Toko roti “Abner Bakery” berdiri dengan aura lusuh di pinggir jalan, mencerminkan kebangkrutan yang diam-diam merayap.Bangunannya tidak bisa dibilang megah, tapi juga tidak sepenuhnya buruk—hanya seperti rumah tua yang terlalu lelah untuk bertahan di tengah gemerlap toko-toko modern.Cat dindingnya mengelupas seperti kulit pohon tua, kusennya kusam, dan dekorasi murahan yang pudar menambah kesan suram yang sulit diabaikan.Kue dan roti di etalase kaca terlihat jauh dari kata segar. Permukaannya kering, retak, dan warnanya memudar seperti kehilangan semangat hidup. Beberapa bahkan tampak seperti penghuni museum sejarah kuliner, bukan barang yang siap dimakan.Di depan toko, ada setumpuk roti yang diletakkan sembarangan, plastik pembungkusnya buram, dengan jamur yang mulai samar terlihat. Jika ada yang masih membelinya, itu mungkin bukan karena kualitas, tapi karena tidak punya pilihan lain.Yuto berdiri seluruh anak panah di depan toko itu. Ia memegang tongkat kayu dengan santai, tapi
Last Updated : 2025-01-11 Read more