Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini: Chapter 191 - Chapter 200

452 Chapters

Bab 191. Berjanjilah Untuk Terus Bersama

Kabar kecelakaan yang Evan alami membuat Arshen dengan cepat datang ke Berlin. Namun kedatangannya saat ini hanya sendirian dan tidak ditemani oleh Melody. Arshen dijemput oleh Jericho di bandara. Dia disambut oleh kedua cucunya yang juga ikut menjemputnya di bandara bersama Jericho dan James. Mereka pun langsung menuju rumah sakit, dan kini tengah berjalan di lorong rumah sakit menuju ke ruangan di mana Evan dirawat. "Opa ... Papaku sakit, Papa jatuh kemarin sama mobilnya rusak. Terus kepala Papa ada darahnya," ujar Pauline yang kini berada dalam gendongan Arshen. "Iya Nak, tapi kalian tidak usah khawatir. Papa kalian pasti baik-baik saja," jawab Arshen. "Papa hilang ingatan tidak, Paman? Karena kata teman Mama, kalau benturan di kepala Papa keras, papa jadi hilang ingatan terus lupa sama kita," ujar Exel mendongak menatap Jericho tanpa melepaskan genggaman tangan sang Opa. Jericho terkekeh mendengar apa yang Exel tanyakan padanya. "Tidak, Tuan kecil. Papanya Tuan kecil tidak
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 192. Kita Kembali Dalam Satu Atap

Hari demi hari telah berlalu, kondisi Evan sudah membaik pasca kecelakaan. Kini sudah lima hari lamanya dia baru pulang dari rumah sakit. Elizabeth lah wanita yang selama beberapa hari ini selalu berada di sampingnya, merawatnya, menemani Evan siang dan malam. Dan siang ini, Elizabeth nampak gelisah. Wanita itu tidak punya baju ganti lagi di rumah Evan, hingga dia harus meminta izin pada Evan untuk mengambil beberapa bajunya. Elizabeth berjalan ke lantai satu di mana Evan berada di sana, duduk memangku laptopnya. "Evan," panggil Elizabeth sembari berjalan cepat mendekati sang suami.Laki-laki itu menoleh. "Iya Eli, ada apa?" tanya Evan menatapnya. "Emm ... aku ingin meminta izin padamu, baju-bajuku di sini sudah aku bawa pulang semua. Dan aku tidak punya baju ganti, bajuku kemarin masih dicuci. Aku ingin mengambil pakaianku," ujar Elizabeth pada Evan. Wanita itu tertunduk meremas jemari tangannya. "Aku ... aku ingin di sini saja dengan anak-anak dan juga denganmu." Evan menarik
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 193. Pelukanmu Adalah Tempat Ternyaman

Beberapa hari kemudian. Elizabeth sudah menjalani hari-harinya seperti kemarin-kemarin lagi. Dia juga sudah kembali ke butiknya bersama dua buah hatinya yang selalu mengekori ke manapun Elizabeth pergi. Namun, Exel dan Pauline sore ini sudah merengek-rengek pada Elizabeth. Anak-anak itu mencari Papanya dan merajuk ingin jalan-jalan. "Ayo dong Ma ... kita berdua mau lihat badut kelinci di taman, Mama," ujar Exel memeluk tangan Elizabeth."Sebentar Sayang, Papa masih sibuk, Nak. Kita tunggu sebentar ya..." Elizabeth mengusap pucuk kepala Exel.Exel memang merengek-rengek, tapi tidak dengan Pauline. Anak itu kini menangis sekeras-kerasnya dan marah-marah pada Elizabeth. Entah kenapa, antara Pauline dan Exel, hanya Pauline yang sangat nakal dan mudah marah. Padahal dia anak perempuan. "Mama nakal! Pauline tidak sayang!" pekik anak itu menghentak-hentak kakinya di atas sofa. "Besok-besok Pauline tidak usah ikut Mama ke butik kalau marah-marah terus. Tadi minta cake sudah Mama belikan
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Bab 194. Kau Adalah Prioritasku

Setelah kemarin malam Evan memberikan kejutan tiket liburan ke Austria, Elizabeth dan anak-anaknya merasa begitu antusias. Pauline dan Exel juga selalu bertanya-tanya padanya kapan mereka akan berangkat. Seperti saat ini, saat Exel dan Pauline menemani Elizabeth mengemasi beberapa pakaian mereka. "Kapan kita berangkat liburannya, Ma? Pauline tidak sabar, tahu..," seru Pauline berbaring-baring di atas ranjang. "Sabar Sayang, besok kita berangkat.""Apa kita akan pergi ke rumah Nenek yang dulu, Ma?" tanya Exel sambil menata baju Pauline di dalam tas besarnya. "Iya. Kita akan pergi ke Salzburg, ke Hallstatt, pokoknya kita jalan-jalan di sana nanti sama Papa," jawab Elizabeth menjelaskan pada kedua anaknya. "Wahhh asik!" Exel bertepuk tangan dan berbinar-binar mendengarnya. Setelah Elizabeth selesai mengemasi beberapa baju-bajunya ke dalam koper, wanita itu berjalan keluar dari dalam kamar.Elizabeth menggendong Pauline yang kini tengah merengek meminta minum susu. Anak itu sejak pa
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Bab 195. Evan, Berjanjilah...

Akhirnya rencana Evan berjalan dengan sempurna, dia meminta James untuk menggantikannya di acara meeting perusahaan. Sedangkan Evan bersama Elizabeth, juga anak-anaknya pergi berlibur ke Austria. Dan baru beberapa jam yang lalu mereka sampai di Salzburg, tepat di sebuah rumah penginapan yang telah mereka sewa untuk beberapa hari. Elizabeth berdiri di balkon kamar penginapannya. Wanita itu menatap pemandangan kota Salzburg, dan pegunungan Festungsberg yang nampak sangat indah. 'Sudah bertahun-tahun lamanya aku tidak ke sini ... aku sangat merindukanmu Salzburg,' batin Elizabeth merasa senang dan sedih di saat bersamaan. Elizabeth yang diam melamun, tiba-tiba wanita itu merasakan seseorang merangkulnya dari belakang. "Kau pasti sangat merindukan tempat ini, iya kan, Sayang?" tanya Evan menatap wajah Elizabeth dari samping. "Heem, tentu saja. Sejak menikah denganmu, bahkan setelah aku pergi dulu bersama Daniel, aku juga langsung ke Jerman ... aku sangat merindukan Austria, Evan," j
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Bab 196. Evan, Aku Tidak Salah Melihat!

Setelah dari pagi hingga sore Elizabeth dan Evan jalan-jalan berkeliling kota Salzburg. Malam ini mereka datang ke sebuah rumah makan outdoor yang dipesan khusus untuk mereka saja. Elizabeth tengah duduk memangku Pauline usai menikmati hidangan makan malam yang ia pesan. Mereka masih ingin berada di sini, menikmati pemandangan malam kota Salzburg dari tempat yang cukup tinggi. "Bagus ya Ma, tempatnya," ujar Pauline turun dari pangkuan Elizabeth. "Iya dong, Sayang. Pauline tidak boleh jalan-jalan ke sana kemari ya ... nanti kalau Pauline hilang, Mama dan Papa mau mencari ke mana?" Elizabeth mengusap pipi gembil Pauline yang belepotan setelah dia memakan es krim. "Kalau Adik Pauline nakal, kita tinggal saja, Ma!" seru Exel tertawa. "Ihhh ... Kakak tidak boleh nakal, tahu! Pauline pukul nih!" pekik Pauline memarahi Kakaknya. Evan dan Elizabeth terkekeh melihat tingkah dua anaknya tersebut. Terlihat Pauline yang mulai berjalan-jalan di sekitar taman. Di belakangnya diikuti Exel, di
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 197. Tak Ingin Melihatmu Cemas

Sepanjangan perjalanan pulang, Elizabeth terlihat sangat cemas dan pikirannya sama sekali tidak bisa tenang. Hingga mereka semua sampai di penginapan. Elizabeth menggendong Pauline yang sudah tidur, Exel pun juga terlihat sangat mengantuk. Anak itu berjalan lebih dulu masuk ke dalam penginapan. "Ma, Exel mau tidur dulu ya," ujar anak itu mengucek kedua matanya. "Iya, Nak. Tolong jaga Adik Pauline ya, Sayang..." Elizabeth membaringkan Pauline di ranjang Exel. "Iya Ma, siap!" Setelah menidurkan Pauline di dalam kamar bersama Exel, barulah Elizabeth keluar dan berjalan mendekati Evan yang duduk di sebuah ruangan, laki-laki itu tengah melepaskan mantel hangatnya. Ekspresi gundah gulana yang terpancar di wajah ayu Elizabeth membuat Evan menatapnya lekat-lekat. "Elizabeth..." Evan mengulurkan tangannya meminta wanita itu mendekat. Elizabeth berdecak pelan mengusap wajahnya. "Evan, aku sama sekali tidak berbohong!" seru wanita itu sekali lagi. "Aku benar-benar melihat Clarisa di san
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 198. Keluarga Impian yang Evan Nantikan

Setelah hari berganti, pagi ini Evan mendapatkan telpon dari Asgar yang telah dia perintahkan untuk mencari tahu tentang Clarisa kemarin. Elizabeth juga berada di samping Evan pagi ini, dia ingin mendengarkan dari Asgar sendiri. "Bagaimana? Apa dia benar-benar pergi atau masih ada di tahanan?" tanya Evan di balik panggilan itu. "Masih ada Tuan. Kemarin saya meminta polisi yang langsung mengeceknya, dan Nyonya Clarisa masih berada di dalam sel tahanan," jelas Asgar pada Evan. Di sana, Evan langsung tersenyum tipis. "Syukurlah kalau begitu. Elizabeth kemarin melihat seorang wanita yang mirip dengan Clarisa saat kami liburan ke Austria," ungkap Evan pada ajudannya tersebut."Astaga ... Tidak Tuan, Nyonya Clarisa masih dalam tahanan. Dan masih sangat lama untuknya bisa bebas," jelas Asgar. "Baiklah, kalau begitu. Lanjutkan pekerjaanmu di kantorku, Gar," ujar Evan lagi. "Iya Tuan."Panggilan pun ditutup oleh Evan, laki-laki tampan berbalut kemeja putih itu langsung menoleh pada istri
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 199. Drama Pauline di Pagi Hari

Hari pertama Pauline bersekolah, ternyata tidak semudah yang Elizabeth bayangkan. Banyak drama yang Pauline buat di rumah pagi ini. Anak itu membuat Elizabeth pusing dan tak berhenti mengomel sejak petang tadi. Karena Pauline tantrum dan tidak mau bangun tidur, dan menolak untuk pergi bersekolah. "Sudah dong menangisnya, Sayang. Lihat itu Kakak sudah siap berangkat ke sekolah," ujar Elizabeth sembari memakaikan seragam sekolah pada Pauline. "Pauline tidak suka sekolah! Pauline sudah pintar! Huhh … Mama, kenapa harus bangun pagi-pagi Pauline-nya!?! Pauline mau di rumah saja nonton kartun kuda poni! Pauline tidak mau sekolah! Pauline tidak sayang Mama!" pekik anak itu melipat tangannya di dada dan bibirnya cemberut. "Mama tidak mau mendengar alasan apapun! Pauline harus sekolah, kalau tidak mau sekolah, tidak ada nonton kartun, tidak ada pergi jalan-jalan, tidak ada—""Iya ayo, ayo, ayo! Hihhh ... Mama nakal! Pauline tidak sayang! Pauline mau sayang Papa saja!" Pauline kembali menan
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Bab 200. Kedatangan Pengasuh Baru

"Halo Adelaide ... maaf aku belum bisa ke butik, anakku baru pertama masuk sekolah. Hari pertama sekolah Pauline sudah memukul temannya sampai menangis, aku jadi khawatir meninggalkannya…" Malam ini, Elizabeth tengah dihubungi oleh temannya untuk kesekian kalinya, ia juga meminta maaf pada Adelaide, selaku tangan kanannya di butik karena Elizabeth masih belum bisa datang ke sana. "Tapi Elize, Tuan Calister besok pagi ke sini mengantarkan semua kain pesanan kita! Aku besok ada pertemuan dengan Nyonya Bredley untuk membahas peragaan busana bulan depan!" seru Adelaide di balik panggilan itu. "Untuk sementara aku akan menghubungi dan meminta tolong pada Julio untuk menangani urusan tekstil, bila ada waktu besok aku akan ke sana," ujar Elizabeth sembari duduk di sofa ruang tengah. "Untuk desainnya aku kirimkan cepat malam ini padamu, berikan pada anak-anak untuk mengerjakan pola busananya, dan baru besok kita bahas untuk bahan kain katun apa yang cocok. Bagaimana?" "Hufffttt ... sampa
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
46
DMCA.com Protection Status