“Na, apa Papa boleh masuk?” Suara Bramastyo dari balik pintu membuat Narumi tersentak. Tubuhnya yang semula terkulai lemah di kasur langsung terduduk tegak. Dengan cepat, ia berdiri dan berjalan menuju pintu. “Tunggu, Pa,” sahutnya. Tangannya memutar kenop pintu, dan begitu ia membuka pintu, raut wajah Bramastyo menunjukkan keterkejutan yang jelas. “Ya ampun, Nak. Apa yang terjadi? Kenapa kamu sangat kotor?” tanyanya, matanya menyapu tubuh putrinya dari ujung kepala hingga kaki. Sedangkan Narumi tersentak, ikut melirik tubuhnya sendiri. Barulah ia sadar bahwa pakaiannya penuh dengan pasir dan noda kotoran, sisa dari pantai tadi. Senyum konyol muncul di wajahnya, tetapi belum sempat ia menjawab, pikirannya kembali ke pesan Siska. Pesan itu melintas begitu kuat di benaknya, membuatnya memutuskan untuk berhati-hati. “Ah, aku tak sengaja terjatuh,” kilah Narumi dengan nada yang dibuat ringan. Ia memutuskan untuk menyembunyikan kasus kematian Siska dari ayahnya, setidaknya
Last Updated : 2024-12-18 Read more