Home / Romansa / GAIRAH LIAR SUGAR BABY / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of GAIRAH LIAR SUGAR BABY: Chapter 31 - Chapter 40

55 Chapters

BAB 31 - Bibir yang menggoda

Keesokan harinya, William dan Arnold sudah tiba di rumah sunrise Summit. Mereka akan menemani Selena dari jarak aman saat memberikan uang untuk membebaskan Ayahnya.William menghampiri Selena lalu memberikan sebuah kartu ATM berwarna hitam. "Ini ATM berisi uang sebesar 15 miliar, berikan kepada Rocky agar dia bisa segera membebaskan Ayahmu." "15 Miliar?" Selena menjadi bingung karena nominal yang di berikan oleh William lebih dari yang sudah di janjikan. "Bukankah Bapak sudah berjanji memberikan saya uang 11 Miliar bukan 15 Miliar?" "Orang seperti mereka itu haus akan keserakahan, Selena." William mencoba untuk menjelaskan kepada istrinya yang masih lugu itu. "Jika kamu hanya memberikan uang sesuai permintaan dari mereka, tentu mereka akan kembali mengancammu dan keluargamu." "Tapi jika mereka di berikan uang lebih, anggap saja sisa uang ini kita gunakan untuk menyumpal mulut dan harga diri mereka, agar mereka agar tidak berani macam-macam lagi di kemudian hari." "Benarkah beg
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

BAB 32 - Membebaskan Ferdy

"Pintu gerbang akan di buka dan mereka juga akan memandumu untuk menemuiku." Rocky, sang ketua Gangster itu berbicara di telepon saat Selena sudah berada di depan rumah megahnya. "Baiklah, Saya akan segera masuk untuk menyerahkan uangnya." Pintu gerbang segera terbuka, penjaga dengan berpakaian serba hitam dan berkaca mata hitam itu nampak begitu dingin. "Tuan sudah menunggu di dalam, saya akan antarkan Anda." Dengan di pandu oleh penjaga itu, Selena memasuki rumah yang cukup luas dan megah itu. Diluar, William dan Arnold sudah menunggu untuk menjaga Selena dari jarak yang cukup aman agar tidak terdeteksi oleh Rocky maupun anak buahnya. Wiliam dan Arnold menunggu di sebuah mobil Van yang sudah tersedia alat pelacak serta pelaratan canggih lainnya.
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

BAB 33 - Cinta yang tidak di sadari

Arnold dan William segera berlari menghampiri Selena yang kesusahan memapah Ferdy. "Biar saya bantu Bu." Arnold segera mengambil alih untuk memapah Ferdy ke dalam mobil, sedangkan William langsung memeluk Selena. Bingung dengan sikap William yang tiba-tiba manis itu, Selena hanya terdiam, untung saja Arnold menempatkan Ferdy di kursi penumpang belakang hingga Ferdy tidak melihat adegan romantis sang putri bersama suaminya. "Ada apa ini, Pak? Kena tiba-tiba memeluk saya?" "Maafkan Aku karena tidak terlalu memikirkan masalahmu," William mendesah lirih dan mencium pundak Selena. "Jika saat pertama kali kita membuat perjanjian, Aku tanya untuk apa kamu membutuhkan uang, tentu Aku akan segera memberinya." "Maafkan atas ketidak pekaan ku, hingga membuat Ayahmu terlihat begitu memprihatinkan seperti itu." Lanjut William denga
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

BAB 34 - Masa Ovulasi

Di kamar yang di dominasi warna putih itu, Selena menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidurnya yang nyaman. Tadi malam Dia dan ibunya bersama-sama menunggu Ferdy. Tatapan Selena mengarah ke langit-langit kamarnya, teringat ucapan sang ibu padanya yang menanyakan pekerjaan apa yang dia ambil hingga bisa membayar hutang yang begitu banyak dan membebaskan Ferdy. Pikiran Selena pun kembali saat percakapannya bersama ibunya di Rumah sakit. "Na, kamu bekerja apa? Kenapa bisa cepat sekali kamu mendapatkan uang sebanyak itu?" Rosmala bertanya sambil memegang dadanya. "Ibu harap anak ibu ini mengambil pekerjaan yang baik." "Tenanglah bu, Selena bekerja pekerjaan baik kok, beruntung Selena mendapatkan kantor dan bos yang mengerti keadaan Selena dan mau membantu." Rosmala masih nampak ragu pada ucapan putrinya. "Benarkah itu Nak? Kamu bekerja dimana? Ibu taku
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

BAB 35 - Villa Mountain 1

Sesuai ucapan William, satu jam kemudian Arnold sudah berada di halaman rumah Sunrise Summit untuk menjemputnya. Setelah berpamitan dengan Ida dan membawa barang-barang yang dia butuhkan ke dalam ransel berwarna Pink, Selena menghampiri Arnold. "Silahkan masuk Bu." Arnold membukakan pintu untuk Selena. "Terima kasih Pak Arnold." Selena segera masuk ke dalam mobil, waktu masih menunjukkan pukul 10 pagi. Perjalanan menuju puncak sekitar 1 atau 2 jam tergantung situasi di jalanan saat itu. Sesekali Selena bertelepon dengan Ibunya hanya untuk menanyakan keadaan Ayahnya. Hati Selena merasa tenang dan lega, karna kondisi Ayahnya sekarang sudah membaik, mulai mendapatkan asupan makanan bergizi dan perawatan yang intensif. Walau sebenarnya masih tersimpan beban dalam pikirannya untuk bisa segera hamil. Semoga ka
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

BAB 36 - Villa Mountain 2

William memegang janggut Selena, ibu jarinya bahkan mengelus kedua belah bibir ranum Selena yang dipenuhi oleh cairan cintanya. "Apa kamu puas menikmati monsterku?" cicit William menggoda. Selena hanya mengangguk dan tersenyum, pipinya kembali memerah karena malu, bahwa dia bisa 'seliar' itu kepada William. Mungkin karna hormon di masa suburnya, membuat Selena begitu bernafsu dan bergairah. "Kini giliranku untuk membuatmu menjerit tanpa henti, Baby." William kembali memagut bibir Selena dengan liar, kedua tangannya merobek kemeja putih yang di kenakan oleh Selena. Teriakan tertahan terdengar dari mulut Selena yang telah di dipenuhi oleh bibir William. Kedua gunung kembar itu nampak begitu ranum dalam balutan bra berwarna Pink muda. William mulai melepaskan kaitan penutup gunung kembar tersebut dengan lembut lal
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

BAB 37 - Villa Mountain 3

Deru nafas saling berburu yang menghasilkan buliran keringat gairah saling bersahutan dan membasahi tubuh dua insan yang saling memuaskan. William masih berada di atas tubuh Selena dengan monsternya masih berada di dalam Selena. Pelepasan yang begitu menggelora yang terjadi bersamaan antara William dan Selena memberikan kenikmatan yang luar biasa. "Bagaimana permainanku, Baby?" tanya William dengan deru nafas tidak beraturan. Melihat semu merah di pipi Selena, William tahu bahwa gadis itu begitu menikmati permainan garangnya tadi. "Jawablah Selena Eveline, bagaimana permainanku." Selena tersenyum dan semakin merah pipinya. "Pak Wil begitu hebat sampai berulang kali membuatku mencapai puncak." William tersenyum bangga, kini dia telah sepenuhnya memiliki gadis yang tengah berada di bawahnya itu. Walaupun telah melepaskan benih-benih kecilnya di rahim Selena, tap
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

BAB 38 - Villa Mountain 4

William membuka tutup dari botol wine mahalnya, menuangkan ke dalam gelasnya dan juga gelas milik Selena. Wine berwarna merah tua itu terasa segar dan mewah begitu melewati tenggorokan. Selena duduk dihadapan William dengan begitu menggoda. William pun menatap Selena dengan tatapan nakal, banyak ide liar yang bermunculan di benaknya. Begitupun Selena yang tahu jika tengah di pandang oleh William, gadis itu semakin menggoda William dengan menjilat sisa wine yang ada bibirnya. Tahu jika William tidak akan tahan melihat aksinya itu, Selena sengaja semakin menggoda pria di hadapannya. "Kamu tahu bukan jika kamu melakukan hal itu lagi, aku akan membuatmu menjerit tanpa henti sepanjang malam." Seolah tertantang dengan ucapan Wiliam, Selena mencondongkan tubuhnya mendekati William, kedua gunung kembarn
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

BAB 38 - Villa Mountain 5

Kicau burung dan udara sejuk pagi hari seolah memanjakan diri yang kelelahan. Penyatuan penuh gairah William dan Selena yang begitu panas tadi malam, durasi hasrat William yang lama sempat membuat Selena kewalahan. Pria itu bagaikan kuda liar yang sulit sekali untuk di taklukkan, Selena tidak ingin mengecewakan William, mulanya gadis itu mengembangi permainan panas William dengan gairah liarnya. Karena kelelahan Selena masih terlelap tidur dalam dekapan William. William menatap wajah cantik Selena dengan senyuman bahagia, teringat adegan liar mereka dalam ingatannya. Rasanya William ingin menerkam kembali gadis itu dan kembali mereguk manisnya madu penyatuan. Namun, hari itu dia harus kembali melakukan pertemuan bisnis bersama koleganya dari luar negri, proyek real estate yang di kerjakan William kali ini termasuk mega proyek. Untuk itu ia mengurungkan niat untuk mencumbu istri mudanya itu lagi. Lagi pula wajah Selena begitu kelelahan karena mereka menghabiskan ma
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

BAB 40 - Ancaman

Mobil hitam itu kembali melajukan jalannya menyusuri jalanan hutan yang sepi, hujan deras mulai turun mengiri ketakutan Selena yang sudah tidak berdaya. Hanya tangisan yang memperjelas betapa takutnya gadis itu saat ini. Tangan dan kaki terikat, serta mulutnya tertutup lakban abu-abu. Pria misterius itu tetap fokus mengemudikan mobil lalu mendial nomor William dari mobilnya. Tertegun dengan apa yang di lakukan oleh pria misterius itu, Selena hanya bisa melihat dan mendengarkan apa yang akan terjadi. Beberapa saat berbunyi dering tak berapa lama William mengangkatnya, mungkin saja William saat ini sudah beristirahat setelah rapat tadi. "Halo." William mengangkat panggilan telepon dari pria misterius itu. Hening.. pria itu tidak langsung menjawab, seolah sedang ada yang di pikirkannya, sedangkan Selena hanya bisa terdiam dengan mulut terbungkam. "Jika ini hanya pan
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status