Semua Bab DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Bab 341 - Bab 350

375 Bab

BAB 237

"Astaghfirullah, Mas Ken ...." lirih Hanum dengan mata berkaca. Tangannya gemetar saat menggeser slide foto yang terkirim di aplikasi WhatsAppnya. Detik ini air matanya mulai menetes. Sesak di adanya kian terasa. Hanum benar-benar tak mengerti mengapa Ken bisa melakukan semua ini. "Kamu kenapa, Mas? Apa benar pesan yang terkirim ini kalau masa laluku seburuk itu? Kamu terbiasa melakukan hal-hal menjijikkan seperti ini sebelum bertemu dan menikah denganku?" Hanum kembali berujar lirih. Dia mengusap kedua pipinya yang basah. Ada belasan foto terkirim dan semuanya membuat Hanum sakit kepala dan sakit hati. Dia merasa gagal menjadi seorang istri. "Apa selama ini kamu tak puas bersamaku, Mas? Apa karena aku tak seksi seperti dia? Apa karena aku tak semenarik dia? Apa karena aku tak pandai menggodamu di ranjang? Atau karena apa sampai akhirnya kamu berbuat seperti ini?" Lagi-lagi Hanum menghela napas panjang. Dia berusaha menahan isak karena takut terdengar orang lain. Apalagi kamar R
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

BAB 238

Malam semakin larut dan sekarang nyaris pukul dua dini hari. Namun, Hanum belum bisa memejamkan kedua matanya. Bayangan Ken masih lalu lalang di benak. Berulang kali memeriksa aplikasi hijaunya barang kali ada pesan dari Bagas, tapi nyatanya nihil. Tak ada pesan pun panggilan darinya yang mengabarkan tentang Ken. "Bagaimana ini?" lirihnya lagi dan lagi. Hanum kembali memejamkan matanya, tapi tetap saja suara di luar rumah bahkan detak jarum jam terdengar begitu jelas di telinga. Hanum benar-benar tak bisa tidur. Pikirannya kacau dan tak tenang sebelum tahu kabar Ken sekarang. Dengan gemetar, dia kembali membuka pesan dari nomor tak dikenal itu. Membaca beberapa pesannya bahkan foto-foto yang dikirimkannya. Kali ini Hanum berusaha menahan emosi, mengamati foto itu satu persatu lalu menganalisa apa yang sebenarnya terjadi. "Ada belasan foto yang dikirimkannya, tapi hanya perempuan itu yang bergerak bebas ke sana-sini, sementara Mas Ken tetap terlelap dengan posisi yang sama. Tak ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

BAB 239

Hening. Suasana di ruang makan itu mendadak sunyi beberapa saat. Hanum masih melipat tangan ke dada sembari mengamati gerak-gerik kakak tirinya yang terlihat cukup mencurigakan menurutnya. "Kamu nggak menyembunyikan sesuatu kan, Mbak?" ulang Hanum setelah mereka sama-sama terdiam beberapa menit lamanya. "Maksudmu apa sih, Num? Nggak usah sok penuh teka-teki deh." Rena membalas kesal, meski dalam hati sedikit berdebar. Dia tak ingin Hanum tahu hubungannya dengan Rissa, perempuan yang kini sedang bersama Ken di kamar hotel itu. "Entah, Mbak. Agak aneh saja tiba-tiba kamu ramah dan tanya soal rumah tanggaku dengan Mas Ken. Biasanya kamu nggak peduli," balas Hanum lagi. "Tanya gitu doang emang nggak boleh?" Rena menyahut. "Boleh, nggak ada yang melarang juga. Cuma agak aneh soalnya selama menikah dengan Mas Ken baru kali ini Mbak Rena cukup memperhatikan kami. Padahal selama ini Mas Ken juga sudah berulangkali ke luar kota bahkan ke Jogja tanpaku, tapi Mbak Rena nggak peduli. Kok sek
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

BAB 240

Jarum jam menunjuk angka dua dini hari saat Ken mulai sadar. Entah obat apa yang dimasukkan ke minumannya sampai Ken tak sadarkan diri selama itu. Dia membuka mata perlahan, mengamati langit-langit kamar dan sekeliling tempat tidurnya. Kedua matanya membulat lebar saat melihat Rissa terlelap di sampingnya. Ken sampai terlonjak seketika lalu melihat tubuhnya tanpa busana sehelai pun. Wajahnya menegang, pandangannya masih lurus ke depan. Ken berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya, lalu kembali melihat Rissa yang dadanya sedikit terbuka tanpa busana. Ken benar-benar shock menyadari ketidakberesan ini. Tak membuang waktu, Ken buru-buru mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya satu persatu. Meski sedikit gugup dan gemetar, tapi Ken tetap yakin jika dia tak melakukan apapun. Dia tak mengingat apa-apa selain pertemuannya di cafe bersama Rissa beberapa jam sebelumnya. "Apa yang kamu lakukan, Ris?!" sentak Ken setelah memakai pakaian. Rissa menggeliat lalu ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-02
Baca selengkapnya

BAB 241

[Num, kamu sama Ken nggak kenapa-kenapa kan?]Sebuah pesan dari Meira muncul di layar handphone Hanum saat dia masih termangu di tepi ranjang. Rencananya, hari ini dia ingin menyusul Ken ke Bandung. Hanya saja dia masih bimbang dan bingung rencana apa yang akan dilakukannya setelah sampai sana. [Mbak mimpi buruk semalam. Makanya, pagi-pagi gini sudah chat kamu, Num. Kalian baik-baik saja kan? Apa ada yang sakit?]Pesan kedua dari Meira kembali muncul. Hanum menghela napas panjang lalu mengetikkan pesan balasan. [Mas Ken di Bandung, Mbak. Ada proyek di sana. InsyaAllah semua baik dan sehat. Semoga Mbak Meira sekeluarga juga sehat selalu ya]Hanum sengaja menyembunyikan semuanya karena tak ingin membuat keluarga besar suaminya panik. Dia yakin bisa menyelesaikan masalah ini berdua saja dengan Ken. Hanum pun tak berniat menceritakan soal itu pada bapaknya. Hanum benar-benar khawatir jika mereka justru panik dan cemas. [Syukurlah kalau kalian baik-baik saja, Num. Alhamdulillah keluarga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

BAB 242

"Sayang, aku bisa jelaskan semuanya. Foto-foto ini gak seperti yang kamu pikirkan," ujar Ken gugup. Dia benar-benar takut jika Hanum percaya begitu saja dengan apa yang dilihatnya saat ini. Ken nggak mau Hanum terjebak oleh akal bulus Rissa dengan segala rencananya yang menjijikkan itu. "Memangnya seperti apa yang Hanum pikirkan saat ini, Mas?" tanya Hanum lirih membuat Ken semakin bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya dirasakan Hanum detik ini. Mungkinkah kecewanya terlalu tinggi? Apakah dia curiga jika Ken berselingkuh dengan perempuan itu atau--"Aku tahu kamu kecewa dan sedih melihat foto-foto itu, Sayang. Tapi percayalah, foto-foto itu tak sepenuhnya benar. Kamu nggak boleh terjebak oleh permainan Rissa, Sayang. Dia perempuan licik yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Kalau aku bilang semua ini hanya jebakannya, kamu percaya kan? Aku nggak mungkin mengkhianati pernikahan dan janji cinta kita, Sayang." Ken begitu gugup dan cemas. Keringat dingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

BAB 243

[Kau pikir bahagia dengan Hanum itu mudah? Jangan mimpi! Kau akan tahu akibatnya sebentar lagi][Hanum bukan untukmu, Ken. Kamu nggak pantas bersanding dengannya. Kamu pasti akan menyesal jika tetap bersamanya.][Aku yang lebih dulu menemukan Hanum dan mencintainya. Kamu nggak pantas bersama dia. Sampai kapanpun aku nggak akan membiarkanmu bahagia. Ingat itu!] Ken kembali membaca beberapa pesan dari peneror itu di handphonenya. Selain Rissa, ternyata ada pula pihak ketiga yang ingin menghancurkan rumah tangga Ken dan Hanum. Dia yang sering meneror Ken akhir-akhir ini bahkan sering kali mengawasi Hanum diam-diam. Hanum tahu jika dia diintai seseorang entah siapa, makanya dia selalu diantar bapak dan Ridho saat pulang dari cafe. Bahkan saat ke pasar atau kemanapun Ridho selalu mengikutinya. Hanum patuh pada permintaan suaminya karena dia tahu semua itu demi kebaikannya juga. Ken hanya tak ingin tragedi tempo hari terulang kembali. Suara ketukan di pintu kamar membuat Ken terjaga. Saa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

BAB 244

"Cepat katakan! Siapa bosmu!" sentak Bara pada peneror itu. "Kalian salah orang. Aku nggak tahu apa yang kalian katakan!" balas laki-laki itu sengit. Bara tersenyum sinis lalu menendang kaki laki-laki itu untuk kedua kalinya. "Kau pikir kami orang bodoh yang asal nangkap orang, heh! Tempo hari kau bisa lolos, tapi sekarang nggak akan! Katakan sekarang siapa bosmu. Dengan begitu kami bisa membantumu meringankan beban. Kalau nggak, siap-siap saja mendekam di jeruji besi. Kami nggak akan membiarkanmu mendapatkan keringanan sedikitpun!" sambung Bara lagi. Bukannya takut, laki-laki itu justru terkekeh pelan seolah makin menantang. Seolah sudah siap dengan segala resikonya. "Silakan bawa aku ke kantor polisi. Kamu nggak akan mendapatkan informasi apapun karena aku nggak pernah tahu apa maksudmu! Sudah kubilang kalian salah tangkap!" balas laki-laki itu dengan senyum miring. Bara yang emosi nyaris memukul wajah laki-laki itu, tapi Ken buru-buru menarik lengannya. "Jangan gegabah, Bar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

BAB 245

Bagas menatap layar ponsel peneror Ken itu dengan napas tercekat. Jemarinya sedikit gemetar saat membaca isi pesan yang baru masuk di handphone milik laki-laki itu. Matanya menyusuri setiap kata dengan cepat, memastikan dia tidak salah baca.[Gue udah transfer sesuai permintaan lo. Kenapa lo masih di Bandung?! Gue udah bilang, pergi dari sana! Jangan bikin ribet! Kalau sampai lo ketangkep, JANGAN SEKALI-KALI bawa nama gue. Kalau lo bocor, taruhannya nyawa!]Bagas mengangkat wajahnya, menatap Ken yang duduk di belakang kemudi dengan rahang mengeras. "Bos ... ini serius. Kayaknya kita dapet ikan besar." Bagas tersenyum senang. Wajah yang sebelumnya begitu tegang, kini terlihat lebih semringah.Ken menatap Bagas dari balik spion. Dia mengernyit, tak paham dengan maksud Bagas. "Apa maksudmu, Gas?!" tanya Ken cepat sembari menatap benda pipih hitam itu di tangan Bagas dan membaca pesan itu sendiri. Pesan yang baru saja muncul di layar sampai Bagas bilang dapat ikan segar. Sekelebat amar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

BAB 246

Di ruang tamu rumah Raka dan Meira, suasana penuh semangat. Dee sibuk berlarian membawa boneka favoritnya, sementara Aldo cukup sibuk dengan ponselnya. Dia sedang menelepon Opanya yang masih di luar kota. "Assalamualaikum, Opa. Opa kapan pulang?" tanya jagoan kecil itu. Kini, Aldo berusia lebih dari 11 tahun dan sebentar lagi akan lulus sekolah dasar. "Wa'alaikumsalam, Jagoan Opa. Opa sama Oma InsyaAllah pulang minggu depan. Aldo sama adek Dee mau oleh-oleh apa nanti biar Oma belikan," balas Opa, Wicaksono sembari menyeruput teh hangatnya. "Aldo nggak mau apa-apa, Opa. Aldo cuma mau bilang kalau besok Aldo, papa, bunda sama adek Dee mau ke Jakarta!" seru bocah laki-laki itu lagi penuh semangat.Di seberang sana, suara berat Wicaksono kembali terdengar hangat. "Wah, asyik! Mau liburan ya? Kapan berangkat?" tanya Wicaksono ikut antusias. "Besok pagi, Opa! Naik pesawat!" seru Aldo lagi."Oooh, hebat! Aldo nggak takut naik pesawat?" goda Wicaksono. Aldo mendengkus kecil mendengar led
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
333435363738
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status