Semua Bab Kembalinya sang Putri Pewaris : Bab 131 - Bab 140

178 Bab

Bab 131 Bulan Madu Palsu

Esok paginya, matahari Paris bersinar hangat, menyinari jalanan berbatu yang mulai dipenuhi turis. Damian dan Bianna keluar dari hotel mereka dengan pakaian kasual dibalut coat sepanjang paha, sesuatu yang jarang mereka kenakan di tengah kesibukan kerja. Meskipun suasana kota tampak romantis, ekspresi mereka tetap datar, seolah-olah mereka hanya melakukan tugas yang sudah ditentukan. Damian membawa kamera di tangannya, sedangkan Bianna berjalan di sampingnya dengan tangan dimasukkan ke dalam saku mantelnya. Mereka menuju Menara Eiffel, tempat pertama yang akan mereka gunakan sebagai latar belakang “bulan madu” palsu mereka. “Baiklah, kita mulai dari sini,” ujar Damian, mengangkat kamera. Bianna menatapnya, lalu menghela napas. “Haruskah kita benar-benar melakukan ini?” Damian mengangkat bahu dengan santai. “Kamu tahu Opa. Kalau dia tidak melihat bukti, dia akan mengirim seseorang untuk mengawasi kita.” Bianna berdecak pelan, tahu bahwa Damian benar. Akhirnya, dia pun berpose
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab 132 Satu Kenyataan

Namun, bukannya menjawab, Damian justru berdiri dengan kasar, mendorong kursinya ke belakang hingga terdengar suara berdecit di lantai kayu restoran. Tanpa berkata apa-apa, dia melangkah keluar dengan wajah muram dan penuh emosi.Bianna semakin bingung. Dia mengalihkan pandangannya ke arah yang tadi ditatap Damian dan menemukan dinding foto tersebut. Dengan rasa penasaran yang membuncah, Bianna bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekat.Matanya menelusuri setiap foto di sana hingga akhirnya dia melihatnya, foto Kevin yang tersenyum bahagia dengan seorang wanita yang sedikit familiar, tetapi Bianna tidak ingat pernah melihat di mana wanita itu. Perasaan aneh menjalar dalam hatinya. Dengan cepat, dia meraih foto tersebut dan segera berlari keluar restoran, mengejar Damian yang sudah lebih dulu pergi.Bianna berlari mengejar Damian yang terus berjalan dengan langkah cepat. Wajah pria itu masih dipenuhi amarah, matanya me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 133 Meredakan Emosi

Bianna terkejut mendengar ucapan Damian. "Apa?" Seketika Bianna menarik ingatannya kembali saat dia melihat foto wanita di dalam dashboard mobil Damian juga di laptop Sean. Bianna pun yakin kalau wanita itu benar adalah Elara Lysander. Damian tidak langsung menatapnya. Dia menatap lurus ke depan dengan ekspresi kosong, seakan-akan sedang mengingat kembali kenangan yang sudah lama dia kubur."Aku tidak tahu dengan siapa Elara berpacaran," lanjutnya. "Aku tidak peduli saat itu. Aku terlalu sibuk dengan perusahaan, terlalu sibuk dengan urusanku sendiri. Aku pikir, selama dia bahagia, tidak ada alasan bagiku untuk ikut campur."Bianna tetap diam, membiarkan Damian melanjutkan ceritanya."Tapi, akhirnya aku mendapatkan berita itu," suara Damian melemah, dan dia mengepalkan tangannya. "Berita bahwa adikku bunuh diri."Bianna menahan napas."Dia tidak meninggalkan banyak pesan. Hanya sepucuk surat," kata D
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 134 Damian yang Aneh

Damian tidak menjawab, hanya menatap Bianna dalam diam.Bianna menghela napas keras, frustasi. “Dami, aku tidak tahu apa-apa soal Kevin dan adikmu. Aku tidak tahu dia pernah memiliki hubungan dengan Elara, aku bahkan tidak tahu dia meninggalkan seseorang untuk menikah denganku. Jadi, aku tidak merasa bersalah. Dan Aku tidak akan meminta maaf.”Tatapan Damian tetap tajam, tetapi bibirnya tetap tertutup rapat.Bianna melanjutkan, suaranya sedikit melembut. “Yang aku tahu, aku menikah dengan Kevin karena keluarga kami menginginkannya. Awalnya kami juga saling  mencintai, dan aku tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa lalunya.”Damian masih diam.“Dami, aku hanya ingin kita bisa melupakan ini sejenak,” lanjut Bianna dengan suara lebih pelan. “Setidaknya, di sisa waktu kita di Paris, bisakah kamu memperlakukanku seperti biasa? Aku tidak ingin perjalanan ini dipenuhi ketegangan.”Damian menatap Bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 135 Godaan itu Bernama Damian

Bianna terdiam. Dia ingin bilang “ya”, tetapi jujur saja, dia tidak yakin dengan jawabannya sendiri. Damian mendekat sedikit, suaranya lebih rendah. “Kamu tadi ingin aku memperlakukanmu seperti biasa. Tapi masalahnya, Bia ... ini memang caraku memperlakukanmu sekarang.” Bianna membeku, merasakan wajahnya memanas. Damian kembali bersandar santai di bangku, menikmati es krimnya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sementara Bianna? Dia benar-benar kehilangan kata-kata. Bianna tidak lagi bicara, tangannya dia bawa mengusap perlahan pergelangan kakinya yang masih terasa nyeri. Sejak tadi dia sudah berusaha menahan rasa sakitnya, tetapi nyatanya berjalan sepanjang hari dengan kondisi seperti ini bukan ide yang bagus. Tiba-tiba, Damian berjongkok di depannya, membelakangi Bianna. "Naik," katanya santai. Bianna mengernyit. "Apa?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 136 Fakta Mengejutkan

Akhirnya perjalanan bulan madu palsu itu berakhir juga. Begitu sampai kembali di rumah, Bianna merasa udara di sekitarnya sedikit berubah. Ada kelegaan, tetapi juga ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Dia masih merasa canggung setelah semua yang terjadi di Paris, sedangkan Damian, pria itu terlihat seperti biasa saja, seolah-olah tidak ada yang perlu dipikirkan. Di depan pintu, Eduardo sudah berdiri dengan senyum sumringah, wajahnya penuh semangat seperti seseorang yang baru saja melihat anaknya pulang dari petualangan panjang. "Ah, kalian akhirnya pulang!" seru Eduardo dengan antusias. "Bagaimana bulan madu kalian? Menyenangkan, kan?" Bianna tersenyum tipis, berusaha mengabaikan rasa canggung di dalam hatinya. "Iya, Opa. Itu perjalanan yang sangat menyenangkan." Eduardo tertawa kecil. "Tapi kenapa hanya tiga hari? Bulan madu itu setidaknya satu bulan! Bahkan lebih baik kalau kalian pergi setahun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 137 Sean Berbicara

Damian mendengkus kecil menanggapi rencananya sendiri. Akan tetapi, Bianna adalah kelemahan terbesar Kevin, dia tahu itu. Jika dia cukup dekat dengan Bianna, Kevin pasti akan bereaksi. Lelaki itu pasti masih menyimpan perasaan untuk Bianna, dan jika dia melihat Damian terlalu ‘terlibat’ dengannya, dia mungkin akan melakukan kesalahan.Tanpa sadar, Damian mengingat kembali momen ketika dia mencium Bianna di Paris. Wajah terkejut perempuan itu, bagaimana dia berusaha memberontak sebelum akhirnya pasrah menerima ciuman itu.Namun anehnya, Damian tidak merasakan apa pun. Tidak ada getaran di dadanya. Tidak ada desir aneh di tubuhnya. Bahkan saat bibir mereka bertemu, hatinya tetap sedingin es.Seharusnya dia merasa sesuatu, setidaknya ketertarikan kecil, tetapi tidak. Mungkin karena baginya, ini hanya bagian dari rencana. Tidak ada yang spesial, tidak ada emosi di dalamnya.Damian menghela napas panjang dan mengabaikan pikirannya s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 138 Kekecewaan Damian

Damian tidak menjawab, dia hanya menoleh dengan tatapan penuh kebencian.Sean menghela napas dan menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Percuma,” katanya dengan nada datar. “Meskipun kamu menemuinya, kamu tidak bisa meminta pertanggungjawaban apa pun dari Kevin.”Damian mengepalkan tangannya. “Jangan menguji kesabaranku, Om.”Sean mendengkus. “Aku hanya mengatakan fakta. Elara mati karena bunuh diri, bukan karena dibunuh. Secara hukum, Kevin tidak bisa dihukum hanya karena dia bajingan yang meninggalkan wanita yang mengandung anaknya.”Kata-kata itu menghantam Damian seperti tamparan keras. Dia tahu Sean benar. Tidak ada hukum yang bisa menjerat Kevin atas hal ini.Akan tetapi, bukan itu yang membuat emosinya semakin tak terkendali.Yang membuatnya benar-benar frustasi adalah kenyataan bahwa dia baru mengetahui semua ini sekarang. Dia, yang selama ini merasa bisa mengendalikan segalanya, ternyata bahkan ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 139 Kehangatan Bianna

Aroma alkohol bercampur dengan parfum khas Damian menyelimuti udara di antara mereka.“Kamu tidak tahu apa-apa, kan?” Damian berbisik, tatapannya menyapu wajah Bianna dengan intens.Bianna semakin bingung. “Apa maksudmu?”Damian tidak menjawab. Dia hanya menatap Bianna lama, seolah-olah mencari sesuatu di dalam diri wanita itu. Kemudian dengan tiba-tiba, dia terjatuh ke depan.“Dami!” Bianna refleks menangkap tubuhnya, meskipun hampir kehilangan keseimbangan.Dion yang masih berdiri di ambang pintu langsung maju untuk membantu, tetapi Bianna menggeleng. “Aku bisa mengurusnya. Kamu boleh pulang, Dion.”Dion ragu, tetapi akhirnya mengangguk dan meninggalkan mereka.Bianna menghela napas berat, lalu mencoba memapah Damian ke sofa. Akan tetapi, sebelum dia bisa bergerak lebih jauh, Damian berbisik pelan.“Jangan tinggalkan aku .…”Bianna membeku.Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 140 Rencana yang Tiba-tiba

Damian menatap Bianna yang masih terlelap, tampaknya tidak menyadari apa yang baru saja terjadi. Jantungnya berdetak kencang, campuran antara terkejut dan kebingungan menyerangnya.Tanpa menunggu lebih lama, perlahan dia langsung bangkit dari tempat tidur, meninggalkan Bianna yang masih tidur nyenyak. Dia harus pergi sebelum perasaannya semakin kacau.Tak berapa lama, Bianna mengerjapkan mata perlahan, membiarkan dirinya sepenuhnya tersadar dari tidur yang lelap. Tubuhnya terasa hangat, dan ada aroma samar yang masih tertinggal di sekitar tempat tidur.Namun, saat dia meraba sisi tempat tidur di sampingnya, tidak ada siapa-siapa. Bianna langsung bangun dan menoleh ke sekitar kamar. Kosong. Damian tidak ada di sana.Keningnya mengernyit. Semalam, dia ingat betul bahwa Damian tertidur dalam pelukannya tubuh pria itu begitu lelah dan penuh dengan kesedihan.Namun sekarang? Ke mana dia pergi?Bianna meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status