Semua Bab Kubuang Mantan Suami Sampah Pada Tempatnya : Bab 21 - Bab 30

44 Bab

Bab 21 Biar nanti dia menyusul

"Percuma kamu bicara panjang lebar, Aldi, karena itu tidak akan berhasil. Aku sudah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri." Air mata kekecewaan Anna tumpah begitu saja tanpa pemberitahuan, ia tak percaya dengan kenyataan yang di lihat bahwa Aldi punya kekasih lain di luar sana, jika memang begitu, lalu apa arti pertunangan waktu itu? Perlahan tangannya menghapus jejak yang membekas di kedua pipi, bayangan saat Aldi berpelukan dengan seorang gadis belia, kembali melintas di kepalanya. 'Andai saat itu aku tak tiba di sana, mungkin saja mereka akan melakukan adegan yang dramatis di dalam lift." Namun, Anna kini tersenyum miring, "Ternyata, semua pria itu sama saja, selalu ada rahasia yang mereka simpan." Anna tak ingin lemah, mengotak-atik ponsel menjadi pilihan terbaiknya, hingga tanpa sadar sopir taksi menghentikan laju mobilnya secara tiba-tiba. "Maaf nona, kita sudah sampai." Tanpa ragu, Anna turun setelah membayar ongkos taksi. Langkahnya terasa berat masuk ke dalam. Namun t
Baca selengkapnya

Bab 22 Kamu kira aku tak bisa?

Acara makan selesai, Randy dan Dessy masih menonton acara tv, sementara Anna memilih duduk di ruang teras dan menyibukkan diri dengan ponselnya. "Anna..." Aldi ternyata juga menyusul ke sana, dan itu di sambut masam oleh Anna, diiringi satu pertanyaan yang menusuk. "Kenapa kamu melakukan itu?" Tanpa sadar suaranya agak serak, Aldi menggerakkan mulutnya mencoba menjelaskan. "Ini salah paham, aku sama sekali tak kenal dengan gadis itu, entah kenapa gadis begitu nekat..." Anna bisa melihat kejujuran dari matanya, namun hatinya masih sakit hingga sebuah kata terlontar begitu saja. "Untuk sekarang lebih baik kita tak usah bertemu dulu..." "Kenapa?" Aldi tak terima mendengar kalimat singkat yang seakan menghujam jantungnya, matanya menatap wajah Anna dengan nanar. Sedangkan Anna sengaja beralih pandang kearah lain, "Aku hanya ingin sendiri, jadi jangan ganggu aku dulu." Aldi mencoba mendekatinya, namun seketika dia menjauh. "Hanya karena masalah tadi?" Ekpresinya seakan itu masal
Baca selengkapnya

Bab 23 Acara ekslusif

Jika saja Aldi tak melihat Anna berada dalam situasi bahaya, entah bagaimana nasibnya. Jadi, saat tangan Anna yang cekatan membersihkan luka kecil di wajahnya, pada waktu yang sama mereka berbaikan, hingga Aldi hampir saja menyentuh Anna sembarangan. "Astaga! Apa yang sedang aku pikirkan?" Aldi menggeleng, sambil beristighfar berkali-kali. Ia dan Anna jelas belum menjadi pasangan sah menurut agama, untungnya, Aldi bisa mengontrol nafsunya. Anna yang merasa tak nyaman bergegas pergi. "Maaf, Dessy pasti sudah menunggu lama." Aldi hanya bisa memperhatikan punggungnya dari belakang. "Cantik."Esoknya, Aldi kembali standbye di depan apartemen yang di tinggali Anna. "Ayo kita berangkat sekarang."Tanpa mengulur waktu, Anna mengikuti Aldi masuk ke mobil, hingga kendaraan itu melajukan perlahan dan berhenti di tempat parkiran, tepat di depan toko busana ekslusif yang di kelola Aldi. "Selamat pagi pak Aldi, Bu Anna..." Semua orang men
Baca selengkapnya

Bab 24 Bukannya itu...

Anna mengalihkan pandangannya pada sosok bertopi koki warna putih yang muncul bersama chef lain, dengan celemek di tubuhnya.Itu… "Anna, itu Hanif yang kita kenal kan?" Anna memperhatikan sosok yang berdiri dengan malu-malu di atas panggung Benarkah itu dia? Dessy tak ingin kehilangan kesempatan, tangannya sigap memotret, tanpa peduli pengambilan gambar yang buram. "Jika benar, kenapa berita mengenai kehidupan pribadi lain Hanif tidak terpapar di sana."Anna tak berkomentar, dan tak berminat dengan itu. Tapi, salah satu tamu undangan tiba-tiba berdiri sambil mengangkat tangan. "Bisa lepaskan topi anda sebentar?" Ya, topi itu memang menutupi wajahnya, jadi orang-orang tak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dan permintaan itu, membuat sang kepala koki terkejut, ia sedikit ragu. Namun, dia berpikir bagaimana caranya agar para tamu itu tidak tersinggung, sementara dia sudah membuat persetujuan dengan para sponsor agar dirinya ta
Baca selengkapnya

Bab 25 Apa yang kalian bicarakan?

"Hei, apa yang sedang kalian bicarakan?" Aldi tampaknya tak senang dengan keakraban mereka. "Kamu tak perlu tahu, jadi fokuslah dengan rencanamu..." Dessy sengaja membisikinya. "Jangan sampai Anna berubah pikiran, aku sudah susah payah membuatnya setuju." Setelah berbicara begitu, Dessy kembali menjauhkan diri. "Well, aku akan turut serta mengatur semuanya dengan sempurna."Entah itu ikhlas berasal dari hatinya, tak ada yang tahu. Namun itu berhasil membuat Anna tersenyum. "Hei, jangan diam saja, segeralah istirahat, besok kita harus mendatangi Wedding Organizer terbaik."Dessy mengemasi barang belanjaan Anna yang berantakan, dia sedikit mengeluhkan itu. "Kamu belanja sebanyak ini untuk apa? Kamarmu sudah penuh dengan barang yang kamu borong.""Hanya cemilan kecil, kamu pasti akan tertarik." Mereka tak lagi peduli dengan Aldi yang masih berdiri di ruang tamu, namun kini pria itu malah bernafas lega karena sebentar lagi wanita
Baca selengkapnya

Bab 26 I'll easy

"Benarkah? Kamu serius Kak? Kalau begitu terima kasih banyak." Anna tak mengira Randy menyetujui sarannya, pria itu ternyata menerima perjodohan darinya. Karena tak menganggap dirinya orang lain lagi, Anna memeluk dua teman sekaligus sahabatnya itu dengan erat. Namun, Randy malah merasa aneh, jantungnya malah berdetak lebih cepat. 'Aku sungguh tidak bisa membiarkan ini.' Perlahan pria itu menghindar dari Anna, ia tak mau membuat dirinya jatuh lebih dalam lagi, tahu kenapa? Randy tetap menyimpan perasaannya pada Anna. Tapi demi mengalihkannya, Randy sengaja menyibukkan diri mengotak-atik ponsel, membuka media sosial setelah dua wanita yang di sekitarnya itu kini sibuk berbincang. "Ehmm, kalau begitu lanjutkanlah obrolan kalian, aku akan keluar sebentar..." *** Di tempat lain, Aldi masih menyelesaikan pekerjaannya yang tinggal sedikit, namun bunyi notifikasi yang tak berhenti membuatnya agak terganggu. "Siapa
Baca selengkapnya

Bab 27 Di acuhkan

Anna lagi-lagi menyendiri di luar ruangan menghibur diri agar moodnya kembali, namun suara mobil mendecit, sebuah truk terlihat dari arah berlawanan tanpa bisa di kendalikan oleh supirnya, suara teriakan terdengar menyebut nama Anna, Namun semuanya terlambat, dentuman keras yang jatuh ke aspal menarik perhatian orang-orang. "Anna ...!!!" Pemilik suara yang tadi berteriak memanggilnya langsung histeris melihat kejadian itu dan menemukan Anna sudah tergeletak tak berdaya di jalan. "Tidak, Anna bangun, bangun..." Isak tangis itu berujung penyesalan karena membiarkannya pergi sendirian. "Maafkan aku Anna, kumohon sadarlah." Derap langkah kaki yang berlarian menghampiri mereka. Ia bahkan tak bisa berbuat apa-apa selain meletakkan kepala Anna dalam pangkuannya. "Tolong bantu panggilkan ambulan." Suaranya serak di tengah kasak-kusuk kerumunan. "Semuanya, tolong bantu kami." Sirine ambulan me
Baca selengkapnya

Bab 28 Kenapa nggak jadi makan?

"Dessy, bukannya tadi kamu bilang mau makan? Kenapa kamu diam saja?" Di tanyai begitu, Dessy agak bimbang, "Tidak, aku belum lapar... Jadi aku akan pergi menyapa teman-teman kita di sana. Kamu tak ikut?" "Hei, kamu jangan berdalih, ayo ikut makan bersama di satu meja.""Aku..." belum sempat dia bicara, tubuhnya di tarik paksa untuk duduk di meja yang sama dengan mereka. Beberapa pasang mata menyadari kecanggungan itu, namun Anna segera mengalihkannya, membuat Aldi memberikan selembar tisu setelah sebagian wajah Anna terkena cipratan saus cabai. "Ups! Maaf, sepertinya aku memencetnya terlalu kuat." Meski kelihatan malu-malu, Anna cukup takut penampilannya kali ini malah menjadi lelucon, sigap ia membersihkannya tanpa bekas.Lain halnya dengan Dessy yang masih kaku, dia bahkan tak berani menatap suaminya sedikitpun. uhukk… uhukk… Entah bagaimana dirinya bisa tersedak, padahal yang dia makan hanya cemilan ringan yang
Baca selengkapnya

Bab 29 Sungguh miris nasib Dessy

Di dalam mobilnya, Randy merenungkan ulang sikapnya, meski masih kesal dirinya terus dipojokkan, tapi rasa bersalah muncul setelah kepergian Dessy. "Tidak bisa begini, aku harus segera menyusul Dessy ke bandara, semoga saja masih sempat."Sigap, ia langsung melajukan mobilnya, meninggalkan area parkir mobil. Tring… laju mobilnya melambat saat mendengar ponselnya berbunyi. "Ya halo…""Halo, apa ini keluarga Ibu Dessy Febrina?" Randu membesarkan matanya, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat penasaran dengan apa yang akan di sampaikan oleh di pemanggil."Ya… ada apa?""Datanglah secepatnya, saya akan mengirimkan alamatnya sekarang…""Maksud anda? Ada apa ini sebenarnya?" Namun panggilannya terputus begitu saja, sebuah pesan singkat masuk membuat dahinya mengerut. "Dessy di rumah sakit? Jadi dia belum berangkat?" Begitu Randy menyimpan ponselnya, gegas ia menginjak pedal gas, melajukan mobilnya dengan cepat. "Aku harus segera ke sana."
Baca selengkapnya

Bab 30 mengaku sebagai ayah

"Aku tak menduga Dessy bisa pergi secepat ini. Ini sangat tidak adil! Kami bahkan belum sempat melakukan rencana bisnis yang sudah kami buat sebelumnya." Anna tak bisa berhenti menangis, untungnya di situasi ini Aldi tetap disisinya."Sudahlah, jangan tangisi lagi, jasadnya tidak akan tenang kalau kamu terus begini. Kita berdoa saja, agar ia diberikan tempat yang layak di akhirat sana."Anna terisak, dia masih belum yakin dengan kemalangan yang terjadi. "Mengapa dia pergi begitu cepat?"Aldi mengelus lembut kepala istrinya, "Aku tahu ini akan sulit untuk kita, kita tidak pernah tahu akan takdir dan kenapa ini bisa terjadi. Kepergiannya juga meninggalkan jejak yang luar biasa, bukankah selama ini kamu merasakan kebersamaan itu?"Meski kepalanya mengangguk, namun air matanya tetap tak bisa dihentikan. Kepalanya menyandar di bahu sang suami. "Jadi, kita harus merelakan kepergiannya, kamu mengerti?"Bagaimanapun Anna menyangkalnya, ia tetap tidak bisa tidak bersedih.***"Aku ingin kamu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status