Share

Apa Aku Salah!

Author: CitraAurora
last update Last Updated: 2024-11-30 16:07:24

"Jaga bicaramu!" Terlihat Lili sangat marah.

Tamparan Lili membuat semua orang menatap mereka sehingga Revan datang untuk melihat apa yang terjadi.

"Ada apa?" tanya Revan.

"Lihatlah wanita yang kamu bawa Revan! dia menamparku di depan umum" Pria itu berbisik di telinga Revan.

Tak ingin ada pertengkaran, Revan meminta temannya untuk pergi, biar Lili dia yang menasehati.

Kini tatapan Revan tertuju kepada Lili, pria itu marah karena Lili telah melakukan hal buruk kepada temannya.

Tangan Revan segera menarik tangan Lili, dia membawa Lili menjauh dari keramaian.

"Kenapa kamu menamparnya? dia itu temanku yang nantinya akan menjadi investor di perusahaanku!"

Mendengar makian Revan Lili hanya bisa menangis. Apa salah dia menampar orang yang menginjak harga dirinya, apa salah dirinya marah kepada pria yang mengajaknya tidur?

"Kenapa tidak menjawab, kenapa hanya menangis!" Revan semakin muak mendengar tangisan Lili.

"Apa aku tidak boleh marah jika ada orang yang mengingatkan lagi a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Kerja Sama Dengan Winata dan Siputra

    "Sayang maafkan aku karena tidak bilang padamu jika Lili dulunya adalah seorang.... "Dengan cepat tangan Kirana menyilang di bibir Revan, dia tidak mempermasalahkan hal itu, dia juga tidak ingin membuat Lili maupun Revan dalam situasi yang tak nyaman. "Tidak apa-apa Mas, Lili mau membantu kita saja itu lebih dari cukup." Ujar Kirana. Revan memeluk Kirana dengan erat, istrinya memang sangat pengertian dan inilah yang membuat Revan sangat mencintai wanita itu. Di pagi harinya, Revan datang ke kamar Lili untuk mengantarkan makanan, dia tidak mau jika Lili sampai telat makan. "Aku bisa ambil sendiri Mas, kamu jangan terlalu memanjakan aku." Lili segera mengambil makanan yang dibawa oleh Revan. Pria itu menunggui Lili makan, dia memastikan istri keduanya makan semua makanan yang dia bawakan. Tak sengaja Lili menyisakan makanan di mulutnya dan dengan lembut Revan membersihkan mulutnya. Sikap hangat Revan berhasil menawan Lili dan rasa cinta sudah mulai berkembang di hatinya.

    Last Updated : 2024-11-30
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Makan Malam

    "Kamu mau kemana Mas?" Tanya Lalita ketika Arga berganti pakaian semi formal. Dapat undangan makan malam dari teman Sayang." Jawab pria itu. "Pulangnya malam kah Mas?" Kembali Lalita bertanya. "Bisa jadi Sayang karena pasti disana kami akan mengobrol." Jawaban Arga membuat Lalita lesu, padahal rencananya malam ini dia ingin bermanja-manja dengan suaminya. Wanita itu memeluk sang suami, dia mengungkap keinginannya. Mendengar itu Arga tersenyum, "Setelah pulang nanti kita bermain." Bisiknya. "Kalau aku sudah tidur bagaimana?" Tangan wanita itu menggoda suaminya. "Langsung serang saja."Arga tertawa lalu mencubit pipi sang istri.Di bawah Damar sudah menunggu, sehingga Arga buru-buru keluar kamarnya. Singkat cerita, kini mereka semua telah tiba di rumah Revan, mereka dipersilahkan masuk oleh pelayan keluarga Revan. "Selamat malam semua." Revan yang baru turun segera menyambut teman bisnisnya itu. Tak selang lama, Kirana keluar dengan membawakan mereka minuman serta camilan. "

    Last Updated : 2024-12-01
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Jangan Baper

    "Apa? sepupu kamu?" Revan shock mendengar kenyataan itu dari mulut Lili. Mengingat profesi Lili sebelumnya, bagaimana bisa sepupu seorang Triliuner menjadi seorang wanita penghibur seperti Lili. "Kamu yakin Arga CEO Winata Group adalah sepupu kamu Lili?" Kembali Revan menanyakan. "Yakin Mas, Arga Rahardi Winata nama lengkapnya, tinggal bersama kakek satu-satunya yang bernama Winata, menikah dengan seorang wanita yang bernama Lalita dan sekarang memiliki seorang bayi." Lili menjelaskan semua agar Revan yakin. Revan mengangguk paham, kini dia percaya jika Lili benar-benar sepupu Arga tapi apa yang membuat wanita cantik seperti Lili terjebak dalam genggaman sekarang mucikari??? entahlah. Ynag jelas sebesar apapun keingintahuannya, Revan tidak mau lagi mengungkit masa lalu Lili."Ya sudah, ayo tidur. Sudah malam." Dengan lembut Revan meminta Lili untuk segera tidur. Sebelum keluar tak lupa Revan mengelus perut Lili hal membuat wanita itu memejamkan mata, dia melayang ke awan, namu

    Last Updated : 2024-12-01
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Teman Revan Yang Jahat

    Lili terhuyung kebelakang lalu berjalan mundur sedangkan pria yang ada di hadapannya terus menatapnya dengan tatapan memangsa. "Aku tahu Revan menyembunyikan kamu disini." Ujarnya dengan terus melangkah maju. "Keluarlah! Mas Revan tidak di rumah!" Lili meninggikan ucapannya. Namun bukannya pergi pria itu terus melangkah kan kaki mengikuti langkahnya. "Aku sudah tahu dia tidak di rumah jadi aku kesini untuk menemani kamu Lili." Dengan tersenyum licik. Lili membalikkan badannya, dia ingin berlari tapi tangan teman Revan itu memeganginya. "Aku sudah kecanduan tubuh kamu Lili, aku yakin kamu juga rindu pelanggan setia kamu ini." Ujar pria itu yang berusaha mencium Lili. Lili mendorong dengah kuat pria itu, lalu dia berlari namun lagi-lagi pria jahat itu dapat menangkap tubuhnya. "Aku mohon, aku bukan seperti yang dulu." Dengan menangis Lili mencoba meminta belas kasihan pria itu. "Bagiku sama saja, tubuhmu sudah dinikmati banyak orang lagipula Revan tidak akan tahu kamu melay

    Last Updated : 2024-12-01
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Meeting Para CEO

    "Kalau pas di lidah kamu maka mulai dari sekarang kopi itu akan ada di meja setiap pagi." Wanita itu tersenyum lalu mengambilkan Revan makanan. Keduanya makan sambil mengobrol di meja makan hingga Kirana datang dan bergabung dengan mereka. "Duh asiknya." Entah ungkapan sindiran atau tidak tapi setelah kedatangan Kirana, Revan agak kikuk. Kirana menarik kursi lalu bergabung dengan mereka. Revan yang awalnya aktif bertanya pada Lili kini mulai aktif dengan Kirana sehingga membuat keberadaan Lili seperti tak dianggap. Buru-buru Lili menyelesaikan makan paginya lalu bergegas kembali ke kamar. "Kamu mau kemana Lili?" tanya Kirana. "Ke kamar Kirana, perutku agak kurang nyaman." Jawab Lili lalu mrninggalkan mereka. Kirana dan Revan agak panik, mereka takut terjadi apa-apa dengan kandungan Lili. "Apa kita bawa ke rumah sakit saja Mas?" Bukannya tidak setuju dengan keinginan Kirana tapi pagi ini Revan ada meeting penting. "Bagaimana jika kamu yang membawanya sayang, pagi in

    Last Updated : 2024-12-02
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Baiklah Kalau Kamu Memaksa

    "Eh Mas Rangga." Lalita tersenyum menatap Rangga. Terlihat Rangga begitu bahagia, jika ponselnya tak tertinggal mana mungkin bertemu dengan Lalita. "Kamu ngapain?" Rangga berbasa-basi. "Ini ngantar bekal makan siang tapi Mas Arga kelihatannya sedang makan siang diluar." Wanita itu sedikit terlihat kecewa karena surprisenya gagal kali ini. "Iya Arga dan teman-teman makan sedang keluar makan siang." Ujar Rangga. Melihat Rangga yang tiba-tiba datang Lalita mengira jika pria itu juga mencari suaminya seperti tempo dulu yang tanpa dia tahu pria itu datang untuk mengambil ponselnya. "Pak Rangga pasti mencari Mas Arga ya." Terka Lalita. Rangga hanya tersenyum lalu berjalan menuju sofa tempat dia dan teman-temannya tadi mengobrol.Melihat bekal yang dibawakan Lalita, Rangga pun berbasa-basi. "Sayang sekali bekal makan siangnya." Sambil menatap Lalita. "Iya tahu gini, aku tak perlu pakai surprise segala." Dia terkekeh merasa konyol dengan dirinya sendiri. "Oh ya kalau Mas Rangga kala

    Last Updated : 2024-12-02
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Rasa Lili Wajar dan Melanggar Ketentuan

    Arga masih belum puas, dia terus mempertanyakan perihal makan siang yang dibawakan oleh Lalita tadi. "Astaga Mas, ya aku berikan pada Mas Rangga daripada mubazir." Jawab Lalita. Pria itu mengepalkan tangannya, merasa dicurangi oleh Rangga. Namun Lalita menurunkan emosinya, "Sudahlah Mas, aku baik pada Mas Rangga karena dia teman kamu, aku tidak memiliki niat lebih, aku bisa menjaga batasanku." Wanita itu mengelus punggung suaminya. "Tapi dia mencintai kamu." Sahut Arga ketus. "Dia yang mencintai aku bukan aku." Hanya satu cara agar Arga tidak marah lagi yaitu membuat pria itu berhasrat dan meluapkan semua di atas ranjang. ##### Tak terasa kandungan Lili sudah terlihat, perut yang semula rata kini terlihat berisi. Bahkan pergerakan bayi bisa dirasakan. Revan sangat senang karena kini dia bisa merasakan kehadiran calon bayinya. "Dia bergerak." Pria itu sangat girang. Lili tersenyum melihat Revan yang seperti ini. Seperti anak kecil yang diberi mainan. Saking senang

    Last Updated : 2024-12-02
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Acara

    Hari minggu datang dengan cepat, pagi itu seperti biasa Lili membuatkan kopi untuk Revan. Dengan senyum yang mengembang dia berniat membawakan secangkir kopi itu langsung ke suaminya yang kini berada di taman samping rumah tapi senyumnya perlahan menghilang. Wajah sumringah berubah menjadi mendung. Di taman samping rumahnya, Revan dan Kirana melakukan video call, Revan nampak mengelus perut Kirana, ternyata mereka berakting seolah Kirana tengah hamil. Sebenarnya sah sah saja tapi entah mengapa hati Lili sangat sakit. "Aku yang seharusnya kamu akui sebagai ibu anak kamu Mas." Ucap Lili lalu dia membalikkan badan dan kembali ke kamarnya. Mendengar Kirana mengklaim kehamilannya, Lili tak terima meski ini sudah disepakati bersama. Rasa cintanya kepada Revan membuat Lili terus merasa tak terima dengan apa yang Kirana lakukan. Di dalam kamarnya wanita malang itu menangis, meratapi kesakitan yang setiap hari menghujamnya. "Kenapa semua tidak adil padaku!" Wanita itu berteria

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Mama Sedih

    CEO itu segera bertindak, dia meminta dokter yang merawat Lili melakukan yang terbaik, bahkan bila perlu mendatangkan dokter profesional. Hingga sore datang, keadaan wanita itu tak ada perkembangan. Hingga Kirana dan Revan mulai putus asa. "Aku takut terjadi apa-apa dengannya Mas." Ujar Kirana dengan menangis. Revan menenangkan Kirana, dia mengatakan bahkan Lili akan baik baik saja. Karena keadaan Lili masih sama, Kirana dan Revan melihat anak mereka, saat itulah mereka berpapasan dengan Arga dan Lalita yang hendak memeriksakan anaknya. "Arga." Revan memanggil Arga. Mendengar namanya disebut Arga pun menoleh, "Revan." Dia memanggil balik. Revan segera mendekati Arga, dia nampak bersalah kepada Arga karena bagaimanapun juga Lili adalah sepupu Arga. "Siapa yang sakit?" Tanpa basa-basi Arga langsung to the point. Revan dan Kirana saling pandang, lalu kemudian dia bersuara. "Sepupu kamu Arga." Arga dan Lalita mengerutkan alis mereka. Sepupu? Nama Lili telah mereka lupa

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Selamatkan Ibunya

    Plak.... Sebuah tamparan mendarat di pipi Lili, Kirana yang merupakan wanita lemah lembut kini murka ketika Lili meminta suaminya. "Aku awalnya mengira jika seorang pelacur seorang wanita juga, mau menolong wanita lain tapi aku salah pelacur tetap lah pelacur yang ingin memiliki milik lelaki wanita lain." Dengan tatapan amarah Kirana menatap Lili. Sementara itu Lili justru tertawa, meski hatinya sangat perih akan ucapan Kirana. "Aku meminta suami padamu, kamu malah mengingatkan aku akan asalku, lantas bagaimana dengan dirimu Kirana yang memisahkan seorang ibu dari anaknya, mengambil anak yang aku lahirkan dan setelah itu mendepakku." Kini gantian Lili yang meluapkan isi hatinya. Kirana terdiam seribu bahasa, dia tahu apa yang dia lakukan salah tapi semua sudah menjadi kesepakatan di awal. Seandainya Lili tidak setuju maka kesepakatan ini juga tak ada. Saat bersamaan, tangan Lili menegangi perutnya. Tiba-tiba dia merasakan sakit yang luar biasa. Wanita itu mengerang kesa

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Kamu Punya Revan, Aku Punya Anak Ini

    Pertanyaan Revan mendorong Lili untuk tertawa di tengah kesedihannya, ada apa? Revan bertanya ada apa? Perlahan Lili melemparkan tatapannya, menatap tajam kedua bola mata yang sudah menatapnya. "Sikapmu, perhatian kamu membuat aku tertawan Mas, mengetuk pintu hatiku dan memaksa aku mencintai kamu." Mendengar ungkapan hati Lili Revan memalingkan wajah, "Sudah aku bilang jangan main perasaan." Ucapnya pelan. Suara tawa Lili terdengar kembali, "Bagaimana aku nggak main perasaan Mas, kita sudah menyatu bahkan benih kamu berkembang di rahimku, setiap hari kamu memperlakukan aku sangat baik, sekarang katakan padaku, bagaimana caranya aku tidak main perasaan?" Air mata Lili perlahan menetes. Hatinya terasa sesak mendengar ucapan Revan. Pria itu terdiam akan kalimat Lili, dia tidak bisa menjawab atau berkomentar apapun karena semua yang Lili ungkap benar adanya. Di dalam lubuk hatinya yang paling jauh, tak bisa dipungkiri ada rasa cinta yang berusaha dia tekan untuk Lili lant

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Ada Apa Dengan Kamu?

    "Ketoprak datang.... " Pria itu membawa sebungkus ketoprak yang Lili minta. Mencium aroma kacang membuat saliva Lili mengucur dengan deras. Di samping Lili Revan membuka bungkusan ketopraknya. "Makanlah." Segera Lili mengambil sendok dan memakan ketoprak yang dibawa Revan, dalam sekejam sebungkus ketoprak tandas, "Enak Mas." Ujar Lili dengan tersenyum. Melihat ada sisa makanan di mulut Lili Revan pun mengambilnya. "Seperti anak kecil makan meninggalkan sisa." Kata pria itu dengan tersenyum pula. Lili yang malu menundukkan kepala, kembali dia naik ke awan, dan mungkin dia harus siap-siap terjun bebas kembali. Selepas itu, Revan pamit kembali ke kamarnya. Dia lelah dan harus istirahat. Pagi itu di teras rumah, Kirana dan Mama Revan duduk bersantai, Lili yang ingin menghirup udara segar memutuskan untuk bergabung bersama. Melihat cara orang tua Revan yang menyayangi Kirana entah mengapa membuat Lili iri, seharusnya dia lah yang mendapatkan cinta itu karena dia yang meng

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Perlakuan Mama Revan

    "Revan siapa wanita hamil ini? kenapa kamu membawanya pulang?" Mama Revan menatap anaknya tajam. Revan dan Kirana saling tatap, lalu Revan tersenyum. "Dia adalah Lili Ma, istri anak buah Revan. Suaminya baru meninggal. Karena usia kehamilannya sama seperti Kirana alangkah baiknya jika dia turut hadir." Ujar pria itu. Respon orang tua Revan justru diluar dugaan, mama Revan iba terhadap Lili lalu dia membawa Lili masuk ke dalam rumah. Revan dan Kirana saling senyum, lalu mereka masuk. Mama Revan yang sangat bahagia memperlakukan Kirana dengan sangat baik, begitu pula dengan Lili. Mendapatkan kasih sayang dari Mama Revan, diam-diam Lili menangis hal ini membuat panik Mama Revan. "Kamu kenapa Lili?" tanya Mama Revan dengan menatap Lili. "Tidak kenapa-kenapa Tante, saya hanya terharu karena saya tidak pernah dipeluk oleh ibu." Ucapnya. "Kasian sekali kamu Lili." Rasa iba Mama Revan semakin besar. Memang dari kecil Lili sudah yatim piatu, dia diasuh oleh paman dan bibinya. Ketidaka

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Acara

    Hari minggu datang dengan cepat, pagi itu seperti biasa Lili membuatkan kopi untuk Revan. Dengan senyum yang mengembang dia berniat membawakan secangkir kopi itu langsung ke suaminya yang kini berada di taman samping rumah tapi senyumnya perlahan menghilang. Wajah sumringah berubah menjadi mendung. Di taman samping rumahnya, Revan dan Kirana melakukan video call, Revan nampak mengelus perut Kirana, ternyata mereka berakting seolah Kirana tengah hamil. Sebenarnya sah sah saja tapi entah mengapa hati Lili sangat sakit. "Aku yang seharusnya kamu akui sebagai ibu anak kamu Mas." Ucap Lili lalu dia membalikkan badan dan kembali ke kamarnya. Mendengar Kirana mengklaim kehamilannya, Lili tak terima meski ini sudah disepakati bersama. Rasa cintanya kepada Revan membuat Lili terus merasa tak terima dengan apa yang Kirana lakukan. Di dalam kamarnya wanita malang itu menangis, meratapi kesakitan yang setiap hari menghujamnya. "Kenapa semua tidak adil padaku!" Wanita itu berteria

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Rasa Lili Wajar dan Melanggar Ketentuan

    Arga masih belum puas, dia terus mempertanyakan perihal makan siang yang dibawakan oleh Lalita tadi. "Astaga Mas, ya aku berikan pada Mas Rangga daripada mubazir." Jawab Lalita. Pria itu mengepalkan tangannya, merasa dicurangi oleh Rangga. Namun Lalita menurunkan emosinya, "Sudahlah Mas, aku baik pada Mas Rangga karena dia teman kamu, aku tidak memiliki niat lebih, aku bisa menjaga batasanku." Wanita itu mengelus punggung suaminya. "Tapi dia mencintai kamu." Sahut Arga ketus. "Dia yang mencintai aku bukan aku." Hanya satu cara agar Arga tidak marah lagi yaitu membuat pria itu berhasrat dan meluapkan semua di atas ranjang. ##### Tak terasa kandungan Lili sudah terlihat, perut yang semula rata kini terlihat berisi. Bahkan pergerakan bayi bisa dirasakan. Revan sangat senang karena kini dia bisa merasakan kehadiran calon bayinya. "Dia bergerak." Pria itu sangat girang. Lili tersenyum melihat Revan yang seperti ini. Seperti anak kecil yang diberi mainan. Saking senang

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Baiklah Kalau Kamu Memaksa

    "Eh Mas Rangga." Lalita tersenyum menatap Rangga. Terlihat Rangga begitu bahagia, jika ponselnya tak tertinggal mana mungkin bertemu dengan Lalita. "Kamu ngapain?" Rangga berbasa-basi. "Ini ngantar bekal makan siang tapi Mas Arga kelihatannya sedang makan siang diluar." Wanita itu sedikit terlihat kecewa karena surprisenya gagal kali ini. "Iya Arga dan teman-teman makan sedang keluar makan siang." Ujar Rangga. Melihat Rangga yang tiba-tiba datang Lalita mengira jika pria itu juga mencari suaminya seperti tempo dulu yang tanpa dia tahu pria itu datang untuk mengambil ponselnya. "Pak Rangga pasti mencari Mas Arga ya." Terka Lalita. Rangga hanya tersenyum lalu berjalan menuju sofa tempat dia dan teman-temannya tadi mengobrol.Melihat bekal yang dibawakan Lalita, Rangga pun berbasa-basi. "Sayang sekali bekal makan siangnya." Sambil menatap Lalita. "Iya tahu gini, aku tak perlu pakai surprise segala." Dia terkekeh merasa konyol dengan dirinya sendiri. "Oh ya kalau Mas Rangga kala

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Meeting Para CEO

    "Kalau pas di lidah kamu maka mulai dari sekarang kopi itu akan ada di meja setiap pagi." Wanita itu tersenyum lalu mengambilkan Revan makanan. Keduanya makan sambil mengobrol di meja makan hingga Kirana datang dan bergabung dengan mereka. "Duh asiknya." Entah ungkapan sindiran atau tidak tapi setelah kedatangan Kirana, Revan agak kikuk. Kirana menarik kursi lalu bergabung dengan mereka. Revan yang awalnya aktif bertanya pada Lili kini mulai aktif dengan Kirana sehingga membuat keberadaan Lili seperti tak dianggap. Buru-buru Lili menyelesaikan makan paginya lalu bergegas kembali ke kamar. "Kamu mau kemana Lili?" tanya Kirana. "Ke kamar Kirana, perutku agak kurang nyaman." Jawab Lili lalu mrninggalkan mereka. Kirana dan Revan agak panik, mereka takut terjadi apa-apa dengan kandungan Lili. "Apa kita bawa ke rumah sakit saja Mas?" Bukannya tidak setuju dengan keinginan Kirana tapi pagi ini Revan ada meeting penting. "Bagaimana jika kamu yang membawanya sayang, pagi in

DMCA.com Protection Status