Tak terasa, waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Debar degup jantung bagai sebuah irama gendang yang bertalu-talu bagi Adelia. Dengan lengan kekar Bisma yang melilit pinggangnya, masih belum juga mampu membuatnya merasa sedikit tenang. Berbagai dekorasi bunga dan burung bernuansa putih, bahkan juga tak mampu meyakinkan dirinya bahwa ini semua akan berjalan baik-baik saja ke depannya nanti."Nora, akhirnya kau datang juga! Aku sangat senang kau bisa menurunkan sedikit egomu untuk anakmu sendiri," ucap Tuan Brata menyambut dengan kursi roda yang membantu semua gerak-geriknya."Ibu mana yang akan tega pada anaknya sendiri, Brata? Bahkan kamu sendiri tidak tega untuk terus membuang anakmu itu sehingga mau menerimanya kembali dan membiarkan semuanya kembali diurus olehnya," sambar Oma Nora dengan sedikit menyindir hingga membuat lawan bicaranya tersenyum tipis."Satu-satunya yang menjadi pertimbanganku hanyalah Bella, Nora. Aku menerimanya karena aku tidak bisa berbuat tega denga
Read more