Semua Bab Dinikahi Pria Kutu Buku: Bab 31 - Bab 40

46 Bab

Bab 31 Nenek Lampir

Izyan masih penasaran. Apa yang Najma alami. Kenapa bisa ia menangis dengan begitu kencang. Ia yakin. Ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, karena masalah pekerjaan. Dan yang kedua, karena keluarganya. Izyan sungguh yakin dengan dua kemungkinan itu.Namun, terbilang kondisi Najma sudah lebih baik jadi, Izyan memutuskan untuk tidak bertanya-tanya banyak hal padanya. Kali ini, ia lebih fokus untuk mengajar para Mahasiswa. Meskipun memiliki keterbatasan dalam tangan kirinya. Hal itu tidak menjadi penghalang untuk tetap produktif dan bertanggung jawab pada pekerjaan.Setelah mengajar, ia juga meminta tolong pada sang Ayah mertua untuk mengecek perkembangan rumah yang nantinya akan dihuni bersama Najma. Tentu, dengan senang hati, Pak Thariq menyanggupi. Mereka menuju ke alamat yang Izyan sebutkan sebelum pulang ke rumah. Tepatnya di sebuah lahan yang sudah dibangun sampai mencapai progres 30%. Sedangkan, untuk para pekerja sudah berpulang. Kecuali Mandor di pembangunan ini."Bagaimana
Baca selengkapnya

Bab 32 Bebek Goreng

"Astaghfirullah!" "Ada apa Najma?""Itu ada cicak mati!" Tunjuknya ke arah hewan yang suka merayap telah tergeletak lemas tak berdaya.Izyan menggelengkan kepala. Merasa heran dengan istrinya."Sebentar." Ia pun mengambil kertas. Mencomot cicak tersebut. Lalu membuang ke tong sampah. "Itu cuman cicak. Nggak apa-apa.""Tapi jijik. Bau banget Mas Izyan.""Udah ilang kok, besok sampahnya dibuang.""Oke.""Naj.""Ya Mas?""Ngomong-ngomong, dua hari yang lalu kan kamu nangis. Kamu nangis kenapa?"Pertanyaan ini, spontan membuat raut wajah Najma berubah. Tersenyum tipis lalu menjawab, "Coba tebak?""Masalah pekerjaan?" tanya Izyan sampai kernyitan di dahinya terlihat."Salah.""Em, karena ibuku? Atau Isma?""Ya. Dia toxic banget Mas. Nuduh aku yang enggak-enggak. Terus juga, dua temannya jahat banget. Meskipun aku lebih tua dari mereka tapi, mereka tak menghormatiku sama sekali. Mereka pandai banget ngejatuhin aku. Tapi, ketika aku berusaha membela diri, Isma malahan bersikap seolah paling
Baca selengkapnya

Bab 33 Di Rumah Pertama

"Naj, setelah dari sini, kita ke rumah Ibu ya. Aku mau ambil kamus. Kamu di mobil aja," ujar Izyan di depan rumah yang belum sepenuhnya jadi itu."Aku mau ikut ke rumahmu Mas. Aku pengen lihat ibumu dan rumahmu. Aku juga pengen lihat kamar si pria yang suka menyuruh istrinya membaca buku.""Jangan Naj. Kamu di mobil aja. Aku nggak mau kamu ketemu Ibu."Izyan yang sudah hafal sifat ibunya dan yakin pada kemungkinan nanti yang terjadi jika mereka bertemu pun berkata demikian."Kewatir akan seperti Isma ya?" Izyan hanya tersenyum tipis."Mas please, aku pengen ketemu ibumu. Ya meskipun dia bukan ibu kandungmu tapi, boleh ya?" Bujuk Najma yang tidak semudah itu Izyan setujui."Nggak Naj. Aku nggak mau kamu sedih. Aku nggak mau kamu nangis. Air matamu terlalu mahal untuk dikeluarkan. Tolong nurut.""Oke. Aku nurut. Aku di mobil aja. Ya udah ayo ke rumahmu." "Jadi? Nanti, kamu mau tinggal di sini?" tanya Izyan mengonfirmasi.Najma tersenyum lalu menganggukan kepalanya."Allhamdulillah jik
Baca selengkapnya

Bab 34 Gramedia

Sebisa mungkin, Izyan masuk ke mobil memasang raut wajah tenang. Berusaha menunjukan bahwa tak terjadi apa-apa. Meskipun hatinya seperti terbakar."Sekarang baru jam enam sore ya?" tanya Izyan memastikan setelah mobil melaju dari rumahnya."Iya Mas. Ada apa memangnya?""Kita magriban di masjid pinggir jalan ya. Terus, nanti temenin aku ke Gramedia. Mau kan?"Najma meliriknya sekilas karena sedang fokus menyetir. Lalu tersenyum lebar. "Tapi ada pajaknya!" "Pajak? Okey.""Tos dulu!" Najma mengangkat tangannya untuk meminta tos.Mereka pun menepuk tangan satu sama lain sampai terdengar suara khas.Setelah itu, Najma menjalankan mobil untuk mencari mushola terdekat. Terbilang baru beberapa menit melajukan mobil, sudah terdengar suara azan.Meskipun keluarganya terutama sang ibu begitu mahir membuat hati Izyan panas dan sakit. Tapi, setelah bersama Najma dan melihatnya menikmati perjalanan mereka. Serta tanpa keberatan menuruti permintaan Izyan. Rasa marah, kesal, dan murka itu perlahan m
Baca selengkapnya

Bab 35 Overthinking

"Lelaki banyak duit emangnya nggak mau selingkuh atau poligami?" Sebelum tidur, Najma bertanya demikian pada Izyan. Lelaki yang sudah memejamkan mata itu pun membuka indra penglihatannya kembali. Menoleh ke arah istrinya yang sedang memain-mainkan ujung rambut. "Kamu kenapa tanya gitu?" "Ya, aku cuman pengen tanya aja Mas .... Apalagi, kamu udah masuk kriteria untuk poligami ...." "Nggak! Aku nggak masuk. Aku nggak mampu untuk itu." "Kalau kamu mampu?" Najma menoleh. "Nggak akan mampu. Udahlah jangan overthinking. Tidur aja." "Ya mungkin ini resikonya menikah dengan lelaki mapan kali ya?" Najma masih belum bisa memejamkan mata. Karena kini sedang merasa berlebihan dalam berpikir. "Mas, kalau seandainya rahimku bermasalah? Kalau seandainya kamu dihadapkan pada situasi yang mengharuskan untuk poligami? Terus kalau seandainya nanti ...-" "Ssst udah-udah." Izyan sampai menutup mulut Najma agar bisa diam. "Omongan bisa jadi doa. Jangan ngomong-ngomong yang jelas-jelas nggak
Baca selengkapnya

Bab 36 Perkedel

Tentang anak Indonesia yang minat literasinya rendah. Tiba-tiba, terlintas di pikiran menginginkan menyebarkan ilmu pengetahuan lewat buku kepada anak-anak. Terutama, anak-anak yang tinggal di daerah yang tertinggal atau terpencil.Sebenarnya, cita-cita itu sudah Izyan rencanakan sejak lama. Lebih tepatnya sejak ia memutuskan jatuh cinta pada membaca. Karena, ia merasa dengan membaca bisa membuka jalan pikiran sekaligus menambah wawasan orang-orang.Ya Izyan benar-benar menginginkan membangun perpustakaan di daerah terpencil. Tentu, dengan persetujuan kepala desa. Perpustakaan yang ia harapkan, bisa memberikan manfaat bagi yang masuk ke dalam lalu mengambil paling tidak satu buku bacaan.Keinginan itu semakin membuncah ingin segera diwujudkan. Ketika ia telah menikah dengan Najma yang pekerjaanya sebagai seorang Reporter yang memiliki banyak pengalaman. Menuju ke berbagai daerah untuk memberitakan kejadian. Tentu, Najma tahu di daerah mana saja yang membutuhkan literasi. Izyan mengam
Baca selengkapnya

Bab 37 Berita

Dari banyaknya berita yang Najma siarkan di depan kamera. Berita tentang anak remaja perempuan yang dilecehkan adalah berita paling menyedihkan sekaligus mengiris hati. Bahkan, ketika ia dan tim mengunjungi rumah korban untuk melakukan wawancara kepada pihak keluarga. Korban tak bisa ditemui karena, rasa trauma yang mendalam.Terlalu tak kuat mendengar aduan ibu korban yang mengungkapkan ketidakterimaan atas ini semua. Terbilang yang melecehkan adalah tetangga mereka yang dianggap orang baik. Air mata ibu tersebut sampai mengalir deras. Begitu pula Najma yang bisa merasakan sakitnya berada di posisi mereka.Sebuah tragedi yang tak seorangpun menginginkan. Ketika anak perempuan yang masih duduk di bangku sekolah, secara paksa tetangga mereka masuk ke rumah ketika kedua orang tuanya sedang kerja di pabrik. Di waktu itulah, aksi bejatnya dilakukan. Anak perempuan itu takut mengadu. Terbilang telah diancam, orang tuanya akan dibunuh. Anak perempuan itu hanya diam sampai kejadian ini berla
Baca selengkapnya

Bab 38 Masalah

"Naj. Bagaimana pendapatmu jika kita membangun sebuah tempat belajar. Berupa perpustakaan di daerah-daerah terpencil. Tempat untuk anak-anak atau orang dewasa membaca?" "Perpustakaan?" Najma mengulangi lagi permintaan Izyan."Ya Naj. Perpustakaan. Gimana menurutmu?""Ke daerah lain ya Mas?""Iya Najma," jawab Izyan menganggukan kepalanya antusias. "Kamu mau kan?""Menurutku. Lebih baik kalau mau bangun sesuatu mulai dari tempat terdekat dari kita Mas. Kita survei dulu sekitar. Kalau misalnya daerah tempat dekat tempat kita tinggal, sudah jelas-jelas memiliki tingkat literasi tinggi, ya udah lanjut ke daerah lain. Kalau misalnya belum ya? Di daerah di tempat kita berpijak dulu. Alangkah baiknya ...."Usulan Najma, tentu Izyan terima dengan baik. Lelaki berkacamata itu mengangguk-anggukan kepala."Benar juga ya Naj? Em, gimana kalau kita buat perpustakaan gratis di samping rumah baru kita kelak? Kan tanah yang akan kita bangun rumah, lumayan luas? Nanti, rencana, setengah samping rumah
Baca selengkapnya

Bab 39 Apakah benar?

Mungkinkah Izyan selingkuh? Mungkinkah Izyan telah berkhianat? Dan mungkinkah, Izyan sebenarnya lelaki pendusta? Ya bisa jadi. Menikah dengan manusia ibaratnya membeli kucing dalam karung. Tidak semua yang terlihat baik itu baik. Karena, pada dasarnya, manusia akan menunjukan sifat asli kapan saja setelah merasa kehadirannya diterima. Keesokan hari setelah semalaman Najma dan Izyan berdebat, Najma berusaha menghindar. Bahkan, ketika salat subuh pun, sengaja salat lebih dulu agar tak Izyan imami. Karena, ia masih merasa geram dengan kejadian kemarin. Meskipun Najma marah, ia masih memiliki rasa kasihan pada sang suami karena keterbatasannya, dalam memakai baju. Najma memang banyak diam. Namun, tangannya tetap membantu Izyan memakai baju dan menyiapkan keperluan kerjanya. "Naj." Najma diam dengan tangan yang masih mengancingkan baju Izyan. "Najma ...." Panggil Izyan lagi dengan suara yang sangat lembut. "Najma .... Tolong jangan diemin aku gitu dong Naj .... Semua ini bu
Baca selengkapnya

Bab 40 Menyerah

Oke. Izyan tak tahan didiami Najma seperti ini terus menerus. Karena, jika hal ini sampai terjadi selama berhari-hari, semuanya akan menjadi runyam dan semakin rumit. Izyan memberanikan diri berbicara jujur apa yang sebenarnya terjadi.Ketika Najma sedang duduk sendiri di balkon kamar karena sedang memainkan game, Izyan duduk di sebelahnya. Namun, kedatangan Izyan tak Najma lirik sama sekali. Fokusnya masih sama pada layar tab sampai membuat alisnya hampir bertaut."Naj." Panggil Izyan yang tak langsung Najma respon."Najma ....""Najma .... Mas pengen ngobrol sama kamu."Posisi Najma masih sama menyilangkan kaki dengan kedua tangan memencet tab. Tak ingin masalah semakin panjang, Izyan merebut tab-nya."Mas Izyan apa-apaan sih!" Tentu, Najma begitu kesal dengan ini."Kalau suami mau ngomong, perhatiin."Najma memutar bola matanya malas. "Kegunaannya?""Kegunaannya agar masalah kita cepet selesai.""Hm," jawab Najma dengan deheman lalu melipat kedua tangan di depan dada."Najma. Maaf
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status