Home / CEO / TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of TUAN MUDA ARJUNA MENCARI CINTA: Chapter 11 - Chapter 20

85 Chapters

BAB. 11 Arjuna Disidang

Setelah selesai makan, semuanya berkumpul di ruang keluarga. Berbincang-bincang santai sambil menikmati beberapa kue buah tangan dari Arjuna.Asher dan Ayin secara bergantian menceritakan pengalaman mereka menghabiskan waktu bersama Uncle Arjuna yang sungguh luar biasa."Juna, sudah waktunya kamu untuk menikah. Umurmu telah sangat matang untuk membina rumah tangga. Dua puluh delapan tahun menurut Opa adalah usia yang tepat untukmu memulai hubungan yang serius," tutur Opa Robi kepada sang cucu."Coba lihat sepupumu Erlan setelah menikah dan memiliki dua orang anak, hidupnya semakin teratur. Ada Mitha yang mengurus semua keperluannya," ucap sang opa lagi.Arjuna diam saja, pria itu malah terlihat sibuk dengan ponselnya. Dia sedang bertukar pesan dengan seseorang perihal rencana panasnya di malam minggu nanti."Benar kata Opa, Juna. Oma juga berharap secepatnya kamu dapat menikah dan membentuk keluarga yang harmonis," sergah Oma Rini penuh harap.Arjuna sama sekali tidak menggubris omong
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

BAB. 12 Diselamatkan Oleh Seorang Pria

Arjuna dan Darel akhirnya berpisah di parkiran bar. Sang sahabat segera masuk ke dalam mobilnya, sementara Arjuna memilih berjalan kaki sebentar untuk menghirup udara segar di Kota Jakarta malam ini.Arjuna mulai melangkah menyusuri trotoar jalanan Jakarta, perasaannya sangat kosong saat ini. Apalagi, dia ingat betul ancaman dari sepupunya, Erlan yang akan membongkar tentang kebiasaannya bermain wanita, jika Arjuna tidak mengenalkan seorang wanita di hadapan keluarga besarnya."Sial! Di mana aku akan mencari perempuan suci dan baik hati di zaman yang semakin edan ini!" gerutunya sendiri.Lalu tiba-tiba di depan matanya, Arjuna dapat melihat jika ada dua orang pria yang sedang menghadang seorang wanita. Sepertinya kedua pria itu ingin menyakitinya.Para pria tersebut mulai menyeret tubuh wanita itu di dalam sebuah gedung kosong yang agak jauh dari jalan utama. Melihat hal itu, Arjuna pun memutuskan untuk menolong sang gadis. Dia lalu mengikuti langkah mereka ke dalam sebuah gedung. Cah
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

BAB. 13 Tertidur Di Sofa

Jane dan Aruna baru saja sampai di apartemen milik pria itu. Setelah memberitahukan nomor kunci apartemennya kepada sang gadis. Pintu apartemen pun terbuka, Jane lalu memapah tubuh kekar Arjuna dan meletakkannya di sofa yang ada di sana."Nona, tolong ambilkan air untukku," ujarnya kepada Jane."I ... iya, Tuan. Sebentar, ya?" seru Jane lalu melangkah menuju dapur untuk mengambil segelas air putih untuk Juna. Namun setelah Jane kembali dari dapur, dia tidak lagi melihat tubuh Arjuna yang sedang terbaring di sofa. Akan tetapi dari arah dalam kamar, Jane dapat mendengar suara orang yang sedang muntah-muntah.Jane lalu bergegas melangkah masuk ke dalam kamar Ajuna, namun dia tidak mendapati siapapun di sana. Ternyata suara tersebut berasal dari dalam kamar mandi. Jane meletakkan segelas air putih ke atas nakas, lalu berjalan menuju ke dalam kamar mandi."Tuan! Anda kenapa!" ujarnya lalu menghampiri Arjuna yang sedang terduduk di lantai toilet itu. Wajah Arjuna terlihat pucat dengan ma
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

BAB. 14 Menunggu Arjuna Bangun

Pukul enam pagi, Jane terbangun dengan perlahan, matanya meresapi keadaan sekitar. Ruangan yang asing baginya membuatnya sesaat menjadi bingung. Namun, kehadiran sofa di sampingnya mengembalikan ingatannya. Semalam, dia tidur di sana setelah pertolongan dari seorang pria misterius.Dengan hati yang penuh rasa syukur, Jane bangkit dari sofa dan melangkah menuju pintu dapur. Cahaya pagi menyinari ruangan dapur yang sederhana. Dia melihat pria yang tadi malam menyelamatkannya, masih tertidur di dalam kamarnya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Jane bergegas menuju ke dapur untuk memasak sarapan untuk pria itu.Di dapur yang penuh wangi rempah-rempah, Jane berdiri di depan kompor dengan semangat. Dia membuka lemari dapur pria itu dan menemukan semua bahan yang diperlukan untuk membuat nasi goreng. Terdapat beras, bawang merah, bawang putih, cabai, wortel, dan telur segar.Jane mulai memasak dengan gesit, mengukur beras dan memasukkannya ke dalam panci untuk direbus. Sementara beras sedang
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

BAB. 15 Oma Ainur Menghilang

Setelah beberapa saat dalam perjalanan, Jane akhirnya sampai di kediamannya, bersama Oma Ainur. Namun alangkah terkejutnya gadis itu saat mendapati pintu rumah telah terkunci dari luar. Pertanda tidak ada orang di dalam rumah.Namun Jane tidak putus asa. Dia segera membuka pintu rumah dengan kunci yang ada kepadanya. Gadis itu sangat berharap bisa melihat Oma Ainur masih berada di dalam rumah. Namun, saat dia membuka pintu, Jane tidak melihat Oma Ainur di ruang tamu seperti biasanya. Jane langsung merasa panik dan mencari-cari Oma Ainur di setiap sudut rumah."Oma Ainur? Oma Ainur, kamu ada di mana?" panggil Jane dengan nada khawatir. Tapi tidak ada jawaban. Jane merasa semakin cemas dan pikirannya mulai melayang ke berbagai kemungkinan buruk."Mungkin Oma Ainur ke luar sebentar?" gumam Jane dalam hati. Namun, dia tahu bahwa hari ini adalah jadwal Oma Ainur untuk menjalani sesi fisioterapi di rumah sakiti. Jane mencoba mengingat apa yang dikatakan Oma Ainur, jika sang nenek akan menun
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

BAB. 16 Rasa Nasi Goreng

Ketika hendak ke luar dari kafetaria rumah sakit, Jane menemukan wajah yang familiar. Dokter Diki, sahabatnya saat masih di bangku sekolah, berdiri tepat di depannya saat ini, dengan jas putihnya yang bersih dan stetoskop yang menggantung di lehernya. Wajahnya yang tampan dan sikapnya yang baik membuatnya tampak seperti pangeran dari negeri dongeng."Jane?" Diki bertanya, matanya membelalak seolah tidak percaya. "Jane, benarkah itu kamu?"Jane tersenyum, menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapi. "Ya, Diki. Ini aku. Sudah lama ya kita tidak bertemu?"Diki mengangguk,lalu tersenyum lebar. "Ya, sudah sangat lama. Waktu terlalu cepat berlalu. Bagaimana kabarmu, Jane?"Sementara itu, Oma Ainur yang berdiri di sebelah Jane,memperhatikan interaksi mereka dengan senyum yang lebar. Sang Oma mengenal Diki sejak lama, dan selalu berharap bahwa pria itu dan cucunya, Jane bisa menjadi lebih dari sekedar teman. Oma Ainur adalah wanita yang bijaksana dan penuh cinta, dan dia tahu bahwa Diki adal
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

BAB. 17 Si Tuan Pemarah

Arjuna yang baru saja selesai mandi, segera mengganti bajunya dengan pakaian baru. Tiba-tiba pria itu melihat sebuah catatan kecil di atas nakas. Dia pun segera meraih secarik kertas tersebut lalu membacanya dengan seksama.“Jadi, namanya Jane? Hhhhhmmm, nice name!” ujarnya lagi lalu kembali membaca pesan Jane di secarik kertas itu.“What? Jadi gadis itu yang menyiapkan semua ini? Apakah dia juga yang mengganti semua pakaianku dari atas sampai bawah? Jadi sang gadis telah menyentuh tubuhku? Ini tidak bisa dibiarkan!” geram Arjuna dengan penuh kemarahan.“Aku harus meneleponnya dan menanyakan semuanya! Berani-beraninya dia menyentuh sekujur tubuh ku sesuka hatinya?” sergahnya tak suka.Arjuna duduk di kursi ruang tv apartemennya. Tatapan kosongnya tertuju kepada layar ponsel yang tidak berkedip. Sementara dering telepon terdengar berkali-kali, kekesalan merayap di hatinya. "Kenapa Jane tidak mengangkat teleponku?" desis Arjuna, mengernyitkan keningnya.Di sisi lain kota Jakarta, Jane
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

BAB. 18 Menasihati

Mami Mitha duduk di kursi di bagian tengah mobil. Sedangkan sopir kepercayaan keluarganya sedang mengendarai mobil dengan hati-hati menuju ke sebuah mall yang ramai. Di sampingnya, Asher dan Ayin duduk bersebelahan di kursi penumpang yang sama dengannya, penuh dengan antusiasme dan kegembiraan. Mami Mitha pun memutuskan untuk mengajarkan sebuah pelajaran berharga kepada kedua anaknya."Mami, tahu nggak sih aku sangat ingin belajar main piano dengan Miss Jane, hari ini," ucap Asher dengan penuh semangat. "Tapi sayangnya Miss Jane tidak bisa mengajar kami, karena kesibukannya. Apa yang harus kami lakukan, Mi? Jujur saja, aku sangat kesal sekarang!" Kali ini Ayin yang mengungkapkan isi hatinya.Mami Mitha tersenyum lembut, memandang ke arah samping untuk melihat wajah Ayin yang penuh harap. "Ayin, Asher …. Kalian berdua harus belajar untuk tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, terutama jika mereka memiliki kesibukan sendiri," ujar Mami Mitha dengan lembut. "Kita harus menghar
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

BAB. 19 Bertemu Di Sebuah Restoran

Restoran mewah itu berkilau dengan lampu gantung yang berpendar lembut, menciptakan suasana yang hangat dan romantis. Jane duduk di meja pojok, menatap pintu masuk dengan harapan dan kecemasan. Dia hanya mengenakan pakaian bergaya kasual namun mampu menonjolkan kecantikannya, dan rambutnya yang hitam legam terurai indah di bahunya semakin menambah keanggunannya."Apakah dia akan datang?" pikir Jane dalam hati, sambil memainkan gelas yang berisi jus alpukat di tangannya. Dia mengingat kembali bagaimana Arjuna telah menyelamatkannya dari bahaya, dan hatinya berdebar-debar memikirkan pertemuan mereka malam ini.Senja mulai merayap masuk, meredupkan langit Jakarta dengan warna merah muda dan ungu. Lampu-lampu kota mulai menyala, menciptakan pemandangan yang indah dari jendela restoran. Namun, keindahan itu tidak bisa mengalihkan perhatian Jane dari kekhawatirannya saat ini. Arjuna tak kunjung tiba juga.Ada sedikit rasa penyesalan di hati Jane karena terpaksa tidak mengajari Ayin dan Ashe
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

BAB. 20 Betah Berlama-lama Dengan Jane

Sementara Arjuna sangat kaget melihat Jane malah menangis di hadapannya saat ini.“Hei … kenapa dia malah menangis? Apakah karena aku membentaknya? Cih! Dasar cengeng!” gerutunya dalam hati.Jane masih saja menangis sambil mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Arjuna. Sang pria terus saja menatap gadis yang masih menangis di hadapannya saat ini. Tiba-tiba Arjuna merasa kasihan melihat Jane yang terus saja menitikkan air matanya.Secara spontan dan tanpa direncanakan oleh Arjuna sebelumnya. Pria itu dengan cepat merogoh saku celana lalu menyodorkan sapu tangan miliknya kepada Jane. “Kamu kok menangis? Hapus air matamu! Aku paling tidak suka melihat perempuan yang sangat cengeng!” tegasnya.Jane segera meraih sapu tangan yang disodorkan oleh Arjuna, seraya berkata,“Saya bukannya sedang cengeng, Tuan. Tapi saya merasa terharu karena Anda menolong saya malam itu. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi kepada saya jika Anda tidak ada. Entah apa yang bisa saya lakukan untuk membalas keba
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status