All Chapters of Dihina Mantan Suami, Diratukan Cinta Sejati: Chapter 111 - Chapter 120

150 Chapters

Cinta Tak Terbatas

Adelia tertegun mendengar kata-kata Bisma. Untuk sesaat tubuhnya yang terisak sedikit terdiam. Deru napasnya sedikit tertahan. Namun walau seperti itu, pada akhirnya Adelia tetap berusaha menjauh dengan air mata yang tak kunjung bisa ditahannya lagi."Hey ...."Langkah Adelia semakin mundur ke belakang saat Bisma menghampirinya. Sebisa mungkin Adelia berusaha menutupi kesedihannya. Namun sayang lagi-lagi usahanya gagal. Tubuhnya malah kian terisak hebat. Apalagi saat tangan pria itu tiba-tiba mengusap jejak air mata di pipinya dengan begitu perhatian.Adelia berusaha berkata sesuatu, tetapi tenggorokannya malah semakin terasa tercekat. Tatapan Bisma padanya yang semakin mendalam membuat seluruh tubuhnya mematung, apalagi setelahnya pria itu kian mengikis jarak dan memagut bibirnya dengan begitu lembut."Bisma ....""Tolong jangan menangis lagi!"Adelia sampai mengigit bibir bawahnya sendiri saat kedua telinganya kembali mendengar kata-kata itu. Hatinya kembali bergetar. Bisma bahkan s
Read more

Kedatangan Calon Mertua

Tokk! Tokk! Tokk!"Nona? Nona Adelia?"Adelia menggeliat saat suara ketukan pintu dan panggilan yang memanggil dirinya terdengar. Dengan segera ia bangkit dan mengusap wajahnya sesaat. Rasanya tidur semalam sama sekali belum cukup, apalagi kini beberapa bagian tubuhnya masih terasa sangat pegal.Ah, kenapa waktu berlalu dengan sangat cepat? Adelia merasa belum begitu siap untuk menghadapi hari, apalagi hari ini pasti masih terasa cukup berat karena semua kesalahpahaman yang disebabkan oleh Agler belum terselesaikan."Astaga! Aku sampai lupa di mana tempatku berada sekarang!" Adelia sedikit bergumam kala baru menyadari situasi sekelilingnya.Kamar yang pertama kali ditempatinya setelah berpisah dengan Ardi. Ya, ini adalah salah satu kamar yang ada di tempat tinggal Bisma. Ternyata sampai sekarang pria itu sama sekali tak mengubah isi kamar ini, dan bahkan beberapa pakaian miliknya juga masih tersedia dengan rapi tanpa berpindah tempat sedikit pun."Nona? Apa Anda sudah bangun?" tanya s
Read more

Gelisah di Tengah Bahagia

Adelia terdiam saat kembali terngiang dengan kata-kata Bunda Alice. Wanita yang wajahnya masih terlihat awet muda itu terlihat sangat bersemangat sekali ketika menyampaikan tujuan utamanya kembali ke kota ini. Bahkan setelahnya, Bunda Alice kembali memeluknya dengan erat seolah sangat bahagia dengan keinginan Bisma yang ingin segera meminangnya.Seharusnya Adelia merasa senang karena penerimaan Bunda Alice tidak sama seperti Ibu Sri dulu. Namun lagi-lagi perasaan itu terhambat dengan kondisinya saat ini. Adelia yakin Bunda Alice belum mengetahui kehamilannya, apalagi sampai sekarang Bisma belum mengetahui keberadaannya yang amat tiba-tiba di sini."Makanlah yang banyak, Sayang. Kau pasti sangat lelah karena seharian kemarin menjaga Oma Nora di rumah sakit, 'kan?" Bunda Alice kembali bersuara lebih dulu membuat Adelia kembali berusaha fokus pada hidangan sarapan paginya."Bunda juga makan yang banyak. Bunda pasti sangat lapar setelah perjalanan jauh bukan?""Ah, sebenarnya aku sudah me
Read more

Menghadapi Bersama

"Memangnya apa saja yang mereka katakan?"Mendengar pertanyaan itu membuat Bisma langsung menarik Adelia sedikit menjauh. Bisma ingin memastikan lebih dulu agar bundanya tak mendengar semua percakapannya dengan Adelia nanti, apalagi sampai sekarang ia belum memberi tahu kondisi Adelia yang sebenarnya pada wanita itu."Tuan Brata tadi sangat menyesali perbuatan cucunya. Dia menyampaikan permintaan maafnya padaku karena kebetulan Oma Nora masih belum terbangun dari tidurnya.""Lalu?" Adelia bertanya dengan semakin mengerenyitkan dahi."Lalu dia juga memintaku untuk menyampaikan permohonan maafnya padamu, Sayang. Sebenarnya aku sedikit kasihan dengan Tuan Brata, kondisinya terlihat sedikit menurun karena semua kekacauan ini. Apalagi sampai detik ini, katanya Agler masih juga belum kunjung pulang untuk bertemu dengannya dan menjelaskan semuanya."Adelia sedikit mengeha napas saat mendengar hal itu. Ia juga tentu merasa kasihan dengan Tuan Brata karena umurnya yang tak terlalu jauh berbeda
Read more

Bantahan Tuan Brata

"Apa?! Jadi dia menolak tawaran dari kita?"Suara wanita yang terdengar tiba-tiba kencang membuat pria di sebelahnya sedikit panik hingga langsung bergerak menutup mulutnya. Dengan segera ia melihat sekitar, berharap sang ibu yang masih berada di kamarnya tak mendengar semua percakapan ini. Belakangan ini Nyonya Sri memang kerap kali marah karena belum diizinkan oleh Ardi untuk keluar dengan bebas seperti yang sudah dilakukannya dengan Citra. Bahkan saking tak terimanya, kondisi wanita yang telah melahirkannya itu jadi sedikit menurun karena terlalu memendam seluruh emosinya yang amat menggebu."Iya, Sayang. Tapi, dia menawarkan tawaran lain," ucap Ardi akhirnya setelah sempat terdiam lama."Tawaran apa? Sungguh, aku jadi bingung dengan maksud atasanmu itu. Seharusnya dia merasa sangat senang dan terbantu dengan inisiatifku!"Ardi sedikit mengembuskan napasnya tipis kala Citra yang masih nampak tak terima dengan semua ini. "Dia menawarkan kita untuk menghapus semuanya tanpa sisa! Kat
Read more

Kekecewaan Seorang Ibu

"Sebenarnya, semua ini sudah aku duga!"Masih dalam suasana ketegangan yang terasa, Bunda Alice kembali menatap dia muda-mudi di hadapannya dengan tatapan kecewa. Sekali lagi mulutnya mengeluarkan helaan napas tipis. Kepalanya mendadak pening, tetapi itu semua masih bisa ditahannya demi menanti cara penyelesaian dari semua masalah yang dapat mencoreng nama baik keluarganya ini."Bunda ...."Bunda Alice segera mengangkat satu tangannya, membuat pembicaraan sang anak terhenti. Bisma sedikit menunduk dengan napas yang tertahan, hingga diam-diam Adelia balik membalas genggaman tangannya dari balik meja."Aku sudah menduganya dari kedatanganmu waktu itu, Bisma. Tidak ada angin dan hujan, kau tiba-tiba pergi dari kota ini dan mengatakan perasaanmu pada Adelia denganku. Kau memintaku untuk menerimanya dengan apa adanya. Di sana, kau sudah mengetahui semua ini bukan?" lanjut Bunda Alice yang kini memandang lurus ke arah sang anak."Sudah berapa bulan? Sudah dari kapan semua ini di mulai?""Ma
Read more

Menjalankan Tugas Masing-masing

"Apa? Jadi kau benar-benar mau nekat melakukan semua ini sendiri?!"Nada keterkejutan terdengar menyebar di udara begitu saja. Setelah kemarin sempat terlibat dalam sedikit ketegangan dengan sang kekasih, hari kini terulang kembali. Sontak pria yang baru saja bangkit dari tempat tidurnya itu menatap lagi wajah wanita di hadapannya. Kepalanya sesekali menggeleng tegas dengan tatapan tak percaya yang membuat mulutnya bungkam sesaat."Iya! Kenapa? Kau tidak suka aku melihat mantan istri tercintamu itu menderita di tanganku? Kalau kau tidak suka, jangan lihat dan jangan cari tahu tentang apa yang akan aku lakukan padanya!"Citra mendengkus menatap tak suka ke arah pria yang sudah bertahun-tahun menjadi kekasih dalam diam ini. Kedua tangannya terlipat di depan dada dengan napas yang masih tak karuan. Perasaan kesal menggulung dirinya, terlebih saat melihat raut wajah Ardi yang nampak tak suka dengan semua rencananya."Jangan coba-coba menghalangi niatku, Mas! Aku sudah terlampau benci Adel
Read more

Detik yang Berbalut Ketegangan

Oma Nora bertanya menegaskan tatapan penasaran dari orang-orang disekelilingnya. Mendapati lirikan tajam Tante Bella, tentu Adelia sedikit menunduk. Ia tak tahu apa artinya gelagat tersebut, tetapi Bisma berusaha menenangkan dengan kembali menggenggam erat tangannya."Iya, Bu. Ken tidak bisa datang karena terpaksa menggantikan tugas Agler selama anak itu mendadak menghilang.""Semudah itu Brata kembali mempercayakan perusahaan pada dia?" sahut Oma Nora dengan tatapan dingin yang masih diberikannya pada sang anak."Tidak ada pilihan lain, Bu. Kondisi Kakek Brata belum membaik. Hanya ada Ken yang bisa membantunya di saat-saat seperti ini." Wanita di hadapannya sedikit menunduk dengan menghela napasnya tipis."Hmm, begitu ya? Semoga anak itu tidak kembali mengacaukan bisnis keluarganya lagi!"Perempuan paruh baya itu sedikit tersenyum, sebelum akhirnya meminta ibu kandung Bisma yang ada di sampingnya untuk memindahkannya ke dalam. Perasaannya sudah terlanjur kacau. Niat hati masih ingat
Read more

Tak Bisa Ditebak

Sontak semua mata terbelalak menanggapi ucapan seorang wanita yang amat tak disangka-sangka. Mulut mereka saling terkatup menahan semua tanggapan terlebih dahulu, terlebih seiiring dengan semakin tajamnya tatapan sang tuan rumah dengan napas yang terlihat sedikit tertahan."Kau benar-benar sudah tidak waras, Bella!" ucapnya tegas tetapi terdengar nada kepahitan di sana. "Aku masih hidup! Dan sekarang kau menuntut hak waris untuk anakmu yang belum lahir itu?""Ya, anggap saja aku sudah gila! Aku seperti ini hanya ingin menuntut keadilan. Aku hanya mengingatkan pada Ibu kalau biar bagaimanapun aku tetap anakmu dan dia hanyalah cucumu yang teramat bodoh!""Bella, jaga bicaramu. Biar bagaimanapun ini ibumu dan Adelia adalah keponakanmu," sela Bunda Alice memperingati walau tak ditanggapi sama sekali oleh sang lawan bicara."Urusanku tidak denganmu! Bagaimana, Ibu?"Tak langsung menanggapi, sekali lagi Oma Nora menatap penuh kecewa pada anaknya. Kepalanya sedikit menggeleng membuat seorang
Read more

Anak Kita

"Sial! Cepat-cepat pergi dari sini!"Begitu menyadari sebuah mobil yang sangat tak asing di matanya, Ken segera menyudahi pertemuannya dengan dua orang di dekat kediaman sang kakek. Ia buru-buru menormalkan ekspresi, sebelum mengundang lebih jauh kecurigaan dari seorang wanita yang mungkin saja tengah memperhatikannya dari kejauhan."Tapi, Tuan—""Tidak ada waktu lagi untuk bertanya! Lakukanlah apa yang sudah kukatakan! Waktu kalian tidak banyak! Kalian harus segera berangkat ke lokasi hari ini dan terus mengintai di sana sampai acara berlangsung!""Baik, Tuan! Untuk uang—""Uang nanti aku kirim! Kendaraan juga sudah ku siapkan! Kalian hanya harus bersiap saja menetap di sana selama beberapa hari dan pastikan tidak ada sosok yang mengacau di sana!""Baiklah, Tuan Ken! Kami akan segera mempersiapkan keberangkatan kami!"Mengangguk, Ken sekali lagi melihat sebuah mobil yang kini sudah terparkir di halaman orang tuanya. Cepat-cepat ia mendorong anak buahnya masuk ke dalam mobil dan membe
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status