Share

Bab 138. Target Selanjutnya

Penulis: El Hawra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-23 23:49:44

“Raul Mendez, semua ini gara-gara dia. Aku harus membuat perhitungan dengan lelaki itu!” Suara Emma bergetar menahan amarah, wajahnya merah padam. Ia mencengkram gelas dengan kuat sebelum meneguk isinya.

“Lalu apa yang harus kita lakaukan, Emma?” tanya Clara sambil terisak.

“Diamlah, Clara! Kenapa kamu terus menangis,” bentak Emma geram.

“Kamu tidak akan mengerti, Emma. Karena kamu tidak pernah menjadi seorang ibu, kamu tidak akan pernah tahu bagaimana sedihnya berpisah dengan putranya sendiri.”

“Ya, aku memang belum pernah jadi seorang ibu, lalu dengan tangisanmu itu, apa anakmu akan kembali?” sungut Emma kesal. “Pergi saja sana ke Paris, anakmu ada di sana!”

“Bagaimana mungkin pergi ke sana? Aku sekarang sedang diburu polisi. Baru sampai bandara atau statsiun kereta saja pasti akan diringkus,” bantah Clara kesal. Ia menjadi menyesal karena mengikuti skenario Emma.

“Ya makanya diam, bantu aku berpikir untuk membalas Elena dan Raul.”

“Memangnya dengan kamu membalas dendam, masalahny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rosalinda
makin seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 139. Secercah Harapan

    “Oh, lalu apa yang harus saya lakukan, nyonya?” tanya perempuan itu merasa gugup, bagaimanapun dia tahu, Raul Mendez bukanlah pria yang mudah dihadapi. Meskipun dia sangat menginginkan lelaki tampan itu, dan tergila-gila padanya, namun sedapat mungkin dia ingin berlari menjauhinya, karena dia tidak ingin lagi berurusan dengan lelaki yang tak mengenal ampun padanya.“Hmm, kamu harus mendekati tuan Mendez lagi, rayu dia, bila perlu tidur dengannya, buat dia melupakan perempuan kampung itu. Aku akan memberikanmu bayaran yang tinggi.” Emma berkata sambil menghisap rokok dan mengepulkan asapnya.“Tidak, nyonya. Itu sulit dan tidak mungkin. Raul sangat membenci saya, rayuan apapun tidak akan mempan buatnya.”“Bodoh! Kalau cara biasa tidak bisa, pakai cara licik sedikit.” Emma mendengus kesal, kenapa perempuan-perempuan itu bodoh semua, sebelumnya Clara, sekarang Beatriz.“Nyonya, saya pernah memakai cara licik itu dulu, tapi Raul sangat marah, bukan hanya membalas saya dengan perlakuan yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 140. Bertemu Klien

    "Klien, baru?" tanya nyonya Victoria menimpali, Raul hanya mengangguk.“Kenapa malam-malam begini?”“Sebenarnya dari tadi sore, aku sudah minta Julio membatalkan pertemuan hari ini, tapi kata Julio ternyata mereka masih menunggu.” Raul menjelaskan sambil memeluk ibunya, “ya sudah mama sekarang tidur, ya. Aku juga mau istirahat.”Raul mencium pipi ibunya, lalu ibu dan anak itu pun masuk ke kamar masing-masing.Keesokan harinya, Raul beraktifitas seperti biasa. Sebelum ke kantor, ia singgah ke kediaman Rodriguez untuk melihat bayi kecilnya dan juga Elena tentunya. Bagi Raul keduanya sangat penting.“Buenos días Raul,” sapa Elena masuk ke ruang bayi, Raul sedang asik bercengkrama dengan Juan.“Buenos días, cariño.” Raul membalas dengan mesra, ia tersenyum manis yang membuat wajah tampannya semakin mempesona.“Ck, bisa gak sih nggak pake embel-embel sayang, lebay sekali.” Elena menggerutu sendiri, namun Raul terkekeh mendengarnya.“Sayang, mama puya-puya tuh…” goda Raul sambil berbicara d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 141. Dijebak

    Dua orang pria memapah Raul yang sudah tidak sadarkan diri ke sebuah kamar, Raul di letakan di atas tempat tidur, seorang wanita sudah menunggu dengan senyum mengembang, di sampingnya berdiri pria lainnya dengan kamera menggantung di lehernya.“Kalian boleh ke luar,” perintah wanita itu. Kedua lelaki yang tadi membawa Raul pun meninggalkan kamar itu.Wanita berpakaian seksi itu mendekati Raul, perlahan ia duduk di sisi tempat tidur, mengusap wajah tampan yang tidak berdaya itu, lalu menciumnya.“Raul, akhirnya kamu jatuh ke pelukanku lagi… Sayang kali ini kamu tidak ingat apa-apa.” Beatriz memeluk tubuh Raul, “Kamu gak tahu Raul, aku sangat merindukanmu.”Perempuan itu terus menciumi Raul, namun sang fotografer menyadarkannya. “Nona, bisa dimulai sekarang?”Beatriz menghela napas, ia mengangguk, lalu mulai melepas jas Raul, kemudian perlahan-lahan membuka kancing kemejanya. Beatriz tertegun, ia menelan ludah melihat dada atletis pria di hadapannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Ia me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 142. Aku Baik-baik Saja

    “Raul, bangun Raul…” panggil Elena pelan, “jangan membuat aku takut….”Suara Elena begitu lirih, nyaris tak terdengar. Air matanya mengalir tak terbendung, ia menempelkan kepalanya di atas dahi Raul, dan tanpa di sadarinya, air mata itu membasahi wajah Raul.Perlahan, bulu mata lelaki itu bergetar. Ia mendengar jelas isakan lirih di telinganya, dan juga merasakan wajahnya basah. Elena masih belum menyadari jika Raul telah sadar, hingga terdengar suara lelaki itu memanggilnya.“Elena…” panggil Raul dengan suara yang lemah. Elena segera mengangkat wajahnya dan menatap Raul.“Kamu sudah bangun, Raul.” Elena berkata sambil tersenyum.Raul menatap wajah cantik yang basah dengan air mata itu, perlahan ia mengangkat tangannya lalu menghapus sisa-sisa air mata di wajah Elena.“Jangan menangis, sayang. Aku sudah bersumpah tidak akan pernah meninggalkan kamu dan Juan.”“Apa yang sebenarnya terjadi, Raul. Kata Julio kamu dibius.”Raul menghela napas, ia menatap langit-langit kamar, dan berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 143. Senjata Pamungkas Beatriz

    “Tuan, saya menemukan sesuatu di sini,” ujar Julio sambil menunjukan sebuah camera kepada Raul.“Apa itu, Julio?” tanya Raul sambil memperhatikan sebuah kamera yang dipegang asistennya, “Kamera? Apa itu kamera si pelaku?”“Benar, tuan. Saya berhasil merebut kamera si fotografer, namun dia berhasil kabur karena fokus kami adalah menyelamatkan Anda.”Julio segera menyerahkan kamera itu pada Raul, “Sepertinya mereka biasa mengambil foto-foto tidak senonoh, mungkin untuk diperjual belikan,” imbuhnya.Raul segera memeriksa foto-foto yang tersimpan di kamera itu, yang sebagian besar adalah foto-foto vulgar. Sudah bisa ditebak, fotografer itu adalah spesialisasi pengambil gambar-gambar porno.“Fokus pada scene terakhir, mereka belum banyak mengambil gambar tuan, baru ada beberapa gambar, dan di sana Anda bisa melihat sosok yang tadi Anda tanyakan. Sayangnya… Saya sangat panik melihat kondisi tuan sehingga tidak sempat menggeledah tempat itu. Padahal, perempuan itu bersembunyi di sana.”Julio

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 144. Biar Cinta yang Memandu

    Bab 144“Apa maksudmu, Beatriz?” desak Emma bingung, ia menatap Beatriz dengan tajam dan kesal, wanita di hadapannya ini sudah membuatnya rugi karena tidak becus menjalankan misi.“Tadi Anda sudah menampar saya nyonya, dan mengatakan kalau saya bodoh serta memaki-maki saya.” Beatriz merespon acuh sambil memainkan ponselnya.“Lalu?” Emma berusaha menekan suaranya, padahal ia merasa sangat kesal dengan Beatriz.“Tentu saja saya tidak akan memberikan foto-foto ini begitu saja, nyonya.” Beatriz menyeringai penuh arti. Sedangkan Emma menghela napas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tahu persis apa yang diinginkan Beatriz.Emma segera mengambil tasnya, lalu mengeluarkan sebuah kartu dan melemparkannya pada Beatriz. “Itu kan yang kamu mau? Sudah, sekarang berikan foto-foto itu, dan kamu bebas berbelanja sepuasmu.”Wajah Beatriz berbinar-binar mendengar kata belanja, dia memang sudah lama tidak bersenang-senang. Namun ia harus pergi jauh dari kota itu agar tidak ditangkap orang-oran

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 145. Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

    “Oh, Apa, ini?” Elena terbelalak, spontan dia menutup mulutnya, ia membuka satu per satu foto-foto yang dikirimkan oleh nomor yang tidak dikenalnya. Elena menggeleng-gelengkan kepalanya, tubuhnya seketika bergetar. “Tidak… Tidak mungkin….” Elena berusaha menepis semua itu, namun foto-foto itu sangat jelas. Seketika air mata menyergap kedua netranya, ia merasakan sakit tak tertahankan. Baru saja dia akan membuka diri, namun dihantam kenyataan menyakitkan seperti ini.Elena tidak bisa lagi untuk berpikir jernih, keyakinannya benar-benar goyah. Seketika tubuhnya lemas, ia jatuh terduduk di sisi tempat tidur.Tok! Tok! Tok!Suara ketukan pintu menyadarkan Elena, ia segera menghapus air matanya dan mempersilahkan Mia untuk masuk.“Apa Juan sudah bangun, Mia?” tanya Elena berusaha untuk bersikap wajar, namun Mia yang sudah menganggap Elena seperti putrinya sendiri bisa melihat sesuatu yang lain pada suara Elena terlebih wajah wanita itu.“Sudah Elena, sedang main dengan tuan Mendez,” Mia me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 146. Selalu Ada Cara

    Sepasang mata diam-diam merekam gerak gerik Raul. Orang itu segera melangkah masuk ke dalam sebuah mobil yang di parkir agak jauh dari kediaman Rodriguez.“Halo nyonya, saya melihat tuan Mendez ke luar dari kediaman Rodriguez, wajahnya terlihat sangat muram, langkahnya juga kelihatan gontai.”“Bagus, obatku sudah mulai bekerja. Kamu awasi terus kediaman Rodriguez, awasi semua gerak-gerik tuan Mendez dan nyonya Rodriguez, lalu laporkan padaku.”“Siap nyonya.”Sementara itu, Elena duduk termangu sambil memeluk putranya, bayi itu mulai merengek, namun Elena tidak menyadarinya, pikirannya seolah tidak berada pada raganya. Mia yang baru masuk menggelengkan kepalanya, tidak salah lagi, Elena pasti menyimpan masalah yang sangat mengganggu pikirannya, sehingga tangisan putranya pun tidak disadarinya.Mia segera meletakan nampan makanan dan minuman yang dibawanya di atas meja, ia segera duduk di samping Elena. “Elena…” panggil Mia sambil menepuk bahu Elena pelan. Tepukan pelan itu pun menyada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 146. Selalu Ada Cara

    Sepasang mata diam-diam merekam gerak gerik Raul. Orang itu segera melangkah masuk ke dalam sebuah mobil yang di parkir agak jauh dari kediaman Rodriguez.“Halo nyonya, saya melihat tuan Mendez ke luar dari kediaman Rodriguez, wajahnya terlihat sangat muram, langkahnya juga kelihatan gontai.”“Bagus, obatku sudah mulai bekerja. Kamu awasi terus kediaman Rodriguez, awasi semua gerak-gerik tuan Mendez dan nyonya Rodriguez, lalu laporkan padaku.”“Siap nyonya.”Sementara itu, Elena duduk termangu sambil memeluk putranya, bayi itu mulai merengek, namun Elena tidak menyadarinya, pikirannya seolah tidak berada pada raganya. Mia yang baru masuk menggelengkan kepalanya, tidak salah lagi, Elena pasti menyimpan masalah yang sangat mengganggu pikirannya, sehingga tangisan putranya pun tidak disadarinya.Mia segera meletakan nampan makanan dan minuman yang dibawanya di atas meja, ia segera duduk di samping Elena. “Elena…” panggil Mia sambil menepuk bahu Elena pelan. Tepukan pelan itu pun menyada

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 145. Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

    “Oh, Apa, ini?” Elena terbelalak, spontan dia menutup mulutnya, ia membuka satu per satu foto-foto yang dikirimkan oleh nomor yang tidak dikenalnya. Elena menggeleng-gelengkan kepalanya, tubuhnya seketika bergetar. “Tidak… Tidak mungkin….” Elena berusaha menepis semua itu, namun foto-foto itu sangat jelas. Seketika air mata menyergap kedua netranya, ia merasakan sakit tak tertahankan. Baru saja dia akan membuka diri, namun dihantam kenyataan menyakitkan seperti ini.Elena tidak bisa lagi untuk berpikir jernih, keyakinannya benar-benar goyah. Seketika tubuhnya lemas, ia jatuh terduduk di sisi tempat tidur.Tok! Tok! Tok!Suara ketukan pintu menyadarkan Elena, ia segera menghapus air matanya dan mempersilahkan Mia untuk masuk.“Apa Juan sudah bangun, Mia?” tanya Elena berusaha untuk bersikap wajar, namun Mia yang sudah menganggap Elena seperti putrinya sendiri bisa melihat sesuatu yang lain pada suara Elena terlebih wajah wanita itu.“Sudah Elena, sedang main dengan tuan Mendez,” Mia me

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 144. Biar Cinta yang Memandu

    Bab 144“Apa maksudmu, Beatriz?” desak Emma bingung, ia menatap Beatriz dengan tajam dan kesal, wanita di hadapannya ini sudah membuatnya rugi karena tidak becus menjalankan misi.“Tadi Anda sudah menampar saya nyonya, dan mengatakan kalau saya bodoh serta memaki-maki saya.” Beatriz merespon acuh sambil memainkan ponselnya.“Lalu?” Emma berusaha menekan suaranya, padahal ia merasa sangat kesal dengan Beatriz.“Tentu saja saya tidak akan memberikan foto-foto ini begitu saja, nyonya.” Beatriz menyeringai penuh arti. Sedangkan Emma menghela napas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tahu persis apa yang diinginkan Beatriz.Emma segera mengambil tasnya, lalu mengeluarkan sebuah kartu dan melemparkannya pada Beatriz. “Itu kan yang kamu mau? Sudah, sekarang berikan foto-foto itu, dan kamu bebas berbelanja sepuasmu.”Wajah Beatriz berbinar-binar mendengar kata belanja, dia memang sudah lama tidak bersenang-senang. Namun ia harus pergi jauh dari kota itu agar tidak ditangkap orang-oran

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 143. Senjata Pamungkas Beatriz

    “Tuan, saya menemukan sesuatu di sini,” ujar Julio sambil menunjukan sebuah camera kepada Raul.“Apa itu, Julio?” tanya Raul sambil memperhatikan sebuah kamera yang dipegang asistennya, “Kamera? Apa itu kamera si pelaku?”“Benar, tuan. Saya berhasil merebut kamera si fotografer, namun dia berhasil kabur karena fokus kami adalah menyelamatkan Anda.”Julio segera menyerahkan kamera itu pada Raul, “Sepertinya mereka biasa mengambil foto-foto tidak senonoh, mungkin untuk diperjual belikan,” imbuhnya.Raul segera memeriksa foto-foto yang tersimpan di kamera itu, yang sebagian besar adalah foto-foto vulgar. Sudah bisa ditebak, fotografer itu adalah spesialisasi pengambil gambar-gambar porno.“Fokus pada scene terakhir, mereka belum banyak mengambil gambar tuan, baru ada beberapa gambar, dan di sana Anda bisa melihat sosok yang tadi Anda tanyakan. Sayangnya… Saya sangat panik melihat kondisi tuan sehingga tidak sempat menggeledah tempat itu. Padahal, perempuan itu bersembunyi di sana.”Julio

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 142. Aku Baik-baik Saja

    “Raul, bangun Raul…” panggil Elena pelan, “jangan membuat aku takut….”Suara Elena begitu lirih, nyaris tak terdengar. Air matanya mengalir tak terbendung, ia menempelkan kepalanya di atas dahi Raul, dan tanpa di sadarinya, air mata itu membasahi wajah Raul.Perlahan, bulu mata lelaki itu bergetar. Ia mendengar jelas isakan lirih di telinganya, dan juga merasakan wajahnya basah. Elena masih belum menyadari jika Raul telah sadar, hingga terdengar suara lelaki itu memanggilnya.“Elena…” panggil Raul dengan suara yang lemah. Elena segera mengangkat wajahnya dan menatap Raul.“Kamu sudah bangun, Raul.” Elena berkata sambil tersenyum.Raul menatap wajah cantik yang basah dengan air mata itu, perlahan ia mengangkat tangannya lalu menghapus sisa-sisa air mata di wajah Elena.“Jangan menangis, sayang. Aku sudah bersumpah tidak akan pernah meninggalkan kamu dan Juan.”“Apa yang sebenarnya terjadi, Raul. Kata Julio kamu dibius.”Raul menghela napas, ia menatap langit-langit kamar, dan berusaha

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 141. Dijebak

    Dua orang pria memapah Raul yang sudah tidak sadarkan diri ke sebuah kamar, Raul di letakan di atas tempat tidur, seorang wanita sudah menunggu dengan senyum mengembang, di sampingnya berdiri pria lainnya dengan kamera menggantung di lehernya.“Kalian boleh ke luar,” perintah wanita itu. Kedua lelaki yang tadi membawa Raul pun meninggalkan kamar itu.Wanita berpakaian seksi itu mendekati Raul, perlahan ia duduk di sisi tempat tidur, mengusap wajah tampan yang tidak berdaya itu, lalu menciumnya.“Raul, akhirnya kamu jatuh ke pelukanku lagi… Sayang kali ini kamu tidak ingat apa-apa.” Beatriz memeluk tubuh Raul, “Kamu gak tahu Raul, aku sangat merindukanmu.”Perempuan itu terus menciumi Raul, namun sang fotografer menyadarkannya. “Nona, bisa dimulai sekarang?”Beatriz menghela napas, ia mengangguk, lalu mulai melepas jas Raul, kemudian perlahan-lahan membuka kancing kemejanya. Beatriz tertegun, ia menelan ludah melihat dada atletis pria di hadapannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Ia me

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 140. Bertemu Klien

    "Klien, baru?" tanya nyonya Victoria menimpali, Raul hanya mengangguk.“Kenapa malam-malam begini?”“Sebenarnya dari tadi sore, aku sudah minta Julio membatalkan pertemuan hari ini, tapi kata Julio ternyata mereka masih menunggu.” Raul menjelaskan sambil memeluk ibunya, “ya sudah mama sekarang tidur, ya. Aku juga mau istirahat.”Raul mencium pipi ibunya, lalu ibu dan anak itu pun masuk ke kamar masing-masing.Keesokan harinya, Raul beraktifitas seperti biasa. Sebelum ke kantor, ia singgah ke kediaman Rodriguez untuk melihat bayi kecilnya dan juga Elena tentunya. Bagi Raul keduanya sangat penting.“Buenos días Raul,” sapa Elena masuk ke ruang bayi, Raul sedang asik bercengkrama dengan Juan.“Buenos días, cariño.” Raul membalas dengan mesra, ia tersenyum manis yang membuat wajah tampannya semakin mempesona.“Ck, bisa gak sih nggak pake embel-embel sayang, lebay sekali.” Elena menggerutu sendiri, namun Raul terkekeh mendengarnya.“Sayang, mama puya-puya tuh…” goda Raul sambil berbicara d

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 139. Secercah Harapan

    “Oh, lalu apa yang harus saya lakukan, nyonya?” tanya perempuan itu merasa gugup, bagaimanapun dia tahu, Raul Mendez bukanlah pria yang mudah dihadapi. Meskipun dia sangat menginginkan lelaki tampan itu, dan tergila-gila padanya, namun sedapat mungkin dia ingin berlari menjauhinya, karena dia tidak ingin lagi berurusan dengan lelaki yang tak mengenal ampun padanya.“Hmm, kamu harus mendekati tuan Mendez lagi, rayu dia, bila perlu tidur dengannya, buat dia melupakan perempuan kampung itu. Aku akan memberikanmu bayaran yang tinggi.” Emma berkata sambil menghisap rokok dan mengepulkan asapnya.“Tidak, nyonya. Itu sulit dan tidak mungkin. Raul sangat membenci saya, rayuan apapun tidak akan mempan buatnya.”“Bodoh! Kalau cara biasa tidak bisa, pakai cara licik sedikit.” Emma mendengus kesal, kenapa perempuan-perempuan itu bodoh semua, sebelumnya Clara, sekarang Beatriz.“Nyonya, saya pernah memakai cara licik itu dulu, tapi Raul sangat marah, bukan hanya membalas saya dengan perlakuan yang

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 138. Target Selanjutnya

    “Raul Mendez, semua ini gara-gara dia. Aku harus membuat perhitungan dengan lelaki itu!” Suara Emma bergetar menahan amarah, wajahnya merah padam. Ia mencengkram gelas dengan kuat sebelum meneguk isinya.“Lalu apa yang harus kita lakaukan, Emma?” tanya Clara sambil terisak.“Diamlah, Clara! Kenapa kamu terus menangis,” bentak Emma geram.“Kamu tidak akan mengerti, Emma. Karena kamu tidak pernah menjadi seorang ibu, kamu tidak akan pernah tahu bagaimana sedihnya berpisah dengan putranya sendiri.”“Ya, aku memang belum pernah jadi seorang ibu, lalu dengan tangisanmu itu, apa anakmu akan kembali?” sungut Emma kesal. “Pergi saja sana ke Paris, anakmu ada di sana!”“Bagaimana mungkin pergi ke sana? Aku sekarang sedang diburu polisi. Baru sampai bandara atau statsiun kereta saja pasti akan diringkus,” bantah Clara kesal. Ia menjadi menyesal karena mengikuti skenario Emma.“Ya makanya diam, bantu aku berpikir untuk membalas Elena dan Raul.”“Memangnya dengan kamu membalas dendam, masalahny

DMCA.com Protection Status