All Chapters of Dihina Mantan Suami, Diratukan Cinta Sejati: Chapter 91 - Chapter 100

150 Chapters

Kasih di Balik Ancaman

Bisma lebih dulu bertanya saat tak sengaja menangkap nama itu di ponsel Adelia. Wajahnya seketika terlihat menegang. Rahang tegasnya mendadak mengeras, seiiring dengan hawa panas yang mulai merayap rongga hatinya."Aku ... Aku tidak tahu kenapa dia tiba-tiba menghubungi di pagi hari seperti ini, Bisma. Mungkin dia ingin membahas masalah pekerjaan?" Adelia berusaha langsung bersuara demi menghindari kecurigaan yang sangat ditakutinya."Sepertinya aku harus menjawabnya dulu Bisma. Kalau dia ingin berbicara denganmu nanti akan aku—""Biar aku yang langsung menjawabnya!"Adelia tiba-tiba terhentak saat mendengar perkataan Bisma yang sangat tak ditebak olehnya. Napasnya mendadak tertahan di tenggorokan dengan kedua telapak tangan yang semakin terasa dingin. Adelia harap, nanti Agler tak langsung berbicara macam-macam karena Bisma yang menjawab panggilan telepon tersebut lebih dulu."Bisma, sepertinya ....""Ssttt!"Pria yang kali ini memakai jas abu-abu tua mengkilap itu sedikit mengangkat
Read more

Mulai Curiga

Citra terdiam menunggu jawaban pria di sampingnya. Kedua matanya mengerjap cepat. Rasa penasarannya mendadak membuncah, meski sebenarnya pertanyaannya itu sudah muncul dibenaknya saat Ardi datang kembali."Kau tidak salah bertanya seperti itu padaku?" Ardi balik bertanya membuat Citra sedikit menurunkan bahunya."Iya, Mas. Apa kau tidak penasaran atau curiga? Kalau Adelia hanyalah orang biasa, kenapa yang menyuruh kita sampai rela mengeluarkan uang banyak bahkan rela mengeluarkanmu dari dalam penjara?" "Semua yang dilakukannya sama sekali tidak seimbang, Mas!" Citra kembali menekankan kata-katanya hingga membuat Ardi terdiam.Untuk sesaat, pria yang baru saja kabur dari dalam penjara tersebut hanya memandangi mobil yang sempat ditumpangi Adelia dari kejauhan. Salah satu tangannya nampak menggenggam erat setir kemudi dengan jari yang sesekali mengetuk, seolah mencoba kembali mengingat-ingat semua yang sempat dilaluinya di masa lalu."Wanita bodoh itu hanya orang biasa, Sayang. Selama
Read more

Terjebak

Brukk!"Astaga ...."Beberapa map yang tak sengaja terjatuh karena tersenggol akhirnya membuat Bisma sedikit menunduk dan segera mengambil dan merapikannya di atas meja.Adelia yang belum kembali sejak beberapa menit yang lalu dari toilet, membuat hatinya sedikit tak tenang. Ia mendadak merasa cemas, apalagi jika kembali mengingat panggilan telepon yang tadi sempat dilakukan oleh Agler.Sejak kapan pria itu secara terang-terangan mendekati Adelia seperti ini? Bisma kembali bertanya-tanya di dalam hati. Ia merasa was-was, apalagi Adelia sama sekali tak pernah bercerita tentang kelakuan pria itu yang sebenarnya padanya.Jujur, ada rasa kecewa karena Adelia sempat menyembunyikan semua ini darinya. Namun di sisi lain, ia juga paham dengan kekhawatiran wanita itu apalagi saat ini perusahaan milik omanya sedang mulai bangkit dari keterpurukan."Pria itu benar-benar sudah sangat lancang! Padahal sebelumnya aku sudah menekankan padanya kalau aku akan segera menikahi Adelia di akhir tahun ini!
Read more

Salah Paham

"Adelia!"Belum selesai dengan rasa keterkejutannya, tiba-tiba Adelia sudah dikejutkan dengan hal lain yang membuat jantungnya lebih berdebar dengan kencang.Suara khas Bisma yang terdengar selalu halus saat berbicara dengannya menggema dari ujung lorong. Pria itu pasti sudah melihat ke arahnya detik ini, yang mana hal itu kian membuatnya menyadari kesalahannya."Kau ... Huh!"Dengan segera Adelia berusaha menjauh dari pria yang sedang membopongnya saat ini, tetapi sayang pria itu malah semakin menahannya dan membawa tubuhnya kian mendekat dengan seringai miring nan licik di wajahnya."Mau ke mana kau, Sayang? Bukannya kau harus berterima kasih padaku lebih dulu? Setidaknya kau membalas kecupanku tadi saat ini!""Sialan! Jadi kau benar-benar memanfaatkan ketidaktahuanku?!"Adelia mencoba menahan geram seraya kembali berusaha mendorong tubuh pria yang sedang membawanya saat ini melewati lorong. Suara derap langkah Bisma yang semakin mendekat membuatnya bulir-bulir keringat dingin di tu
Read more

Kecurigaan yang Mulai Terbukti

"Bisma ... Bisma! Tunggu!"Selepas jam pulang kerja kantor Adelia segera mengejar kepergian Bisma yang ternyata sudah lebih turun untuk menghindar darinya. Perubahan sikap pria itu semakin membuatnya merasa bersalah dan menyesal, apalagi sepanjang hari tadi Bisma benar-benar sedikit berbicara padanya dan itu pun hanya membicarakan hal penting yang terkait dengan pekerjaan saja."Bisma, tunggu! Aku ingin berbicara denganmu!" ujar Adelia sekali lagi memanggil seraya memegangi sebagian perutnya saat baru mengingat kondisinya yang sebenarnya.Ah, Adelia tadi hampir lupa kalau ia tak boleh sembarangan berlari. Karena rasa takutnya yang terlampau memupuk tinggi dengan perubahan sikap Bisma, dirinya sampai lupa kalau hal itu dapat membahayakan kondisi kesehatan serta janinnya sendiri."Aku hanya ingin menemui Pak Manager saja. Ada sesuatu yang belum sempat aku sampaikan padanya tadi." Bisma berbicara setelah mengamati napas wanita yang nampak terengah di hadapannya ini."Aku pikir kau mau pu
Read more

Intrik Beruntun

Deghh!Jantung dan napas Adelia rasanya seperti tertahan detik ini. Adelia tak tahu harus merespons seperti apa, apalagi setelahnya Bisma nampak menanti tanggapan yang akan keluar dari bibirnya."Tapi ini semua pada akhirnya tetap tergantung dengan keputusanmu. Jika kau belum siap atau pun tidak bersedia, kau bisa bebas mengutarakannya langsung padaku!" Tambahan kalimat itu terdengar begitu dingin, seolah menawarkan pilihan yang sama beratnya dengan ancaman. Adelia kembali tertegun. Kata-kata Bisma sangat menusuknya dengan dalam, membuat hati dan pikirannya semakin terasa kacau."Aku belum bilang tentang hal ini ke Oma Nora. Aku menanti kesediaanmu saja terlebih dahulu, dan setelah itu kau bisa langsung membicarakannya padanya." Bisma kembali berbicara yang membuat Adelia semakin tak sadar meremas ujung pakaiannya sendiri.Dengan gemuruh yang mati-matian Adelia sembunyikan di dalam dadanya. Adelia berusaha menarik napas untuk menenangkan diri. Adelia mencoba sebisa mungkin bersikap t
Read more

Puncak Kemarahan Oma Nora

"Maaf, Nyonya. Ada rombongan tamu yang datang bersama Nyonya Muda Bella!"Kedua netra Oma Nora seketika beralih dari Bisma saat baru saja hendak berbicara semakin serius dengan pria itu. Dengan segera kedua alisnya saling bertaut. Rasa penasaran dan bingung yang hadir secara bersamaan membuatnya tak bisa langsung merespons, hingga akhirnya Bisma lebih dulu bergerak keluar untuk memastikan siapa yang telah datang bersama tantenya Adelia tersebut.Sementara Adelia, langkah kakinya yang baru saja sampai di lantai atas seketika terhenti. Dengan segera ia menoleh ke bawah untuk mencari tahu, apalagi setelahnya gelagat omanya terlihat cukup panik dan tegang saat mendapatkan bisikan dari Bisma yang sedari tadi irit berbicara dengannya."Apa Tante Bella?" Adelia yang tak mendengar ucapan pembantu tadi mulai menebak-nebak. Langkah kakinya ingin kembali bergerak menuruni anak tangga untuk mengecek yang tengah terjadi di bawah langsung. Namun sayang setelahnya, langkah kakinya kembali mendadak
Read more

Kecemasan Bisma

[Jangan pernah sekalipun kau berpikir untuk membuat masalah di tempat ini! Aku tahu apa yang ingin kau lakukan!]Kedua tangan Agler langsung terkepal erat saat baru membaca sebuah pesan singkat dari orang yang amat tak diduganya. Ia tak terima karena merasa seperti tengah diatur bagai anak kecil, apalagi menurutnya orang yang telah mengirimkannya pesan padanya ini sama sekali tak berhak berbicara seperti ini padanya."Aku tentu tidak akan menuruti perintahmu! Memangnya siapa kau? Kau hanya orang bermasalah yang baru saja kembali! Jadi kau sama sekali tidak berhak mengaturku!"Dengan cepat Agler mengetikkan kata-kata balasan pada pria yang seharusnya dipanggilnya dengan sebutan paman tersebut. Karena larangan, ia jadi semakin bersemangat mengerjakan apa yang telah diwanti-wanti lebih dulu. Cucunya Tuan Brata itu merasa tertantang, hingga tiba-tiba saja kedua netranya terpaku pada sebuah pintu yang dicurigainya sebagai kamar Adelia."Let's see, apa yang akan aku lakukan nanti!" gumamnya
Read more

Tantangan Untuk Membuktikan

"Maaf, sepertinya saya harus ke belakang terlebih dahulu!"Bisma rasanya tidak bisa lagi menahan diri lagi. Dengan tatapan tajam dan rahang yang mengeras, ia akhirnya memotong percakapan serius yang melibatkan Tante Bella dan keluarga Tuan Brata, membuat semua yang ada di sana sedikit mengerenyitkan dahi terkecuali dengan pria yang sedari tadi terus menempel di samping Tante Bella.Ken. Ya, hanya pria itu satu-satunya yang menyadari ke mana arah tatapan Bisma. Salah satu tangannya bahkan ikut terkepal erat melihat ulah keponakannya dari jauh. Namun sayang ia tak bisa langsung mengambil aksi karena tak bisa meninggalkan rencana yang sudah mati-matian dibuatnya.Biar saja Bisma yang mengatasinya. Ken berpikir seperti itu karena ia yakin pria tersebut tak segila keponakannya yang terlalu nekat merusak acara serius pamannya sendiri."Ekhmm!"Bisma segera berdeham untuk menandakan keberadaannya saat Agler masih terus sibuk mendekati wanitanya. Dadanya kembali bergemuruh saat melihat salah
Read more

Bukan Soal Kepercayaan

"Apa yang tadi diucapkannya padamu?"Adelia akhirnya bertanya pada Bisma dengan sedikit berbisik sebelum ikut duduk ditengah tengah perbincangan serius keluarganya dengan keluarga Tuan Brata. Rasa penasarannya kembali membuncah, tetapi sayang Bisma hanya menggeleng singkat seolah tak ada satu pun kata penting yang telah dilontarkan oleh Agler sebelumnya padanya.Ya, Bisma memang tak ingin Adelia mengetahui rencana pertemuannya dengan pria itu nanti malam. Menurutnya memang lebih baik seperti itu, agar Adelia tak berusaha mencegahnya atau pun membuat rencana pertemuan tersebut menjadi batal."Sekarang, terserah kalian berdua saja! Jika kalau pada akhirnya kalian berdua tetap ingin menikah, silakan! Tapi, jangan harap saya akan menerima kalian serta calon anak kalian berdua dengan mudah di rumah ini!"Suara Oma Nora akhirnya terdengar menggelegar. Tanpa mengeluarkan sepatah kata apa pun, ia langsung memberikan kode pada para pembantunya untuk membawanya segera pergi dari ruangan tengah.
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status