Mark memejamkan matanya, menarik napas dalam yang seolah mengemban beban tak terlihat, sebuah kesadaran yang baru muncul dalam dirinya.“Maafkan aku,” gumamnya, nadanya pelan, namun penuh beban dari semua kesalahan yang ia simpan selama ini.Viona terpaku, menatapnya dengan mata yang sedikit membesar, sulit mempercayai apa yang baru saja ia dengar.Mark, pria dingin yang tak pernah merunduk, pria arogan yang selalu menutupi kelemahannya dengan benteng kesombongan, kini berdiri di hadapannya, meminta maaf dengan ketulusan yang tak pernah ia lihat selama ini.“Untuk apa meminta maaf?” Suaranya sedikit bergetar, tak tahu apakah ini nyata atau hanya permainan kata.Mark menatapnya dalam, tatapan yang terasa menusuk hati Viona, seolah menyentuh bagian terdalam yang selama ini ia tutupi dengan kebencian dan kekecewaan.“Karena aku ingin memperbaiki semuanya. Sudahi membenciku, Viona. Aku ingin kau mencintaiku seperti dulu, tanpa ragu, tanpa luka.”Viona terdiam, hatinya berdebar mendengar ka
Terakhir Diperbarui : 2024-11-01 Baca selengkapnya