Semua Bab Terjebak Pesona Tuan Muda (Jace&Jovie) : Bab 21 - Bab 30

55 Bab

Bab 21. Ada Apa Denganmu, Tuan Sherwood?

“Oh shit!” umpat Jace tertahan.Di sebelahnya, Jovie memperhatikan dan tertawa kencang. Teriakan kembali diserukan, keduanya terangkat, bersamaan dengan perahu kora-kora yang mereka naiki sekarang terangkat lebih tinggi ke arah belakang.“Kau takut, Jace?” tanya Jovie di sela-sela teriakannya.Jace menoleh cepat, mengubah ekspresi wajahnya dan menyeringai. “Hah! Siapa bilang? Kau tidak lihat aku sedang menikmatinya?”Jovie tertawa karena ucapan Jace dan raut wajahnya benar-benar tidak selaras. Tangan Jace mengepal kencang, mencoba untuk disembunyikan dari Jovie. Menyadari hal itu, Jovie segera meraih tangan Jace dan menggenggamnya erat.“Hei, kau akan merasa lega kalau ikut berteriak. Ikut aku!” teriak Jovie lagi sambil mencondongkkan badannya ke Jace.Jovie mengangkat tinggi tangan Jace, dan keduanya mulai berteriak kencang saat kora-kora menghempas cepat ke depan. Secara ajaib, semua kecemasan yang Jace rasakan tadi perlahan menghilang. Dia merasa terbebas saat berteriak, perasaan s
Baca selengkapnya

Bab 22. Jangan Lakukan Itu Lagi!

“Seharusnya kau lebih sering mengajak kami untuk makan siang di luar seperti ini, Corey.” Jace menyeringai, ketika berbagai macam menu makanan terhidang di meja mereka.“Kau tahu aku pria yang sibuk, bukan?” jawab Corey santai tanpa beban.Jace mendengkus. “Kau mengatakannya seakan hanya kau saja yang sibuk di sini. Aku dan Jovie juga sama-sama sibuk.”Corey menatap keduanya, lalu seringai tipis tersungguing di wajahnya. “Benar juga, kalian memang akhir-akhir ini terlihat sangat sibuk. Benar begitu, Jovie?”Jovie hampir tersedak makanannya saat Corey melempar pertanyaan padanya secara tiba-tiba. Dengan cepat, Jace menyodorkan segelas air minum pada Jovie.“Thanks, Jace.” Jovie terlihat sedikit tersipu.Sebagai perayaan kecil untuk berlangsungnya kerja sama antara Luxio Hotel dan perusahaan milik Jace, Corey siang ini mengajak Jace dan Jovie makan siang di sebuah restoran. Cukup sulit untuk menyesuaikan jadwal mereka bertiga, tapi di sinilah mereka sekarang. Saling berbicara santai dan
Baca selengkapnya

Bab 23. Turuti Semua Ucapanku, Jace!

Terakhir kali Jace mengajak Jovie pergi ke rumah sakit waktu tangan wanita itu tergores sebelum mereka ke taman hiburan tempo hari, Jovie bisa dengan mulus menolaknya. Namun saat ini, wanita itu tak bisa lagi menolak karena ada Corey yang ikut menyeretnya ke rumah sakit. Meskipun sepanjang jalan Jovie telah mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, tetap tak membuat dua pria itu mendengarkannya.“Tak ada luka yang serius? pernapasannya baik-baik saja? Tadi dia sempat menghirup banyak asap.” Corey menanyakan hal itu dengan terburu-buru pada dokter yang sedang merawat luka bakar ringan di lengan Jovie.“Semua baik-baik saja, hanya luka bakar ringan ini yang harus diobati agar tidak menjadi infeksi.” Dokter menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari luka Jovie. “Setelah perawatan ini selesai, Nona Montgomery diperbolehkan untuk pulang,” imbuhnya lagi.Jace dan Corey menghela napas lega bersamaan. Sementara Jovie melempar tatapan menuntut pada keduanya. Beberapa saat setelah dokter sele
Baca selengkapnya

Bab 24. Barang Taruhan

Tatapan Jace terlihat dalam ke arah Cassy. Pria itu jelas mengetahui semua hal yang diucap oleh wanita itu, Cassy tak akan pernah membiarkan siapa pun merebut apa yang menjadi miliknya. Namun, sepertinya Jace harus kembali meluruskan sesuatu.“Sayangnya,” Jace berbisik pada telinga Cassy, kedua tangannya mengarah ke pinggang wanita itu, bersiap untuk mendorongnya kembali. “Aku tidak pernah menjadi milikmu. Dan sekarang, get the fuck out of here!” Sebelah tangan Jace mengangkat gagang intercom, menyambung pada sekretarisnya di luar. “Bawa wanita ini keluar dari ruanganku sekarang juga!”Cassy menatap garang pada Jace. Tak terima karena dia kembali ditolak setelah usahanya untuk mengancam. “Jace! kau akan menyesal telah melakukan hal ini padaku!”Jace menatap tajam pada wanita itu, menegaskan bahwa dia tidak takut sedikit pun dengan gertakan kecil semacam itu. “Aku justru akan menyesal jika tidak segera menyingkirkanmu, Cassy. Kau sudah keterlaluan, dan aku tidak akan membiarkanmu mend
Baca selengkapnya

Bab 25. Sebuah Pengakuan

“Kau benar-benar datang,” ucap Jovie saat dia melihat Jace di depan gedung apartemennya.Jace tersenyum. “Sudah kubilang aku akan menjemputmu. Masuklah, tidak ada yang tertinggal?”Jovie menggeleng, gerakannya patuh saat Jace menyuruhnya masuk ke dalam mobil. Satu tangan Jace melindungi kepala wanita itu agar tidak terbentur bagian atas pintu mobil.“Obat juga sudah dibawa?” tanya Jace lagi setelah dia duduk di belakang kemudi.“Aman, semua sudah kubawa.” Jovie menunjukkan satu kantong tempat dia menaruh obat dan vitaminnya.Jace meraih tangan Jovie, memperhatikan luka Jovie yang telah diganti dengan plester luka baru. “Aku harap tidak pernah melihatmu terluka lagi, Jovie.”Jovie terkekeh sambil menarik tangannya. “Aku tidak bisa berjanji untuk itu, Jace, tapi aku akan berusaha untuk terus berhati-hati agar tidak terluka.”Jace menatap Jovie lembut. “Aku akan menjagamu agar tidak terluka lagi.”Wajah Jovie bersemu merah. Secepat mungkin dia mengalihkan pandangannya dan berpura-pura me
Baca selengkapnya

Bab 26. Kali Pertama Bagi Jovie

Sebuah hal yang tidak berani diharapkan oleh Jovie pada Jace adalah sebuah pernyataan cinta. Banyak hal yang dia pertimbangkan sampai memutuskan untuk tidak berharap, tapi di sinilah Jovie saat ini, berdiri di depan Jace dengan perasaan campur aduk yang membuat matanya berkaca-kaca.Tubuh Jovie masih mematung dengan keterkejutan, dan kondisi mata yang masih berkaca-kaca. Bohong jika dia tidak terharu. Wanita cantik itu bahagia mendengar pernyataan cinta yang lolos di bibir Jace, tapi tiba-tiba ingatannya teringat tentang bagaimana dirinya dan Jace bisa saling mengenal.“Jace, tapi kau—” Lidah Jovie terus kelu, di kala mengingat sesuatu yang menjadi awal mula dirinya mengenal Jace.“Tapi apa, hm?” Jace membelai pipi Jovie lembut.Sentuhan Jace bagaikan aliran listrik, memberikan sengatan dan seolah melumpuhkan organ saraf tubuh Jovie. “J-Jace, k-kau, kan memiliki banyak wanita di hidupmu. Iya, kan? A-apa semua wanita kau perilakukan seperti ini?” Lidah Jovie mulai memberanikan diri mer
Baca selengkapnya

Bab 27. Malam Panas Kedua

Baru sekitar beberapa menit yang lalu Jovie masuk ke dalam apartemennya setelah pulang kerja. Saat dia duduk sambil meminum segelas air, tiba-tiba saja teringat dengan tawaran dari Jace untuk pindah ke penthouse dan tinggal bersama.Tentu saja Jovie tak langusng menjawab, dia mengatakan akan memikirnya terlebih dahulu. Pindah tempat bukan hal yang mudah bagi Jovie, lagi pula hubungan mereka baru sehari dimulai. Rasanya seperti terlalu cepat jika dia memutuskan untuk tinggal bersama.Bukan berarti juga Jovie adalah tipe konvensional yang menentang tinggal bersama. Tidak sama sekali. Dia hanya merasa takut jika semua hal dimulai dengan terburu-buru akan menimbulkan sakit hati yang teramat dalam.Bisa dibilang, percintaannya selama ini adalah nol. Hal paling mendasar yang menyebabkannya seperti itu adalah karena dia memiliki trauma tersendiri pada sebuah hubungan karena melihat orang tuanya. Berpisah dengan menyakitkan, dan membuatnya tak bisa menikmati kasih sayang orang tua.Oleh karen
Baca selengkapnya

Bab 28. Ingat Ucapanku!

Jovie sudah mulai bersiap untuk pulang ketika tiba-tiba Corey masuk ke dalam ruangannya dengan raut wajah serius dan sorot mata yang menatap tajam pada dirinya. Jovie mengerutkan kening, sambil menunggu Corey sampai berada di hadapannya, bersandar di meja kerja sementara dirinya sendiri masih duduk di kursi kerjanya.“Ada masalah apa? Kenapa wajahmu terlihat menyeramkan?” tanya Jovie dengan tatapan bingung.Corey melipat kedua tangannya di depan dada dengan tetap mengarahkan pandangannya lurus ke arah Jovie. “Katakan sejujurnya padaku. Kau dan Jace sekarang memiliki hubungan selain partner kerja?”Dada Jovie menjadi berdebar saat mendengar pertanyaan Corey. Saat ini, setiap dia mendengar nama Jace atau apa pun yang berkaitan dengan pria itu, jantungnya langusng berdebar tak karuan. Jovie tersenyum malu, sambil sedikit menganggukkan kepalanya dia menjawab, “Sebenarnya aku sudah berencana untuk menceritakan hal ini padamu, tapi ternyata justru kau yang bertanya lebih dulu.”Corey menyi
Baca selengkapnya

Bab 29. Sebuah Paket Misterius

Jovie menatap heran pada sebuah kotak paket yang tergeletak di depan pintu apartemennya saat dia pulang kerja. Kotak yang tidak seberapa besar itu bahkan sangat ringan, mampu diraih oleh satu tangan oleh Jovie. Tidak ada nama pengirim yang tertera, tapi jelas tertulis bahwa penerima paket itu adalah dirinya.“Aneh,” gumamnya.Pasalnya, selama ini tidak pernah ada paket yang datang karena Jovie selalu membeli semua barang yang dia butuhkan langsung ke toko. Dia hampir tidak pernah berbelanja online kecuali untuk memesan makanan.Paket misterius itu pun pada akhirnya dia bawa masuk ke dalam apartemen dan diletakkan di atas meja ruang santai. Jovie penasaran dengan isinya, tapi dia merasa harus mandi air hangat dulu biar lelah di tubuhnya sedikit berkurang.Setelah mandi dan menyantap makan malam sederhananya, dia teringat dengan paket misterius yang masih berada di atas meja depan tv. Perlahan, dia membuka paket itu dan langsung terkejut ketika melihat isi di dalamnya. Puluhan fotonya y
Baca selengkapnya

Bab 30. Hanya Barang Taruhan

Jovie keluar dari ruangannya, dengan kening mengerut dan langkah cepat. Beberapa detik yang lalu, interkom dari resepsionis berdering dan menyampaikan bahwa ada tamu asing yang memaksa untuk bertemu dengan Jovie. Entah siapa pun itu, Jovie merasa dia harus segera menemuinya.“Jovie Montgomery?” sapa seseorang itu dengan raut wajah ramah.Jovie tersenyum, menunjukkan sikap sopan dan ramah yang memang menjadi hal wajib pada setiap jasa pelayanan. “Benar, ada yang bisa dibantu?”“Ah, maafkan aku. Seharusnya aku mengenalkan diriku lebih dulu. Cassy Cowen.” Cassy mengulurkan tangannya pada Jovie, dengan anggun.Jovie membalas jabatan tangan Cassy sambil tersenyum. “Ada yang bisa kubantu, Nona Cowen?”Cassy menggandeng lengan Jovie sambil terkekeh. “Panggil saja aku Cassy, boleh aku memanggilmu Jovie saja? Aku ingin bersikap akrab denganmu.”Jovie merasa sangat aneh, tapi entah kenapa dia tidak bisa menolaknya. “Oke, Cassy. Boleh aku tanya, ada keperluan apa menemuiku? Kurasa aku tidak memi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status