All Chapters of Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi: Chapter 11 - Chapter 20

90 Chapters

Mantan Terindah

“Mas Danu ... ,” lirih Arum.Usai meminta Lisa menyuruh Danu dan Nadia masuk ke ruangannya, Arum meninggalkan kantor. Ia belum siap untuk bertemu dengan Danu dan memutuskan menghabiskan waktu di kafe. Tidak disangka saat dia ingin kembali ke kantor malah bertemu Danu di luar kafe.“Ma—maaf, Mas. Aku ... aku gak lihat tadi.” Seketika suara Arum berubah gugup bahkan kini dia terus menunduk.Danu hanya diam, kemudian merampas saputangan dari tangan Arum dan mengelap jasnya yang basah. Arum hanya membisu sambil sibuk meremas tangannya. Sedari dulu, dia selalu begitu jika gugup.“Kamu masih berada di kota ini rupanya.” Danu kembali bersuara.Arum hanya diam, menundukkan kepala sambil mengangguk. Danu menghela napas panjang kemudian mengulurkan sapu tangan Arum. Arum menerima dan menyimpannya. Untuk beberapa saat mata mereka bertemu dan entah mengapa Danu terus tertegun saat melihatnya.Memang penampilan A
Read more

Ucapan Sang Mantan

“Nona dari mana? Tuan Danu baru saja pergi,” sapa Lisa.Asisten Arum itu langsung bersuara begitu melihat Arum datang. Arum hanya diam langsung duduk di kursi kerja dan mulai menyalakan laptop.“Besok Tuan Danu akan mengirimkan proposal kerja sama-nya. Sesuai yang Nona minta, saya sudah menjelaskan kalau kita akan menyetujuinya.”Arum hanya diam, tapi kepalanya tampak mengangguk berulang. Lisa hanya diam memperhatikan kemudian menarik kursi dan duduk di depan meja kerja Arum.“Nona ... apa Anda baik-baik saja?” Tiba-tiba Lisa bertanya dengan suara lirih. Entah mengapa Lisa serta merta bertanya seperti itu. Dari dulu asistennya ini memang paling tahu apa yang dirasakan Arum.Arum tersenyum mengangkat kepala sambil melihat ke arah Lisa.“Aku baik-baik saja, Lisa. Aku hanya sedang teringat sesuatu.”Kali ini Arum tidak berbohong. Kejadian hari ini memang menguras banyak emosinya. Tanpa dimi
Read more

Menahan Sakit

“Eng ... apa maksud Anda, Tuan?” tanya Arum.Ia sudah meringsek mundur menjaga jarak dari Danu. Danu hanya tersenyum sambil bersedekap menatap Arum. Sekali lagi ulah mantan suaminya ini benar-benar membuat Arum kelimpungan. Ada banyak rasa yang berkecamuk di dadanya. Jengkel, marah, benci dan juga setitik rindu.Danu belum menjawab saat tiba-tiba sebuah tangan dengan manja bergelayut di lengan Danu. Danu menoleh dan melihat Nadia berdiri di samping dengan senyum manis menghias wajahnya. Arum buru-buru buang muka dan berbalik begitu saja meninggalkan mereka.Cukup saat menikah dulu, dia melihat interaksi mesra suami dan selingkuhannya itu. Tidak di saat ini, tidak di saat dia sudah perlahan move on.“Mas ... kamu kok ngilang, sih. Aku sampai kebingungan mencarimu,” cicit Nadia dengan suara manjanya.Danu hanya terdiam, menggerakkan jakunnya naik turun sambil melihat Nadia dengan sudut matanya. Entah apa yang dia rasa kali ini
Read more

Aku Masih Mengingatmu

“Kamu jangan menuduhku yang aneh-aneh, Nadia!!” seru Danu.Sengaja pria tampan itu menekankan kalimatnya dan mendengar ucapan tegas Danu membuat Nadia senang. Wanita cantik itu mengangguk-angguk sambil tersenyum. Ia semakin yakin kalau perasaan Danu memang hanya untuknya bukan untuk wanita lain.“Maaf ... aku hanya berpikir kalau kamu sedang teringat dengan Arum jadi saat melihat Nona Anjani kamu bereaksi seperti itu. Bukankah benar kataku kalau mereka mirip?”Tidak ada jawaban dari bibir Danu, tapi mereka sudah kembali melanjutkan langkahnya.“Memang mereka mirip sih, tapi rasanya tidak mungkin kalau Nona Anjani dan Arum orang yang sama. Nona Anjani sangat trendi, mengikuti mode dan juga sudah go internasional. Sementara mantan istrimu ---“Nadia tidak meneruskan kalimatnya hanya mengendikkan bahu dengan sebuah senyuman yang mengejek. Kali ini Nadia teringat visual Arum yang sebelas dua belas dengan asisten ruma
Read more

Permintaan Sang Mantan

“Bukannya kemarin aku bilang akan menemuimu di sini, Arum,” ujar Danu.Arum membisu di tempatnya. Jadi kedatangan Danu kali ini berhubungan dengan ucapannya di depan kafe tempo hari. Sama sekali tidak membahas tentang kerja samanya dengan Anjani.“Eng ... maaf, Mas. Aku ... aku lupa.”Danu tersenyum datar sambil memperhatikan penampilan Arum. Kali ini penampilan Arum memang sedikit berantakan. Rambut hitam legamnya diikat acak dan dikait dengan sebuah tusuk konde ke puncak kepala. Sementara blus satin warna lembayung yang ia kenakan sudah ia gulung setengah bagian lengannya untuk memudahkan pergerakan.“Apa bosmu yang meminta lembur?” Kembali Danu bersuara dan Arum bisa menebak kalau Danu masih menganggapnya pramuniaga di sini.“Eh ... iya, ehmm ... tidak. Akh ... maksudku Nona Anjani tidak memintaku lembur. Aku saja yang mengajukan diri membantunya.”Danu tidak berkomentar dan menganggukkan ke
Read more

Kerja Sama Berlanjut

“Tuan ingin rujuk dengan Nyonya?” tanya Budi.Alih-alih menjawab pertanyaan Danu, Budi malah balik bertanya. Danu terlihat kesal, menatap Budi dengan tajam melalui kaca spion. Tentu saja reaksi Danu itu terlihat jelas oleh Budi. Asisten Danu itu tampak serba salah kali ini.“Saya rasa hampir mirip dengan persyaratan menikah, Tuan. Saya bisa mengurusnya dengan cepat. Kapan Tuan ingin rujuk dengan Nyonya?”Seketika mata Danu terbelalak dan sontak memalingkan wajah sambil bersuara dengan keras. “Enggak. Siapa juga yang mau rujuk?”Budi hanya manggut-manggut dan merasa bersalah sudah bertanya seperti itu. Asisten Danu itu kembali konsentrasi ke lalu lintas di depannya. Sementara Danu terlihat melamun lagi kali ini.“Mana mungkin dia mau rujuk denganku. Aku sudah menyakiti hatinya terlalu dalam. Aku sudah menorehkan luka dan aku yakin dia tidak akan memaafkanku,” batin Danu.**Pagi itu baru
Read more

Melewati Batas

“APA!!!” seru Arum.Spontan dia bersuara seperti itu usai mendengar jawaban Danu tadi. Arum sungguh tidak menduga kalau Danu malah memintanya bergabung di perusahaannya. Apa yang sebenarnya sedang ia rencanakan?Arum mengolah udara sambil mengurut dadanya. Dia sangat shock kali ini dan masih belum tahu apa yang harus ia katakan setelahnya.“Nona, kenapa Anda terkejut?” Suara Danu di seberang sana terdengar mengandung kecurigaan.Arum menelan ludah sambil mengatur napasnya. Ia tidak mau Danu curiga nantinya.“Eng ... gak. Maksud saya, saya hanya tidak menduga Anda mengenal karyawan saya tadi.”Danu tidak menjawab hanya menganggukkan kepala sambil mengulum senyum.“Bagaimana kalau dia tidak mau, Tuan?” Tiba-tiba Arum berani mengajukan pertanyaan seperti itu.“Astaga, Nona. Dia hanya bawahan Anda. Anda yang berkuasa, bukan?”Arum membisu dan membenarkan ucapan Danu
Read more

Tamparan Pertama

“Aku tidak sengaja,” ujar Arum.“Tidak sengaja katamu?” seru Citra.Entah mengapa adik iparnya itu sengaja menaikkan suaranya hingga semua orang yang berlalu lalang di trotoar menoleh ke arah mereka. Arum menarik napas panjang sambil melirik ke arah Nyonya Lani yang masih duduk di trotoar.Arum yakin jika mantan mertuanya tidak mengalami luka serius. Lagi pula dia tidak mendorongnya dengan keras. Dia hanya berusaha melepaskan diri tadi. Namun, bagaimanapun Arum sudah merunduk dan membantu Nyonya Lani berdiri.Namun, bukannya terima kasih dengan tindakan Arum. Malah sebuah tamparan tiba-tiba melayang dengan keras ke pipi Arum.Arum terkejut setengah mati. Spontan Arum memegang pipinya yang sudah tercetak gambar tangan di sana. Sekilas Arum melihat senyuman mengejek keluar dari bibir Citra.“Itu hadiah karena telah berbuat tidak sopan kepada orang tua,” geram Nyonya Lani.Arum membisu, tapi mata pekat
Read more

Mantan Lebih Menggoda

“Lisa!! Apa kamu yang memberitahu nomor ponselku ke Tuan Danu?” seru Arum.Usai membaca pesan masuk yang ternyata dari Danu, Arum gegas menghubungi Lisa. Arum ingat kalau dia tidak pernah memberi nomor ponselnya ke Danu dan kenapa kini mantan suaminya malah bisa menghubunginya?“Maaf, Nona. Tadi Tuan Danu menelepon saat Anda baru saja keluar. Dia bersikeras meminta nomor Anda dan saya terpaksa memberinya.” Terdengar suara Lisa bergetar di seberang sana. Bisa jadi asisten Arum itu tampak ketakutan karena sudah melakukan kesalahan.Arum terdiam sejenak sambil mengatur udara di dadanya. Ia belum mulai mengemudi dan masih berada di dalam mobilnya.“Ya udah, sudah terlanjur mau gimana lagi.” Arum terlihat pasrah kali ini. Memang biasanya, Lisa tidak pernah sembarangan memberi nomor ponsel Arum ke semua orang. Namun, entah mengapa kali ini Lisa begitu mudah memberi nomornya ke Danu.“Jadi ... apa Nona akan datang
Read more

Cemburu Membutakanku

“APA KATAMU?” seru Nadia.Budi terdiam sambil berulang menggerakkan jakunnya naik turun, menelan saliva. Sepertinya dia telah melakukan kesalahan kali ini dan Budi yakin Danu akan marah jika sampai tahu.“Eng ... bukan, bukan hanya bertemu dengan mantan istrinya. Namun, Tuan Danu sedang bernegosiasi dengan Nona Anjani kali ini.”Nadia tidak peduli dengan penjelasan Budi kali ini. Ia hanya menyakini jawaban pertama Budi. Wajah Nadia terlihat merah padam dengan kilatan mata yang menyalang. Belum lagi bibir merahnya tampak bergetar usai bersuara tadi.“Sekarang beri tahu aku!! Di mana mereka bertemu?” Kembali Nadia berseru dan terlihat sekali kalau wanita cantik itu sedang berusaha meredam amarahnya.“Nona ... saya takut nanti Tuan Danu –““Kamu mau berikan atau tidak?” Nadia sudah memotong ucapan Budi seraya mencengkram kerah baju pria kurus itu.Budi menghela napas panja
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status