Shiera terdiam sejenak sebelum menjawab. “Ya, cukup nyenyak,” jawabnya pendek, berusaha menyembunyikan kegelisahan di suaranya. River tidak mengatakan apa-apa, hanya duduk sambil memainkan garpunya. Tatapannya kosong, tetapi Shiera bisa merasakan ketegangan di antara mereka. Seolah mereka berdua sedang bermain sandiwara yang rumit, berpura-pura tidak saling peduli. Laura, yang duduk di ujung meja, mengamati mereka dengan pandangan penuh perhatian. “Kalian berdua terlihat tegang,” katanya sambil tersenyum tipis. “Tidak perlu canggung, Shiera. Anggap saja ini rumahmu sendiri.” Shiera memaksakan senyum, meskipun di dalam hatinya merasa semakin terjebak. Bukan hanya karena River dan Eliana, tetapi juga karena Laura, yang selalu memperhatikan setiap gerak-geriknya. Ia tahu, di rumah ini dia hanya menjadi pion dalam permainan mereka. Eliana menyentuh lengan River dengan lembut, tatapannya terfokus padanya. “Sayang, hari ini kamu sibuk di kantor?” tanyanya dengan nada lembut, seolah tak
Last Updated : 2024-10-19 Read more