Home / Pernikahan / Istri Kedua Sang CEO / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Kedua Sang CEO: Chapter 31 - Chapter 40

59 Chapters

31. Menjadi Tegang

Shiera terdiam sejenak, merasa terpojok. Ia melirik ke arah River, berharap mendapat sinyal atau petunjuk. Namun, lelaki itu tampak biasa saja, tidak marah dan seolah tidak merasa keberatan. Pandangan matanya tidak menunjukkan emosi apa pun yang bisa Shiera tafsirkan, hanya ada ketenangan yang tidak biasa. “Aku … tapi, Tante?” Shiera kebingungan, tidak tahu bagaimana harus menolak tawaran itu tanpa menyinggung perasaan mama River. “Tidak pakai tapi-tapian, Sayang. Duduk di sebelah Tante sini,” ujar mama River dengan senyum yang tetap ramah, namun jelas tidak memberi ruang bagi penolakan. Shiera akhirnya mengangguk pelan, mencoba menekan rasa gugup yang terus menggelayut. Ia kemudian melangkah mendekat dan duduk di sebelah mama River, merasa seluruh perhatian kini terfokus pada dirinya. Perasaan canggung dan tidak nyaman semakin besar, namun Shiera berusaha menutupinya dengan senyuman tipis. Selama beberapa saat, keheningan melingkupi ruangan, membuat Shiera semakin merasa t
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

32. Menuntut Penjelasan

Shiera merasa jantungnya berdetak lebih kencang saat langkahnya semakin mendekati River dan Eliana. Wajah keduanya tampak berbeda, namun sama-sama menyiratkan ketegangan yang kian memuncak. River menatap Shiera dengan pandangan tajam, sementara Eliana, yang semula penuh kebingungan, kini menunjukkan ekspresi yang lebih tertutup. Shiera berharap kata-katanya bisa meredakan ketegangan, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Keduanya tampak semakin kaku, seolah kedatangan Shiera menambah bara di dalam situasi yang sudah panas. River menatap Shiera dengan pandangan dingin, sorot matanya tajam, seakan tidak ingin Shiera berada di sana. “Untuk apa kamu datang ke sini?” tanya River dengan nada dingin dan penuh penekanan. Lelaki itu jelas tidak menginginkan kehadiran Shiera di tengah percakapan yang begitu sensitif ini. Dalam hatinya, River tahu bahwa semakin banyak Shiera terlibat, semakin besar potensi Shiera untuk disakiti, terutama oleh Eliana yang sudah menunjukkan tanda-tand
last updateLast Updated : 2024-09-08
Read more

33. Kamu Di Mana?

Mata Eliana menelusuri setiap gerak-gerik Shiera dan mamanya, seakan mencari tanda-tanda hubungan lebih di antara mereka. Di matanya, kedekatan ini seperti ancaman yang nyata, sebuah usaha halus untuk mencuri perhatian dan kasih sayang yang seharusnya hanya miliknya. “Shiera, kamu baik-baik saja?” tanya Eliana dengan suara yang seolah ramah, tetapi Shiera bisa merasakan ada ketidaktulusan di balik nada bicaranya. Sebelum Shiera sempat menjawab, mama River langsung menjelaskan. “Eliana, kebetulan mama dan Shiera sama-sama haus.” Senyumnya hangat, mencoba mencairkan suasana yang semakin tegang. Eliana mengangkat alisnya, seolah tidak yakin dengan penjelasan tersebut. “Benarkah? Tidak ada hal lain?” tanyanya lagi, kali ini dengan nada yang lebih mendesak. Mama River hanya tersenyum lembut, tidak menyadari atau mungkin memilih untuk mengabaikan ketidakpercayaan yang terpancar dari sikap menantunya. “Ya, tentu saja, Eliana,” jawabnya tenang, sambil melirik ke arah Shiera ya
last updateLast Updated : 2024-09-11
Read more

34. Aku Mencintaimu

Shiera menunduk, mencoba menghindari tatapan Eliana yang seolah menembus isi pikirannya. River, di sisi lain, tampak kebingungan. Ia tahu ia harus memberi alasan, tapi tidak tahu alasan apa yang cukup kuat untuk menjelaskan keberadaannya di kamar Shiera. "Aku ... aku hanya ingin memastikan bahwa malam ini Shiera sudah minum obat," jelas River dengan suara serak, mencoba terdengar meyakinkan. Eliana mengangkat alisnya, tatapannya semakin tajam. "Minum obat?" ulangnya sinis. "Kalau begitu, apakah Shiera sudah minum obat?" Pertanyaan Eliana menggantung di udara, dan River hanya bisa terdiam. Jantungnya berdegup kencang, seolah siap meledak. Ia tahu, jika ia salah bicara, kebohongan yang baru saja ia buat bisa terbongkar seketika. "Tentu saja aku sudah minum obat, El. Aku baik-baik saja," sahut Shiera cepat, mencoba menyelamatkan keadaan. Namun suaranya terdengar goyah, seolah ada sesuatu yang tidak beres di balik ucapannya. Eliana menatap River dengan tatapan yang seolah ingin me
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

35. Gaun Malam

Keesokan paginya, sinar matahari menerobos lembut melalui jendela dapur rumah besar keluarga River. Di sana, Shiera dan Laura, mama River, sedang sibuk menyiapkan berbagai makanan untuk sarapan. Aroma masakan memenuhi seluruh ruangan, menciptakan suasana yang hangat dan akrab. Shiera tampak bersemangat, senyumnya tak henti-henti terlukis di wajahnya saat ia bercanda dengan Laura. Wanita itu memang selalu merasa nyaman berada di sekitar mama River. Meskipun hubungan mereka tidak memiliki ikatan darah, Shiera selalu diperlakukan dengan baik oleh Laura. “Shiera, tolong ambilkan garamnya. Aku rasa sup ini butuh sedikit tambahan rasa,” ucap Laura sambil mengaduk panci di depannya. “Baik, Tante,” jawab Shiera sambil tersenyum, cepat-cepat mengambil garam di rak dapur. Mereka berdua melanjutkan masak sambil sesekali melemparkan candaan kecil. Shiera merasa sangat nyaman dengan Laura, seolah mereka memang ibu dan anak kandung. Hubungan ini membuat Shiera merasa lebih diterima di ru
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

36. Tersenyum Menyeringai

River diam terpaku menatap tiap langkah Shiera yang berjalan ke arahnya. Warna gaun yang kebetulan senada dengan setelan jas River membuat keduanya terlihat seperti pasangan serasi yang memikat mata siapa pun yang melihat. River merasakan dadanya berdesir saat Shiera melangkah mendekat. Ia tahu betul bahwa Shiera selalu cantik, tetapi malam ini, ada sesuatu yang berbeda. Gaun itu bukan hanya memperlihatkan kecantikannya, tetapi juga membawa sisi anggun dan mempesona yang membuatnya sulit untuk tidak terpesona. Seketika, semua masalah yang membebani pikirannya terlupakan. Untuk beberapa detik, yang ada hanya Shiera di hadapannya. Shiera, yang masih menata rambutnya sedikit gugup, menatap River dari ujung mata. “Apakah terlalu mencolok? Aku tidak yakin dengan gaun ini, tapi …” River tidak menjawab segera. Lidahnya seolah terikat oleh pemandangan di depannya. Ia merasa dirinya aneh, seperti remaja yang jatuh cinta untuk pertama kalinya. Perasaan hangat membanjiri dadanya, mesk
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

37. Bersama Istrimu

Lelaki itu menarik tangan Shiera dengan kasar, membuatnya terjatuh.“Lepaskan aku!”Shiera berteriak sekuat tenaga. Suaranya menggema.Wanita itu mencoba bangkit, tetapi James lebih kuat dan menahannya dengan mudah.“Jangan ... aku mohon,” ucap Shiera dengan suara yang bergetar penuh ketakutan.James merasa senang melihat Shiera lemah tak berdaya. Lelaki itu sudah tidak bisa menahan diri lagi. Shiera merasakan air mata mulai mengalir di pipinya. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya terjebak lagi dalam situasi mengerikan seperti ini.“Berhenti! Tolong ... siapa saja, tolong aku!” Shiera berteriak sekeras mungkin. Ia berharap ada seseorang yang mendengar dan datang menyelamatkannya.James tertawa kecil. “Tidak ada yang akan mendengarmu, Cantik. Sekarang kamu tidak bisa lari lagi dariku.”Shiera berusaha untuk melawan, menggeliat dengan seluruh tenaga yang tersisa. Namun kekuatannya tidak sebanding dengan James yang lebih kuat dan lebih berpengalaman. James menarik baju Shier
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

38. Mempersulit Keadaan

River menatap mamanya dengan ekspresi tak tenang saat ia mendengar pertanyaan yang terus menghantui pikirannya sejak tadi.“Tadi Shiera belum makan, Ma. Dia sedang hamil,” ucap River dengan suara rendah, namun tegas. Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya, meski ia tahu, dalam situasi seperti ini, menyebutkan hal tersebut hanya akan memicu lebih banyak pertanyaan dari sang mama.Laura, yang sejak tadi memperhatikan dengan seksama, langsung menyipitkan matanya, tampak tidak puas dengan jawaban River. Sorot matanya menyelidik, seperti ada sesuatu yang mengganjal di benaknya. “Eliana juga hamil, River. Kamu tidak menanyakan dia sudah makan atau belum?” Nada suaranya terdengar tegas, bahkan sedikit menegur, seperti seorang mama yang memarahi anaknya karena lupa akan tanggung jawabnya.“Ma …!!!” River berusaha membantah, tapi suaranya terputus di tengah jalan. Ia tahu, mamanya tidak mudah diyakinkan ketika sudah punya pendapat.Laura menghela napas panjang, seolah menyerah unt
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

39. Cemas

River melirik ke arah Eliana, berharap bisa meredakan ketegangan, tetapi tatapan istrinya tetap penuh kekecewaan. Meski begitu, ia tahu Eliana tidak akan mengungkapkan lebih banyak di depan Laura. “River, ini bukan soal mempersulit keadaan. Ini soal kejujuran. Kalian sudah menikah, tapi rasanya seperti kalian tidak hidup bersama. Eliana terlalu sibuk, dan kamu, River ... kamu juga harus lebih tegas soal apa yang kamu inginkan.” Eliana merasakan rasa sakit menjalar di dadanya. Setiap kata yang diucapkan oleh mertuanya seperti pisau yang menusuk hatinya. Tetapi, di tengah rasa sakit itu, ia merasa marah pada dirinya sendiri. Apakah benar ia terlalu fokus pada pekerjaan dan melupakan hal-hal penting lainnya? Apakah karena itu River semakin menjauh? Akhirnya, Eliana memutuskan untuk diam. Ia tahu jika ia melanjutkan perdebatan ini, itu hanya akan semakin memperburuk keadaan. Ia menelan ludah dan menatap ke arah River dengan harapan bahwa suaminya akan memberikan dukungan atau setida
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

40. Menjadi Misteri

Pak Rahmat mengerutkan alisnya, matanya terus menatap jalan di depannya dengan kewaspadaan yang meningkat. “Sepertinya ada yang sengaja mau bikin onar, Bu Shiera,” jawabnya tegang, meskipun berusaha menjaga suaranya tetap tenang. Lelaki itu segera menurunkan kecepatan mobil, matanya mengawasi mobil di belakang mereka yang semakin mendekat. Shiera merasakan firasat buruk. Jantungnya berdetak semakin cepat, seiring dengan meningkatnya ketegangan di dalam mobil. “Apa maksudnya, Pak Rahmat? Siapa mereka?” tanyanya panik, tubuhnya mulai gemetar. Namun sebelum ia mendapat jawaban, mobil di belakang mereka berhenti mendadak di sisi kanan, memaksa Pak Rahmat juga berhenti. Pak Rahmat menatap Shiera melalui kaca spion, wajahnya tampak tegang. “Tetap di dalam, Bu. Saya akan lihat apa yang mereka inginkan.” Shiera tidak sempat berkata apa-apa ketika Pak Rahmat membuka pintu dan keluar dari mobil. Dengan langkah waspada, ia berjalan mendekati mobil yang baru saja menghentikan mereka. Sh
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status