Udara siang ini terasa dingin, angin bertiup sepoi-sepoi membawa ketenangan yang samar-samar menusuk hati. Langit sedikit mendung, seolah ikut merasakan kesedihan yang dirasakan oleh mereka yang datang ke pemakaman hari ini. Kiran, James, dan Kinanti berjalan perlahan dengan langkah berat, membawa buket bunga masing-masing di tangan mereka. Clarissa yang masih kecil, berjalan di samping Kiran dengan wajah polos, ia belum memahami suasana yang berat di sekelilingnya. Ketika mereka tiba di Indonesia, mereka memutuskan untuk mengunjungi makam Maria, Kiran berhenti sejenak, memandangi batu nisan mantan ibu mertuanya dengan hati yang duka. Kakinya terasa berat, seolah tak sanggup melangkah lebih dekat. Namun, ia menghela napas panjang, mencoba menahan sesak di dadanya, Kiran memberanikan diri untuk melangkah maju, dan perlahan meletakkan bunga di atas pusara Maria. "Ma … maafkan aku, maafkan aku bila aku tidak bisa menjaga Mama." Suaranya terhenti sejenak. Mata Kiran sudah memerah,
Last Updated : 2024-10-16 Read more