pria itu pun bangkit dan saat bersamaan Amira keluar dari kamarnya. "Pak Rangga sudah bangun?" Amira menunjukkan senyum manisnya. "Iya, maaf aku malah tidur disini." Sahut Rangga. "Tidak apa-apa Pak, semalam anda tidur sangat lelap jadi saya tidak berani membangunkan." Wanita itu berbicara sambil menyiapkan desainnya semalam. Rangga yang melihat hasil kerja Amira sangat puas karena sama seperti yang rusak kemarin. "Perfect." Satu kata pujian untuk bawahannya. Ada CEO menginap di rumahnya tentu Amira ingin melayani atasannya itu dengan baik. Sebelum berangkat kerja Amira memasak dulu untuk Rangga. Menu simpel pilihannya adalah nasi goreng. "Tidak perlu repot-repot aku sarapan di rumah saja." Rangga meminta Amira untuk tidak repot. Namun agaknya wanita itu lebih memilih repot daripada membiarkan Rangga pergi dari rumahnya dalam keadaan perut kosong. "Nas
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Malu Setengah Mati

Amira segera mendorong tubuh Rangga, dia buru-buru berdiri karena dilihat Gilang dan beberapa teknisi. Melihat aksinya diketahui Rangga hanya bisa tersenyum lalu keluar. "Aku sudah keluar, kenapa kalian masih saja berdiri disini." Ujarnya. Dia mengkode Amira untuk segera pergi karena waktu jam makan siang sudah kepotong cukup lama di lift tadi. Gilang dan beberapa teknisi hanya bisa menggeleng sambil melihat punggung pimpinan Siputra Group menjauh. "Aneh." Di dalam mobil, Amira terus saja diam. Dia sungguh malu pada Gilang dan terknisi tersebut, entah mau ditaruh mana wajahnya apabila bertemu dengan mereka semua. "Kenapa kamu hanya diam saja, kamu jadi traktir aku dimana?" Pertanyaan Rangga membuat Amira tersentak. Dia mengamati jalan tapi arah jalan yang Rangga tuju bukan jalan menuju depot masakan padang yang dia maksud. "Pak kita salah jalan." Meskipun salah jalan tapi hal itu tak membuat Rangga kesal justru dia merasa senang karena bisa lebih lama. Setibanya di tempat ma
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Kelakuan Random Rangga

Kedekatannya dengan Amira membuat Rangga tak kuasa, setiap saat setiap waktu bayangan wanita itu menghantuinya bahkan kini perlahan menyingkirkan Lalita di hatinya, apa ini artinya dia telah jatuh cinta pada pegawai magangnya itu? Pagi itu Rangga memanggil Amira untuk menghadap, sebenarnya tidak ada urusan yang mengharuskan bawahannya itu menghadap hanya saja ada rasa rindu yang tidak bisa Rangga tahan. "Ada urusan apa Pak? apa saya harus mendesain lagi?" tanya Amira yang kini telah berada di hadapannya. Rangga menatap wanita itu dengan senyuman tapi sesaat kemudian rasa bingung mulai datang, dia tak tau harus menjawab apa. Pria itu masih bergeming hingga suara Amira kembali mencuat. "Pak." Kini Amira yang menatap Rangga dengan tatapan bingung. "Iya." Sahutnya. Untung saja laptopnya kini membuka file desain sebelumnya sehingga Rangga berpura-pura meminta Amira membenahi apa yang ada di dalam file tersebut. CEO itu mengajak Amira untuk pindah ke sofa agar dia bisa melihat
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Hadiah dan Hukuman Bersamaan

"A-aku...." Amira bingung mau menjawab apa, karena tidak mungkin dia mengatakan alasannya datang ke ruangan Rangga. Karena tak mendapatkan jawaban dari Amira, Monica segera memecat Amira.Hal ini tentu membuat wanita itu terkejut, dia tahu masuk ruangan CEO adalah sebuah kesalahan tapi minimal surat peringatan dulu yang dia dapat bukannya pemutusan kerja sepihak seperti ini. "Tapi saya tidak melakukan kesalahan apapun." Amira protes akan keputusan Monica. Di sisi lain, Rangga yang baru datang terkejut mendapati hadiah pemberiannya dikembalikan oleh Amira. Segera Rangga pergi menemui Amira untuk bertanya alasannya, namun setibanya di meja kerja Amira dia kembali terkejut, pasalnya dia melihat bawahannya itu sedang berkemas. "Kamu mau kemana?" tanya Rangga heran. "Pergi dari sini Pak, karna saya sudah dipecat." Jawab Amira. Rangga menatap semua pegawai disana, kini tatapannya tertuju kepada Monica yang sudah menunduk setelah dia datang. "Apa kamu yang memecatnya?" tanya Rangga.
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more
PREV
1
...
151617181920
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status