All Chapters of Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku: Chapter 121 - Chapter 130

143 Chapters

Bab 121

Namun, sesaat kemudian, kilatan mengejek melintasi matanya.Wanita itu sudah menunjukkan dengan sangat jelas tidak punya perasaan apa pun terhadap dirinya. Kalau dia masih memaksakan kehendaknya, maka itu hanya akan menunjukkan dirinya terlalu sentimental."Aku mengerti."Nyonya Besar Thamnin masih ingin mencoba untuk membujuk Arieson. Begitu mendengar ucapannya, Nyonya Besar Thamnin langsung menatapnya dengan tatapan kebingungan."Kamu nggak sedang menyusun rencana jahat dalam benakmu itu, 'kan?"Arieson tidak bisa berkata-kata lagi.Melihatnya diam saja, ekspresi Nyonya Besar Thamnin langsung berubah menjadi muram. Saat dia hendak berbicara, tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki dari arah pintu masuk."Nyonya Besar, Nona Jeni sudah datang."Orang-orang di dalam ruang tamu langsung mengalihkan pandangan mereka. Saat itu juga, mereka melihat seorang wanita cantik berusia dua puluhan tahun berjalan masuk.Dia mengenakan sebuah gaun berwarna kuning, rambut pendek yang hanya mencapa
Read more

Bab 122

Senyuman di wajah Jeni berubah menjadi sedikit kaku. Sebelum dia bisa berbicara, Nyonya Besar Thamnin langsung membanting alat makannya di atas meja."Arieson, nggak ada yang menyendok sayur dan lauk pauk dengan cara seperti ini!"Dia meminta putranya menyendokkan sayur dan lauk pauk untuk Jeni, dengan harapan bisa mendekatkan hubungan antara keduanya. Alih-alih sesuai dengan harapannya, putranya malah melakukan tindakan gila seperti itu. Itu tidak dinamakan dengan menyendokkan sayur dan lauk pauk lagi, sudah hampir sama seperti memindahkan satu piring hidangan ke hadapan orang lain.Kalau hal seperti ini sampai tersebar luas, bukankah sama saja dengan menyinggung Keluarga Hartono?Sambil tersenyum, Arieson mengalihkan pandangannya ke arah Nyonya Besar Thamnin dan berkata, "Ibu, karena Ibu sendiri juga tahu aku nggak pandai melakukan hal-hal seperti ini, maka jangan menugaskan hal-hal seperti ini lagi padaku."Nyonya Besar Thamnin kesal setengah mati. Saat dia hendak meledakkan amarahn
Read more

Bab 123

Kalau sampai hal seperti ini tersebar keluar, bagi yang tidak tahu mungkin akan mengatakan dia sudah mengalami penderitaan di Keluarga Thamnin.Senyuman di wajah Jerico kian melebar, dia berkata pada Arieson dengan penuh penekanan, "Paman mungkin masih belum tahu, hari ini Rhea sudah pindah kembali."Pupil mata Arieson langsung menyipit, dia melemparkan sorot mata sedingin es ke arah Rhea yang sedari tadi tidak berbicara.Dia ingin mempertanyakan apakah wanita itu benar-benar berencana untuk memaafkan Jerico begitu saja. Namun, dia tidak bisa melakukannya. Dia hanyalah paman suami Rhea. Selain hubungan ini, tidak ada hubungan apa pun lagi di antara mereka. Apa haknya mempertanyakan wanita itu?Walaupun Rhea menundukkan kepalanya, tetapi dia tetap bisa merasakan pandangan Arieson tertuju padanya.Hawa dingin menjalar dari telapak kakinya, tanpa dia sadari tubuhnya sedikit gemetaran.Belasan detik kemudian, Arieson baru tertawa pelan."Oh, begitu, ya? Baguslah kalau begitu."Arieson meng
Read more

Bab 124

Rhea tetap berdiri mematung di tempat. Sosok Arieson saat ini sangat berbahaya baginya. Inilah yang membuatnya secara naluriah ingin menjauh."Paman, pencahayaan di sini redup, nggak pantas kita berduaan saja di sini. Aku kembali dulu."Selesai berbicara, dia berbalik untuk pergi. Baru saja melangkah beberapa langkah, dia sudah mendengar suara langkah kaki dari arah belakang.Rhea merasa sedikit panik. Secara naluriah, dia ingin mempercepat langkah kakinya, tetapi dia malah tersandung sendiri.Saat tubuhnya kehilangan keseimbangan, sebuah tangan besar menarik pinggangnya dari belakang. Saat itu pula, Rhea terjatuh dalam pelukan Arieson.Setelah berdiri dengan seimbang, dia buru-buru mendorong Arieson, lalu melangkah mundur dua langkah.Arieson menyipitkan matanya, sorot matanya terlihat makin berbahaya."Habis manis sepah dibuang, kamu sangat ahli dalam memainkan trik ini, ya."Rhea menggigit bibir bawahnya, ekspresinya tampak sedikit malu."Paman, aku sangat berterima kasih kamu sudah
Read more

Bab 125

"Siapa di sana?"Hanya dalam sekejap mata saja, Arieson langsung membuka pintu ruang bunga, lalu menggendong Rhea masuk ke dalam dan menutup pintu.Ruang bunga itu gelap gulita. Rhea ditekan oleh Arieson di balik pintu, tubuh keduanya menempel sangat dekat. Pria itu memeluk pinggangnya dengan satu tangan dan menggenggam gagang pintu dengan erat dengan tangan lainnya. Nyaris tidak ada jarak antara mereka berdua.Suara detak jantung stabil Arieson terdengar di telinganya, Rhea pun berkata dengan suara rendah, "Bisakah kamu melepaskan ...."Tiba-tiba saja, Arieson mendekatkan bibirnya di samping telinga Rhea, lalu berbicara dengan suara rendah yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua."Ada orang yang datang. Kalau nggak ingin ketahuan, jangan berbicara."Begitu dia selesai berbicara, terdengar suara langkah kaki di depan pintu ruang bunga.Detik berikutnya, gagang pintu mulai bergerak, jantung Rhea juga berdebar dengan kencang.Setelah mencoba untuk membuka pintu, tetapi pintu tak kunj
Read more

Bab 126

Rhea tertegun sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke bawah dan berkata dengan tenang, "Nona Jeni, mungkin aku nggak bisa membantumu. Aku sama sekali nggak dekat dengan Pak Arieson.""Kalian adalah satu keluarga, bagaimana mungkin nggak dekat? Nona Rhea, kamu nggak ingin membantuku, 'kan?"Sorot mata menyelidik terlihat di mata Jeni. Sebelumnya, saat makan malam di Kediaman Keluarga Thamnin, dia merasa sorot mata Arieson terhadap Rhea agak aneh.Setelah pulang ke rumah dan berpikir cukup lama, dia tetap merasa ada yang aneh. Usai menyelidiki Rhea sejenak, dia mendapati sekarang Rhea bekerja di Perusahaan Teknologi Hongdam. Karena itulah, dia berencana datang untuk menguji sikap Rhea terhadap Arieson.Rhea mengalihkan pandangannya ke arah Jeni dan berkata, "Nona Jeni, bukannya aku nggak mau membantumu, tapi aku benar-benar nggak dekat dengan Pak Arieson. Masih ada pekerjaan di laboratorium yang belum kuselesaikan, aku pergi dulu."Selesai berbicara, Rhea langsung bangkit, lalu berbali
Read more

Bab 127

Sambil menyalakan mesin mobil, Jerico berkata, "Baguslah kalau kamu menyukainya. Ke depannya, aku menjemputmu pulang kerja setiap hari, ya?""Nggak perlu repot-repot, aku juga sudah membeli sebuah skuter. Lagi pula, kamu juga sangat sibuk bekerja."Melihat ekspresi acuh tak acuh Rhea, Jerico hanya bisa mengikuti keinginan wanita itu.Walaupun sekarang Rhea sudah pindah kembali, tetapi dia selalu merasa sepertinya wanita itu sudah makin menjauh darinya.Dia sangat tidak menyukai sensasi seperti ini, tetapi dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya agar hubungan mereka bisa seperti dulu lagi.Suasana di dalam mobil hening. Rhea mengalihkan pandangannya ke luar jendela, tidak tahu sedang memikirkan apa.Dulu, saat mereka sedang berduaan saja, Rhea selalu memiliki topik pembicaraan yang tiada habisnya, tetapi kini wanita itu bahkan tidak berinisiatif untuk mencari topik pembicaraan lagi.Jerico menghela napas dalam hati. 'Hanya bisa pelan-pelan saja,' pikirnya.Saat mendekati vila, ponsel
Read more

Bab 128

Rhea terkekeh pelan, menatap lawan bicaranya dengan sorot mata sedikit acuh tak acuh."Kamu sendiri belum tentu memercayai kata-katamu ini, 'kan? Kalau kamu benar-benar bisa nggak pergi menemuinya lagi, kamu nggak akan membiarkannya mempertahankan anak itu, juga nggak akan membiarkannya tetap berada di Kota Batur. Dengan kemampuanmu, hal-hal seperti ini sangatlah mudah.""Anak dalam kandungannya ... dipertahankan karena terpaksa ...."Rhea mengalihkan pandangannya ke bawah, lalu berkata dengan perlahan, "Kamu nggak perlu memberitahuku kesulitanmu, aku juga nggak ingin bertengkar denganmu karena hal ini lagi. Kalau kamu ingin pergi menemuinya, aku bisa pulang naik taksi."Begitu dia selesai berbicara, mobil Cayenne berwarna hitam itu langsung melaju dengan cepat.Dalam waktu kurang dari setengah jam, mobil sudah berhenti di depan pintu vila.Saat Rhea hendak turun dari mobil, Jerico berkata dengan ekspresi sedingin es, "Rhea, aku harap kamu ingat, kamu yang mendorongku padanya.""Kalau
Read more

Bab 129

Rhea tetap memasang ekspresi acuh tak acuh, sama sekali tidak terpengaruh oleh ucapannya.Kalau bukan karena dia menjadi seorang ibu rumah tangga setelah menikah dengan Jerico, dia juga bisa menjalani kehidupan seperti sekarang ini dengan mengandalkan kemampuannya sendiri."Nyonya Siska, kamu nggak tahu, 'kan? Awalnya aku memang nggak ingin kembali lagi, putramu yang memaksaku untuk kembali. Bagaimana kalau kamu bilang padanya untuk mengusirku?"Ekspresi Siska langsung berubah menjadi merah padam, dia menunjuk Rhea dan berkata dengan marah, "Kamu!"Wanita itu benar-benar payah, tidak ada daya tempur. Rhea bahkan malas untuk berbicara omong kosong dengan wanita gila itu. Dia langsung bangkit dan berkata, "Bibi Ijan, aku sudah lapar, mulai saja makannya."Melihatnya bertingkah begitu arogan, Siska benar-benar kesal setengah mati. Dia langsung menghubungi Jerico untuk mengadu.Siapa sangka, begitu Jerico tahu dia pergi ke vila, putranya langsung memintanya untuk segera pergi dengan nada b
Read more

Bab 130

Pupil mata Rhea langsung mengecil. Dia buru-buru berkata, "Kamu berada di bar mana?""Di bar yang dekat dengan Jalan Kenanga itu. Sebelumnya, kita pernah datang kemari bersama. Kamu mau datang ke sini?""Hmm."Setelah memutus panggilan telepon, Rhea buru-buru berganti pakaian dan bersiap untuk keluar.Saat dia menyalakan mesin mobil, dia malah merasa ragu.Kalau dia pergi ke sana sekarang, hanya akan membuat konflik kian memanas. Selain itu, dia juga tidak yakin apakah Arieson menyerang Jerico karena dirinya atau bukan. Karena kalau karena hal lain, dia pergi ke sana hanya akan mempermalukan diri sendiri.Dia tidak merasa setelah perpisahan tidak menyenangkan di kediaman lama hari itu, Arieson masih akan melakukan sesuatu untuk dirinya.Setelah berpikir demikian, Rhea sudah tenang kembali. Dia memutuskan untuk tidak pergi ke sana.Begitu dia kembali ke kamar tidurnya, Weni sudah meneleponnya."Rhea, tadi aku salah tebak. Arieson bukan berencana untuk melakukan pembersihan, melainkan me
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status