BrandonPikiran Brandon kalut. Dia mulai memikirkan yang tidak-tidak. Setelah Arini dan Fahmi pulang, ia menjadi gelisah. Duduk tidak tenang seakan ada bisul besar yang ada di pantatnya. Begitulah waktu yang ia lalui sejak tadi.“Kenapa sih, Bran?” tanya Firto, rekan kerja Brandon berkepala plontos, terusik dengan posisi duduk Brandon yang berubah-ubah.“Kenapa apanya, Bang?” Brandon balik bertanya.“Paling juga kepikiran Arini dan Bang Fahmi tuh, Bang,” timpal Edo dengan raut usil.Brandon menatap dingin pria berkacamata dan bertubuh besar itu. “Sialan lo, Bang.”Firto tergelak melihat Brandon tersungut-sungut. “Makanya kalau punya sahabat secantik Arini, jangan dianggurin kelamaan. Kesalip dua kali dah tuh.”Setelah pukul lima sore, seluruh jajaran supervisor dan manajer operasional tidak ada lagi di ruangan. Suasana floor mulai longgar, sehingga agent bebas bersuara asal tidak terdengar ke tempat agent call berada. Ponsel juga boleh dibawa masuk, asal tidak ada data pelanggan yang
Last Updated : 2024-08-05 Read more