Semua Bab Suami Baruku Ternyata Paman Mantan Suamiku: Bab 111 - Bab 120

143 Bab

Bab 111

Selesai memberi kesaksian, dia baru saja hendak pergi, ada seorang polisi yang menghentikannya."Nona Rhea, tersangka bilang ingin bertemu denganmu. Sebelum bertemu denganmu, dia nggak akan mengakui apa pun. Bisakah kamu membantu kerja kami dengan menemuinya?"Rhea mengerutkan keningnya, dia merasa Janice pasti berniat jahat padanya.Menyadari pertimbangan Rhea, polisi melanjutkan. "Jangan khawatir. Kamu bertemu dengannya akan dibatasi dengan kaca, dia nggak akan bisa menyakitimu."Mendengar ucapan polisi, Rhea mengangguk menyetujui. "Kalau begitu, baiklah."Saat dia tiba di lokasi, Janice sudah menunggu di seberangnya.Bertemu dengannya, Janice tampak sangat tenang, mungkin wanita itu juga tahu terlepas dari seberapa dalam kebenciannya terhadap Rhea, dia juga tidak bisa melakukan apa pun lagi.Rhea mengangkat telepon, lalu berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Apa yang ingin kamu katakan padaku?"Janice menyunggingkan seulas senyum aneh, lalu berkata, "Rhea, apa kamu merasa kamu sud
Baca selengkapnya

Bab 112

Dia tiba-tiba saja ditarik oleh seseorang dari belakang, lalu terjatuh dengan keras ke tanah.Sebuah truk besar melaju di hadapannya.Rasa sakit menjalar di sekujur tubuh Rhea, tetapi dia sama sekali tidak bisa merasakannya lagi. Dia hanya duduk termenung di sana."Kamu baik-baik saja, 'kan?"Mengira dia dikejutkan oleh kejadian tadi, orang yang menariknya tadi melambaikan tangan di hadapannya.Rhea menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak apa-apa ... terima kasih ....""Apa kamu benar-benar baik-baik saja?""Hmm."Setelah memastikan Rhea benar-benar baik-baik saja lagi dan lagi, orang tersebut mengingatkannya untuk tidak melamun saat menyeberang jalan sebelum pergi.Rhea tidak pulang ke rumah, melainkan pergi menjenguk Bagas.Saat dia tiba, Bagas sedang menjalani dialisis.Vani sedikit terkejut melihat Rhea. Dia buru-buru menyeka air mata di sudut matanya, memaksakan seulas senyum."Rhea, mengapa kamu datang kemari?"Rhea duduk di samping Vani, lalu mengalihkan pandangannya ke
Baca selengkapnya

Bab 113

Mendengar ucapan ini, Rhea langsung mengerutkan keningnya. Dia menatap Bagas dengan tatapan marah dan berkata, "Ayah, apa yang Ayah bicarakan?! Kalau Ayah berbicara seperti ini lagi, aku nggak akan datang melihat Ayah lagi."Saat Bagas hendak berbicara, Vani buru-buru berkata, "Sudahlah, Bagas, jangan katakan lagi. Kamu juga nggak pikirkan betapa sedihnya Rhea mendengar ucapanmu ini."Melihat sorot mata sedih Rhea, Bagas menghela napas, tidak berbicara lagi.Setelah mengantar Bagas kembali ke bangsal dan hendak pergi, Rhea tidak bisa menahan diri dan bertanya pada ayahnya, "Ayah, kejadian yang menimpa Perusahaan Farmasi Hokada kala itu, apa sudah diketahui penyebab pastinya?"Bagas tertegun sejenak, lalu mengerutkan keningnya dan berkata, "Mengapa kamu tiba-tiba menanyakan ini?""Oh, belakangan ini aku melihat beberapa video tentang keselamatan, jadi aku ingin tahu bagaimana kejadian kala itu bisa terjadi. Bagaimanapun juga, aku bekerja di laboratorium, aku juga perlu memperhatikan dan
Baca selengkapnya

Bab 114

Rhea mendongak menatap pria itu. Melihat sorot mata bersalah pria itu, dia mengangguk dan berkata, "Hmm, aku juga sudah memikirkannya. Aku sudah terlalu dingin terhadapmu. Lagi pula, antara pasangan suami istri, nggak perlu membicarakan tentang kata maaf, terkesan seperti orang asing saja."Mendengar ucapannya, Jerico tertegun sejenak. Kemudian, kilatan senang melintas di matanya."Rhea, apa kamu serius?"Awalnya dia mengira sekarang ini Rhea masih marah padanya. Dia sudah bersiap untuk membujuk istrinya baik-baik. Siapa sangka, dalam kurun waktu sesingkat ini saja, sikap istrinya terhadapnya sudah berubah, tidak terkesan dingin dan menjauh seperti sebelumnya lagi.Rhea menyunggingkan seulas senyum dan berkata, "Tentu saja, walau aku masih belum memaafkanmu sepenuhnya, tapi aku juga sudah memikirkannya. Seharusnya aku nggak membiarkan hubungan kita terus menegang seperti ini. Setelah dua hari lagi, aku akan pindah kembali ke vila.""Benarkah?"Walaupun dia tidak tahu mengapa Rhea tiba-
Baca selengkapnya

Bab 115

"Hmm, untuk membicarakan bisnis."Jerico tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku dan Rhea nggak mengganggu Paman lagi. Rhea, ayo masuk."Rhea mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya ke bawah dan mengikuti Jerico memasuki restoran.Melihat punggung dua insan itu, ekspresi Arieson langsung berubah menjadi sangat muram.Aura dingin yang terpancar dari tubuhnya membuat Tio merintih dalam hati, 'Mengapa aku selalu mendapat bagian seperti ini?'Setelah ragu sejenak, dia tetap mengumpulkan keberaniannya untuk mengingatkan bosnya. "Pak Arieson, waktu janjian dengan Pak Handi sudah tiba."Arieson tidak berbicara. Dengan memasang ekspresi muram, dia berjalan memasuki restoran.Malam ini suasana hati Jerico sangat baik. Pertama, Rhea tidak bersikap sedingin sebelumnya lagi padanya. Kedua, malam ini dia sudah bisa membalikkan situasi di hadapan Arieson.Di bawah pencahayaan lilin, dia menatap Rhea dengan sorot mata hangat."Rhea, aku sangat senang kamu bersedia memberiku satu kesempatan. Aku b
Baca selengkapnya

Bab 116

Merasakan wanita di hadapannya ini terus meronta tanpa henti, pergerakan Arieson terhenti. Tiba-tiba saja, dia melepaskan wanita itu.Saking kesalnya, sekujur tubuh Rhea sampai gemetaran. Dia ingin mengulurkan lengannya untuk memukul pria di hadapannya ini, tetapi mengingat pria ini baru saja menyelamatkan nyawanya, dia hanya bisa menggigit bibir bawahnya dengan keras tanpa berbicara. Akan tetapi, kesedihan sudah menyelimuti hatinya.Sebenarnya pria ini menganggapnya apa?!Jelas-jelas pria ini tahu dia adalah istri Jerico, keponakannya sendiri, tetapi malah memperlakukannya seperti ini!Makin memikirkannya, Rhea merasa makin sedih. Bulir-bulir air mata mulai bercucuran membasahi wajahnya.Pria Keluarga Thamnin memang bajingan semua!Di tengah kegelapan, mendengar suara isak tangis rendah wanita itu, sorot mata Arieson pun berubah menjadi muram. Saat itu juga, dia memancarkan aura sedingin es."Bukankah sebelumnya kamu menjauhi Jerico, bahkan ingin bercerai dengannya? Mengapa hari ini k
Baca selengkapnya

Bab 117

Dia kembali lagi ke kamar kecil, membasuh wajahnya dengan air dingin. Melihat matanya yang memerah, dia tidak bisa menahan diri dan tersenyum getir.Seharusnya Arieson sudah sangat jijik padanya, mungkin saat melihatnya, pria itu akan bersikap dingin seperti sebelumnya.Namun, baguslah kalau seperti itu. Awalnya seharusnya memang tidak ada interaksi di antara mereka.Setelah menenangkan dirinya dan matanya tidak semerah sebelumnya lagi, Rhea baru meninggalkan kamar kecil.Dia kembali duduk di seberang Jerico. Begitu dia duduk, tiba-tiba saja sorot mata pria itu tertuju pada bibirnya yang memerah dan membengkak."Rhea, ada apa dengan bibirmu?"Sorot mata Jerico tampak muram, ekspresinya juga sangat dingin.Penampilan Rhea saat ini benar-benar seperti baru saja melakukan interaksi dekat dengan orang lain.Selain itu, Arieson juga berada di restoran ini. Tentu saja dia berpikir banyak.Rhea berkata dengan tenang, "Tadi saat becermin, aku mendapati lipstikku sudah sedikit memudar, jadi aku
Baca selengkapnya

Bab 118

Hampir tanpa ragu sama sekali, begitu mendengar ucapan Rhea, Jerico langsung menyetujuinya.Hal yang paling penting baginya sekarang adalah, Rhea kembali ke sisinya. Adapun mengenai hal-hal lainnya, bisa pelan-pelan saja."Rhea, jangan khawatir, aku berjanji aku nggak akan bertindak sembarangan terhadapmu."Jerico sudah sering mengumbar janji serupa yang tak ada artinya ini, tentu saja Rhea tidak menganggap serius janji pria yang satu ini lagi.Lagi pula, karena dia berani untuk kembali, dia pasti akan memikirkan cara untuk melindungi dirinya sendiri dengan baik. Kalau Jerico berani memaksakan kehendak padanya atau ingin melecehkannya, dia tidak akan melepaskan pria itu."Hmm, aku pulang dulu, hati-hati di jalan."Dalam dua hari berikutnya, sambil beristirahat di rumah, Rhea mulai membereskan barang-barangnya.Hari di mana dia bersiap untuk pindah, Weni tiba-tiba datang mencarinya.Melihat Rhea baik-baik saja, akhirnya Weni pun menghela napas lega.Namun kemudian, keningnya mulai berke
Baca selengkapnya

Bab 119

Melihat sikap Rhea terhadap Jerico tidak sedingin es dan menjauh seperti sebelumnya lagi, kilatan amarah yang disertai dengan kekecewaan melintasi mata Weni."Rhea, aku harap kelak kamu nggak menyesali keputusanmu hari ini!"Selesai berbicara, Weni langsung berbalik dan pergi.Dia takut kalau dia tetap berlama-lama di sini, dia bisa mati saking kesalnya.Jelas-jelas sebelumnya Rhea baik-baik saja setelah pindah keluar dari vila pria bajingan itu, mengapa dalam kurun waktu kurang dari sebulan saja, sahabatnya itu kembali seperti orang bodoh yang dimabuk asmara?!Weni masuk ke dalam mobilnya dengan diliputi amarah yang menggebu-gebu, tetapi setelah dia tenang kembali dan hendak menyalakan mesin mobilnya, tiba-tiba dia merasakan ada yang aneh.Sebelumnya saat dia menanyakan pada Rhea apakah sahabatnya itu masih punya perasaan terhadap Jerico, ekspresi Rhea tampak ragu.Selain itu, saat Rhea menatap Jerico, juga sama sekali tidak kelihatan cinta dan kehangatan seperti dulu, sebaliknya mala
Baca selengkapnya

Bab 120

Di sisi lain, di ruang presdir Perusahaan Teknologi Hongdam.Arieson tengah sibuk melihat dokumen, tiba-tiba saja ponsel pribadinya berdering.Begitu panggilan telepon terhubung, terdengar suara tegas Nyonya Besar Thamnin dari ujung telepon."Arieson, pulang makan malam hari ini."Melirik dokumen-dokumen yang belum selesai ditanganinya itu, Arieson langsung menolak."Aku sibuk.""Apa pun yang terjadi, kamu harus meluangkan waktu malam ini. Kalau nggak, aku akan pergi ke perusahaanmu secara pribadi untuk memanggilmu pulang makan."Mendengar nada bicara penuh percaya diri Nyonya Besar Thamnin, Arieson merasa sedikit tidak berdaya."Hari ini banyak urusan, malam ini benar-benar nggak ada waktu.""Nggak bisa, nggak peduli seberapa sibuk pun kamu, kamu harus tetap punya waktu untuk makan malam. Intinya, kamu harus pulang."Selesai berbicara, tanpa memberi Arieson kesempatan untuk berbicara, Nyonya Besar Thamnin langsung memutus panggilan teleponnya.Setelah Rhea dan Jerico selesai memindahk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status