Home / Romansa / Kembalinya sang Putri Pewaris / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Kembalinya sang Putri Pewaris : Chapter 161 - Chapter 170

178 Chapters

Bab 161 Sean Kembali

Segera Sean menekan tombol interkom."Evelyn," panggilnya pada asisten sekaligus sekretarisnya."Ya, Tuan Lysander?""Buatkan jadwal penerbangan ke Meksiko untuk akhir pekan ini," katanya tiba-tiba.Ada jeda sejenak sebelum suara Evelyn kembali terdengar. "Meksiko, Tuan?"Sean tersenyum tipis. "Ya, aku pikir sudah waktunya aku mengambil sedikit waktu untuk ... liburan."Dia tidak bisa langsung kembali ke tempat di mana semua kenangan itu ada. Namun mungkin, memulainya dari tempat yang lebih dekat bisa menjadi awal yang baik.Sean mengakhiri panggilan setelah Evelyn mau menuruti perintahnya. Sean pun kembali menatap ponselnya."Damian … aku akan pulang jika ada waktu."Namun, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia ingin memastikan bahwa waktu itu benar-benar ada.***Sean berjalan santai di area kedatangan Bandara Internasional Benito Juarez, Meksiko. Tangan kirinya dimasukkan ke dal
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Bab 162 Pertemuan Aneh

Elara adalah adik kandung Damian. Dia meninggal beberapa tahun yang lalu. Adik tirinya yang memilih mengakhiri hidup dengan cara yang tragis, meninggalkan Sean dengan penyesalan yang tidak pernah bisa dia hapus. Andai dia lebih cepat tahu siapa orang yang sudah membuat Elara sakit hati, mungkin Elara-nya masih ada sampai sekarang. Genggaman Sean mengencang di atas pahanya, rahangnya mengeras. Dia menutup matanya sesaat, mencoba menenangkan diri, tetapi bayangan Elena terus menghantuinya. Tatapan mata penuh kesedihan yang terakhir kali dia lihat di wajah adiknya itu masih terpatri jelas di ingatannya.Sementara itu, wanita di sampingnya terlihat sibuk menggenggam ponselnya, sesekali mengetik pesan dengan wajah cemas. Dia benar-benar terlihat seperti Elara, seolah-olah Elara kembali dalam wujud lain.Sean menelan ludah, dadanya terasa sesak. Andai waktu bisa diulang, andai dia bisa mengubah semuanya … mungkin Elena masih ada di sini bersamanya. Akan tetapi,
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 163 Akhirnya Pulang

Sean menatap wanita di depannya yang masih terlihat rapuh. Matanya sembab, sisa-sisa air mata masih membekas di pipinya, meskipun dia sudah berusaha untuk terlihat lebih tenang.“Apa kamu yakin bisa sendirian?” tanya Sean dengan nada sedikit ragu.Rachel Landzart mengangguk pelan. “Keluarga ibuku akan segera datang. Aku baik-baik saja,” jawabnya dengan suara yang masih terdengar lemah.Sean terdiam sejenak, menimbang-nimbang apakah benar wanita ini akan baik-baik saja setelah kehilangan seseorang yang begitu berarti baginya. Namun, dia juga tahu bahwa tak ada yang bisa dia lakukan lebih jauh. Dia hanyalah orang asing yang kebetulan ada di tempat dan waktu yang sama.“Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu,” ucap Sean akhirnya.Rachel hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa.Sean berbalik, melangkah menuju pintu keluar rumah sakit. Namun, baru beberapa langkah,  tiba-tiba berhenti. Entah kenapa, ada sesuatu yang membuatnya ingin meng
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 164 Bertemu Damian

Hari yang ditunggu pun tiba. Pagi itu, Sean dan Eduardo menaiki mobil menuju rumah Damian. Sejak mempunyai anak, pria itu memang memutuskan untuk tinggal terpisah dari kakeknya agar mereka lebih mandiri. Damian dan Bianna memilih tinggal tidak jauh dari rumah Eduardo karena bagaimanapun Eduardo sudah tua, mereka tetap ingin mengawasi orang tua itu walaupun tinggal terpisah. Begitu mereka tiba, terlihat halaman rumah Damian sudah banyak terparkir mobil-mobil para tamu, bagian teras rumah juga sudah dihias dengan dekorasi layaknya pesta ulang tahun anak-anak.“Damian benar-benar mengadakan pesta yang besar,” gumam Sean sambil membuka pintu mobil untuk Eduardo.“Sudah seharusnya. Ini ulang tahun yang kelima cicitku,” sahut Eduardo dengan bangga sebelum berjalan lebih dulu.Saat Sean dan Eduardo melangkah ke dalam rumah, mata mereka langsung disambut dengan dekorasi meriah balon warna-warni menghiasi setiap sudut ruang tamu, pita-pita tergantung di d
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 165 Panik

Sean bertanya tiba-tiba sambil melangkah menghampiri wanita itu. Suaranya terdengar lebih dingin dari biasanya.Rachel menoleh padanya, sedikit bingung. “Apa maksudmu?”Sean menyilangkan tangan di dadanya. “Bukankah kau masih dalam masa berkabung?”Damian dan Bianna yang mendengar pertanyaan itu langsung terkejut. Bianna memandang Rachel dengan tatapan penuh kebingungan.“Berkabung? Apa maksudnya, Om Sean?” tanya Bianna dengan nada serius.Rachel terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela napas. Dengan suara lirih, dia menjawab, “Ibuku meninggal kemarin.”Ruangan terasa sunyi sejenak. Bianna menatap Rachel dengan mata melebar, ekspresinya berubah antara kaget dan kesal.“Kenapa kamu tidak bilang apa-apa padaku?” tuntut Bianna, suaranya sedikit bergetar. “Kita sudah berteman cukup lama, Rachel! Kenapa kamu menyembunyikan hal sebesar ini?”Rachel menundukkan kepala. “Aku tidak ingin merusak pesta ulang tahun Steven
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Bab 166 Bayangan Itu

Sean tidak menjawab. Pikirannya mendadak terlempar jauh ke masa lalu, ke saat ketika dia berlari ke rumah sakit dengan tubuh Elara di pelukannya. Wajah adik tirinya yang pucat, tangan yang penuh darah akibat luka dalam yang dia buat sendiri, dan suara napasnya yang semakin melemah.“Kak Sean ... aku lelah ...." Suara Elara bergema dalam benaknya.Dada Sean mulai terasa sesak. Napasnya pendek-pendek. Tangannya mulai gemetar di atas setir. Jalanan di depannya mulai berputar, dan tiba-tiba semuanya terasa terlalu sempit.Rachel yang menyadari sesuatu tidak beres langsung menoleh. "Sean? Hei, kamu kenapa?"Sean tetap diam. Napasnya semakin berat. Pandangannya pun kabur. Tangannya tanpa sadar melonggarkan cengkeraman di setir, membuat mobil mereka sedikit oleng.Rachel panik. "Sean! Fokus! Berhenti!"Namun, Sean tidak merespons. Mobil mulai kehilangan kendali.Rachel langsung meraih tangan Sean yang mencengkeram setir. "Sean,
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Bab 167 Kejujuran Sean

Dahi Rachel mengernyit. “Apa maksudmu?”Sean menatapnya dengan mata penuh luka. “Kamu … mirip sekali dengan adikku yang sudah meninggal.”Rachel terdiam, tidak tahu harus berkata apa.Sean mengusap wajah dengan kedua tangannya. Setelahnya menghela napas panjang. “Aku pikir aku sudah melupakan kejadian itu … tapi ternyata tidak.”Rachel menatap pria di depannya dengan sedikit lebih lembut. Seketika, dia merasa bahwa Sean menyimpan beban yang begitu berat di hatinya.Rachel terdiam beberapa saat, membiarkan kata-kata Sean menggantung di udara. Matanya menatap pria di hadapannya yang tampak begitu lelah, bukan hanya secara fisik, tetapi juga batin."Kamu ... kehilangan adikmu?" tanyanya pelan, mencoba memahami rasa sakit yang jelas terlihat di mata Sean.Sean mengangguk perlahan, pandangannya kosong seolah-olah kembali ke masa lalu. "Elara ... dia meninggal sepuluh tahun yang lalu karena bunuh diri.”Rachel jelas t
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 168 Kenyataan apa ini?

Keesokan harinya, Sean menghela napas panjang sebelum melangkah masuk ke rumah sakit. Ada perasaan aneh yang menyelimutinya campuran rasa cemas, takut, dan juga penyesalan. Sejak tadi malam, pikirannya dipenuhi bayangan Elara saat dia membawanya ke rumah sakit dengan tangan berlumuran darah. Kini, dia kembali berada di tempat yang sama, hanya saja kali ini bukan adiknya, melainkan keponakannya yang terbaring lemah di sana.Setelah menanyakan nomor kamar di resepsionis, Sean berjalan menuju ruang perawatan Steven. Saat tiba di depan pintu, dia melihat Damian dan Bianna duduk di luar dengan wajah penuh kekhawatiran. Mereka di sana setelah mengantarkan dokter yang tadi visit ke kamar Steven. "Om Sean?" Damian terlihat sedikit terkejut melihatnya."Aku datang untuk melihat Steven," kata Sean pelan.Bianna tersenyum tipis. "Dia masih tidur. Dokter baru saja selesai memeriksanya."Sean mengangguk. Damian melangkah membukakan pintu kamar rawat
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 169 Terima Kasih Sean

Setelah diam beberapa saat, Sean menghela napasnya perlahan. Dia kembali melihat pada Bianna yang menatapnya penuh harap dengan mata yang berkaca-kaca dan kedua tangan tertangkup di depan dadanya. Akhirnya, tanpa pertimbangan lebih jauh, Sean menganggukkan kepalanya, satu kalimat dari bibirnya pun mampu melegakan suami istri di depannya. “Oke. Lakukan tes itu.” Bianna langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan, mata yang tadi berkaca-kaca dia biarkan meluruhkan cairan bening ke pipinya. Ini bukan tangis kesedihan, melainkan tangis kelegaan karena akhirnya putra kesayangannya akan mendapatkan pertolongan. Sementara itu Damian mendekati tempat Sean berdiri dan menepuk bahu saudaranya itu dengan penuh terima kasih. Hari itu, Sean pun menjalani pemeriksaan sesuai dengan prosedur dari rumah sakit. Beberapa jam kemudian, hasilnya pun keluar. Dokter Rodriguez melangkah masuk kembali ke ruangan tempat mereka menunggu dengan membawa map yang berisi laporan dari petugas laborator
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 170 Membuka Hati

Rachel tiba di rumah sakit, untuk menjenguk Steven. Saat dia melangkah ke dalam ruangan dan melihat ekspresi wajah semua orang, dia langsung menyadari bahwa sesuatu yang besar baru saja terjadi. “Apa yang terjadi?” tanyanya sambil menatap mereka satu per satu. Bianna menghapus air matanya dan tersenyum. “Kak Sean cocok sebagai donor sumsum tulang untuk Steven.” Rachel terkejut. Dia menoleh ke arah Sean yang hanya berdiri diam di sudut ruangan, tampak tenang seperti biasanya. Namun, di balik ketenangannya, ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan Sean. Rachel melangkah mendekat dan berkata pelan, “Kau benar-benar akan melakukannya?” Sean menatap Rachel dan mengangguk tanpa ragu. “Ya. Aku akan menyelamatkan keponakanku.” Rachel menatapnya dalam-dalam. “Itu … luar biasa.” Sean tidak menjawab, hanya menoleh kembali ke Damian dan Bianna. “Kalau begitu, aku akan menyelesaikan tes tambaha
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more
PREV
1
...
131415161718
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status