Home / Romansa / Kembalinya sang Putri Pewaris / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Kembalinya sang Putri Pewaris : Chapter 141 - Chapter 150

178 Chapters

Bab 141 Pesta Lelang

Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih sebelas jam dari Meksiko itu berakhir juga. Setibanya mereka di London, Damian langsung membawa Bianna ke sebuah butik mewah di pusat kota. Bianna mengerutkan kening ketika mereka memasuki butik itu, tetapi Damian tidak mengatakan apa pun dan hanya menyuruh pegawai butik untuk mencarikan pakaian yang cocok untuknya.“Kenapa aku harus memakai gaun?” Bianna bertanya dengan nada curiga.Damian hanya tersenyum samar. “Kita punya acara malam ini.”Bianna mendesah pelan, tetapi tetap menurut. Dia dibawa ke ruang ganti, sementara pegawai butik membantunya memilihkan gaun. Setelah beberapa saat, akhirnya Bianna keluar dengan mengenakan gaun hitam panjang yang elegan. Rambutnya digulung ke atas, memperlihatkan leher jenjangnya yang memesona. Gaun itu memiliki potongan dada yang cukup rendah, sesuatu yang jarang sekali Bianna kenakan. Namun, dia tetap mencoba percaya diri dan berjalan dengan anggun ke arah Da
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 142 Bagaimana Bisa?

Kevin. Mata Bianna melihat dengan jelas pria itu juga ada di tempat yang sama dengannya. Namun, bukan hanya Kevin, di sampingnya berdiri seorang wanita cantik dengan gaun merah marun yang memeluk tubuhnya dengan sempurna. Viella.Bianna menegang. Jantungnya berdetak lebih cepat saat melihat bagaimana Kevin dan Viella tertawa bersama, berbicara dengan akrab seolah-olah mereka sudah lama mengenal satu sama lain. Bianna menggigit bibir bawahnya, menahan perasaan yang tiba-tiba muncul di dadanya.***“Kenapa dia ada di sini?” gumam Bianna tanpa sadar.Damian, yang berdiri di sebelahnya, menyadari perubahan ekspresi Bianna. Dia mengikuti arah pandangan Bianna dan matanya langsung berubah dingin saat melihat Kevin.“Menarik,” ujar Damian pelan, suaranya terdengar penuh makna.Bianna menoleh ke arahnya dengan keraguan. “Apa kamu tahu mereka akan datang?”Damian menatap Kevin dan Viella dengan sorot
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 143 Ciuman Tidak Terduga

Viella, yang duduk di sisi lain ruangan, tiba-tiba mengangkat tangannya dengan senyum percaya diri. "Dua puluh lima juta."Ruangan sedikit riuh mendengar tawaran itu. Semua orang tahu berlian itu adalah barang eksklusif, tetapi harga yang melonjak drastis membuat beberapa orang mulai ragu untuk melanjutkan.Damian melirik Viella dengan ekspresi datar. Tanpa basa-basi, dia kembali mengangkat tangannya. "Tiga puluh juta."Viella mengerutkan dahi, tetapi tetap tersenyum. "Tiga puluh lima juta."Kevin, yang duduk di sampingnya, tampak tidak senang dengan situasi ini. Dia mencondongkan tubuh ke arah Viella dan berbisik, "Viella, uangmu cukup? Kamu yakin bisa membayar sebanyak itu?"Viella menoleh padanya dengan tatapan tajam. "Kevin, hubungan kita hanya sebatas rekan bisnis. Jadi, kamu tidak berhak melarangku."Kevin mendengkus dan menyandarkan tubuhnya ke kursi, jelas tidak senang dengan respons Viella.
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 144 Mencari Jalan Keluar

Akan tetapi, Viella tak peduli. Dia terus berjalan cepat menuju pintu keluar, sementara Kevin tetap bersikeras mengejarnya.Di atas panggung, Bianna masih berusaha memahami apa yang baru saja terjadi. Sementara Damian, dengan santainya, merangkul pinggang Bianna erat, seolah-olah menunjukkan bahwa dia benar-benar serius dengan apa yang baru saja dia lakukan.Dan malam itu, permainan semakin memanas.Beberapa saat kemudian, Bianna menghela napas panjang setelah menutup teleponnya. Wajahnya tampak serius, pikirannya masih dipenuhi oleh berita yang baru saja disampaikan Esma. Salah satu pemilik saham yang mereka beli ternyata memberikan surat palsu, menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan.Dia menggenggam ponselnya erat, mencoba menenangkan pikirannya. Suasana pesta yang santai dan penuh keakraban malam itu terasa begitu kontras dengan kekhawatiran yang kini memenuhi benaknya. Di sekelilingnya, para tamu menikmati ma
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 145 Ungkapan Hati Damian

Damian menatapnya sejenak, mencoba memahami ucapan Bianna barusan. Lalu tanpa berkata-kata, dia bangkit dan berjalan menuju perangkat audio di kamar mereka.Bianna memandangnya dengan bingung. "Apa yang kamu lakukan?"Damian tidak menjawab. Sebagai gantinya, dia menyetel musik instrumental dengan melodi yang lembut dan menenangkan. Nada-nada klasik mengalun pelan, memenuhi ruangan dengan atmosfer yang lebih hangat.Kemudian, Damian berbalik menghadap Bianna, mengulurkan tangannya."Dansalah denganku," katanya, suaranya rendah tetapi penuh ketegasan.Bianna menatap tangan Damian dengan ekspresi tidak percaya. "Apa?""Dansa," ulang Damian dengan tenang.Bianna tertawa kecil, meski nadanya lebih ke arah sinis. "Aku sedang stres dan kamu malah ingin berdansa? Kamu bercanda, kan?"Damian menggeleng, masih mempertahankan uluran tangannya. "Kamu butuh ini, Bia. Aku tidak suka mel
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 146 Niat Bianna

Esok paginya, suasana di kamar hotel terasa canggung. Bianna duduk di depan cermin, menyisir rambutnya dengan tenang, tetapi wajahnya masih tampak kaku. Dia menatap pantulan dirinya sejenak sebelum menarik napas dalam-dalam.Saat itu, pintu kamar Damian terbuka, dan pria itu keluar dengan pakaian rapi, seolah-olah siap untuk kembali ke kehidupan normal mereka.Tanpa menoleh, Bianna bertanya dengan suara datar, "Kapan kita pulang?"Damian terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab, "Sekarang."Bianna mengangguk kecil. "Bagus. Aku harus kembali bekerja."Damian mengamati wajahnya yang tanpa ekspresi, lalu menghela napas panjang. "Bia.""Aku minta maaf," katanya akhirnya. "Aku lancang kemarin."Bianna berhenti menyisir rambutnya sejenak, lalu menaruh sisir itu di meja rias dengan pelan."Kamu tidak perlu meminta maaf," katanya dengan suara datar. "Aku yang berlebihan."
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 147 Misi Damian

Di dalam restoran Le Château,  cahaya temaram membuat suasana terasa lebih intim. Bianna duduk dengan anggun di kursinya, menatap Kevin yang baru saja tiba dan duduk di hadapannya dengan senyuman santai.“Selamat, Bia. Kamu mendapatkan berlian yang sangat mahal,” ujar Kevin sambil memainkan gelas anggurnya.Bianna tersenyum tipis. “Lupakan itu. Aku ingin bertanya sesuatu.”Kevin menaikkan alisnya, tertarik. “Tentu. Tentang apa?”Bianna menghela napas. “Apa kamu sudah melupakanku?”Kevin terdiam sejenak, lalu tersenyum miring. “Tentu saja belum.”“Lalu kenapa kamu datang bersama Viella ke pesta itu?” tanyanya dengan nada lebih tajam dari yang dia maksudkan.Kevin menatap Bianna lekat-lekat sebelum menyeringai kecil. “Apa kamu cemburu, Bia?”Bianna terdiam sejenak, tetapi kemudian dengan cepat memasang ekspresi kesal dan sedikit manja. “Tentu saja aku cemburu! Kenapa kamu be
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 148 Kevin Lagi?

Tidak berapa lama, pengacara Bianna kembali berbicara, "Semua ini adalah rencana Tuan Kevin. Kami mendapat bukti bahwa dia menemui beberapa dewan direksi secara diam-diam dan mencoba menghasut mereka."Bianna membelalakkan mata. "Kevin?"Pengacara itu mengangguk. "Ya. Dia berusaha mempengaruhi mereka agar berbalik melawan Anda. Jika dia berhasil, maka kontrol Anda atas perusahaan ini akan semakin lemah."Rasa marah mulai membara dalam diri Bianna. Dia mengepalkan tangannya di atas meja. "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi. Aku akan mengadakan pertemuan dengan seluruh dewan direksi dan pemegang saham. Kevin harus dipecat secepatnya!"Namun, pengacara itu tidak terlihat lega dengan keputusan Bianna. "Nyonya Bianna, ada satu hal lagi yang harus Anda ketahui," katanya hati-hati.Bianna menatapnya tajam. "Apa lagi?""Karena pembelian saham Anda sebelumnya terdeteksi memiliki unsur kecurangan akibat pem
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 149 Ungkapan Cinta Damian

Damian melihat Bianna yang runtuh dan tidak sedang baik-baik saja. Akan tetapi pikirannya kosong dan tidak tahu harus melakukan apa. Hingga tanpa berpikir panjang, Damian menarik Bianna mendekat dan menutup jarak di antara mereka. Dalam sekejap, bibirnya sudah mendarat di bibir Bianna.Bianna terkejut. Dia berusaha mendorong Damian, menolak ciuman itu. Namun, semakin dia melawan, semakin Damian memperdalam ciumannya, seolah-olah ingin menyampaikan semua yang tidak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata.Perlahan, tubuh Bianna melemas. Hawa panas yang menjalar dari bibir Damian membuatnya kehilangan kekuatan untuk melawan. Entah bagaimana, ciuman itu justru membuat emosinya mereda.Saat Damian akhirnya melepaskan ciumannya, Bianna terengah-engah, matanya masih melebar karena syok."Kamu sudah tenang sekarang?" Suara Damian terdengar lembut, berbeda dari sebelumnya.Bianna tidak bisa berkata apa-apa. Tubuhnya masih ber
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Bab 150 Penyatuan Cinta

Damian menatap Bianna dalam-dalam, matanya seolah-olah menelusuri setiap inci wajah wanita di hadapannya. Suasana begitu tenang, hanya ada suara deburan ombak yang menyapu pantai dan angin yang berembus lembut meski sedikit terasa dingin pun membawa aroma laut yang khas. Bianna merasa tubuhnya memanas karena cara Damian menatapnya begitu intens, begitu dalam, seolah-olah dia adalah satu-satunya hal yang ingin dimiliki pria itu di dunia ini. “Aku jatuh cinta padamu, Bianna,” ulang Damian dengan suara lebih lembut, lebih dalam. “Aku tidak tahu kapan tepatnya, tapi yang jelas, aku tidak bisa membayangkan hidup tanpamu lagi.” Jantung Bianna berdetak kencang. Dia merasa ada sesuatu yang menyesakkan di dadanya, sesuatu yang selama ini dia coba ingkari. Damian adalah seseorang yang awalnya berada di sisinya hanya karena perjanjian mereka. Namun, sekarang Bianna menyadari, Damian telah menjadi lebih dari itu.
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
PREV
1
...
131415161718
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status