Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 196. Evan, Aku Tidak Salah Melihat!

Share

Bab 196. Evan, Aku Tidak Salah Melihat!

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-10-06 09:23:10

Setelah dari pagi hingga sore Elizabeth dan Evan jalan-jalan berkeliling kota Salzburg. Malam ini mereka datang ke sebuah rumah makan outdoor yang dipesan khusus untuk mereka saja.

Elizabeth tengah duduk memangku Pauline usai menikmati hidangan makan malam yang ia pesan. Mereka masih ingin berada di sini, menikmati pemandangan malam kota Salzburg dari tempat yang cukup tinggi.

"Bagus ya Ma, tempatnya," ujar Pauline turun dari pangkuan Elizabeth.

"Iya dong, Sayang. Pauline tidak boleh jalan-jalan ke sana kemari ya ... nanti kalau Pauline hilang, Mama dan Papa mau mencari ke mana?" Elizabeth mengusap pipi gembil Pauline yang belepotan setelah dia memakan es krim.

"Kalau Adik Pauline nakal, kita tinggal saja, Ma!" seru Exel tertawa.

"Ihhh ... Kakak tidak boleh nakal, tahu! Pauline pukul nih!" pekik Pauline memarahi Kakaknya.

Evan dan Elizabeth terkekeh melihat tingkah dua anaknya tersebut. Terlihat Pauline yang mulai berjalan-jalan di sekitar taman.

Di belakangnya diikuti Exel, di
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
waduh...apa Clarisa melarikan diri???atau ada seseorang yang mengeluarkannya??
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 197. Tak Ingin Melihatmu Cemas

    Sepanjangan perjalanan pulang, Elizabeth terlihat sangat cemas dan pikirannya sama sekali tidak bisa tenang. Hingga mereka semua sampai di penginapan. Elizabeth menggendong Pauline yang sudah tidur, Exel pun juga terlihat sangat mengantuk. Anak itu berjalan lebih dulu masuk ke dalam penginapan. "Ma, Exel mau tidur dulu ya," ujar anak itu mengucek kedua matanya. "Iya, Nak. Tolong jaga Adik Pauline ya, Sayang..." Elizabeth membaringkan Pauline di ranjang Exel. "Iya Ma, siap!" Setelah menidurkan Pauline di dalam kamar bersama Exel, barulah Elizabeth keluar dan berjalan mendekati Evan yang duduk di sebuah ruangan, laki-laki itu tengah melepaskan mantel hangatnya. Ekspresi gundah gulana yang terpancar di wajah ayu Elizabeth membuat Evan menatapnya lekat-lekat. "Elizabeth..." Evan mengulurkan tangannya meminta wanita itu mendekat. Elizabeth berdecak pelan mengusap wajahnya. "Evan, aku sama sekali tidak berbohong!" seru wanita itu sekali lagi. "Aku benar-benar melihat Clarisa di san

    Last Updated : 2024-10-06
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 198. Keluarga Impian yang Evan Nantikan

    Setelah hari berganti, pagi ini Evan mendapatkan telpon dari Asgar yang telah dia perintahkan untuk mencari tahu tentang Clarisa kemarin. Elizabeth juga berada di samping Evan pagi ini, dia ingin mendengarkan dari Asgar sendiri. "Bagaimana? Apa dia benar-benar pergi atau masih ada di tahanan?" tanya Evan di balik panggilan itu. "Masih ada Tuan. Kemarin saya meminta polisi yang langsung mengeceknya, dan Nyonya Clarisa masih berada di dalam sel tahanan," jelas Asgar pada Evan. Di sana, Evan langsung tersenyum tipis. "Syukurlah kalau begitu. Elizabeth kemarin melihat seorang wanita yang mirip dengan Clarisa saat kami liburan ke Austria," ungkap Evan pada ajudannya tersebut."Astaga ... Tidak Tuan, Nyonya Clarisa masih dalam tahanan. Dan masih sangat lama untuknya bisa bebas," jelas Asgar. "Baiklah, kalau begitu. Lanjutkan pekerjaanmu di kantorku, Gar," ujar Evan lagi. "Iya Tuan."Panggilan pun ditutup oleh Evan, laki-laki tampan berbalut kemeja putih itu langsung menoleh pada istri

    Last Updated : 2024-10-06
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 199. Drama Pauline di Pagi Hari

    Hari pertama Pauline bersekolah, ternyata tidak semudah yang Elizabeth bayangkan. Banyak drama yang Pauline buat di rumah pagi ini. Anak itu membuat Elizabeth pusing dan tak berhenti mengomel sejak petang tadi. Karena Pauline tantrum dan tidak mau bangun tidur, dan menolak untuk pergi bersekolah. "Sudah dong menangisnya, Sayang. Lihat itu Kakak sudah siap berangkat ke sekolah," ujar Elizabeth sembari memakaikan seragam sekolah pada Pauline. "Pauline tidak suka sekolah! Pauline sudah pintar! Huhh … Mama, kenapa harus bangun pagi-pagi Pauline-nya!?! Pauline mau di rumah saja nonton kartun kuda poni! Pauline tidak mau sekolah! Pauline tidak sayang Mama!" pekik anak itu melipat tangannya di dada dan bibirnya cemberut. "Mama tidak mau mendengar alasan apapun! Pauline harus sekolah, kalau tidak mau sekolah, tidak ada nonton kartun, tidak ada pergi jalan-jalan, tidak ada—""Iya ayo, ayo, ayo! Hihhh ... Mama nakal! Pauline tidak sayang! Pauline mau sayang Papa saja!" Pauline kembali menan

    Last Updated : 2024-10-07
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 200. Kedatangan Pengasuh Baru

    "Halo Adelaide ... maaf aku belum bisa ke butik, anakku baru pertama masuk sekolah. Hari pertama sekolah Pauline sudah memukul temannya sampai menangis, aku jadi khawatir meninggalkannya…" Malam ini, Elizabeth tengah dihubungi oleh temannya untuk kesekian kalinya, ia juga meminta maaf pada Adelaide, selaku tangan kanannya di butik karena Elizabeth masih belum bisa datang ke sana. "Tapi Elize, Tuan Calister besok pagi ke sini mengantarkan semua kain pesanan kita! Aku besok ada pertemuan dengan Nyonya Bredley untuk membahas peragaan busana bulan depan!" seru Adelaide di balik panggilan itu. "Untuk sementara aku akan menghubungi dan meminta tolong pada Julio untuk menangani urusan tekstil, bila ada waktu besok aku akan ke sana," ujar Elizabeth sembari duduk di sofa ruang tengah. "Untuk desainnya aku kirimkan cepat malam ini padamu, berikan pada anak-anak untuk mengerjakan pola busananya, dan baru besok kita bahas untuk bahan kain katun apa yang cocok. Bagaimana?" "Hufffttt ... sampa

    Last Updated : 2024-10-07
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 201. Exel Tidak Menyukai Pengasuh Itu!

    Evan melangkah menuju ke kamar Exel, dan ia akan membujuk putranya yang tiba-tiba merajuk tersebut. Anak laki-laki itu menoleh cepat saat pintu kamarnya dibuka oleh sang Papa, namun Exel kembali fokus pada kegiatannya, dia menata beberapa bukunya di dalam lemari buku. "Exel, kenapa tadi bersikap seperti itu? Papa dan Mama tidak pernah mengajari Exel untuk tidak sopan pada orang yang lebih tua darimu, Nak..." Evan mendekati sang putra. Exel mendengus pelan melemparkan bola basketnya ke dalam sebuah keranjang. "Exel sudah besar Pa, Exel tidak mau diasuh! Lagi pula ... Exel lebih baik merawat diri sendiri saat Mama sibuk, daripada harus diurus orang lain. Mama juga, harusnya Mama mengurus Adik Pauline saja, tidak usah memikirkan Exel! Exel ini sudah besar sekarang!" pekik anak itu menjelaskan dengan wajah kaku, persis seperti Evan yang sedang marah. Evan langsung mengangguk. "Baiklah kalau Exel tidak mau juga tidak papa. Mama kan sibuk, Sayang ... jadi perlu pengasuh untuk menjaga a

    Last Updated : 2024-10-07
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 202. Pengasuh itu Benar-benar Menyebalkan!

    Sudah tiga hari berlalu, Elizabeth kembali menjalani hari-harinya yang sibuk di butik miliknya. Wanita itu juga sudah menyerahkan urusan anak-anaknya pada Tania, pengasuh baru untuk Pauline dan juga Exel. Kedua anak itu siang ini baru saja pulang sekolah. Exel merasa senang karena Pauline mau bermain dengannya di taman rumah, setelah kemarin-kemarin dia menolak bermain bersama Exel. "Nona kecil, ayo makan dulu ... setelah makan siang bisa bermain lagi." Suara Tania membuat Exel dan Pauline menolak. Pauline langsung berjalan cepat mendekati pengasuhnya. Anak itu duduk di atas rumput tebal dan dia menatap sepiring makanan yang dibawa oleh Tania."Pauline mau kuning telurnya saja, Nanny ... tidak suka putihnya," ujar anak itu. "Okay, sebentar ya, Nona kecil yang cantik..." Tania menyisihkan bagian makanan yang tidak disukai oleh Pauline. Wanita itu melirik Exel yang diam dan berbaring di atas rumput memainkan mainan milik Pauline. "Tuan Kecil mau makan siang bersama? Mau Nanny sua

    Last Updated : 2024-10-08
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 203. Kesalahpahaman dan Pertengkaran Kecil

    Keesokan paginya, Elizabeth berangkat lebih awal ke butik lebih dahulu bersama sopir pribadinya karena ada urusan mendadak. Dan Evan kini masih bersiap-siap untuk segera pergi ke kantor. Karena hari ini anak-anaknya libur sekolah, Evan sedikit lebih tenang. Hanya saja ia harus mengantarkan Exel ke tempat latihan basket sebentar lagi. "Selamat pagi Tuan," sapa Tania yang kini berada di ruang makan bersama Pauline. "Nyonya tadi bilang pada saya, sudah menyiapkan bekal untuk Tuan." Evan mengangguk. "Ya, dia selalu membawakan bekal untuk setiap pagi," jawab Evan. Wanita itu diam dan kembali menyuapi Pauline yang duduk di atas meja. "Sayang, Papa berangkat dulu ya ... Pauline tidak boleh nakal di rumah dengan Nanny Tania, okay?" Evan mengecup kedua pipi gembil putrinya. "Papa hati-hati ya, Pa! Muahh...!" Pauline dengan lucunya dia bercium jauh dengan tangan mungilnya pada sang Papa. Evan terkekeh gemas dan ia kembali melambaikan tangannya sebelum muncul Exel dari lantai dua. "Pa, a

    Last Updated : 2024-10-08
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 204. Elizabeth Kali ini Benar-benar Cemburu!

    Setelah keributan kecil kemarin malam, Elizabeth dan Evan kembali seperti biasanya. Dan Elizabeth hari ini pulang saat hari sudah gelap karena adanya pertemuan penting dengan beberapa rekan kerjanya.Elizabeth juga sudah meminta izin pada Evan. Hingga malam ini dia sampai di rumah pukul tujuh tepat. Elizabeth berjalan masuk ke dalam rumah, langkahnya terhenti saat dia melihat Tania keluar dari ruangan kerja Evan. "Apa yang dia lakukan di ruang kerja Evan?" Elizabeth bertanya-tanya. Saat itu juga ia melangkah menuju ke ruangan kerja sang suami. Elizabeth membuka pintunya tanpa permisi, hingga Evan dan Jericho menatapnya dengan tatapan terkejut. "Sayang, kau sudah pulang? Bagaimana acaranya tadi?" tanya Evan pada sang istri, bahkan dia menutup laptopnya saat Elizabeth melangkah mendekat. Evan mengulurkan tangannya, namun Elizabeth tidak meresponnya. Justru istrinya memberikan tatapan yang penuh tanda tanya besar pada Evan. "Ada apa? Kenapa pulang-pulang kesal begini, hem?" tanya E

    Last Updated : 2024-10-08

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 507. (PAULINE STORY) Sosok Laki-laki yang Setia

    Pauline menuruti keinginan Alicia yang meminta jalan-jalan bersama Xander pagi ini. Meskipun situasi tampak canggung yang terjadi antara Xander dan Pauline saat ini, namun justru Pauline lah yang banyak diam, karena Xander sibuk berbincang dengan Alicia. "Papa, jadi lihat ikan lumba-lumba kan, Papa?" Anak perempuan kecil itu duduk di pangkuan sang Mama dan menoleh pada Xander yang tengah mengemudi. "Jadi dong, Sayang. Papa kan sudah janji dengan Alicia," jawab Xander terkekeh. "Asikk...! Nanti pulangnya kita beli es krim ya, Pa..." "Iya, Sayang." Xander tersenyum manis menatap wajah Alicia yang terlihat begitu berbinar berbunga-bunga. Anak perempuan itu menyandarkan kepalanya di dada sang Mama. Pauline menoleh pada Xander yang kini tampak begitu bahagia. Ia tidak tahu banyak tentang laki-laki ini selama lima tahun terakhir. Hanya saja, setahu Pauline kalau Xander memang belum menikah atau memiliki pasangan. "Kau tidak sibuk kan, hari ini?" tanya Pauline memecah keheningan. "Sa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 506. (PAULINE STORY) Sosok Papa yang Diinginkan Alicia

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alicia tampak sudah bangun dan anak itu terlihat jauh sangat bersemangat. Pauline tidak tahu apa yang membuat anaknya begitu antusias, di sisi lain ia hanya pandai menebak kalau kemungkinan besar Xander lah yang membuat Alicia begitu senang."Mama ... ayo cepat, Alicia mau mandi!" pekik anak itu memanggil Pauline yang masih sibuk di dapur. "Mama...!" "Iya, Sayang sebentar!" Elizabeth terdengar menyahuti teriakan cucu kesayangannya. Sampai tak lama kemudian barulah Pauline muncul dan wanita muda itu naik ke lantai dua menemui si kecil yang langsung memasang wajah protes karena Mamanya terlalu lama. "Kenapa, Sayang? Tumben jam segini sudah bangun, hm?" Pauline langsung mengangkat tubuh Alicia dan mengecupi pipinya."Mama, Alicia mau mandi, terus ganti baju yang bagus warna merah muda!" serunya, antusias. "Alicia juga mau pakai sepatu yang merah muda, pakai jepit yang lucu, Mama..." Pauline terkekeh mendengarnya. "Memangnya Alicia mau ke mana, Saya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 505. (PAULINE STORY) Alicia Ingin Punya Seorang Papa

    Sementara di dalam kamar, Pauline panik saat ia terbangun dari tidurnya, wanita muda itu tidak menemukan putrinya. Padahal sudah jelas-jelas tadi saat ia tertidur, Alicia ada di sampingnya. "Ya ampun, ke mana Alicia malam-malam begini!" pekik Pauline kebingungan. Wanita muda bertubuh langsing itu berjalan membuka pintu kamar mandi, dan anaknya tidak ada. Pauline menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Buru-buru Pauline keluar dan ia berjalan ke lantai satu. Di sana sepi, hanya ada suara beberapa orang di ruang tamu. Sampai Pauline berjalan ke depan dan kemunculannya disambut oleh Papa dan Kakaknya, juga rekan-rekannya. "Pa ... Papa melihat Alicia?" tanya Pauline panik.Evan menunjuk ke arah depan dengan dagunya. Laki-laki itu tampak tidak ragu dengan Xander, apalagi saat Evan tahu, selama Pauline pergi, Xander masih setia sendiri dan dia bilang kalau suatu saat dia kukuh ingin menemukan Pauline. Evan benar-benar melihat kesungguhan itu, hingga ia tidak membuat jarak antara

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 504. (PAULINE STORY) Sosok Papa untuk Alicia

    Hari sudah malam, Pauline tertidur nyenyak memeluk Alicia. Tetapi anak kecil itu belum juga terlelap. Alicia memeluk botol susunya dan diam menatap ke arah langit-langit kamarnya sambil mengoceh sendiri. "Mama capek, Alicia nakal terus, jadi Mama bobo cepat-cepat..." Anak itu mengerucutkan bibirnya. "Alicia mau punya Papa yang baik, biar seperti Kakak kembar. Emmm, Papanya Alicia pergi jauh dibawa Tuhan," ocehnya dengan mata lebarnya yang mengerjap. Anak bertubuh mungil dengan balutan piyama hangat berwarna ungu muda itupun perlahan-lahan merangkak turun dari atas ranjang. Alicia berjalan membawa botol susunya dan keluar dari dalam kamar, setelah ia tahu pintu kamar tidak ditutup rapat. Dengan langkah kecilnya, anak itu berjalan menuruni anak tangga. "Aduh ... aduh ... anak tangganya sangat banyak. Alicia harus hati-hati. Satu, dua, satu, dua!" seru anak itu dengan suara mungilnya. Tampak di ruang tamu, beberapa orang laki-laki yang tengah berada di sana, sibuk membahas pekerja

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 503. (PAULINE STORY) Siapa Papanya Alicia?

    Napas Pauline tercekat saat ia melihat sosok Xander berdiri di depannya dengan ekspresi yang sama kagetnya dengan Pauline. Belum lagi Alicia yang kini memeluk kaku Xander dan anak itu berisik terus meminta gendong. "Om, itu Mamaku, ayo ... Alicia mau gendong. Katanya kalau bertemu Alicia mau digendong lagi! Ayoo, gendong!" pekik Alicia berjinjit-jinjit mengulurkan tangannya pada Xander.Lamunan Xander buyar karena anak itu, ia menunduk dan tersenyum pada Alicia. "Iya, Sayang..." Xander langsung menggendong Alicia dan mengangkat tubuh mungil itu dalam pelukannya sebelum ia berjalan mendekati Pauline yang masih diam membeku di tempatnya. Alicia tersenyum lebar memeluk leher Xander dan menyandarkan kepalanya di sana. "Om, Alicia kok tahu kalau Alicia di sini?" tanya anak itu. "Tentu saja Om tahu, Sayang," jawab Xander. Pauline mengerjapkan kedua matanya dan napasnya terengah tiba-tiba. Ia tercengang melihat pemandangan di hadapannya saat ini. Sejak kapan Alicia dekat dengan Xand

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 502. (PAULINE STORY) Pertemuan Tak Terduga

    Sepulang dari jalan-jalan bersama Exel beberapa menit yang lalu, tampak Alicia begitu gembira. Anak itu mengoceh ini dan itu sambil menunjukkan mainannya pada sang Mama. Ditemani Elizabeth dan juga Evan yang bersama mereka sekarang. "Wahh ... banyak sekali mainannya, Sayang?" tanya Elizabeth mengecupi pipi cucunya. "Papa Exel sama Mama Tante yang belikan buat Alicia, Oma. Terus ini boneka panda dari Kakak Vano," ujar anak itu menata semua bonekanya di atas sofa ruang keluarga. "Persis sekali dengan Pauline saat masih kecil," sahut Evan. Elizabeth menoleh. "Oh ya, Pa?" "Iya, Sayang." Pauline terkekeh geli, sampai akhirnya Alicia menarik lengan sang Mama. "Mama ayo tidur, Alicia mau tidur sama Mama," seru anak itu. "Ayo, Maa...!" Evan menatap putrinya. "Sudah, sudah, cepat anak Alicia tidur, Nak," ujarnya. "Iya, Pa." Pauline memasukkan semua boneka-boneka milik Pauline ke dalam paper bag ukuran besar dan membawanya naik ke lantai dua. Alicia tampak sangat ceria dan banyak be

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status