All Chapters of Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga: Chapter 131 - Chapter 140

143 Chapters

Bab 131. Aku Pamit

“Bagaimana tuan, apa tiga hari cukup?” tanya Mario kepada Raul, bagaimanapun semua rencananya itu tak lepas dari ide Raul.“Hmm, sebenarnya dua hari pun cukup, tadi Julio sudah menginformasikan kalau dalam dua hari kedepan mereka akan tiba di sini. Selain itu hari ini juga aku akan ke sana, memastikan segala sesuatunya. Kebetulan dia adalah teman lamaku.”“Baiklah, tuan. Saya juga akan mempersiapkan hal-hal lainnya.” Mario mengkonfirmasi. Sementara itu, setelah meninggalkan ruang tamu, Elena segera ke kamar bayi untuk melihat Juan, dia segera menggendongnya dan menatap wajah putranya lekat-lekat, ia mencoba membandingkan dengan putra Clara, sedikitpun tidak ada kemiripan, dari sisi apapun. Apa benar anak itu adalah milk Diego?“Nyonya,” sapa Mia yang baru masuk.“Mia duduklah,” pinta Elena. Mia mengangguk, ia memberi kode kepada pengasuh yang masih ada di ruangan itu untuk ke luar, lalu duduk di samping Elena.“Apa perempuan itu masih di sana, Mia?” tanya Elena pelan.“Tidak, Clara s
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 132. Teman Lama

“Ah? Maksudmu bagaimana, Emma? Tanya Clara bingung, kalau dia bisa menjadi wali putranya, tentu saja tanpa pikir panjang dia terima, kenyataannya selama anak itu belum berusia delapan belas tahun, maka semua perwaliannya di tangan Elena. “Mereka tidak mengizinkan aku untuk menjadi wali anakku.”Emma menyesap minuman di gelasnya, lalu tersenyum pada Clara. “Kamu memang bodoh, tentu saja kamu tidak bisa menjadi walinya, karena kamu bukan istri sah Diego, tapi kamu bisa mengajukan diri untuk menjadi pengasuh putramu, dan tinggal di sana. Dengan demikian kamu akan selalu dekat dengan putramu, dan memprovokasi serta mengendalikan anakmu, sebagai anak tertua, bukan tidak mungkin putramu dapat mendepak Elena dan anaknya. Coba kamu pikir, siapa yang diuntungkan?”Emma tersenyum bangga dengan ide briliantnya, sedangkan Clara tertegun, ia sama sekali tidak terpikirkan akan hal.“Wah, luar biasa sekali kamu, Emma.” Clara berkata dengan kagum, “baiklah lusa saat pertemuan dengan mereka akan aku a
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 133. Kebenaran Akan Terungkap

“Apa yang dia lakukan?” tanya Raul penasaran. Luis kembali menghela napas panjang sambil memainkan gelas minuman di tangannya, ia menyesapnya sebelum akhirnya menjawab. “Skandal yang memalukan keluarga. Mungkin aku masih bisa mentolelir jika dia hanya mengkhianatiku, tapi aku tak akan membiarkan siapapun menghancurkan reputasi keluarga ini, yang telah dibangun dengan susah payah oleh kedua orang tuaku.” Raul terdiam, tidak bisa berkomentar apa pun, karena apa yang dikatakan sahabatnya itu benar adanya. Dalam diam, dia hanya meraih minuman yang disuguhkan sahabatnya, dan menyesapnya. “Bagaimana dengan wanitamu, Raul?” tanya Luis memecah kesuanyian dua teman lama itu. Raul tersenyum sambil memutar-mutar gelas di tangannya. “Dia wanita yang baik dan bermartabat,” jawab Raul tersenyum bangga, “sayangnya, aku telah melakukan kesalahan yang fatal dan terlambat menyadari cintaku padanya, hingga aku harus kehilangan dia, ketika aku menemukannya kembali, dia telah menjadi milik orang lain
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 134. Terbongkar

“Maaf tuan Mario, ada yang ingin saya sampaikan,” ujar Clara sambil berdiri. Mario menoleh pada ketua tim pengacara, mengangguk lalu kembali menatap Clara.“Ya Nyonya Clara, silahkan apa yang ingin Anda sampaikan?”“Ahm, begini. Pada pertemuan sebelumnya, tuan telah menyampaikan pilihan kepada saya, bahwa jika anak saya ingin dicatatkan legalitasnya sebagai ahli waris Rodriguez, maka saya harus menyerahkan perwalian anak saya pada nyonya Rodriguez yang sah,” sahut Clara, ia terdiam sebentar sambil melirik Elena yang duduk dengan tenang, tanpa reaksi.“Ya, lalu? Bukankah Anda keberatan untuk itu?” tanya Mario.“Benar tuan, saat itu saya memang tidak banyak berpikir. Tapi setelah memikirkannya lagi, maka saya berubah pikiran.”“Maksud Anda?” desak Mario lagi.“Untuk kebaikan putra saya, maka saya bersedia melepaskaan anak saya dalam perwalian nyonya Elena, tapi ...” Clara terdiam sesaat, ia menghela napas sambil menatap putranya. “Izinkan saya menjadi pengasuh putra saya, agar saya bisa
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 135. Melarikan Diri

“Tutup mulutmu perempuan jalang! Dasar sampah! Tidak tahu malu!” Terdengar teriakan keras dari arah luar yang memotong kata-kata Clara, sehingga wanita itu menggantung kalimatnya. Seketika perhatian semua orang tertuju ke arah pintu di mana sumber suara itu berasal.Tidak lama berselang seorang pria berpostur tinggi masuk dengan langkah panjang, diikuti beberapa lelaki lain yang mengiringinya. Terlihat kemarahan di wajahnya. Tatapannya tajam ke arah Clara yang tercengang, wajah perempuan itu memucat, tubuhnya bergetar ketakutan.“Ka-kamu…” Suara Clara terbata-bata, namun lelaki itu langsung menarik Clara dan menamparnya dengan keras.“Aku tidak masalah kalau kau menjual dirimu, perempuan sampah. Tapi aku tidak akan membiarkan kau menjual putraku!”Luis segera menoleh kepada Elena dan Mario, lalu mengatupkan kedua tangannya.“Saya mohon maaf nyonya dan tuan-tuan semua, saya ingin mengonfirmasi bahwa Hugo adalah putra kandung saya, Luis Gonjalez. Hasil DNA yang ditunjukan perempuan sampa
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 136. Berterima Kasihlah Pada Pria Tampan Ini

“Itu dia!” teriak salah seorang anak buah Luis yang mengikuti Clara, mereka melihat Clara masuk ke sebuah gang, lalu mengejar. Gang itu cukup panjang, dan ada beberapa belokan, dari kejauhan mereka mendengar suara tangisan anak kecil yang menangis dengan keras.Akhirnya, setelah melewati beberapa kelokan, mereka menemukan Hugo menangis sendirian. Tidak lama berselang, Luis pun tiba, ia sangat marah melihat anaknya diperlakukan seperti itu.“Cepat kejar dan tangkap perempuan gila itu, jangan sampai lolos!” perintah Luis sambil mendekap putranya.“Bagaimana, Luis?” tanya Raul yang tiba tidak lama setelahnya.“Dia meninggalkan anakku sendirian di sini, lalu kabur.” Luis berkata dengan kesal, Raul mengamati lokasi sektitar.“Kalau tidak salah, gang ini menuju ke sebuah jalan raya, jadi biasa digunakan orang-orang sebagai jalan pintas, kalau menggunakan mobil harus berputar untuk sampai di jalan raya depan.”Raul menjelaskan, sedangkan Luis berusaha menenangkan putranya. “Orang-orangku se
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 137. Beri Aku Waktu

“Raul, apaan sih?” tanya Elena kesal, “Ya sudah kalau begitu aku akan siapkan hadiah dulu sebagai ucapan terima kasih." Elena hendak beridiri, namun Raul menekan tangannya.“Sayang, mama mau kasih papa hadiah tuh,” ucap Raul sambil menatap Juan.“Mama-mama... Kalau mau kacih papa hadiah, cekalang aja ya mama…” Raul kembali berkata menirukan suara anak kecil.“Hmmh, oke. Hadiah apa?” tanya Elena menimpali.“Hadiah apa dong, sayang?” tanya Raul kepada Juan.“Kiss papa, mama…”“Apa?!” teriak Elena terbelalak.“Hiks, ya sudah nggak dikasih juga gak apa-apa…” Raul menatap Juan dengan wajah sedih, “Sayang, papa sedih….”“Ck, apaan sih? Iya-iya…”“Asiik, sayang. Papa mau siap-siap nerima hadiah dari mama dulu ya,” ujar Raul sambil memejamkan mata.“Huh, ge-er,” gerutu Elena, ia terdiam sejenak sambil menghela napas. Wanita itu mendekatkan wajahnya lalu dengan cepat mencium pipi Raul.“Iih mama, maca kiss nya di pipi…” Raul kembali menirukan suara anak kecil.“Uuh, Raul. Nyebelin!” Elena men
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 138. Target Selanjutnya

“Raul Mendez, semua ini gara-gara dia. Aku harus membuat perhitungan dengan lelaki itu!” Suara Emma bergetar menahan amarah, wajahnya merah padam. Ia mencengkram gelas dengan kuat sebelum meneguk isinya.“Lalu apa yang harus kita lakaukan, Emma?” tanya Clara sambil terisak.“Diamlah, Clara! Kenapa kamu terus menangis,” bentak Emma geram.“Kamu tidak akan mengerti, Emma. Karena kamu tidak pernah menjadi seorang ibu, kamu tidak akan pernah tahu bagaimana sedihnya berpisah dengan putranya sendiri.”“Ya, aku memang belum pernah jadi seorang ibu, lalu dengan tangisanmu itu, apa anakmu akan kembali?” sungut Emma kesal. “Pergi saja sana ke Paris, anakmu ada di sana!”“Bagaimana mungkin pergi ke sana? Aku sekarang sedang diburu polisi. Baru sampai bandara atau statsiun kereta saja pasti akan diringkus,” bantah Clara kesal. Ia menjadi menyesal karena mengikuti skenario Emma.“Ya makanya diam, bantu aku berpikir untuk membalas Elena dan Raul.”“Memangnya dengan kamu membalas dendam, masalahny
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 139. Secercah Harapan

“Oh, lalu apa yang harus saya lakukan, nyonya?” tanya perempuan itu merasa gugup, bagaimanapun dia tahu, Raul Mendez bukanlah pria yang mudah dihadapi. Meskipun dia sangat menginginkan lelaki tampan itu, dan tergila-gila padanya, namun sedapat mungkin dia ingin berlari menjauhinya, karena dia tidak ingin lagi berurusan dengan lelaki yang tak mengenal ampun padanya.“Hmm, kamu harus mendekati tuan Mendez lagi, rayu dia, bila perlu tidur dengannya, buat dia melupakan perempuan kampung itu. Aku akan memberikanmu bayaran yang tinggi.” Emma berkata sambil menghisap rokok dan mengepulkan asapnya.“Tidak, nyonya. Itu sulit dan tidak mungkin. Raul sangat membenci saya, rayuan apapun tidak akan mempan buatnya.”“Bodoh! Kalau cara biasa tidak bisa, pakai cara licik sedikit.” Emma mendengus kesal, kenapa perempuan-perempuan itu bodoh semua, sebelumnya Clara, sekarang Beatriz.“Nyonya, saya pernah memakai cara licik itu dulu, tapi Raul sangat marah, bukan hanya membalas saya dengan perlakuan yang
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 140. Bertemu Klien

"Klien, baru?" tanya nyonya Victoria menimpali, Raul hanya mengangguk.“Kenapa malam-malam begini?”“Sebenarnya dari tadi sore, aku sudah minta Julio membatalkan pertemuan hari ini, tapi kata Julio ternyata mereka masih menunggu.” Raul menjelaskan sambil memeluk ibunya, “ya sudah mama sekarang tidur, ya. Aku juga mau istirahat.”Raul mencium pipi ibunya, lalu ibu dan anak itu pun masuk ke kamar masing-masing.Keesokan harinya, Raul beraktifitas seperti biasa. Sebelum ke kantor, ia singgah ke kediaman Rodriguez untuk melihat bayi kecilnya dan juga Elena tentunya. Bagi Raul keduanya sangat penting.“Buenos días Raul,” sapa Elena masuk ke ruang bayi, Raul sedang asik bercengkrama dengan Juan.“Buenos días, cariño.” Raul membalas dengan mesra, ia tersenyum manis yang membuat wajah tampannya semakin mempesona.“Ck, bisa gak sih nggak pake embel-embel sayang, lebay sekali.” Elena menggerutu sendiri, namun Raul terkekeh mendengarnya.“Sayang, mama puya-puya tuh…” goda Raul sambil berbicara d
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status