Hania dan Anggi kembali melangkah, senyum mengembang di wajah Hania, pandangannya terus memperhatikan sekitar hendak mencari-cari apa yang ingin ia beli. Namun, senyum itu sirna seketika. Hania terhenti, tangannya meraih perut yang terasa nyeri."Aduh," desah Hania, wajahnya mengerut menahan rasa sakit.Anggi yang berjalan di sampingnya sontak tersentak. Ia menoleh ke arah Hania dengan raut wajah panik. "Nyonya, apa yang terjadi?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar."Perut saya sakit, Mbak," jawab Hania, suaranya terdengar lemah. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin mulai membasahi keningnya.Anggi terdiam sejenak, pikirannya kalut. Ia tak tahu harus berbuat apa. Segera, ia meraih ponselnya dan menghubungi Pak Dadang, sopir yang mengantar mereka tadi."Pak Dadang, mohon bantuannya. Nyonya Hania tiba-tiba sakit perut. Mohon jemput kami di dalam," ucap Anggi, suaranya terdengar sedikit terengah-engah.Pak Dadang yang mendengar kabar itu langsung bergegas masuk. Anggi, dengan sigap, mera
Terakhir Diperbarui : 2024-11-22 Baca selengkapnya