Semua Bab Kubuang Mantan Suami Sampah Pada Tempatnya : Bab 31 - Bab 40

44 Bab

Bab 31 Aku tidak akan percaya begitu saja

Ayunda mana percaya, memang selembar foto itu tampak tak asing, ia pernah melihatnya di suatu tempat, tapi dimana?Ah, dia bahkan lupa dengan itu."Biarkan aku duduk menjelaskannya."Ayunda membuka jalan membiarkan pria asing itu masuk ke dalam rumahnya, dirinya tentu tetap waspada, buru-buru dia mengendong putranya yang masih terlelap di sofa.Ayunda menyadari pria itu memandang anak umur 3 tahun itu dengan cara yang berbeda. "Apa dia putramu?" Pria itu mencoba mengelus pipinya, namun Ayunda tak membiarkan itu terjadi. "Jangan sentuh dia!" Adrian jelas kaget dengan pekikan yang tiba-tiba, dia mengurungkan niatnya dan mencoba memahami situasi itu dengan senyuman ringan. "Aku tahu kamu masih tidak terima dengan hal yang tiba-tiba ini, tapi jika kuceritakan, apa kamu akan percaya?"Memikirkannya, Ayunda agak ragu, tapi tetap saja itu membuatnya penasaran. "Katakan.""Kuharap sebelum ajalku tiba, aku akan menebus semu
Baca selengkapnya

Bab 32 Nomor asing

Nada panggilan yang tak berhenti menganggu aktivitas Ayunda, dengan terpaksa dia menjawab nomor asing itu dengan nada ketus. "Halo..."Apa?""Baiklah saya akan segera ke sana." Begitu panggilan terputus, Ayunda langsung membanting ponselnya dengan keras, untung saja dia menjatuhkan itu ke ranjang empuk, jika tidak benda pipih itu sudah hancur berkeping-keping. Jujur, entah kenapa saat ini dirinya begitu panik, padahal kemarin saat pria yang mengaku-ngaku sebagai ayah itu datang, Ayunda malah mengabaikannya, tapi kini setelah tahu pria bernama Adrian itu sedang terbaring di rumah sakit, dirinya begitu tergesa-gesa berkemas dan pergi ke sana."Uwwaa..." Suara tangis anak kecil membuat semua mata tertuju pada sosok pemuda kecil yang melihat ibunya tiba-tiba terkapar di lantai.Saat tiba di depan rumah sakit, Ayunda merasa kepalanya berat, seolah dunia sedang berputar. Anna yang kebetulan lewat dan menyaksikan itu, langsung me
Baca selengkapnya

Bab 33

"Sudahlah, sekarang kamu tinggal pilih saja, mengikutiku atau nyawamu akan bergantung pada pisav ini." Ayunda bahkan tak bisa berteriak karena takut dengan ancamannya, sedangkan putranya masih tertidur di mobil tak jauh dari tempatnya berdiri. "Tolong jangan sakiti aku, dan biarkan kami pergi sekarang." Pria itu mendengkus. "Kau kira, aku bodoh?" Gigi taring yang menyeringai, membuat Ayunda semakin bergidik. "Lalu apa yang kamu inginkan?" Ayunda bahkan tidak mengetahui wajah pemilik topeng perompak yang sedang menyekapnya kini, mempercayai akan keselamatan nyawanya apa tidak akan berbahaya? "Ikut denganku..." Ayunda di tarik oleh pria itu kedalam mobil milik Ayunda, dia bahkan di paksa menyerahkan kunci mobil pada pria itu. Begitu sabuk pengaman sudah terpasang, Ayunda mengambil posisi duduk di jok belakang, tapi tiba-tiba laju mobil di buat sangat cepat hingga dengan si
Baca selengkapnya

Bab 34 Misi

Wanita itu meneruskan langkahnya menuju target sambil mengumpulkan kekuatannya menyerap detail misi. Dia ingat dengan perkataan Raffaele terakhir. Targetnya itu seorang pejabat pemerintah yang licik, dan sudah mengelabui banyak orang dengan kasus penyelewengan dana yang dipercayakan untuk yayasan dari berbagai komunitas demi kepentingan kelompok gelapnya. Saat mendekati target, Ayunda membuka maskernya, dan memasang tampang merayu dengan lipstik yang dia poles sedikit lebih tebal sebelum dia benar-benar masuk ke dalam. Pria yang menjadi targetnya, kini sudah dekat. Kehadiran Ayunda disana, membuat dia mengalihkan diri dari para wanita penghibur, dan menatap wanita yang bertubuh s*ksi yang berhasil mencuri perhatiannya. Ayunda merasa lega karena pria itu bukanlah pejabat berperut buncit seperti yang dibayangkan, namun dia adalah pria tampan yang berwajah perpaduan asia. Pantas ada banyak sekali kaum hawa yang mengelilinginya.Suara musik DJ menghantam sya
Baca selengkapnya

Bab 35 Keterlaluan

Anna mengernyit heran melihat Aldi masuk ke kamar sambil memijit pelipisnya. "Kamu tidak apa-apa?" Sang suami hanya mengangguk dengan sedikit senyum."Aku hanya pusing sedikit." "Benarkah? kamu sudah minum obat pereda nyeri?"Ketika suaminya itu membisu, Anna sudah tahu bahwa pria itu pasti belum melakukannya. Sudut mulutnya mengerucut, lalu berbicara dengan datar. "Aku akan ambilkan obat itu sekarang, dan kamu mesti meminumnya."Melihat wajah galak Anna, Aldi tertawa kecil. "Kamu tahu, wajah cemasmu saat ini terlihat menggemaskan." "Aku serius. Kamu pasti ada masalah di kantor." Setelah mendapatkan kotak P3K Anna balik mendekati suaminya. "Ceritakan masalahmu setelah kamu minum obat." ujarnya dengan nada ketus.Aldi patuh saja dengan ucapan sang istri, setelah dia meletakkan gelas air putihnya, lalu menatap wajah Anna. "Apa aku nampak begitu?""Why...?""Maksudku kenapa kamu bisa tahu kalau aku punya mas
Baca selengkapnya

Bab 36 Kehancuran

"Itu tak ada hubungannya denganku, bibi selesaikan saja sendiri." Aldi lalu melenggang pergi dari sana berbicara lagi."Pamanmu sekarang bangkrut, seluruh saldo rekeningnya terkuras habis secara mendadak..."Langkah Aldi terpaksa berhenti demi menanggapinya, "Itu sudah pasti karena dia membagikannya pada wanita yang dikencaninya..." "Bibi tahu itu, tapi pada dasarnya pamanmu punya uang yang banyak, dan kali ini dia benar-benar di jebak seseorang. Dan sekarang, ada banyak karyawan yang menuntut gaji mereka, bibi tidak tahu cara mengatasinya, sedangkan pamanmu sudah diberhentikan oleh dewan direksi." Wanita itu menjelaskan dengan nada sayu.Aldi menarik nafasnya, bahkan tanpa berbalik sedikitpun dia berkata. "Biarkan paman merasakan akibat perbuatannya, jika tak ada hal lain, aku pergi. Pekerjaanku masih banyak." "Kenapa kamu begitu egois, Aldi?"Wanita usia 40 puluhan itu akhirnya pergi setelah kalah bertengkar mulut dengan
Baca selengkapnya

Bab 37 Suruh dia keluar

Selena sadar setelah merasakan hembusan angin dari jendela yang kebetulan terbuka lebar. Pandangannya mengarah keluar, melihat bangunan mewah dari tempat terbaring. "Di mana ini? Kenapa aku bisa melihat pemandangan kota dari atas?" Wanita itu melihat ke sekitarnya untuk mengingat hal apa yang terjadi padanya barusan sambil berusaha duduk. "Aduh, kenapa tubuhku rasanya nyeri dan sakit sekali?"Meski lama berpikir, tapi Selena tidak bisa mengingatnya. Dia juga baru sadar, bahwa sebagian tubuhnya kini tertutupi selimut. Tiba-tiba dia ingat dengan ponselnya, matanya mencari benda itu dan berhenti ketika melihat tas miliknya di atas nakas. "Itu tasku!"Tetapi, tanpa diduga dua kakinya terasa kebas saat ingin mengambil benda sebesar buku tulis berbahan kulit itu disana. Selena menggigit bibirnya, tubuhnya sangat gemetar karena cemas. "Apakah kemarin Raffaele…"Selena menggeleng, lalu menarik selimut tadi dan kembali menutup kepalanya rapat-rapat. Dan
Baca selengkapnya

Bab 38 Firasatku tidak enak

Beberapa orang satpam menarik Selena dengan paksa keluar dari gedung rumah sakit. Dia menghela nafas berat, kemudian berbalik dan mendapati sosok Raffaele berdiri di depannya "Kenapa lama sekali?" ujarnya berkata dengan kesal. "Pergilah, kau tak usah ikut campur masalah ini." Kata-kata Selena agaknya membuat Raffaele tersinggung. "Kau bilang ini bukan urusanku? Huh! Kau saja yang terlalu membela Dharma, tapi dirimu bahkan tak di hargai..." "Dharma bukan orang seperti itu..." tegas Selena dengan wajah dingin. "Cukup!" bentak Raffaele setelah beberapa saat, "Apalagi yang pertahankan darinya? Uang? Pangkat? Jabatan?" Raffaelle mendengus. "Bukankah semuanya sudah lenyap? Tim auditor, sudah melepas jabatannya bukan? Pria itu sudah bangkrut, tahukah kau bahwa selama ini Dharma telah memberi nafkahmu dengan uang hasil penggelapan dana?" Mengatakan itu Raffaele menatap Selena dengan mata merah. Keadaan
Baca selengkapnya

Bab 39 aku harus menghubunginya

"Mama ...."Ayunda yang baru saja membuka pintu masuk rumahnya, langsung berlari saat mendengar suara putranya menjerit. “Arlis, sayang, kamu kenapa nak? Kamu sakit?" sebagai ibu, Ayunda jelas langsung berlari mendatangi putranya dengan raut cemas. "Perutku terasa sangat sakit..." Meski bicaranya belum jelas, tapi pemuda kecil itu meringis sambil memegang perutnya."Kamu sudah makan? Atau jangan-jangan karena ingin pup'?" Pemuda kecil bernama Arlis itu mengeleng. Ayunda melihat sepasang mata milik pangeran kecilnya memerah karena menahan sakit. "Kalau begitu kita coba minum antibiotik, kamu tunggu disini sebentar, mama akan ambil kotak P3K." Ketika Ayunda ingin bergerak pergi, tapi saat ingin pergi, langkah Ayunda dicegat oleh Randy.“Kenapa kau menghalangiku? Kau tak lihat putraku kesakitan?” Ayunda berkat dengan ketus saat dirinya tak dibiarkan mengetahui masalah putranya sendiri. "Diamlah!" potong Randy. "Anakmu baik-baik saja."'Benarkah keadaannya baik? lalu kenapa dia menan
Baca selengkapnya

Bab 40 ikutlah denganku

"Aku sudah mentransfernya." Randy langsung memutus panggilannya, kemudian menyeringai memasang tampang penuh misteri. "Bukankah sudah kubilang, semuanya bisa kulakukan tanpa mengotori tanganku." Kemudian dia berdiri, dan keluar dari tempat kerjanya setelah melirik jam dinding sekilas.Pria itu merubah rautnya yang menakutkan tadi, ketika bertemu dengan pegawai kantor saat melihatnya keluar melewati kumpulan orang-orang itu. Tampak jelas, pria itu bermuka dua dan raut kepura-puraan itu di tujukan di depan istrinya."Ketua, ponsel anda kembali berbunyi." Seorang staf memberikan ponsel smartphone yang tadinya di biarkan tergeletak di meja kerjanya.Randy menghentikan langkahnya, kemudian menerima ponsel dan menjawab panggilan tersebut. "Halo…""Randy, bisa tolong datang ke kantor polisi sekarang, aku baru saja di interogasi di sini.""Maaf, aku sedang dalam suasana hati yang buruk sekarang, kuharap kamu tidak sedang membuat ma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status